Lanting Beruga jelas terkejut, orang tua paling kuat di sekte Awan Berarak menghunuskan pedang ke arah dirinya, hanya untuk melihat apakah dia adalah pusaka yang diramalkan itu, atau bukan.
Namun beberapa saat kemudian, riak wajah Lanting Beruga menjadi begitu tenang. Segala ketakutan yang ada mendadak lenyap.
"Mahasepuh, jelas kau tidak percaya mengenai siapa diriku ini, begitupun dengan diriku," ucap Lanting Beruga, berdiri lalu kemudian membersihkan tanah yang menodai pakaiannya. "Kau harus tahu, Dewa Beralis Tebal lah yang membawaku ke sini, dan Nyai Trang Hati yang mengatakan aku adalah salah satu dari 12 pusaka, tapi jika kau menganggap aku adalah penipu, jelas aku tidak terima."
Lanting Beruga kemudian menarik pedang patah dari dalam sarungnya, membuat Gadhing menjadi sedikit terkejut.
Gadhing telah melepaskan tekanan tenaga dalam untuk menakuti Lanting Beruga, tapi sayangnya pemuda itu tidak bisa merasakan tekanan tersebut. Yang dia tahu han
Tidak pernah murid belajar di dataran kuno, bahkan generasi sebelum Lanting Beruga. Mengetahui jika murid baru itu mendapat didikan spesial dari Nyai Anjani, membuat banyak murid menjadi iri. Lagipula ada apa dengan Dataran kuno itu. Lanting Beruga tiba di tempat tujuan, sebuah bangunan besar yang telah hancur di banyak sisi. Cukup luas halaman bangunan itu, dan itulah Dataran Kuno tersebut. Di tempat ini, dulunya Nyai Anjani muda dan teman-temannya berlatih di bawah bimbingan Mahasepuh hebat, Ki Alam Sakti. Namun sekarang tidak ada apapun di tempat ini, cukup sepi kecuali hanya ada beberapa binatang yang berkeliaran di tempat ini. "Selama dua tahun ke depan, kau akan terus tinggal di tempat ini, aku akan mengajari semuanya," ucap Nyai Anjani. Nyai Anjani mengira jika Lanting Beruga tidak setuju dengan keputusan itu, tapi siapa menduga jika Lanting Beruga seakan terpikat dengan tempat ini. Bukannya merasa tertekan, Lanting Beruga malah terseny
Menyerang dengan semua kemampuan, itu artinya Lanting Beruga harus menggunakan kekuatan Roh Api. Mode Cahaya Api.Latih tanding antara Nyai Anjani melawan Lanting Beruga berlangsung cukup lama. Untuk mengimbangi muridnya, Nyai Anjani harus menurunkan level kependekaran dirinya."Bagus Lanting, hanya dalam beberapa waktu singkat kau sudah semakin mahir menggunakan pedang itu," ucap Nyai Anjani.Namun pujian itu tidak lantas membuat Lanting Beruga menjadi senang, dia malah bertambah semakin kesal.Lanting Beruga telah menggunakan mode cahaya api untuk menyerang Nyai Anjani, tapi dari sisi manapun dia menyerang wanita tua itu berhasil membalikan ke adaan.Hanya dengan ranting bunga mawar, bagaimana wanita ini bisa menahan tebasan pedang Lanting Beruga? pemuda itu semakin prustasi.Plak ....Lanting Beruga terkena tebasan ranting bunga mawar, begitu pelan tapi efeknya membuat pemuda itu melambung tinggi dan nyaris menghantam p
Berteriak habis suara Lanting Beruga, tentu saja tidak ada yang sudi menyelamatkan pemuda itu. Tadi dia baru saja berteriak dan menantang siluman apapun, dan kini malah meminta tolong, otak pemuda itu tampaknya sudah bermasalah.Beberapa saat kemudian, Lanting Beruga mulai membaik, entah kenapa tampaknya efek racun dari ulat berbulu itu tidak berhasil membunuh dirinya.Roh api membantu menetralkan semua racun yang masuk ke dalam tubuh pemuda itu."Hahahaha ...hampir saja aku mati," ucap Lanting Beruga, pandangannya kemudian tertuju kepada ulat besar yang mungkin mulai takut saat ini. Ulat itu hendak berlari, barang kali, tapi dia bukan kuda, ulat tentu tidak bisa berlari cepat. "Mau kemana kau siluman berbulu?" Lanting Beruga semakin tersenyum sinis, sekekali tertawa mengerikan.Dia mencabut pedang, dan bergerak cepat untuk melumpuhkan ulat itu. Mula-mula bulu di tubuhnya bisa mengeras, membuat serangan Lanting Beruga tidak mempan. Namun kemudian dia meng
Lanting Beruga kembali ke dataran kuno dengan banyak sumber daya pelatihan berkualitas baik. Beberapa sumber daya itu memang dikhususkan untuk meningkatkan level otot seseorang, dan selebihnya untuk meningkatkan kekuatan tulang.Dengan bantuan Roh Api, Lanting Beruga berhasil menyerap semua sumber daya pelatihan itu, hanya dalam beberapa hari saja, tidak lebih dari 7 hari.Namun rupanya, semakin tinggi level tulang atau otot seseorang, semakin sulit pula dia meningkatkan ke tahap yang lebih tinggi."Nyaris tidak meningkat," ucap Lanting Beruga, setelah dia memeriksa tulang di tubuhnya. "Namun masih beruntung, rupanya ototku masih bisa berkembang cepat."Setelah berhasil menyerap semua sumber daya pelatihan tersebut, Lanting Beruga kembali mengasah Jurus Bisikan Dewa Kematian.Sesekali dia menggunakan mode Cahaya Api, membuat pergerakannya jauh lebih cepat dari sebelumnya.Hal baik lainnya adalah, dia bisa bertahan lebih lama ketika menggunak
Dari pemilik Toko, Lanting Beruga diberi sebuah daftar siluman yang berharga rendah sampai ke harga yang mahal.Siluman yang telah mencapai usia 500 tahun lebih, memiliki kualitas mustika level sedang, sementara yang lebih dari 1000 tahun memiliki kualitas yang sangat tinggi.Dengan kekuatannya saat ini, Lanting Beruga tampaknya tidak akan sanggup untuk mengincar mustika level tinggi. Para siluman yang berusia 1000 tahun memiliki daya serang yang benar-benar mematikan. Konon mereka setara dengan pendekar level tanding, ini lebih kuat dari pendekar level emas sekalipun.Lanting Beruga masuk ke dalam hutan belantara, lebih dalam lagi, dan lebih dalam lagi. Tidak banyak siluman level sedang di tepian hutan, yang ada adalah siluman-siluman kelas rendah.Sampai beberapa hari lamanya, di dalam hutan belantara, Lanting Beruga mendengar suara longlongan serigala.Dia bergerak cepat ke arah suara itu, "Serigala bulu perak, salah satu siluman level sedang,"
Berburu siluman singa emas tidak mudah, hal pertama yang jadi kendala adalah keberadaan mahluk itu cukup langkah.Umumnya singa itu berumur sekitar 750 tahun atau lebih, tapi catatan belum pernah memberi tahu jika ada singa emas berusia 1000 tahun.Semakin tua usia singa itu, semakin bagus pula mustika yang dimilikinya. Dan bukan hanya itu, konon daging lebih kuat dari pada daging siluman yang lain.Lanting Beruga penuh semangat, dia tidak akan membunuh siluman kecil kecuali jika mereka mulai menganggu perjalanan dirinya.Namun sayangnya, pencariannya selama tiga hari lamanya sia-sia. Dia tidak menemukan keberadaan singa emas itu, meski telah masuk ke dalam wilayah terdalam hutan rimba ini.Lanting Beruga berhenti di sebuah ngarai yang panjang. Dia mendongak ke bawah, ada banyak siluman kecil sedang berjalan di ngarai itu, tapi sekali lagi tidak ada singa emas di ujung matanya."Mungkin aku harus mencari target lain," ucap Lanting Beru
Dengan waktu lama, Ibu elang berkaki empat meminta anaknya mendekati dia, tapi si anak terus bertengger di pundak Lanting Beruga, dan ini membuat si ibu menjadi murung lagi sedih.Dia menatap ke arah Lanting Beruga dengan sinis, tapi beberapa saat kemudian burung itu seperti mengisyaratkan agar pemuda itu tidak menyakiti anaknya."Hikhikhik ...jangan khawatir, dia akan tetap jadi anakmu," ucap Lanting Beruga, kemudian entah apa yang terjadi, dia seakan bisa berbicara dengan anak burung berkaki empat, memberi tahu bahwa ibunya ada di depan dirinya.Berhasil, Lanting Beruga benar-benar bisa berkomunikasi dengan anak burung, itu meski hanya dengan bahasa isyarat saja. Pemuda itu meletakan anak burung ke depan ibunya, sekali lagi memberi isyarat dan mengatakan, "itu adalah ibumu."Tampak benar-benar paham, anak burung terbang kecil ke arah induknya. Untuk sekilas kejadian itu membuat Lanting Beruga menjadi haru, ketika dia lahir ibunya sudah meninggal dunia,
Hari-hari telah berlalu, Lanting Beruga berhasil mengumpulkan hampir 50 butir mustika siluman berkualitas sedang, dan mendapatkan dua buah mustika berkualitas baik.Bersama dengan anak elang berkaki empat yang diberi nama, Garuda Kencana, Lanting Beruga memburu banyak siluman.Meski tidak sehebat ibunya, Garuda Kencana sudah bisa melepaskan beberapa bulu yang menjadi senjata handalan dirinya. Jarak rentang bulu setajam anak panah itu masih cukup dekat, sekitar 30 depa jauhnya. Namun untuk melumpuhkan beberapa kelinci, hal itu tentu saja sudah jauh dari kata cukup.Hari ini, Lanting Beruga beristirahat di tepi telaga besar. Begitu hijau telaga itu menandakan kedalamannya yang tiada terkira.Garuda Kencana mengepakkan sayapnya, sebelum kemudian aliran udara di sekitar Lanting Beruga berhembus cukup cepat.Di sisi lain, Lanting Beruga mulai memeriksa jumlah mustika siluman yang ada di dalam tanda api. Mendekati 100 butir mustika siluman."Aku r