Share

Bab. 30. Permintaan Ngawur

Bidan Nurul?"

Ia mengangkat wajah, binar matanya redup. Kutarik kursi di dekatnya lalu segera duduk mengambil posisi yang berjarak sekitar dua meter.

"M-maaf, Dok, kalau lancang datang kemari," ucapnya sembari kembali menundukkan wajah.

Aku tak langsung menyahut. Merasa kaget saja. Tengah malam begini didatangi perempuan seorang diri, pasti ada yang tidak beres.

"A-aku tidak tahu mau ke mana, yang kuanggap tempat paling aman menyembunyikan rasa malu, ya di sini, rumah Dokter Hasyim." Ia terisak lagi.

"Nurul, please. Ini ada apa?" Akhirnya aku pun bertanya, mendapati ia seorang diri dengan kondisi sedang tidak baik-baik saja membuatku cemas dan berpikiran macam-macam.

"A-aku batal menikah, Dok. Calon suamiku tersandung kasus lagi."

Ya Tuhan. Miris sekali mendengarnya. Padahal ini penantian panjang. Aku bahkan sudah menyiapkan kado istimewa untuknya.

"Bukannya kasus kemarin sudah selesai?"

"Bukan yang itu. Ini kasus baru lagi. Dia kepergok sedang transaksi obat terlarang. Bukan kepergo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status