Mulai ada bisikan di relung kepala Rimba Larang, bisikan ini berasal dari Asura yang berada di dalam dimensi lain. Sejatinya, meskipun Asura meminjamkan kekuatannya kepada manusia, pada sesekali waktu, dia akan memberi arahan terhadap manusia yang bersekutut dengan dirinya.
Dia akan menggiring manusia itu untuk berbuat jahat, lebih kejam, dan lebih mengerikan. Ketika asura itu terlihat puas dengan pekerjaan manusia itu, dia akan memberikan energi kegelapan dalam jumlah yang lebih besar dari sebelumnya.
Inilah kenapa semua pendekar yang telah bersekutu dengan kegelapan cendrung melakukan kejahatan dibandingkan dengan kebaikan.
"BUNUH!" teriak Asura di dalam relung kepala Rimba Larang.
Suara asura bukan hanya petunjuk bagi manusia yang telah bersekutu dengan dirinya, tapi pula penguat mental dan jiwa pendekar tersebut.
Dalam keadaan sekarang, sura dan bisikan Asura, adalah cara terbaik untuk menahan seran
Terima kasih karena telah mendukung Lanting, selebihnya jika kalian berkenan silahkan baca novel Legenda kitab surgawi dari Acan Kun. Oh ya, kiranya berkenan tolong folow IG Colin untuk mendapatkan berita tentang buku-buku selain Lanting, atau pendahulu buku Lanting dahulu.
Suara itu semakin jelas di kepala Rimba Larang, mengusik dirinya dengan bisikan-bisikan. Kebimbangan mulai dirasakan oleh Rimba Larang saat ini.Apakah yang terjadi jika dia bersatu dengan bangsa asura, dengan sepenuhnya. Apakah dia masih memiliki kendali atas dirinya sendiri?Namun, di sisi lain, Rimba Larang menatap Lanting Beruga dengan penuh ketakutan. Kekuatan pemuda itu diluar akal sehat, dengan level Rimba Larang saat ini, bagaimana bisa pemuda itu bisa mengalahkan dirinya, hingga babak belur seperti ini."Rimba Larang, kita akan membunuh pemuda itu, lebih dari itu kita bisa menguasai dunia persilatan." Terdengar lagi suara bisikan di kapala Rimba Larang. "Kita bisa membunuh dirinya, serahkan semuanya pada diriku."Rimba Larang belum melakukan tindakan apapun, kepalanya masih berisi banyak pertanyaan dan kekhawatiran.Sebagai pendekar yang menguji Teknik Terlarang Energi Kegelapan, Rimba Larang tidak bisa mengatakan teknik tersebut aman 100%
Mata kiri Lanting Beruga berdenyut kuat saat ini, ketika mahluk itu mulai mengintimidasinya dengan tatapan yang tajam. Namun, mata kiri malah melakukan hal yang sebaliknya, dia mengirim energi batin dalam jumlah yang begitu banyak, bahkan tanpa disadari oleh Lanting Beruga sendiri. Merasakan ada perlawanan yang begitu kuat, Rimba Larang atau kini dikenal sebagai Asura Rimba Larang sedikit terkejut melihat kehebatan mata kiri Lanting Beruga. Percikan energi tak kasat mata terjadi di antara Lanting Beruga dan Asura Rimba Larang. Meski demikian, dampak benturan dua kekuatan mata itu membuat seluruh binatang yang berada pada radius ratusan depa mendadak mati karena ketakutan. Jikalah tumbuhan bisa mati dalam seketika, mungkin pula akan mati saat ini karena benturan dua kekuatan mata itu. Ya, tampaknya sifat dasar mata asura level tinggi adalah menjatuhkan mental lawannya, atau lebih dari itu menghancurkan jiwa mereka. Namun meskipun
65% kekuatan Roh Api mulai masuk ke dalam tubuh Lanting Beruga, membuat wajahnya terlihat merekah seperti gunung merapi yang akan meletus.Wsuh.Lanting Beruga memilih untuk bergerak lebih dahulu, menyerang Asura Rimba Larang yang masih diliputi dengan ketakutan. Mahluk itu masih memikirkan mata kiri Lanting Beruga, yang berasal dari ras asura kuno.Sementara dia tertegun, Lanting Beruga telah berada tepat di hadapan dirinya, sambil mengayunkan pedang.Terjadi pertukaran ratusan serangan antara mereka berdua dalam waktu beberapa menit saja. Sejauh ini mereka berdua terlihat cukup seimbang, tapi lambat-laun Lanting Beruga mulai mendominasi pertarungan.Pemuda itu mulai menggunakan teknik angkara jagat. Meskipun masih jauh dikatakan dengan sempurna, tapi itu lebih baik dari pedang bayangan atau teknik yang lain."Ahkkk!" teriakan asura terdengar lagi, begitu keras hingga mengandung gelombang kejut yang menghempaskan semua benda di sekitarnya.
65% kekuatan Roh Api disalurkan pada pedang sisik naga hijau kali ini, tidak ada yang tersisa bahkan di dalam tubuh Lanting Beruga sekalipun. Semuanya menggumpal pekat di dalam pedang. Ketika Asura itu masih dalam keadaan terpaku karena pengarauh mata asura Lanting Beruga, pemuda itu menyerang mahluk tersebut sekuat tenaga. Energi yang dihasilkan oleh pedang sisik naga hijau, berbentuk bulan sabit yang bergerak menukik ke bawah. Seolah Lanting Beruga sengaja menjatuhkan benda ke bawah, sementara Asura menahan kejatuhan benda tersebut. Menggunakan Jurus Angkara Jagat memang berat, karena hal itulah Lanting Beruga engggan memakai teknik tersebut. Begitu beratnya, Lanting Beruga hanya dapat menggunakan jurus itu paling banyak dua kali dalam satu minggu. Semakin pekat energi roh api yang mengaliri pedang sisik naga hijau, semakin berat pula jurus tersebut. Karena hal inilah, Lanting Beruga menyerang dari arah yang lebih tinggi, agar setela
Sementara itu, situasi di seluruh Aliran Darah Besi mulai tidak stabil semenjak Lanting Beruga membuat onar di Kota Pertengahan.Apalagi mulai muncul rumor yang menyatakan jika sosok Lanting Beruga, sengaja melakukan kekacauan itu hanya untuk menjatuhkan Aliran Darah Besi.Beberapa petinggi Aliran Markas Pusat mendesak agar Ketua Agung mencari keberadaan Lanting Beruga, untuk dimintai pertanggung jawabannya.Desakan ini didasari oleh surat peringatan dari Serikat Naga, yang berisi perintah penyerahan pemuda tersebut.Jika dalam 3 bulan setelah surat peringatan itu dikirimkan dan tidak ada tanggapan dari Aliran Darah Besi, amak Serikat Naga akan menghancurkan Aliran Darah Besi dimana pun mereka berada."Apa yang harus kita lakukan?" tanya para petinggi aliran darah besi. "Kita selalu melakukan rapat seperti ini, membahas mengenai pemuda itu, tapi akan tetap percuma jika dirinya tidak berada di sini.""Kita ini membicarakan orang y
Mendengar ucapan tersebut, semua orang mendadak tercengang. Ada yang menggaruk kupingnya, hanya untuk memastikan pendengaran mereka tidak bermasalah. Pemuda itu masih dibahas hari ini dan menimbulkan perselisihan di antara banyak para petinggi Aliran Darah Besi, lalu kini datang informasi mengejutkan mengenai pemuda itu pula. "Jangan berbohong!" Bentak Ketua Aliran Utara. "Kau bisa dihukum gantung, karena membawa informasi palsu!" "Kami telah disumpah untuk berkata yang sebenarnya," ucap mata-mata tersebut, "Ketua Aliran Barat memimpin pasukan Utara untuk menyerang prajurit dan pendekar Kekaisaran Tang, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Pertarungan itu hanya terjadi beberapa jam saja, sebelum semua kekuatan Kekaisaran Tang hancur luluh lantah oleh Ketua Aliran Barat." Semakin di pahami semakin otak mereka sulit mencerna informasi yang dijelaskan oleh mata-mata tersebut. Tentu ada banyak pertanyaan yang menyelimuti pikiran mereka
Lanting Beruga belum memutuskan akan kembali ke markas utama untuk beberapa hari ke depan, ini sebelum kondisi wilayah utara menjadi cukup baik. Paling tidak, para penjaga wilayah barat telah mampu mengusir prajurit dan pendekar dari Kekaisaran Tang.Pemuda itu juga telah mengirim dua orang utusan untuk menyampaikan pesan kepada Ketua Agung, mengenai keadaanya di wilayah utara.Jika dalam beberapa hari ke depan, tidak ada serangan dari Kekaisaran Tang, maka dia akan kembali ke Markas Utama dan bertanggung jawab atas kekacauan yang telah dibuatnya.Bagaimanapun, saat ini hal terpenting bagi Lanting Beruga adalah melindungi batas wilayah Aliran Darah Besi.Hari ini dia berdiri di atas menara pengintai yang dibuat ala kadarnya dengan susunan bambu dan kayu.Mata asuranya menatap ke depan, mencoba memastikan musuh tidak akan menyerang dalam beberapa hari ke depan. Ini bisa membuatnya sedikit bersantai dan melanjutkan latihan.Perbuatan Mata Asur
Tidak ada sahutan dari mata itu, hanya diam membisu dengan sesekali denyutan pelan dari mata asura. Denyutan itu terlihat seperti lubang di atas kepala Lanting, mengecil dan membesar. Entah sudah berapa kali Lanting Beruga bertanya, tetap saja mata itu tidak memberikan jawaban, dan hal ini membuat dia mulai kesal. Pemuda itu menghempaskan punggungnya di tepi telaga, sambil menggerutu panjang pendek. Sial, dia telah berada di alam bawah sadar dengan cukup lama. Telah dua hari dia melakukan meditasi di alam sadar, dan membuat beberapa pendekar aliran utara mulai bertanya-tanya. "Ketua Aliran Barat masih melakukan latihan tertutup?" salah satu dari petinggi bertanya pada salah satu pelayan yang bertugas menyiapkan makanan untuk pemuda tersebut. Biasanya, setiap makanan yang dibawa setiap lepas sore, akan langsung habis dimakan oleh pemuda itu, tapi beberapa hari ini makanan itu tidak terjamah sedikitpun. "Apa makanan yang kau buat tidak e