Share

Pacaran

Penulis: Catish13
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-20 08:13:59

Tok. Tok. Tok.

Kyra membuka pintu unit apartemennya. Ia yang sebelumnya sedang sibuk di dapur untuk membuat sarapan sampai terburu-buru dan tak sempat melihat ke lubang intip di pintu. "Ya?" Ia tercengang begitu melihat siapa yang berdiri di depannya. "Kak Raka?!" serunya.

Raka telah kembali pada penampilan berantakannya, seperti saat Kyra bertemu dengannya pertama kali. Kyra sebenarnya tidak peduli dengan penampilan Raka, tapi ia tetap tak menyangka bahwa Raka bisa menjadi dua orang yang berbeda dengan kepribadian yang berbeda juga tergantung dengan penampilannya. Saat ini, Raka telah kembali menjadi Dewa Kegelapan yang suram dan vibes yang terasa negatif.

"Ka-Kakak ngapain?" tanya Kyra terbata saking terkejutnya. Meski sudah tiga hari berlalu semenjak mereka dipertemukan untuk diperkenalkan, tapi Kyra tetap belum terbiasa dengan keberadaan Raka di dekatnya. "Ini masih jam 6 pagi, loh."

"Laper. Ayo, beli sarapan," ajaknya.

"Eh?" Kyra tercengang tak percaya. Memang, mereka sudah sepakat untuk mulai memperkenalkan status mereka sebagai pacar dan calon tunangan, tapi Kyra tak menyangka Raka benar-benar melakukan hal seperti ini. "Gi-Gimana kalau makan di tempatku aja? Aku lagi masak."

Raka sedikit mendongak, dan saat itu Kyra dapat melihat mata Raka yang tertutup sebagian poni itu tampak berbinar-binar. "Permisi." Dia pun melewati Kyra untuk masuk begitu saja, seperti tidak ada rasa sungkan sama sekali. Kyra sampai bingung, ia tak lagi merasakan sifat kikuk Raka yang ia tahu di pertemuan pertama mereka.

Kyra tak protes, karena ia tak masalah seperti ini. Ia juga sudah membuat kesepakatan dengan Raka, jadi ia harus mulai terbiasa.

Setelah menutup pintu, Kyra pun kembali ke dapur. Raka sudah duduk di kursi tinggi yang menghadap meja makan. Tak mungkin membiarkan Raka kelaparan, Kyra memberikannya segelas jus apel segar untuk raka. Baru kali ini Kyra menyajikan makanan untuk seseorang. Selama ini, ia hidup serba dilayani. Bahkan, sejak ia tinggal mandiri di sini, ia hanya melayani diri sendiri. Ia tak pernah mengundang teman ke apartemennya.

"Masak apa?" tanya Raka saat Kyra masih sibuk di depan kompor dengan berdiri memunggunginya.

"Cuma omelet makaroni," jawab Kyra. "Kamu ada alergi, nggak, Kak? Aku harus tahu, 'kan, ya, apa yang Kakak suka, apa yang bikin Kakak alergi, dan lainnya. Nanti, aku kasih tahu juga punyaku." Ia menyempatkan diri untuk membalikkan badan demi melihat perubahan ekspresi Raka seperti apa terkait pertanyaannya.

Raka menatapnya lama, tapi Kyra tak mengerti maksud dari tatapan itu. Poni yang menutupi sebagian wajah Raka membuat Kyra lebih sulit memahami ekspresi Raka. "Nggak suka alpukat, pare, dan daun pepaya. Suka pedes dan yang manis-manis. Alergi nanas," sebutnya. "Kamu?"

Kyra melanjutkan lagi kegiatannya. "Aku nggak bisa makan yang mengandung garam tinggi dan micin, kafein, berlemak kayak gorengan, makanan terlalu pedas, dan makanan terlalu manis. Aku suka manis, tapi aku nggak bisa banyak," sebut Kyra. "Kalau alergi, sih, sejauh ini nggak ada," tambahnya.

Tak ada tanggapan dari Raka. Hal itu membuat suasana terasa lebih hening.

Kyra tak terusik hal itu. Ia masih sibuk dengan masakan sederhananya. Setelah selesai memasak dan menyajikannya, Kyra membalikkan badan dan membawa makanan itu ke meja. Ia dan Raka duduk berhadapan, menikmati sarapan sederhana itu dengan ditemani segelas jus apel.

"Kak Raka harus sarapan pakai nasi, nggak?"

Raka menggeleng. "Jarang sarapan. Paling roti," jawabnya datar. "Apa menu sarapan kamu selalu kayak gini?"

Kyra tertawa mendengar pertanyaan Raka. "Nggak, lah. Se-mood-nya aja," jawab Kyra. "Kak Raka kalau laper, dateng aja. Nanti aku masakin. Gini-gini, aku cukup percaya diri sama kemampuan masakku."

Raka mengangguk. "Dengan senang hati."

Tawa Kyra pecah. Ia tak menyangka Raka akan menanggapi ajakannya itu dengan kalimat tak tahh malu, sama sekali tak ada rasa sungkannya. Tapi, Kyra tidak berkomentar apa-apa, hanya tertawa.

"Kamu hari ini kulian jam berapa?"

"Jam 9. Kakak?" tanya Kyra.

"Jam 10," jawab Raka. "Kita berangkat kampus bareng mulai hari ini. Kirimin aku jadwal kuliah kamu, dan aku bakal kirim punyaku. Kalau bisa, pulang bareng sekalian. Aku mau kita mulai saling mengenal pelan-pelan."

Kyra mengangguk sambil menyunggingkan senyum. "Dengan senang hati."

***

Raka menghentikan mobilnya di depan gedung FSRD yang tak jauh dari gerbang masuk ITB. Kyra keluar dari mobil itu, lalu melambaikan tangan pada Raka yang membuka jendela dan membalas lambaian tangannya. Memang berat bagi Raka, tapi ia harus terbiasa dengan hubungan ini. Ia harus bisa terlihat secara natural tentang hubungan mereka.

Selagi ia melajukan mobilnya perlahan, ia melihat Kyra dikerumuni banyak perempuan seakan itu memang circle pertemanan Kyra. Tapi, semakin diamati, Raka semakin merasa aneh. Meski Kyra di sana menjadi pusat perhatian, tapi entah kenapa, Raka melihat dan merasakan seakan Kyra sedang sendirian, seakan Kyra memasang tembok tinggi untuk membatask hubungannya teman-temannya.

Raka memarkirkan mobilnya di dekat gedung STEI. Ia keluar dari mobil seperti biasa. Tapi, tiba-tiba saja ada yang berlari ke arahnya sambil meneriaki namanya. Tentu Raka tahu siapa, sudah biasa. Tapi, tetap, Raka tak suka menarik perhatian.

"Raka!" sebut Vino dengan tegas. Ia langsung mencengkeramkan kedua tangannya di pundak Raka. "Sumpah demi warung Bu Tejo! Lo serius soal pertunangan lo sama Dewi Mataha-hmp!" Vino berhenti bicara karena Raka langsung membungkam mulut sahabatnya yang sering tak terkontrol itu.

"Tsk! Nggak usah ngegas bisa, 'kan?" tukas Raka kesal. Raka melepaskan mulut Vino, lalu ia menutup pintu mobilnya dan menguncinya. "Itu beneran, tapi gue nggak mau itu kesebar dulu. Sampai hari H, status kami pacaran, biar nggak aneh. Gue nggak mau dia dalam masalah, jadi semua harus hati-hati."

"Masalah?" Vino menatapnya bingung. "Ada apa?"

Sebenarnya, Raka juga tidak tahu pasti, namun ia yakin bahwa Kyra berada dalam posisi yang paling dirugikan dalam segi apapun. "Anak itu nggak kayak yang kita kira," jawab Raka serius. "Keceriaan, senyum, dan kepribadian yang kita kenal, semua itu cuma untuk nutupin kerusakannya. Pertunangan gue sama dia, itu nggak ada untungnya buat dia. Dia ngelakuin ini karena terpaksa. Salah dikit, dia bisa dirugikan."

"Lo tahu dari mana?"

"Dia yang bilang," jawab Raka. "Gue harus selidikin soal orang tuanya."

Vino mencengkeram lengan Raka kuat-kuat dan menghentikan langkah mereka. Vino menatap Raka dengan tatapan menahan amarah. "Lo mau bilang, kalau dia disiksa sama orang tuanya?"

Raka tahu alasan sahabatnya itu tampak marah. Sahabatnya itu pernah memiliki pengalaman serupa. Kembarannya, Vano, meninggal dunia karena depresi oleh tuntutan orang tua mereka. Meski kejadian sebelum mereka saling kenal, tapi Vino pernah menceritakannya pada Raka. "Iya," jawab Raka. "Dia bilang, dia nggak mau jadi boneka orang tuanya. Jadi, dia buat perjanjian sama gue. Dia bakal kasih perusahaan orang tuanya, dan gue harus bisa kasih kebebasan buat dia. Dia bilang, dia bakal pergi. Dan, dia punya pikiran untuk bunuh diri. Karena itu, gue harus hati-hati. Gue minta tolong sama lo juga, bantuin gue. Gue mau dia bebas dan bener-bener bahagia."

Vino tercengang. "Baru kali ini gue lihat lo begitu tertarik sama cewek. Lo keren juga, n*ir." Ia tertawa terbahak-bahak.

"Tsk! Sial." Raka tak bisa membantah kenyataan itu. Nyatanya, ucapan Vino benar.

Setelah pembicaraan mereka malam itu, Raka benar-benar memikirkan banyak hal. Semua ucapan Kyra malam itu ia pikirkan kembali, dan ia mendapatkan kesimpulan bahwa Kyra adalah korban penganiayaan Pratama dan Nirmala. Memang ia tak punya bukti. Karena itulah, ia akan menyelidiki lebih lanjut tentang Pratama dan Nirmala. Dia sudah bertekad untuk menyelamatkan Kyra. Dalam perjodohan ini, dia akan memberikan apa yang Kyra inginkan.

Bab terkait

  • Kyraka   Obsesi

    "Kyra," panggil seorang perempuan. Kyra menoleh dan menghentikan pekerjaannya. Itu perempuan yang bisa dibilang cukup dekat dengannya semasa kuliah, namanya Jessica. "Tadi gue lihat lo naik mobilnya Kak Raka. Kok bisa? Biasanya lo nolak ajakan anak cowok, 'kan?"Kyra mengerutkan keningnya bingung. Anak FSRD, terutama DKV, sangat kecil kemungkinan untuk mengenali mobil senior dari STEI. "Kamu kenal Kak Raka?" tanya Kyra, alih-alih menjawab pertanyaan Jess - begitu panggilannya.Jess mengangguk. "Gue pacar sahabatnya Kak Raka, Kak Vino," jawab Jess. Lantas, ia duduk di depan Kyra. Saat ini, mereka ada di meja taman dan suasana cukup sepi. "Lo punya hubungan apa sama Kak Raka?" tanyanya penasaran.Kyra tak melihat ada maksud lain, dan karena Jess mengaku pacar sahabatnya Raka, Kyra mempercayainya. Selama ia mengenal Jess pun perempuan itu bukan tipe yang bisa melakukan hal jahat padanya. "Pacaran," jawab Kyra sambil berbisik. Tangannya spontan menutupi mulut Jess saat

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Kyraka   Sakit

    Raka membukakan pintu mobil untuk Kyra, lalu membantunya masuk, kemudian menutupkan pintunya. Ia berjalan memutari mobil dari bagian depan, lalu masuk ke belakang kemudi. Sambil menyalakan mesin mobil, Raka berkata, "Kamu nggak diapa-apain sama orang tadi, 'kan?" Matanya membulat besar saat ia menyadari penyebab keheningan Kyra yang aneh. "Kyra!" "Ugh..." rintihnya. Ternyata, ia tengah meringkuk hingga dadanya menempel pada paha. "Argh... Uhuk! Uhuk!" Batuk kering itu terdengar menyakitkan."Ky-Kyra, apa yang sakit? Kasih tahu, Kyr. A-Atau, kita ke rumah sakit aja, ya?"Kepala Kyra menggeleng. Ia menggerakkan tangan kanannya yang gemetaran itu. Raka seakan tahu bahwa Kyra membutuhkan pegangan, jadi ia langsung menangkap tangan Kyra yang kurus itu untuk menggenggamnya. Tangannya terasa basah, dingin, dan gemetaran. Jujur, Raka takut, sangat takut."Kyr, please... Aku harus apa?"Lagi, Kyra menggeleng. Memang tak ada lagi rintihan yang keluar dari sana, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • Kyraka   Kelemahan

    Setelah Merlin memastikan kondisi Kyra stabil, ia berpamitan pulang dengan menitipkan sejumlah obat-obatan. Raka mengantar Merlin sampai pintu unit apartemen Kyra. Dan, setelah menutup kembali pintu unit apartemen, Raka membeku di tempat. Merlin sudah menjelaskan kehidupan Kyra, dan Raka benar-benar tak habis pikir. Ia tidak tahu harus bersikap seperti apa pada Kyra setelah ini. Ia bingung. Tapi, yang jelas, ia sudah membulatkan tekad untuk menyelamatkan Kyra melalui perjodohan mereka ini.Entah sejak kapan Raka menjadi begitu mempedulikan Kyra. Melihat Kyra hanya berbaring di kasur dengan mata terpejam, Raka merasa seakan jantungnya bisa meledak kapan saja. Ia takut, takut akan kehilangan. Kini, ia tahu bagaimana hancurnya perasaan Vino ketika ditinggal kembarannya sampai butuh waktu bertahun-tahun untuk pulih dari trauma. Mungkin, kalau ia kehilangan Kyra, ia tak akan sanggup menjalin hubungan lagi.Baju yang Kyra pakai basah oleh keringat, sehingga Merlin menggantika

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-24
  • Kyraka   Momen Ibu dan Anak Perempuan

    "Warna?" Kyra diam sejenak dan berpikir dengan melirikkan mata ke arah lain. Ia mencoba membayangkan. "Kyra nggak punya kesukaan khusus, sih, sebenernya. Tapi, kalau disuruh milih, Kyra mungkin warna gelap, kayak coklat, navy, dark grey, atau hitam, gitu," jawab Kyra. "Kyra nurut sama maunya Mama aja, deh.""Lah, kok, jawabannya sama kayak Raka, sih," keluh Tika.Saat ini, Kyra sedang pergi bersama Tika untuk membeli bahan baju seragam Kyra dan Raka untuk pertunangan dua minggu lagi. Tadinya, mereka juga ingin mengajak Nirmala, tapi kebetulan dia harus ikut Pratama pada meeting mendadak di Sukabumi. Mau tak mau, Kyra hanya berdua dengan Tika. Awalnya Kyra merasa canggung, tapi ternyata ia bisa lebih relaks. Ia malah tak akan nyaman jika ada Nirmala."Kulit kamu, sih, nggak terang, nggak gelap. Tapi, ada kesan pucet, ya. Mama maunya yang pastel, tapi nanti malah bikin kamu kelihatan kusam. Mau nggak mau warna gelap, deh," gumam Tika. "Biru gelap aja, ya? Raka juga su

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25
  • Kyraka   Pertunangan

    Saat mendengar dari Angga, Raka sudah tidak bisa tidur dengan tenang. Bukan masalah ia dijodohkan, itu sudah lewat dan Raka tak masalah. Yang membuatnya tak bisa tidur tenang seminggu belakangan adalah ini. Keramaian ini! Wartawan! Ya, WARTAWAN!!Raka Si Kikuk yang tak suka terekspos bahkan ia tak punya media sosial ini jelas tak akan bisa tidur dengan tenang. Ia kira, acara pertunangannya dengan Kyra akan dilakukan secara sederhana, sesuai kata-kata Tika. Tapi, ternyata kata 'sederhana' yang ada di dalam kamusnya dan Tika itu berbeda. Ini tidak sederhana. Ini terlalu berlebihan untuk sekedar tunangan!"Nggak apa-apa, Ka. Santuy, lah," hibur Vino.Lebih dari dua puluh orang telah berkerumun di depan gerbang rumah Kyra. Setengah lebih membawa kamera beragam model, sisanya membawa mikrofon atau menggunakan mikrofon yang menempel di kerah baju mereka. Saat mobil Angga dan Tika berhenti, mereka sudah berkerumun. Satu sisi, Raka bersyukur mobil yang dia naiki berdua

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-26
  • Kyraka   Cobaan Pra-Nikah

    Kyra datang ke kampus Raka bukan untuk bertemu Raka. Ia harus bertemu dengan dosennya yang diminta untuk menjadi dosen tamu di kampus Raka. Secara lokasi, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika memang berada di dalam ITB, tapi manajemennya terpisah dan otoriter. Sehingga, perdosenan pun tidak berada di bawah rektorat ITB. Kadang, dosen dari fakultas lain atau luar ITB diundang menjadi dosen tamu di sana. Dan, ketika urusan Kyra selesai, ia malah melihat pemandangan menyebalkan ini.Pada pertunangan kemarin, dua pihak keluarga sudah sepakat bahwa tanggal pernikahan akan dilaksanakan tepat pada tanggal ulang tahun Kyra di bulan September, yaitu kurang dari dua bulan dari tanggal pertunangan. Meski dihitung manual hari itu masih cukup lama, tapi bagi Kyra, hari itu akan datang sebentsr lagi. Bohong jika ia tak gugup. Ia sangat gugup. Bahkan, di hari pertunangan kemarin, ia merasa jantungnya akan meledak. Kalau Raka tidak ada di dekatnya, ia sudah mati karena serangan jantung.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27
  • Kyraka   Perasaan

    Jika dibilang cemburu, Kyra akui ia merasakannya, tapi hanya sedikit. Ia kesal melihat Raka tidak bisa menolak sikap kegatalan lima teman kampusnya yang mendekati Raka secara tiba-tiba itu. Tapi, perasaan yang ia rasakan lebih besar adalah perasaan cemas karena Raka tidak berani menyakiti perempuan-perempuan itu. Padahal, Raka hanya perlu bersikap tegas. Tapi, itulah Raka. Dia tidak berani menyakiti perasaan perempuan sedikit pun. Ah, mungkin ini yang disebut geregetan.Ketika Vino bertanya apakah ia sudah menyukai Raka atau belum, tentu Kyra tak berbohong ketika ia menjawab bahwa ia menyukai Raka. Namun, jika rasa suka itu mengarah ke rasa suka lawan jenis, Kyra belum yakin. Rasa suka Kyra pada Raka lebih kepada rasa aman dan nyaman. Kyra tak pernah merasakan perasaan hal seperti ini sebelumnya. Tapi, ia yakin, jika perasaan ini berlanjut, ia akan jatuh cinta pada Raka. Namun, hal itu akan menyulitkannya, tentu saja. Jika ia terlarut dalam rasa cintanya, ia takut tak

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • Kyraka   Hasil Pemeriksaan

    Sebelum menemui Merlin, Raka menemani Kyra untuk melakukan pengambilan sampel darah di laboratroium rumah sakit, kemudian pergi ke ruang EKG untuk merekam kerja jantungnya, barulah mereka menunggu waktu praktik Merlin sambil menunggu hasil darah dan hasil EKG keluar. Selagi menunggu, mereka pergi ke kafe di dekat rumah sakit. Mereka punya cukup banyak waktu."Jadi, kamu selalu berangkat pagi untuk ambil darah dan EKG, terus kamu nunggu dua jam sendirian, baru bisa nemui Dokter Merlin?" tanya Raka.Kyra mengangguk sambil berjalan menuju meja kosong di sudut ruangan, sementara Raka mengikuti dibelakang sambil membawakan minuman pesanan mereka. Setelah duduk, barulah Kyra menjelaskan. "Nggak mungkin bolak-balik, 'kan? Walaupun rumah deket, tapi bakal lebih capek kalau bolak-balik. Jadi, biasanya aku nunggu di sini, atau duduk-duduk WiFi-an di kantin rumah sakit, atau gosipin dokter-dokter sama perawat-perawat." Ia terkekeh-kekeh setelah menyebutkan yang terakhir."Mere

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-31

Bab terbaru

  • Kyraka   Last but Not Least

    Tentu saja, masalah akan selalu datang dalam hidup sebagai pewarna kehidupan. Masalah berat akan terasa ringan saat ditanggung bersama, saat ada orang yang mau memberikan dukungan meski hanya dengan keberadaannya. Dan, itulah yang terjadi pada hidup Kyra semenjak ia bertemu dengan Raka. Dulu, rasanya ia bisa mengakhiri hidupnya kapan saja. Tapi, kini ia memutuskan untuk terus bertahan dan berjuang karena ia sudah memiliki orang-orang yang berharga. Raka sebagai suaminya, Arden sebagai anaknya dan Raka, sang bunda yang sudah berubah, dan kedua mertuanya yang selalu perhatian.Semenjak Mahesa Group bergabung di baqah D'Kratos, ada banyak sekali perubahan yang sangat baik yang membuat Mahesa Group yang sempat menurun akibat kasus Pratama pun bisa kembali naik dengan sangat cepat. Dalam waktu 1 tahun saja, semua sudah kembali stabil. Kyra bahkan bisa melakukan pekerjaan remot dari jarak jauh. Ia pun punya banyak waktu yang bisa ia habiskan bersama Arden dan Raka. "Babe." Kyra menoleh dan

  • Kyraka   From Bandung To Jakarta

    Kehidupan Kyra sealam di Bandung adalah kehidupan terbaiknya sejak sebelum hingga sesudah mengenal seorang Raka. Namun, ia yakin bahwa dengan tinggal di rumah baru, mencari suasana baru, dan lingkungan bermasyarakat yang baru, ia akan mendapatkan kehidupan yang jauh lebih menyenangkan dan terbaik di banding sebelumnya. Apalagi, kini telah banyak yang berubah di dalam hidupnya. Mulai dari pernikahannya dengan Raka, memiliki Arden sebagai anak mereka, perubahan sikap NIrmala, diterimanya dengan baik sebagai seorang Kyra yang penyakitan oleh banyak orang, dan kini ia sudah memiliki jantung yang lebih baik berkat bantuan ICD hingga memberinya kesempatan hidup lebih baik. Ia tidak pernah berhenti berterima kasih pada Bandung. Dan, mulai hari ini, ia, Raka, dan Arden akan menetap di Jakarta.Ada begitu banyak alasan yang membuat mereka memilih untuk pindah ke Ibu Kota. Pertama, tentu karena lokasi dengan perusahaan jauh lebih dekat. Orang tua mereka juga dapat berkunjung lebih sering tanpa

  • Kyraka   Harmonis

    Masalah dengan Hisyam dan Galih telah selesai. Mereka berdua mendapatkan hukuman kurungan penjara seumur hidup tanpa remisi atau pengurangan hukuman saat menjalani masa pidananya. Berbeda dengan ibu Hisyam, ia mendadpatkan hukuman kurungan penjara 20 tahun dan sejumlah denda. Sementara untuk Margaret yang telah menuntut cerai pada Hisyam dan disetujui akan mendapatkan hukuman penjara 5 tahun penjara dengan sejumlah keringanan-keringanan yang telah Kyra berikan. Memang, dilihat dari sisi mana pun, Margaret juga korban.Sudah tiga bulan berlalu semenjak resminya penggabungan perusahaan Mahesa menjadi berada di bawah D'Kratos. Selama tiga bulan itu, Kyra menjalani masa istirahatnya dengan cukup tenang. Satu bulan pertama memang sangat tenang untuknya, karena Raka telah menunjuk seseorang untuk menggantikan posisinya memimpin Mahesa Group. Tapi, setelahnya Kyra kembali memegang jabatan sebagai Direktur Utama Mahesa Group meski dilakukannya dari jarak jauh. Tentu saja hal itu akan mencipta

  • Kyraka   Operasi

    "Kalian heboh banget, sih," tukas Kyra sambil bangkit perlahan-lahan dengan bertumpu pada tangan kanannya. Lantas, ia menutup luka di lengan kirinya yang dalam dan mengeluarkan banyak darah.Bagi Kyra, menerima luka tembakan adalah hal yang sebenarnya sudah biasa ia dapatkan sejak dulu. Ada banyak bekas luka yang ia miliki di tubuhnya, dan kini ia harus mendapatkannya kembali. Memang lukanya tidak parah karena ia sempat menghindar di saat-saat terakhir. Meski sudah memakai rompi anti peluru di balik baju yang ia pakai, untunglah luka yang ia dapat hanya luka dalam di lengan kirinya akibat tertembak."Da-Darahnya banyak banget!" kata Raka terbata-bata.Kyra mengangguk. "Daging aku kecongkel panjang dan dalam, jadi wajar darahnya banyak gini. Aku mungkin bakal butuh transfusi kalau dibiarin. Aku juga bakal pingsan," kata Kyra dengan santai. "Karena acaranya juga udah kacau, aku pergi duluan, ya? Kakak urus sisanya aja, nanti nyusul ke rumah sakit. Aku sama King."King sudah mengangkat t

  • Kyraka   Launching

    Kyra sudah siap, pun dengan Raka. Arden mereka titipkan pada Nirmala yang sekarang selalu menjauhi keramaian dan acara-acara besar semenjak kasus Pratama. Bundanya itu lebih senang bersama cucu pertamanya, menghabiskan masa tua dengan bahagia dan jauh dari hal-hal yang merepotkan. Kyra dan Raka turun dari mobil yang sama. Acara launching peresmian bergabungnya Mahesa dengan D'Kratos ini dilaksanakan di ruang aula utama di gedung Mahesa Group. Tentu bukannya tanpa maksud. Hanya di Mahesa Group inilah keamanan bisa terjamin jauh lebih baik. Bagaimana pun juga, Mahesa Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang keamanan terbaik se-Indonesia, meski sekarang menurun dan kalah saing semenjak kasus Pratama. Namun, Kyra terus berusaha untuk kembali ke posisi sebelumnya.Tentu saja acara ini amat sangat ramai dan meriah, karena bukan hanya mengundang masing-masing orang penting dari kedua perusahaan, tapi juga orang penting se-Indonesia, termasuk pejabat-pejabat negara yang terlibat di du

  • Kyraka   Persiapan

    "Kamu serius, Kyra?" tanya Raka. Ia baru saja sampai di rumah dan mendapati Kyra sedang berbaring di atas karpet depan televisi, sambil menemani Arden berguling-guling dan mencoba merangkak. "Menunda operasi itu resikonya besar buat kamu. Apalagi, kamu udah memutuskan untuk menunggu Margaret keluar dari penjara untuk menggantikanmu. Kamu tahu kalau tubuh kamu nggak kuat, 'kan? Sekarang aja kita harus mempersiapkan persidangan."Kyra merebahkan tubuhnya terlentang, membuat Raka mendekat untuk bersimpuh di sebelahnya, dan tiba-tiba saja mengecup bibir sang istri. "Duh, Kak. Mendadak amat," ujar Kyra sambil mendorong pundak Raka pelan. Perlahan, ia mengguling tubuhnya dan menaruh kepalanya di atas pangkuan Raka. "Nggak lama, kok, aku menunda operasinya. Cuma sampai dua kali sidang. Aku janji."Raka menghela napasnya kasar sambil geleng-geleng kepala. "Aku nggak habis pikir, deh, sama kamu, Kyra. Kamu selalu berhasil bikin aku jantungan dan gila."Dengan ringannya, sang istri malah terkek

  • Kyraka   Interogasi (2)

    Kyra ingat bahwa ia tidak asing dengan nama 'Galih'. Sejauh ia bisa mengingat, memang tidak ada teman sekolahnya yang bernama Galih sejauh ini. Tapi, begitu Galih yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap Pratama masuk ke ruangan untuk memenuhi panggilannya, mata Kyra langsung terbelalak untuk beberapa detik. Setelahnya, Kyra tersenyum lebar, bahkan menyeringai."Wah, saya nggak nyangka, ternyata 'Galih' yang dimaksud itu Anda," ujar Kyra sambil geleng-geleng kepala keheranan. "Duna ini sempit banget, ternyata. Nggak nyangka aja, ternyata orang yang udah sepuluh tahun menghilang setelah mencoba mencuri data perusahaan, muncul dengan cara kayak gini. Kayaknya, waktu itu aku memang belum jago, ya, sampai nggak bisa benar-benar melenyapkan Anda, seorang pengkhianat perusahaan."Lelaki yang lima-enam tahun lebih muda dari Pratama itu hanya menatapnya dengan tatapan dingin. Hampir tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya, dan Kyra hanya menatapnya dengan merana tanpa mengalihkan sedikitpun

  • Kyraka   Interogasi

    Seperti perkiraan Raka, tiga hari setelah Kyra membuka mata, Raka dengan gencarnya mengumumkan pada publik secara tak langsung bahwa Hisyam, Shinta, Galih, dan Margaret telah merencanakan kudeta terhadap Pratama dan Kyra untuk mendapatkan Mahesa Group.Tidak ada berita yang lebih hangat selain video yang beredar tentang penangkapan Hisyam, Shinta, Galih, dan Margaret oleh pihak kepolisian dengan bekerja sama dengan orang-orang keamanan Mahesa Group yang ditunjuk dan dipilih oleh Kyra dan Raka. Ketenaran Kyra dan Raka terkait kasus ini mengalahkan ketenaran artis-artis yang melakukan berbagai skandal. Sebab, kejadian ini termasuk ke dalam kejadian dunia bisnis yang cukup besar dalam sejarah Indonesia selama 10 tahun terakhir.Sebelum naik ke meja hijau, keempat orang itu sudah mendekam di Lapas Kelas I Cipinang sebagai pelaku kejahatan tinggi, yaitu pembunuhan terencana dan kudeta. Jumlah poin kejahatan mereka adalah tinggi, sehingga Kyra dan Raka meminta agar mereka masuk ke Lapas Cip

  • Kyraka   Kendali

    Sudah tiga hari Kyra tidak membuka matanya, namun bukan berarti kondisinya terus mengalami penurunan. Kondisinya cukup stabil, tapi dokter-dokter tidak mengetahui alasan Kyra masih memejamkan matanya. Namun, dugaannya adalah psikologis. Raka tidak bisa membantah jika memang itu karena psikologis. Sebab, belakangan ini, Kyra memang banyak memaksakan diri untuk fisik dan mentalnya.Selama tiga hari ini, Raka lebih banyak berada di Mahesa Group untuk menstabilkan kondisi di sana sejak kematian Pratama dan masih melakukan penyelidikan untuk mencari Hisyam, sementara D'Kratos ia kendalikan dari jarak jauh dengan bantuan asisten pribadinya. Memang situasi cukup stabil dan terkendali, tapi hal ini malah membuat Raka kesulitan memiliki waktu untuk menjaga Kyra setiap malamnya. Bahkan, ia hanya bisa melakukan video call dengan Arden yang kini ada di tangan kedua orang tuanya. Raka mengantuk dan lelah, sampai ia tak menyangka bahwa inilah beratnya pekerjaan Kyra sejak menjadi Direktur Utama Ma

DMCA.com Protection Status