Home / Pernikahan / Kyraka / Dewi Matahari dan Dewa Kegelapan

Share

Kyraka
Kyraka
Author: Catish13

Dewi Matahari dan Dewa Kegelapan

Author: Catish13
last update Last Updated: 2022-03-16 20:44:54

Langit terlihat mendung berat. Udara di Bandung pun terasa semakin dingin. Meski sudah memakai jaket tebal, Kyra masih bisa merasakan dinginnya udara yang menembus jaket hingga ke tulang-tulangnya. Ia harus segera pulang sebelum hujan turun. Ia tak bawa payung, padahal ia harus berjalan kaki 15 menit untuk tiba di apartemennya.

Ojek online? Tidak, Kyra lebih memilih untuk jalan kaki sehari-harinya. Baginya, itu buang-buang uang, sekalipun membayar 15-20 ribu tak akan membuatnya mendadak miskin. Menurutnya, jalan kaki lebih sehat.

"Loh, Neng Kyra."

Langkah Kyra terhenti, padahal baru lima langkah ia keluar dari gedung fakultas. Ia menoleh ke arah suara datang, mendapati sejumlah lelaki berkumpul. Kyra mengenal semuanya, meski mereka adalah senior-seniornya. "Halo, Aa-Aa," sapa Kyra sambil menebarkan senyumnya. Bukan karena ia perempuan kegatelan yang suka tebar pesona sana-sini, tapi ia memang seramah itu pada semua orang. Semua juga tahu bahwa Kyra seramah itu.

"Baru mau pulang, Neng? Padahal udah mau jam 5, loh. Mau dianterin, nggak?" tanya Agung, senior tahun akhir jurusan Seni Rupa itu. Kyra tahu bahwa lelaki itu memang selalu mencoba mendekatinya.

Kyra menggeleng. "Makasih, A, tawarannya. Tapi, Kyra jalan kaki aja. Biasanya juga Kyra jalan kaki, kok," jawab Kyra. "Kalau gitu, Kyra duluan, ya, Aa-Aa. Assalamu'alaikum." Kyra melambaikan tangannya, lantas melanjutkan perjalanannya.

Hari memang sudah cukup sore, tapi masih banyak mahasiswa yang masih berkeliaran di sini. Sambil melewati mahasiswa dan mahasiswi lainnya, Kyra menyapa mereka dengan sekedar anggukan kepala sambil tersenyum, atau menyapa mereka dengan menyebutkan nama. Sesekali berhenti untuk sekedar berbasa-basi. Bahkan, Kyra juga menyapa petugas kebersihan atau pekarya lainnya yang ia temui. Tak heran jika ia disebut-sebut sebagai Dewi Matahari, meski Kyra tak suka sebutan itu.

Jarak dari gedung Fakultas Desain dan Seni Rupa ke gerbang tidaklah jauh. Begitu keluar gerbang, ia berjalan di trotoar di sepanjang Jalan Ganesa yang telah sepi. Hanya ada penjual gulai di tikungan yang cukup terkenal, selebihnya ia harus berjalan di tempat yang cukup gelap dan sangat sepi, dengan pepohonan tinggi dan rimbun di kanan dan kirinya.

Sepertinya, keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. Ia dengar, akhir-akhir ini di Jalan Ganesa setelah melewati Gultik (Gulai Tikungan), kerap terjadi musibah yang diterima mahasiswi-mahasiswi. Ada sejumlah preman yang sering berkumpul di sana yang menggoda mahasiswi yang lewat. Meski tidak terjadi hal-hal yang lebih buruk lagi, tentunya tak ada yang tahu bagaimana nasib seseorang hari itu. Banyak mahasiswi yang memilih memutar jalan, termasuk Kyra. Tapi, hari ini ia ingin cepat-cepat sampai apartemennya. Jadi, ia memilih melewati jalan ini. Dan, benar saja. Ia malah harus bertemu lima preman yang digosipkan.

"Wah, akhirnya ada cewek yang lewat," ujar salah seorang preman.

Kyra tak menggubris itu, ia bahkan terus berjalan tanpa menurunkan kecepatannya. Sebenarnya, di ujung jalan ini adalah gerbang Kebun Binatang Bandung, dan ada cukup keramaian di sana. Tapi, sepertinya tak akan ada yang tahu apa yang terjadi padanya jika tak ada yang lewat di jalan ini.

"Neng, temenin, dong," kata preman lainnya sambil berjalan mendekati Kyra, lalu menghentikan langkah Kyra. "Jangan jalan aja. Katanya, Neng yang paling ramah di kampus. Kok, kami nggak disapa?"

Kyra menatap kelima preman yang kini mengerubunginya. Tak ada satupun yang ia kenali, tapi bagaimana mereka tahu bahwa dirinya paling ramah di kampus? "Kalian mau apa?" tanya Kyra tanpa senyum, hanya tatapan sinis.

"Temenin, atuh, Neng. Bentar lagi, 'kan, malem. Cuacanya juga mendung. Dingin, 'kan? Mending sama kami, biar anget. Ya, nggak?" Preman ketiga semakin mendekat pada Kyra, bahkan ia berani mencolek dagu Kyra dengan gatal.

Plak!

"Breng*k." Kyra menepis tangan lelaki itu.

"Loh? Nggak nyangka, ternyata bisa ngomong kasar juga, ya," kata preman yang ketiga itu.

Kyra menggeram rendah. "Kalian nggak tahu berurusan sama siapa, hah?" Tak ada ekspresi ramah di wajah Kyra. Hanya ada tatapan dingin yang mengintimidasi.

"Hoi!"

Perhatian Kyra teralihkan pada seruan seorang lelaki dari arah belakangnya, arah kampusnya. Kyra memiringkan sedikit tubuhnya, lalu menoleh ke sana. Ia melihat seorang lelaki dengan pakaian warna gelap, rambut panjang yang dikuncir setengah di belakang, dan memiliki aura yang terasa gelap dan kelam. Saat diamati baik-baik, Kyra ingat wajah itu. Dia senior di fakultas lain, tapi sangat terkenal se-institut ini. Dia Dewa Kegelapan, Raka Akmana.

***

"Ka, lo serius nggak mau nebeng aja?" tanya Vino.

Raka tengah merapikan barang-barangnya. Mereka baru saja selesai makan di Gultik ITB sepulang kuliah. "Hm. Deket, cuma 15 menit," jawab Raka dengan suara yang pelan dan hampir tak bernada. "Lo juga mau nge-date sama Jess, 'kan."

"Iya, sih," jawab Vino. "Yaudah, lo hati-hati. Belakangan di Jalan Ganesa lagi banyak preman. Jangan cari masalah." Ia menuding wajah Raka dengan tegas.

Kesal. Raka menepis tangan Vino pelan. "Kalau mereka nggak cari masalah, ngapain gue nyari masalah. Gue nggak seberandalan itu," ujarnya, tetap bersuara datar meski kesal. "Gue duluan."

"Iye, iye."

Berlawanan arah, Raka pergi ke Jalan Ganesa menjauhi gerbang ITB, sementara Vino pergi menyeberang jalan dan masuk ke dalam mobilnya, lalu membawa mobil itu masuk ke dalan ITB untuk menjemput kekasihnya yang berada di Fakultas Desain dan Seni Rupa.

Ia dan Vano tidak dari kampusnya hari ini. Mereka baru saja selesai mengumpulkan data untuk skripsi mereka. Sejak pagi, mereka sudah berencana untuk makan di Gultik ITB begitu urusan mereka selesai. Harusnya, Vano mengantarnya pulang ke apartemennya. Tapi, mendadak pacar Vano mengajak kencan, jadilah Raka harus pulang sendiri ke apartemen mereka. Sebenarnya, mobil yang Vano pakai adalah mobilnya, tapi ia meminjamkannya karena tahu Vano akan berkencan. Ia sudah biasa dengan sahabatnya yang minim modal iu.

Raka ingat bahwa ada kabar beredar tentang preman-preman yang sering berkumpul di Jalan Ganesa ini pada sore menjelang malam yang kerap mengganggu mahasiswi-mahasiswi. Dan, ia tak menyangka akan menyaksikan kejadian itu. Awalnya, ia ingin pura-pura tak tahu. Tapi, ia tak bisa.

Plak!

Langkahnya terhenti begitu mendengar suara nyaring sebuah pukulan. Dalam suasana yang tidak begitu terang, ia melihat perermpuan itu dikerumuni lima preman dan sepertinya baru saja mendapatkan tamparan. Raka tidak bisa diam saja, meski ia tidak mau membuat masalah di tahun terakhirnya.

"Hoi!"

Perempuan itu memutar sedikit badannya dan menatap ke arahnya dengan tatapan dingin dan kesal. Apakah ia sudah mengganggu? Atau, apa ada kesalahpahaman? Raka tidak tahu. Melihat ekspresi perempuan itu, Raka merasa seperti telah melakukan kesalahan.

"Wah, ada yang mau jadi sok pahlawan," kata salah seorang preman.

Grep!

Preman itu tiba-tiba saja menarik tangan perempuan di sana, lalu memeluknya dari belakang dengan posisi mengancam leher menggunakan pisau lipat. Raka terkejut, tak menyangka bahwa akan ada pengguna senjata di sana. Dan, tampaknya perempuan itu juga sempat terkejut, namun ekspresinya tetap terlihat cukup tenang.

"Nggak usah ganggu. Pergi aja, pura-pura nggak lihat. Dia mainan kami," kata preman itu. Ia mendekatkan wajahnya ke samping wajah perempuan itu, bahkan mengendus pipi wanita itu dengan penuh nafsu. "Dia Dewi Matahari kampus kalian, loh. Pasti seru." Lalu, ia menyeringai.

Raka ingat sebutan itu, tapi ia tak pernah tahu seperti apa wajah mahasiswi yang disebut-sebut sebagai Dewi Matahari itu, dan ia memang tidak peduli. Tapi, siapapun itu, Raka akan tetap menolong perempuan itu.

Buakh!!

"Eh?"

Raka tercengang melihat perempuan itu tiba-tiba saja menghantamkan tinjunya pada wajah preman di belakangnya tanpa menolehkan kepala atau memutar badannya. Tampaknya, Raka telah melakukan hal yang sia-sia. Sebab, perempuan yang disebut sebagai Dewi Matahari itu tampaknya tak membutuhkan bantuannya.

Related chapters

  • Kyraka   Kyrana Azaria

    Daripada disebut Dewi Matahari, perempuan itu lebih pantas disebut sebagai Dewi Perang Athena. Ia memang cantik, tubuhnya indah meski tidak begitu tinggi seperti seumurannya dan termasuk dalam kategori sangat kurus untuk tingginya. Melihat Dewi Matahari itu mampu melawan preman-preman itu hampir sendirian, hanya itu yang bisa Raka pikirkan.Saat Raka sibuk tercengang melihat betapa indahnya melihat Dewi Matahari bertarung di kegelapan, Raka menyadari seorang preman hendak menyerang Dewi Matahari dengan sebuah tongkat yang entah datang dari mana. Tubuh Raka spontan mendekati arena pertarungan itu, bermaksud untuk membantu Dewi Matahari, bukan menolong. Ia tahu bahwa Dewi Matahari tidak membutuhkan bantuan dirinya.Buagh!!Setelah menahan tongkat yang diayunkan itu yang hampir menghancurkan kepala Dewi Matahari, Raka menghantamkan tinjunya tepat di tengah wajah preman itu. Ia bahkan dapat merasakan tinjunya telah meretakkan tulang hidung preman itu. Ia lupa mengurangi

    Last Updated : 2022-03-16
  • Kyraka   Raka Akmana

    Kyra memang orang yang mudah akrab dengan orang baru, dan ia juga pandai mencairkan suasana. Meski sepanjang perjalanan mereka Raka tidak banyak bicara, namun Kyra merasa suasana di antara mereka tidaklah canggung. Bahkan, menurutnya, Raka cukup asing diajak bicara. Ada banyak topik yang sama-sama mereka suka, karena itulah suasananya cukup baik.Raka mengantarnya sampai di depan unitnya, bahkan menunggunya sampai masuk ke dalam unit. Kyra masih dapat melihat Raka dari lubang intip di pintu untuk beberapa saat sebelum lelaki kikuk itu pergi. Baru kali ini ada lelaki yang begitu bersikap baik dengan tulus padanya. Selama ini, Kyra hanya bertemu laki-laki yang mendekatinya karena fisik dan sifatnya untuk menjadikannya target pacar. Pertemuan dengan Raka tidak akan ia lupakan. Mungkin, baru kali ini Kyra merasa nyaman bersama seorang laki-laki.Kyra menjatuhkan tubuhnya di sofa dan berbaring di sana dengan kedua kaki diangkat ke atas lengan sofa. Ia pusing sampai kepalanya

    Last Updated : 2022-03-17
  • Kyraka   Boneka

    Hasil pemeriksaan bulanan kali ini tidak bagus, bahkan termasuk yang paling buruk yang pernah Kyra dapatkan. Ia hanya bisa menghela nafas sepanjang perjalanan kembali dari rumah sakit. Ia merasa tak punya muka untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Mereka akan sangat marah. Bukan, bukan karena mengkhawatirkannya. Mereka memang tak pernah menyukai dirinya yang telah menjadi kelemahan untuk keluarganya, terutama ayah dan perusahaan sang ayah.Sebenarnya, kalau tidak diminta pulang, Kyra memilih untuk langsung kembali ke Bandung atau menginap di hotel barang semalam untuk sekedar stay-cation sambil meratapi hasil pemeriksaannya. Tapi, kali ini ia harus pulang ke rumah kedua orang tuanya, karena ini sebuah perintah. Ia tak punya hak untuk melawan dan membantah, ia hanya memiliki kewajiban untuk menuruti kedua orang tuanya.Ia tidak tahu masalah apa lagi yang telah ia perbuat sampai ayahnya meminta langsung padanya untuk pulang. Ia yakin dirinya tak habis melakukan kesalah

    Last Updated : 2022-03-18
  • Kyraka   Perjodohan

    Urusan persiapan sidang untuk minggu depan sudah selesai, jadi Raka memutuskan untuk pulang ke Tangerang dan bersantai sejenak sebelum kembali ke Bandung untuk berperang agar dapat lulus. Kebetulan, Vino juga pulang ke Jakarta, jadi Raka tak perlu sendirian di apartemen.Tiga hari lalu, saat Raka baru tiba di rumah, ia langsung diberitahukan oleh papa mamanya bahwa ia harus ikut pada acara pertemuan dengan keluarga Presiden Mahesa Group, yaitu pasangan Pratama Mahesa dan Nirmala Ambarawati. Raka tidak tahu tujuannya, tapi ia tahu pasti bahwa ia diajak mungkin untuk dikenalkan sebagai calon penerus perusahaan. Tapi, pagi tadi, saat mereka sekeluarga sarapan bersama, Raka pun diberitahu tujuan sebenarnya pertemuan itu."K-Kyrana?!" seru Raka spontan kala melihat perempuan cantik berbalut gaun selutut itu berdiri di antara Pratama Mahesa dan Nirmala Ambarawati. Raka sudah cukup dibuat terkejut dengan pemberitahuan papa-mamanya bahwa ia dijodohkan. Dan, ia semakin terkejut

    Last Updated : 2022-03-18
  • Kyraka   Perjanjian

    "Ky-Kyra..."Kyra benci hidup diatur-atur. Sejak kecil, hidupnya selalu diatur. Ia tidak bisa bebas menentukan apa yang dia mau. Ia didoktrin oleh Pratama dan Nirmala. Hal itu membuatnya stres. Ia beberapa kali berpikir untuk bunuh diri, tapi ia selalu takut untuk melakukannya. Perjodohan kali ini pun sama. Ia tak menyangka bahwa jodoh sehidup-sematinya akan ditentukan oleh orang tuanya, bukan Tuhan. Padahal, ia selalu menginginkan yang namanya cinta pertama dan terakhir."Aku nggak suka dijodohin. Aku capek jadi bonekanya Ayah dan Bunda," sebut Kyra. Ia pun menatap Raka dengan tatapan dalam. Tak ada senyum di sana, hanya ada kesuraman. "Kakak mau dijodohin kayak gini?"Raka tak langsung memberikan jawaban. Kyra tahu bahwa Raka ragu, seakan ia takut memberikan jawaban yang salah. "Tujuan perjodohan ini adalah kerja sama bisnis. Jika perusahaan kami bisa bekerja sama dengan Mahesa, kami akan diuntungkan. Mahesa juga akan diuntungkan dengan kerja sama ini. Aku terima

    Last Updated : 2022-03-19
  • Kyraka   Pacaran

    Tok. Tok. Tok.Kyra membuka pintu unit apartemennya. Ia yang sebelumnya sedang sibuk di dapur untuk membuat sarapan sampai terburu-buru dan tak sempat melihat ke lubang intip di pintu. "Ya?" Ia tercengang begitu melihat siapa yang berdiri di depannya. "Kak Raka?!" serunya.Raka telah kembali pada penampilan berantakannya, seperti saat Kyra bertemu dengannya pertama kali. Kyra sebenarnya tidak peduli dengan penampilan Raka, tapi ia tetap tak menyangka bahwa Raka bisa menjadi dua orang yang berbeda dengan kepribadian yang berbeda juga tergantung dengan penampilannya. Saat ini, Raka telah kembali menjadi Dewa Kegelapan yang suram dan vibes yang terasa negatif."Ka-Kakak ngapain?" tanya Kyra terbata saking terkejutnya. Meski sudah tiga hari berlalu semenjak mereka dipertemukan untuk diperkenalkan, tapi Kyra tetap belum terbiasa dengan keberadaan Raka di dekatnya. "Ini masih jam 6 pagi, loh.""Laper. Ayo, beli sarapan," ajaknya."Eh?" Kyra tercengang tak percaya.

    Last Updated : 2022-03-20
  • Kyraka   Obsesi

    "Kyra," panggil seorang perempuan. Kyra menoleh dan menghentikan pekerjaannya. Itu perempuan yang bisa dibilang cukup dekat dengannya semasa kuliah, namanya Jessica. "Tadi gue lihat lo naik mobilnya Kak Raka. Kok bisa? Biasanya lo nolak ajakan anak cowok, 'kan?"Kyra mengerutkan keningnya bingung. Anak FSRD, terutama DKV, sangat kecil kemungkinan untuk mengenali mobil senior dari STEI. "Kamu kenal Kak Raka?" tanya Kyra, alih-alih menjawab pertanyaan Jess - begitu panggilannya.Jess mengangguk. "Gue pacar sahabatnya Kak Raka, Kak Vino," jawab Jess. Lantas, ia duduk di depan Kyra. Saat ini, mereka ada di meja taman dan suasana cukup sepi. "Lo punya hubungan apa sama Kak Raka?" tanyanya penasaran.Kyra tak melihat ada maksud lain, dan karena Jess mengaku pacar sahabatnya Raka, Kyra mempercayainya. Selama ia mengenal Jess pun perempuan itu bukan tipe yang bisa melakukan hal jahat padanya. "Pacaran," jawab Kyra sambil berbisik. Tangannya spontan menutupi mulut Jess saat

    Last Updated : 2022-03-22
  • Kyraka   Sakit

    Raka membukakan pintu mobil untuk Kyra, lalu membantunya masuk, kemudian menutupkan pintunya. Ia berjalan memutari mobil dari bagian depan, lalu masuk ke belakang kemudi. Sambil menyalakan mesin mobil, Raka berkata, "Kamu nggak diapa-apain sama orang tadi, 'kan?" Matanya membulat besar saat ia menyadari penyebab keheningan Kyra yang aneh. "Kyra!" "Ugh..." rintihnya. Ternyata, ia tengah meringkuk hingga dadanya menempel pada paha. "Argh... Uhuk! Uhuk!" Batuk kering itu terdengar menyakitkan."Ky-Kyra, apa yang sakit? Kasih tahu, Kyr. A-Atau, kita ke rumah sakit aja, ya?"Kepala Kyra menggeleng. Ia menggerakkan tangan kanannya yang gemetaran itu. Raka seakan tahu bahwa Kyra membutuhkan pegangan, jadi ia langsung menangkap tangan Kyra yang kurus itu untuk menggenggamnya. Tangannya terasa basah, dingin, dan gemetaran. Jujur, Raka takut, sangat takut."Kyr, please... Aku harus apa?"Lagi, Kyra menggeleng. Memang tak ada lagi rintihan yang keluar dari sana, tapi

    Last Updated : 2022-03-23

Latest chapter

  • Kyraka   Last but Not Least

    Tentu saja, masalah akan selalu datang dalam hidup sebagai pewarna kehidupan. Masalah berat akan terasa ringan saat ditanggung bersama, saat ada orang yang mau memberikan dukungan meski hanya dengan keberadaannya. Dan, itulah yang terjadi pada hidup Kyra semenjak ia bertemu dengan Raka. Dulu, rasanya ia bisa mengakhiri hidupnya kapan saja. Tapi, kini ia memutuskan untuk terus bertahan dan berjuang karena ia sudah memiliki orang-orang yang berharga. Raka sebagai suaminya, Arden sebagai anaknya dan Raka, sang bunda yang sudah berubah, dan kedua mertuanya yang selalu perhatian.Semenjak Mahesa Group bergabung di baqah D'Kratos, ada banyak sekali perubahan yang sangat baik yang membuat Mahesa Group yang sempat menurun akibat kasus Pratama pun bisa kembali naik dengan sangat cepat. Dalam waktu 1 tahun saja, semua sudah kembali stabil. Kyra bahkan bisa melakukan pekerjaan remot dari jarak jauh. Ia pun punya banyak waktu yang bisa ia habiskan bersama Arden dan Raka. "Babe." Kyra menoleh dan

  • Kyraka   From Bandung To Jakarta

    Kehidupan Kyra sealam di Bandung adalah kehidupan terbaiknya sejak sebelum hingga sesudah mengenal seorang Raka. Namun, ia yakin bahwa dengan tinggal di rumah baru, mencari suasana baru, dan lingkungan bermasyarakat yang baru, ia akan mendapatkan kehidupan yang jauh lebih menyenangkan dan terbaik di banding sebelumnya. Apalagi, kini telah banyak yang berubah di dalam hidupnya. Mulai dari pernikahannya dengan Raka, memiliki Arden sebagai anak mereka, perubahan sikap NIrmala, diterimanya dengan baik sebagai seorang Kyra yang penyakitan oleh banyak orang, dan kini ia sudah memiliki jantung yang lebih baik berkat bantuan ICD hingga memberinya kesempatan hidup lebih baik. Ia tidak pernah berhenti berterima kasih pada Bandung. Dan, mulai hari ini, ia, Raka, dan Arden akan menetap di Jakarta.Ada begitu banyak alasan yang membuat mereka memilih untuk pindah ke Ibu Kota. Pertama, tentu karena lokasi dengan perusahaan jauh lebih dekat. Orang tua mereka juga dapat berkunjung lebih sering tanpa

  • Kyraka   Harmonis

    Masalah dengan Hisyam dan Galih telah selesai. Mereka berdua mendapatkan hukuman kurungan penjara seumur hidup tanpa remisi atau pengurangan hukuman saat menjalani masa pidananya. Berbeda dengan ibu Hisyam, ia mendadpatkan hukuman kurungan penjara 20 tahun dan sejumlah denda. Sementara untuk Margaret yang telah menuntut cerai pada Hisyam dan disetujui akan mendapatkan hukuman penjara 5 tahun penjara dengan sejumlah keringanan-keringanan yang telah Kyra berikan. Memang, dilihat dari sisi mana pun, Margaret juga korban.Sudah tiga bulan berlalu semenjak resminya penggabungan perusahaan Mahesa menjadi berada di bawah D'Kratos. Selama tiga bulan itu, Kyra menjalani masa istirahatnya dengan cukup tenang. Satu bulan pertama memang sangat tenang untuknya, karena Raka telah menunjuk seseorang untuk menggantikan posisinya memimpin Mahesa Group. Tapi, setelahnya Kyra kembali memegang jabatan sebagai Direktur Utama Mahesa Group meski dilakukannya dari jarak jauh. Tentu saja hal itu akan mencipta

  • Kyraka   Operasi

    "Kalian heboh banget, sih," tukas Kyra sambil bangkit perlahan-lahan dengan bertumpu pada tangan kanannya. Lantas, ia menutup luka di lengan kirinya yang dalam dan mengeluarkan banyak darah.Bagi Kyra, menerima luka tembakan adalah hal yang sebenarnya sudah biasa ia dapatkan sejak dulu. Ada banyak bekas luka yang ia miliki di tubuhnya, dan kini ia harus mendapatkannya kembali. Memang lukanya tidak parah karena ia sempat menghindar di saat-saat terakhir. Meski sudah memakai rompi anti peluru di balik baju yang ia pakai, untunglah luka yang ia dapat hanya luka dalam di lengan kirinya akibat tertembak."Da-Darahnya banyak banget!" kata Raka terbata-bata.Kyra mengangguk. "Daging aku kecongkel panjang dan dalam, jadi wajar darahnya banyak gini. Aku mungkin bakal butuh transfusi kalau dibiarin. Aku juga bakal pingsan," kata Kyra dengan santai. "Karena acaranya juga udah kacau, aku pergi duluan, ya? Kakak urus sisanya aja, nanti nyusul ke rumah sakit. Aku sama King."King sudah mengangkat t

  • Kyraka   Launching

    Kyra sudah siap, pun dengan Raka. Arden mereka titipkan pada Nirmala yang sekarang selalu menjauhi keramaian dan acara-acara besar semenjak kasus Pratama. Bundanya itu lebih senang bersama cucu pertamanya, menghabiskan masa tua dengan bahagia dan jauh dari hal-hal yang merepotkan. Kyra dan Raka turun dari mobil yang sama. Acara launching peresmian bergabungnya Mahesa dengan D'Kratos ini dilaksanakan di ruang aula utama di gedung Mahesa Group. Tentu bukannya tanpa maksud. Hanya di Mahesa Group inilah keamanan bisa terjamin jauh lebih baik. Bagaimana pun juga, Mahesa Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang keamanan terbaik se-Indonesia, meski sekarang menurun dan kalah saing semenjak kasus Pratama. Namun, Kyra terus berusaha untuk kembali ke posisi sebelumnya.Tentu saja acara ini amat sangat ramai dan meriah, karena bukan hanya mengundang masing-masing orang penting dari kedua perusahaan, tapi juga orang penting se-Indonesia, termasuk pejabat-pejabat negara yang terlibat di du

  • Kyraka   Persiapan

    "Kamu serius, Kyra?" tanya Raka. Ia baru saja sampai di rumah dan mendapati Kyra sedang berbaring di atas karpet depan televisi, sambil menemani Arden berguling-guling dan mencoba merangkak. "Menunda operasi itu resikonya besar buat kamu. Apalagi, kamu udah memutuskan untuk menunggu Margaret keluar dari penjara untuk menggantikanmu. Kamu tahu kalau tubuh kamu nggak kuat, 'kan? Sekarang aja kita harus mempersiapkan persidangan."Kyra merebahkan tubuhnya terlentang, membuat Raka mendekat untuk bersimpuh di sebelahnya, dan tiba-tiba saja mengecup bibir sang istri. "Duh, Kak. Mendadak amat," ujar Kyra sambil mendorong pundak Raka pelan. Perlahan, ia mengguling tubuhnya dan menaruh kepalanya di atas pangkuan Raka. "Nggak lama, kok, aku menunda operasinya. Cuma sampai dua kali sidang. Aku janji."Raka menghela napasnya kasar sambil geleng-geleng kepala. "Aku nggak habis pikir, deh, sama kamu, Kyra. Kamu selalu berhasil bikin aku jantungan dan gila."Dengan ringannya, sang istri malah terkek

  • Kyraka   Interogasi (2)

    Kyra ingat bahwa ia tidak asing dengan nama 'Galih'. Sejauh ia bisa mengingat, memang tidak ada teman sekolahnya yang bernama Galih sejauh ini. Tapi, begitu Galih yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap Pratama masuk ke ruangan untuk memenuhi panggilannya, mata Kyra langsung terbelalak untuk beberapa detik. Setelahnya, Kyra tersenyum lebar, bahkan menyeringai."Wah, saya nggak nyangka, ternyata 'Galih' yang dimaksud itu Anda," ujar Kyra sambil geleng-geleng kepala keheranan. "Duna ini sempit banget, ternyata. Nggak nyangka aja, ternyata orang yang udah sepuluh tahun menghilang setelah mencoba mencuri data perusahaan, muncul dengan cara kayak gini. Kayaknya, waktu itu aku memang belum jago, ya, sampai nggak bisa benar-benar melenyapkan Anda, seorang pengkhianat perusahaan."Lelaki yang lima-enam tahun lebih muda dari Pratama itu hanya menatapnya dengan tatapan dingin. Hampir tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya, dan Kyra hanya menatapnya dengan merana tanpa mengalihkan sedikitpun

  • Kyraka   Interogasi

    Seperti perkiraan Raka, tiga hari setelah Kyra membuka mata, Raka dengan gencarnya mengumumkan pada publik secara tak langsung bahwa Hisyam, Shinta, Galih, dan Margaret telah merencanakan kudeta terhadap Pratama dan Kyra untuk mendapatkan Mahesa Group.Tidak ada berita yang lebih hangat selain video yang beredar tentang penangkapan Hisyam, Shinta, Galih, dan Margaret oleh pihak kepolisian dengan bekerja sama dengan orang-orang keamanan Mahesa Group yang ditunjuk dan dipilih oleh Kyra dan Raka. Ketenaran Kyra dan Raka terkait kasus ini mengalahkan ketenaran artis-artis yang melakukan berbagai skandal. Sebab, kejadian ini termasuk ke dalam kejadian dunia bisnis yang cukup besar dalam sejarah Indonesia selama 10 tahun terakhir.Sebelum naik ke meja hijau, keempat orang itu sudah mendekam di Lapas Kelas I Cipinang sebagai pelaku kejahatan tinggi, yaitu pembunuhan terencana dan kudeta. Jumlah poin kejahatan mereka adalah tinggi, sehingga Kyra dan Raka meminta agar mereka masuk ke Lapas Cip

  • Kyraka   Kendali

    Sudah tiga hari Kyra tidak membuka matanya, namun bukan berarti kondisinya terus mengalami penurunan. Kondisinya cukup stabil, tapi dokter-dokter tidak mengetahui alasan Kyra masih memejamkan matanya. Namun, dugaannya adalah psikologis. Raka tidak bisa membantah jika memang itu karena psikologis. Sebab, belakangan ini, Kyra memang banyak memaksakan diri untuk fisik dan mentalnya.Selama tiga hari ini, Raka lebih banyak berada di Mahesa Group untuk menstabilkan kondisi di sana sejak kematian Pratama dan masih melakukan penyelidikan untuk mencari Hisyam, sementara D'Kratos ia kendalikan dari jarak jauh dengan bantuan asisten pribadinya. Memang situasi cukup stabil dan terkendali, tapi hal ini malah membuat Raka kesulitan memiliki waktu untuk menjaga Kyra setiap malamnya. Bahkan, ia hanya bisa melakukan video call dengan Arden yang kini ada di tangan kedua orang tuanya. Raka mengantuk dan lelah, sampai ia tak menyangka bahwa inilah beratnya pekerjaan Kyra sejak menjadi Direktur Utama Ma

DMCA.com Protection Status