Berteriak habis suara Lanting Beruga, tentu saja tidak ada yang sudi menyelamatkan pemuda itu. Tadi dia baru saja berteriak dan menantang siluman apapun, dan kini malah meminta tolong, otak pemuda itu tampaknya sudah bermasalah.
Beberapa saat kemudian, Lanting Beruga mulai membaik, entah kenapa tampaknya efek racun dari ulat berbulu itu tidak berhasil membunuh dirinya.
Roh api membantu menetralkan semua racun yang masuk ke dalam tubuh pemuda itu.
"Hahahaha ...hampir saja aku mati," ucap Lanting Beruga, pandangannya kemudian tertuju kepada ulat besar yang mungkin mulai takut saat ini. Ulat itu hendak berlari, barang kali, tapi dia bukan kuda, ulat tentu tidak bisa berlari cepat. "Mau kemana kau siluman berbulu?" Lanting Beruga semakin tersenyum sinis, sekekali tertawa mengerikan.
Dia mencabut pedang, dan bergerak cepat untuk melumpuhkan ulat itu. Mula-mula bulu di tubuhnya bisa mengeras, membuat serangan Lanting Beruga tidak mempan. Namun kemudian dia meng
Lanting Beruga kembali ke dataran kuno dengan banyak sumber daya pelatihan berkualitas baik. Beberapa sumber daya itu memang dikhususkan untuk meningkatkan level otot seseorang, dan selebihnya untuk meningkatkan kekuatan tulang.Dengan bantuan Roh Api, Lanting Beruga berhasil menyerap semua sumber daya pelatihan itu, hanya dalam beberapa hari saja, tidak lebih dari 7 hari.Namun rupanya, semakin tinggi level tulang atau otot seseorang, semakin sulit pula dia meningkatkan ke tahap yang lebih tinggi."Nyaris tidak meningkat," ucap Lanting Beruga, setelah dia memeriksa tulang di tubuhnya. "Namun masih beruntung, rupanya ototku masih bisa berkembang cepat."Setelah berhasil menyerap semua sumber daya pelatihan tersebut, Lanting Beruga kembali mengasah Jurus Bisikan Dewa Kematian.Sesekali dia menggunakan mode Cahaya Api, membuat pergerakannya jauh lebih cepat dari sebelumnya.Hal baik lainnya adalah, dia bisa bertahan lebih lama ketika menggunak
Dari pemilik Toko, Lanting Beruga diberi sebuah daftar siluman yang berharga rendah sampai ke harga yang mahal.Siluman yang telah mencapai usia 500 tahun lebih, memiliki kualitas mustika level sedang, sementara yang lebih dari 1000 tahun memiliki kualitas yang sangat tinggi.Dengan kekuatannya saat ini, Lanting Beruga tampaknya tidak akan sanggup untuk mengincar mustika level tinggi. Para siluman yang berusia 1000 tahun memiliki daya serang yang benar-benar mematikan. Konon mereka setara dengan pendekar level tanding, ini lebih kuat dari pendekar level emas sekalipun.Lanting Beruga masuk ke dalam hutan belantara, lebih dalam lagi, dan lebih dalam lagi. Tidak banyak siluman level sedang di tepian hutan, yang ada adalah siluman-siluman kelas rendah.Sampai beberapa hari lamanya, di dalam hutan belantara, Lanting Beruga mendengar suara longlongan serigala.Dia bergerak cepat ke arah suara itu, "Serigala bulu perak, salah satu siluman level sedang,"
Berburu siluman singa emas tidak mudah, hal pertama yang jadi kendala adalah keberadaan mahluk itu cukup langkah.Umumnya singa itu berumur sekitar 750 tahun atau lebih, tapi catatan belum pernah memberi tahu jika ada singa emas berusia 1000 tahun.Semakin tua usia singa itu, semakin bagus pula mustika yang dimilikinya. Dan bukan hanya itu, konon daging lebih kuat dari pada daging siluman yang lain.Lanting Beruga penuh semangat, dia tidak akan membunuh siluman kecil kecuali jika mereka mulai menganggu perjalanan dirinya.Namun sayangnya, pencariannya selama tiga hari lamanya sia-sia. Dia tidak menemukan keberadaan singa emas itu, meski telah masuk ke dalam wilayah terdalam hutan rimba ini.Lanting Beruga berhenti di sebuah ngarai yang panjang. Dia mendongak ke bawah, ada banyak siluman kecil sedang berjalan di ngarai itu, tapi sekali lagi tidak ada singa emas di ujung matanya."Mungkin aku harus mencari target lain," ucap Lanting Beru
Dengan waktu lama, Ibu elang berkaki empat meminta anaknya mendekati dia, tapi si anak terus bertengger di pundak Lanting Beruga, dan ini membuat si ibu menjadi murung lagi sedih.Dia menatap ke arah Lanting Beruga dengan sinis, tapi beberapa saat kemudian burung itu seperti mengisyaratkan agar pemuda itu tidak menyakiti anaknya."Hikhikhik ...jangan khawatir, dia akan tetap jadi anakmu," ucap Lanting Beruga, kemudian entah apa yang terjadi, dia seakan bisa berbicara dengan anak burung berkaki empat, memberi tahu bahwa ibunya ada di depan dirinya.Berhasil, Lanting Beruga benar-benar bisa berkomunikasi dengan anak burung, itu meski hanya dengan bahasa isyarat saja. Pemuda itu meletakan anak burung ke depan ibunya, sekali lagi memberi isyarat dan mengatakan, "itu adalah ibumu."Tampak benar-benar paham, anak burung terbang kecil ke arah induknya. Untuk sekilas kejadian itu membuat Lanting Beruga menjadi haru, ketika dia lahir ibunya sudah meninggal dunia,
Hari-hari telah berlalu, Lanting Beruga berhasil mengumpulkan hampir 50 butir mustika siluman berkualitas sedang, dan mendapatkan dua buah mustika berkualitas baik.Bersama dengan anak elang berkaki empat yang diberi nama, Garuda Kencana, Lanting Beruga memburu banyak siluman.Meski tidak sehebat ibunya, Garuda Kencana sudah bisa melepaskan beberapa bulu yang menjadi senjata handalan dirinya. Jarak rentang bulu setajam anak panah itu masih cukup dekat, sekitar 30 depa jauhnya. Namun untuk melumpuhkan beberapa kelinci, hal itu tentu saja sudah jauh dari kata cukup.Hari ini, Lanting Beruga beristirahat di tepi telaga besar. Begitu hijau telaga itu menandakan kedalamannya yang tiada terkira.Garuda Kencana mengepakkan sayapnya, sebelum kemudian aliran udara di sekitar Lanting Beruga berhembus cukup cepat.Di sisi lain, Lanting Beruga mulai memeriksa jumlah mustika siluman yang ada di dalam tanda api. Mendekati 100 butir mustika siluman."Aku r
Kembali ke dataran kuno, Lanting Beruga kembali berlatih seperti biasanya. Berjibaku dengan banyak siluman di hutan rimba rupanya telah mengasah gerakan Lanting Beruga menjadi lebih baik lagi. Jurus bisikan dewa kematian tampaknya mendekati kata sempurna. Atau mungkin sudah sempurna.Bahkan tanpa di sadari oleh Lanting Beruga, jurus itu mulai berubah, dari sifat dasarnya.Beberapa hari telah berlalu, Lanting Beruga benar-benar memahami jurus itu dengan sangat baik. Dia bahkan mulai menggabungkan jurus itu dengan 3 dasar keinginan pedang."Pedang adalah pelindung," ucap Lanting Beruga ketika menebas selembar kertas, kertas itu tidak terpotong bahkan meski Lanting Beruga telah mengasah pedangnya dengan sangat tajam.Ini membuat dia semakin bersemangat, dengan pemahamannya saat ini, dia bisa memilih siapa yang harus atau tidak harus dia potong.Pemahaman ini sebenarnya jauh melampaui pemahaman pendekar level emas sekalipun. Bahkan, mungkin hanya
Bulan-bulan berlalu, ketika para murid Sekte Awan Berarak sibuk mempersiapkan diri untuk melakukan pertandingan, Lanting Beruga malah meminta izin kepada gurunya untuk ikut ke pusat Kota Majangkara."Lanting, kenapa kau bersikukuh ingin ikut?" tanya Nyai Anjani.Sambil tersenyum kecil, Lanting Beruga berkata, "Guru, aku mulai bosan berada di tempat ini, paling tidak aku bisa melihat dunia luar untuk sesekali."Nyai Anjani berpikir sejenak, barangkali membawa Lanting Beruga pergi bersama dirinya bukan tindakan buruk. Lagipula ini hanya pertemuan biasa.Padahal Nyai Anjani tidak tahu, bahwa setiap kali dia pergi meninggalkan Lanting Beruga, besok paginya pemuda itu sudah berada di dalam hutan rimba dan berburu banyak mustika siluman.Tiga bulan terakhir, Toko yang dikelola Paman Suru sudah menjadi toko paling besar di Sekte Awan Berarak, berkat bantuan Lanting Beruga. Dia juga menyewa beberapa pendekar hebat untuk menjadi penjaga Toko dan pengawal di
Nyai Anjani tidak berpikir membiarkan Subansari menyerang Lanting Beruga, itu tindakan ceroboh. Dari level kependekaran, Subansari mungkin jauh lebih tinggi dari Lanting Beruga, tapi daris segi kekuatan, Potensi kekuatan Lanting Beruga sama sekali tidak terukur.Nyai Anjani hanya memberinya satu jurus dari 25 jurus awan berarak, tapi Lanting Beruga bahkan bisa memahami jurus itu hingga mencapai tahap sempurna.Lanting Beruga tidak butuh 23 jurus yang lainnya, dia hanya butuh jurus terkuat milik Sekte Awan Berarak yaitu Tarian Dewa Angin, dan dia bisa mengungguli para tetua muda di Sekte tersebut.Namun Subansari tetap dengan niat pertamanya, menguji kemampuan Lanting Beruga. Dia sudah terlanjur kesal."Nenek bilang, kau adalah muridnya," ucap Subansari, dengan nada suara yang sedikit keras, gadis itu berjalan mendekati Lanting Beruga, dengan pedang yang telah keluar dari sarungnya. "Apa spesialnya dirimu, sampai Nenek mengangkatmu menjadi murid?"