Share

Harus Disingkirkan?

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-12 19:00:02

‘’Ma, ma’afkan aku ya. Bukan aku nggak mau mempertahankan rumah tanggaku dengan Mas Deno. A—apalagi si perempuan itu juga hamil anak darinya,’’ jelasku seadanya dengan sesegukan. Aku menyeka buliran air mata yang sejak tadi hadir dengan kasar.

‘’Aku mengatakan yang sebenarnya. Bukan aku bermaksud untuk menjelek-jelekkan Mas Deno ke Mama, tapi itu memang kejadian yang sebenarnya. Dan....aku nggak bisa lagi menutupi ini semua dari Mama. Aku nggak tahu lagi harus bicara apa.’’

‘’Ma! Apa Mama marah ke aku?’’

‘’Hallo, Ma!’’ Aku bergegas memandangi ponselku. Ya Allah ternyata sudah putus sambungan teleponnya. Apa mama mertua mendengar semua penjelasan aku? Atau beliau sendiri yang memutuskan sambungan sepihak karena marah padaku.

‘’Nggak, nggak apa-apa. Aku cuma berkata yang sebenarnya ke Mama. Buat apa beliau marah? Seharusnya yang dimarahi itu adalah anaknya sendiri, bukan aku.’’

Aku menghela napas berat, kuletakkan kembali benda pipih itu di sebelahku. Sudah berniat hendak istirahat namu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Rindu?

    ‘’Bu, ada Mas-Mas paket yang nanyain Ibu,’’ kata wanita separuh baya itu yang tergopoh-gopoh melangkah menghampiri aku yang tengah beberes rumah.Sebenarnya Bibi tak membolehkan aku, tapi aku tetap memaksa Bibi agar aku diperbolehkan untuk beberes rumah. Alasanku padanya biar tubuhku lebih terasa hangat setelah beberes. Karena selama ini aku hanya berdiam diri di ruang rawat saja.‘’Mas paket? Aku nggak mesan apa pun kok, Bi,’’ sahutku dengan terheran dan menatap wanita yang kuangggap sebagai keluargaku itu.‘’Tapi katanya untuk Ibu. Temui aja dulu sana, Bu.’’‘’Biar Bibi yang melanjutkan beberesnya. Kan Ibu baru keluar dari rumah sakit,’’ imbuhnya kemudian yang bergegas mengambil alih kemoceng dari tanganku.‘’Udah aku bilang, Bi. Biar tubuhku lebih hangat dan sebagai ganti olahraga pagi,’’ kataku sembari tertawa kecil.‘’Maraton aja biar tubuh terasa hangat, Bu. Nanti malah Bibi dimarahin sama Mas Reno lagi. Upps.’’ Dia membungkam mulutnya dengan telapak tangan, membuat aku terkesia

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Terpaksa

    ‘’Bi?’’ keluhku sembari menatap wanita itu.Kali ini aku tak sependapat dengan bibi, biar bagaimana pun juga Reno tak bisa seenaknya ke sini. Apalagi statusku masih seorang istri dari lelaki yang bernama Deno. Walaupun dia sudah mengkhianatiku selama empat tahun, dia sudah bermain gila dengan wanita lain di belakangku. Namun, secara agama dan hukum dia masih berstatus sebagai suamiku.‘’Kan Mama jadi marah, Bi. Mama nggak ngizinin,’’ keluh Naisya kemudian dengan buliran air mata hendak jatuh lagi di pipinya. Kali ini aku tak tahu lagi harus bicara apa.‘’Bu, izinin ya? Kasihan Naisya loh,’’ bisik wanita yang setia menemaniku itu. Aku menghela napas berat hingga akhirnya memutuskan untuk mengangguk pelan.‘’Nah, tuh Mama Adik ngizinin. Senang nggak, Dik?’’‘’Senang, Bi,’’ sahutnya yang mulai memancarkan senyuman di bibirnya.‘’Kali ini aku terpaksa mengizinkan lelaki lain bermain di rumah bersama anakku. Ya, aku memang nggak ada pilihan lain lagi. Daripada aku harus mengizinkan anakku

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Lelaki Asing

    ‘’Ke pasar? Jadi putriku dibawa Bibi juga ke pasar. Ah, nggak mungkin. Tapi sama siapa dia ditinggal?’’ kataku dalam hati bertanya-tanya.Ya, beberapa hari nan lalu aku masih berada di rumah sakit dan tak mungkin bibi menitipkan Naisya ke orang lain. Lalu sama siapa anakku ditinggal oleh bibi?‘Ah, sudahlah. Kan yang penting putriku nggak kenapa-napa' Aku berusaha menepis semua rasa penasaranku itu.‘’Bu? Ibu kenapa?’’‘’Ah, enggak kok, Bi. Aku baik-baik saja.’’‘’Tadi tuh aku cuman bingung aja. Biasanya kan Bibi nggak pernah masak yang beginian,’’ kataku sembari tersenyum memandangi hidangan yang telah disediakan oleh bibi.‘’Ibu nggak suka? Biar Bibi simpen aja. Nanti Bibi yang makan atau kita kasih aja ke tetangga kali ya?’’‘’Nggak, Bi. Aku sebenarnya suka banget malahan. Aku nggak makan jengkol itu selama ini karena ngehargai Mas Deno aja yang katanya nggak suka sama jengkol.’’‘’Eh, ternyata dia bohongi aku selama ini. Di luar malah ini makanannya sama si pelakor itu,’’ kesalku.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Sebahagia itu?

    Mba Nelda? Kok bengong? Lagi ngelihatin apa?’’ tulis seseakun yang membuat aku kembali menatap layar yang tengah siaran langsung itu.‘’Ah iya, ma’af guys. Kayaknya untuk hari ini aku cukupkan sampe di sini dulu. Kapan-kapan aku akan ngobrol online lagi dengan kalian ya. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan.’’‘’Terima kasih banyak buat kalian yang menyempatkan waktu untuk menonton live aku, sehat selalu ya dan semoga selalu dalam lindungan Allah. Aku pamit dulu, assalamua’laikum,’’ kataku sembari melambaikan tangan layar ke camera dan segera mengakhiri live di aplikasi itu.Dengan pelan aku menutup kembali laptop dan membiarkan benda pipihku terletak di meja itu. Aku bergegas melangkah ke ruang bermain putri mungilku. Dengan mengendap-endap aku menuju pintu yang tengah terbuka itu.‘’Adik senang Om bisa ke sini lagi. Om kata Mama dan Bibi selalu sibuk,’’ sungutnya terdengar olehku dari luar.‘’Iya, Dik. Ma’afkan Om ya. Om kadang sibuk kerja. Tapi kan ada Mama sama Bibi yang akan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Security?

    ‘’Ya Allah, apa Ibu belum minum obat kali ya?’’Aku coba berpikir sejenak,’’Ah iya. Ya Allah ternyata belum, Bi. Aku lupa.’’‘’Ma’af, Bu. Bibi pun lupa mengingatkan. Kalo gitu Ibu makan obatnya di kamar saja atau di mana? Biar Bibi bawain air matang,’’ ujarnya kemudian.‘’Nggak apa-apa, Bi. Bibi kan sibuk juga. Bawa ke kamar aja. Dan nasi juga ya, Bi,’’ pintaku pada wanita yang kuanggap sebagai keluargaku itu.‘’Siap, Bu. Bibi ambilin dulu ya.’’Aku menyahut dengan anggukan. Tampak si bibi sudah bergegas melangkah. Sedangkan aku kembali ke kamar tidurku. Pantas saja kepalaku terasa pusing kembali, obatku belum dikonsumsi untuk pagi ini saking lupanya aku. Tak berselang lama wanita separuh baya itu sudah membawakanku nasi, obat dan segelas air putih.‘’Makan dulu ya, Bu. Setelah itu baru istirahat,’’ ujarnya yang bergegas meletakkan nampan yang berisi nasi dan sambal di nakas.‘’Iya, Bi. Makasih banyak ya.’’‘’Sama-sama, Bu.’’‘’Kalo gitu Bibi cek dulu Naisya ya,’’ katanya kemudian.Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Apa yang direncanakannya?

    Malam ini mataku enggan untuk terpejam. Teringat isi pesan wanita yang masih berstatus jadi mertuaku itu. Katanya dia akan berkunjung ke rumah karena rindu dengan cucunya. Aku bingung harus bagaimana, tak mungkin aku melarangnya berkunjung ke rumahku. Biar bagaimana pun juga Naisya adalah cucu satu-satunya dan aku masih berstatus sebagai istri dari anak semata wayangnya.Tapi suamiku sudah lama pergi dari rumah dan sampai saat ini tak kunjung pulang lagi. Nanti mama malah bertanya lelaki itu dan apa yang hendak aku jawab? Apalagi beliau itu asam lambung kronis yang tak boleh banyak pikiran dan beliau dulu juga berharap agar kami hidup selamanya bersama. Mertuaku itu begitu baik sekali padaku, bahkan dia menganggapku sebagai anak kandungnya sendiri bukan menantu.‘’Ya Allah, aku harus bagaimana ini? Apa ini waktunya aku jujur ke Mama?’’Aku mengusap muka berkali-kali dan menghempaskan tubuh ke tempat tidur. Kupandangi Naisya sudah terlelap. Ya, karena seharian dia tak tidur siang karen

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Akting kamu luarbiasa!

    ‘’Ya Allah, Nel? Kamu kok begitu sama suami sendiri?’’ Mama mertua sungguh terkesiap melihat pemandangan ini.Ya, memang tak pernah beliau melihat aku berlaku tak baik pada suamiku. Apalagi sampai menepis tangan anaknya dengan kasar di depan orang tua kandung. Orang tua mana pun pasti akan merasa kesal, bahkan marah melihat anaknya diperlakukan seperti itu jika tak tahu apa alasannya. Ah, entah kapan aku akan bisa berkata jujur pada kedua mertuaku itu. Tapi aku tak sanggup lagi untuk menutupi semua ini. Yang ada semakin membuat hatiku teriris. Tidak! Aku harus mengatakan yang sejujurnya.‘’Hemm, Mas Deno ini sebenarnya.....‘’‘’Kamu pusing, Sayang? Aku anter ke kamar ya?’’ Aku menggeleng cepat. ’’Nggak, aku duduk aja.’’ Aku kembali menghenyak di kursi.Kali ini aku gagal lagi. Tampaknya dia berusaha menghalangiku berkata yang sejujurnya tentang masalah yang menimpa rumah tangga kami. Dasar lelaki pengkhianat! Dia menyembunyikan semua ini alasannya tak mau membuat kedua orang tuanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Kecoplosan?

    ‘’A—apa? Berani sekali dia. Aku malah lupa kalo pagi ini orang-orang yang melamar jadi security akan datang ke rumah ini,’’ kataku lirih yang terperanjat kaget mendengar ucapan bibi Sum.Aku tak tahu lagi apa yang direncanakan oleh lelaki itu. Padahal dia sudah lama tak berada di rumah dan dia tak tahu apa-apa soal aku mencari security pribadi. Yang tahu tentang ini hanya bibi dan aku. Ah, rencana licik apalagi yang dibuat oleh lelaki pengkhianat itu?‘’Bi, temani aku ke luar ya?’’Bukan aku takut, tapi aku hanya waspada saja. Jika nanti kepalaku mendadak pusing kembali dan apalagi kini tubuhku terasa tak berdaya. Bibi tampak mengangguk. Dengan pelan aku bangkit dan melangkahkan kaki ke luar. Setibanya di teras rumah, aku mendapati lelaki itu tengah bersama beberapa orang lelaki, menurutku mereka yang menghubungiku kemarin malam.‘’Apalagi yang kamu rencanakan, Mas?’’ gumamku dalam hati. Tanpa berpikir lagi aku bergegas menghampiri.‘’Mas, kamu nggak berhak mengatur semua ini!’’ tegas

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15

Bab terbaru

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Ending

    Setelah bersalaman dengan mertua, sahabat, dan juga anakku. Saatnya kami berdua menaiki pelaminan. Lelakiku itu mengenggam erat tanganku untuk melangkah menuju pelaminan. Para tamu undangan pun langsung mengucapkan selamat dan bersalaman dengan kami berdua.‘’MaasyaaAllah. Mba Nelda? Akhirnya bertemu dengan Penulis favoritku.’’ Wanita yang kuperkirakan umurnya dua puluhan itu bergegas memelukku.‘’Alhamdulillah. Senang banget bertemu, Kakak.’’ Kami melepaskan pelukan. Matanya berbinar menatapku.‘’Semoga langgeng sampe Kakek Nenek yah, Mba.’’‘’Aamiin Ya Allah. Makasih banyak loh.’’Ternyata ada banyak pembaca yang kuundang hingga membuat kami tak bisa duduk beristirahat di kursi pelaminan karena menjabat tangan mereka satu-persatu.‘’Tapi kok Naisya belum ketemu sama aku sejak tadi?’’ Mataku sibuk mencari keberadaan si kecil.‘’Mama! Papa!’’ teriaknya yang membuat aku tertawa, anakku bergegas memelukku. Ternyata dia bersama Fani.‘’Duuh sayangnya Mama nih.’’ Aku memeluknya dengan era

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Hari yang Kutunggu

    Seminggu kemudian, hari yang kutunggu-tunggu pun tiba. Semua persiapan pernikahanku Fani dan teman-temannya yang mengurus. Aku tengah duduk di depan cermin. MaasyaaAllah, aku terlihat begitu cantik dan anggun dengan polesan make up tipis dari Sang Perias.‘’Akhirnya aku melepas masa jandaku. Semoga ini adalah pernikahan terakhirku seumur hidup dan semoga Reno imam terbaik untuk aku, juga jadi Papa sambung buat anakku.’’ Aku tersenyum memandangi bayangan wajahku di pantulan cermin.Ini adalah pernikahanku yang kedua kalinya. Sebelumnya tak pernah terniat di hatiku untuk menikah lagi, aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup. Namun, apalah daya. Allah berkehendak lain. Lelaki itu selingkuh selama empat tahun lamanya. Menyisakan trauma dan luka yang mendalam. Hingga akhirnya datang seseorang yang dengan pelan-pelan bisa mengobati rasa luka dan traumaku. Dialah yang akan jadi calon imamku. Harapanku semoga ini adalah pernikahan terakhir dalam hidupku.‘’Cie-cie ada yang senyam-senyum

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Dilamar?

    ‘’Happy birth day, Om Reno.’’ Kali ini Naisya yang mengucapkan.‘’Makasih, Dik. Sayangnya Om Reno nih.’’ Tangannya mengelus kepala Naisya.‘’Ini kadonya dari aku, Om.’’ Anakku bergegas menyodorkan kado yang membuat para tamu undangan tersenyum.‘’Wah, ini Adik yang membungkus kadonya? Bagus banget. Makasih ya.’’ Lelaki itu langsung mengambil kado dari tangan Naisya lalu memandangi kado yang bersampul panda itu.‘’Bibi yang menyiapkan, Om. Dan uang untuk membeli kadonya minta ke Mama,’’ katanya dengan polos, berhasil membuat para tamu tertawa.Begitu juga dengan Reno dan orangtuanya. Aku memberi kode agar si Bibi memberikan kado yang tengah dipegangnya sedari tadi. Bibi langsung memberikannya padaku.‘’Dan ini dari aku ya, Ren. Jangan dilihat dari harganya. Tapi lihatlah siapa yang memberikannya.’’ Senyumannya mengembang lalu bergegas mengambil kado yang kusodorkan.‘’Makasi ya,’’ kata lelaki itu dengan suara lembut. Entah kenapa hatiku jadi tersentuh.***Tak ada acara hembus lilin. H

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Dia Ternyata...

    Setahun kemudian..Hari ini adalah ulang tahun Reno, lelaki yang selama ini kukira tidak baik. Lelaki yang selama ini aku ragukan ketulusan hatinya. Ternyata dia memang lelaki yang baik dan peduli padaku, terutama pada Naisya. Dia banyak sekali berkorban untukku dan juga anakku. Akibat kepeduliannya itu membuat sikap dinginku lenyap, apalagi Naisya sangat senang bermain dengan lelaki itu. Hingga sosok almarhum Papanya bisa digantikan oleh Reno. ‘’Udah setahun lebih tanpa kehadiran Mas Deno di sisiku dan juga Naisya. Semoga kamu tenang di alam sana ya, Mas. Dan diampuni segala dosa-dosamu,’’ lirihku sambil mematut diri di cermin.Ya, sudah setahun lebih lamanya aku menjanda. Sedangkan sahabatku Fani sudah menikah duluan dengan Fahmi, lelaki pilihan Mamanya. Yang ternyata dia adalah lelaki baik.Seiring berjalannya waktu rasa luka masa lalu itu dengan pelan mulai sembuh, disembuhkan oleh lelaki baik yang bernama Reno. Malaikat yang dititipkan Allah untukku.‘’Ma, yuk kita jalan sekaran

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Video Siapa?

    Dua hari kemudian..Anak semata wayangku sudah bisa dibawa pulang, Alhamdulillah panasnya sudah turun. Ya, walaupun dia sering memanggil nama Papanya. Terutama di saat tengah tertidur pulas. Sesuai prediksi Dokter Nira, anakku itu kemungkinan tengah merindu berat pada Papanya. Ditambah dia kekurangan istirahat, dia sering begadang karena tak bisa tidur beberapa hari kemarin.Aku pun sudah mencoba menghubungi nomor kontak Mas Deno, tapi nihil. Lelaki itu malah mereject telepon dariku, bahkan sudah berulangkali aku hubungi namun sekali pun tak diangkatnya. Apa dia tak kepikiran Naisya di sana? Apa dia tak mengalami hal yang sama seperti Naisya yang tengah rindu berat padanya? Atau karena dia sedang asyik bersama si pelakor itu? Jadi lupa sama anaknya? Aku menghela napas lega. Biarkan saja lelaki itu, toh dia tak kan mau peduli pada anakku. Biarkan saja aku yang membesarkan dan mendidik Naisya.****Hari ini aku bersyukur sekali, karena anakku bisa dibawa pulang. Aku mengusap kepala putr

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Kenapa Harus Dia?

    Tanpa berkata apapun aku bergegas berpindah posisi duduk. Aku memeluk putriku di kursi belakang. Sedangkan lelaki yang bernama Reno itu langsung melajukan si roda empat. Ya, kali ini aku tak boleh egois. Yang paling penting sekarang Naisya tiba di rumah sakit dan mendapatkan perawatan dari dokter. Aku terus saja mengecup kening putriku yang tengah dalam pangkuan. Kubelai rambutnya.‘’Sayang, Adik pasti kuat. Yang sabar ya, Nak. Sebentar lagi kita pasti akan sampe di rumah sakit,’’ kataku lirih.Kuraba kepalanya, membuat aku semakin cemas. Panas anakku malah semakin naik.‘’Ya Allah! Kuatkan anakku. Sembuhkan dia.’’‘’Nel, kamu yang tenang ya. Banyakin berdo’a,’’ kata lelaki yang tengah fokus menyetir itu sesekali melirik ke belakang lewat kaca spion.Entah kenapa kali ini membuat hatiku lebih tenang. Ada apa denganku?Tak berselang lama mobilku sudah tiba di depan rumah sakit. Lelaki itu bergegas turun. Aku yang akan membuka pintu mobil membuat tanganku terhenti. Karena lelaki itu sud

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Anakku Kenapa?

    ‘’Astaghfirullah! Dik, kok kamu panas banget, Nak.’’ Aku mengusap kepala Naisya. Membuat aku terkesiap dan panik dibuatnya. ‘’Bibi!’’ ‘’Bi! Cepat ke sini!’’ ‘’Iya, Bu?’’ Wanita separuh baya itu terperanjat memandangi aku. ‘’Naisya, Bi. Kepalanya panas banget.’’ ‘’Tenang ya, Bu. Biar Bibi coba kompres dulu.’’ Aku sungguh tak tenang dibuatnya. Bagaimana tidak, tubuhnya begitu panas. ‘’Pa—Pa.’’ Membuat mataku membulat. Papa? Matanya masih terpejam namun dia memanggil mas Deno. Anakku ketika demam tak pernah memanggil papanya. Apa dia begitu rindu pada mas Deno? Ya Allah. Aku harus bagaimana? ‘’Bu, biar Bibi yang mengompres,’’ kata wanita separuh baya itu yang tengah melangkah memasuki kamar dengan tergopoh-gopoh sambil membawa baskom dan handuk kecil. Di saat anakku demam panas seperti ini bayangan wajah Mas Deno pun hadir di benakku. Ada apa ini? Bisa-bisanya aku teringat sama lelaki itu di saat genting seperti ini. ‘’Nggak, Nel. Kamu harus fokus ke anakmu. Nggak usa

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Jurang? (POV Deno)

    ‘’Hei, loh bisa diem nggak?’’ Tangan lelaki itu menamparku dengan spontan. Membuat aku meringis kesakitan. Andaikan saja aku punya tenaga dan tanganku tak diikat, mungkin aku akan membalas semuanya. ‘’Jangan dihabisin tenaga kalian. Tutup saja mulutnya,’’ titah wanita licik itu yang membuat mataku melotot.‘’Baik, Bu.’’ Dia bergegas melakban mulutku membuat aku sulit untuk bicara.‘’Dasar brengsek! Awas aja kalian semua. Aku bakal balas lebih kejam dari ini,’’ ancamku dalam hati. Lelaki yang tengah menyetir itu tersenyum puas menatapku, begitupun dengan lelaki yang duduk di sebelahku. Awas saja kalian! Akan kubalas semua perlakuan kejam ini.‘Aku mau dibawa ke mana sebenarnya?Tiada putusnya mataku memandangi di sekeliling jalan ini lewat kaca jendela. Begitu sepi, hanya satu atau dua saja kendaraan yang lewat. Aku semakin cemas dibuatnya. Mau apa mereka? Apa mereka punya rencana lebih jahat lagi padaku? Chika, kamu di mana Sayang. Andaikan saja kamu tahu apa yang dilakukan oleh Mam

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Bunuh Saja Aku

    POV Deno‘’Untuk apa kalian memberiku makan? Lebih baik bunuh saja akuu!’’ teriakku lantang.Sudah seminggu aku disekap di sini. Tendangan dan pukulan bertubi-tubi kuhadapi, hingga membuat wajahku babak belur seperti ini. Mukaku begitu terasa sakit. Kukira mertuaku itu akan membawaku pergi ke luar kota, namun tak sesuai ekspektasi. Sungguh dia pandai sekali bersandiwara membuat aku percaya.Ternyata aku dibawa ke rumah kosong yang sudah tua. Masih teringat olehku ketika aku berada di mobil, asistennya membekap mulutku hingga membuat aku pingsan. Aku yakin ada resep yang ditaburkannya pada sapu tangan itu. Tak berselang lama tiba-tiba aku sudah sadar dengan keadaan air yang membasahi muka dan seluruh tubuhku. Aku yakin wanita licik itu yang menyiramkannya. Kenapa aku jadi bodoh seperti ini. Sialan!‘’Awas aja kalo aku bisa keluar dari sini. Aku akan balas semuanya,’’ geramku dalam hati yang memandangi kedua lelaki bertubuh kekar itu.‘’Ngapain loh melototin kita kayak gitu? Mau kabur,

DMCA.com Protection Status