44)Amira tercengang. Wanita itu terdiam cukup lama. Ia tak tahu bagaimana harus memberikan respon pada pernyataan cinta yang baru saja diungkapkan oleh Rendra."Amira, kamu dengerin aku, kan?" tanya Rendra membuyarkan lamunan Amira.Amira masih tak percaya. Laki-laki yang ia kira tak akan pernah bisa mencintainya, ternyata bisa jatuh hati padanya."Kenapa kamu diam aja?" tanya Rendra lagi.Amira menghela napas. Wanita itu tak tahu harus memberikan jawaban apa. Jika Amira memberikan jawaban bagus, wanita itu hanya akan melukai Aleesha. Namun, jika Amira memberi jawaban buruk, tentu Amira akan sangat menyakiti Rendra."Amira?""Iya, Mas. Aku dengar. Aku dengar semua perkataan kamu," ucap Amira gugup.Dari lubuk hati Amira yang terdalam, wanita itu juga merasakan hal yang sama. Tidak hanya Rendra saja yang sedang jatuh cinta, tapi Amira sendiri juga jatuh hati pada Rendra.Mereka berdua jelas-jelas memiliki perasaan yang sama, tapi nyatanya hal ini tidak membuat Amira lantas berbahagia.
45)"Tante Dina udah makan umpan dari aku. Rendra pasti kaget lihat kemunculan mamanya Aleesha," gumam seorang wanita yang saat ini tengah berdiri di dekat pintu gerbang rumah Rendra. Wanita itu sengaja berdiri di sana dan mengamati situasi di rumah Rendra. Wanita itu sempat melihat kedatangan Bu Dina, hingga beliau pergi dari rumah Rendra."Tunggu kejutan dari aku, Rendra! Masih ada banyak hal yang akan aku tunjukin ke kamu!"Wanita itu tak lain ialah Visca. Entah sudah berapa lama Visca berkeliaran di sekitar rumah Rendra dan Aleesha. Nampaknya perempuan itu memang sengaja mengintai area rumah Rendra.Tanpa Rendra tahu, ternyata selama ini ia diawasi oleh Visca. Perempuan itu nampak begitu gigih melakukan segala cara untuk menghancurkan keluarga Rendra."Kamu harus membayar rasa sakit dan penderitaan aku selama ini, Rendra! Kalau aku nggak bisa bahagia, kamu dan keluarga kamu juga nggak boleh bahagia!"Sorot mata penuh kebencian terpancar jelas di wajah Visca. Ambisi dan dendam suda
46)"Eh, Ra, Kamu tahu nggak, di acara ultah perusahaan nanti bakal ada sesi dansa!" Sita menghampiri Amira di sela-sela jam kerja dan dengan hebohnya mengajak Amira membahas tentang acara ulang tahun kantor tempat mereka bekerja.Tak lama lagi Rebidz Company akan mengadakan perayaan ulang tahun besar-besaran. Para karyawan perusahaan pun mulai sibuk mengurus acara besar yang akan digelar di tempat kerja mereka."Sesi dansa?" Amira tidak memperlihatkan antusias sedikitpun saat membahas tentang acara perayaan ulang tahun perusahaan."Iya, Ra! Jarang-jarang kan kita bisa ikut acara kayak gini," sahut Sita dengan penuh semangat. "Kira-kira ada yang ngajakin aku dansa nggak ya nanti?"Amira hanya tersenyum. Wanita itu mendengarkan curhatan dari sang teman tanpa memberikan banyak tanggapan."Aku harus beli gaun baru," ujar Sita. "Aku nggak punya gaun bagus. Aku juga udah lama nggak ke salon. Kayaknya aku harus urus kuku-kuku aku dulu sebelum acara."Sita begitu cerewet membahas tentang per
47)"Kurang ajar!" Dari kejauhan, seorang pria menatap Amira dan Davin dengan ekspresi tidak suka. Pria itu nampak kesal melihat Amira yang berbincang akrab dengan Davin di sela-sela jam kerja. Siapa lagi orang itu kalau bukan Rendra?Rendra tak terima melihat istrinya berbincang dengan Davin, tapi sayangnya ia tak bisa melakukan apa-apa. Pria itu berdecak kesal, kemudian bergegas kembali ke ruangannya. Rendra tak henti-hentinya menggerutu sendirian, sembari membayangkan obrolan yang dibicarakan oleh Davin dan Amira."Davin bener-bener kelewatan! Orang itu udah nggak bisa didiemin!" geram Rendra. "Berani banget dia godain Amira di depan aku!"Api cemburu sudah berkobar, membakar hati Rendra. Pria itu tak bisa diam saja dan membiarkan Amira dirayu oleh Davin."Awas kamu, Davin!"Berkat ulah Davin, suasana hati Rendra pun langsung memburuk. Pria itu bahkan tak bisa berkonsentrasi mengurus pekerjaan karena memikirkan Amira dan Davin."Ah, sial! Kenapa aku jadi kepikiran terus sama Amira?
48)Hari perayaan ulang tahun Rebidz Company pun akhirnya tiba. Perusahaan milik keluarga Rendra menyiapkan acara megah nan mewah dalam perayaan ini.Ada begitu banyak pejabat dan pesohor yang diundang dalam malam puncak perayaan. Seluruh anggota keluarga Rendra berkumpul, begitu pula dengan pejabat-pejabat dan rekan bisnis Rebidz Company."Ayo, Sayang!" Rendra menggandeng Aleesha turun dari mobil begitu mereka tiba di tempat acara. Kedatangan Rendra dan Aleesha pun langsung disorot oleh banyak fotografer yang sudah bersiap untuk mengabadikan momen di pagelaran megah itu.Rendra dan Aleesha nampak begitu serasi dalam balutan busana formal dengan warna senada. Aleesha sudah menyiapkan busana khusus untuk sang suami agar mereka bisa tampil mempesona di acara penting itu."Jasnya cocok banget buat kamu, Mas. Kamu kelihatan makin gagah," puji Aleesha pada sang suami."Terima kasih, Sayang. Kamu juga terlihat cantik pakai gaun itu," sahut Rendra. Meskipun Rendra saat ini tersenyum di depan
49)Acara perayaan ulang tahun Rebidz Company masih berjalan dengan lancar. Semua tamu undangan sudah hadir, begitu pula dengan para pegawai dan petinggi perusahaan.Kini tiba saatnya sesi dansa di acara tersebut dimulai. Beberapa tamu yang hadir pun bergegas mencari pasangan masing-masing dan berdansa di aula besar tersebut.Aleesha menggandeng tangan sang suami dan mulai berdansa dengan Rendra. Pria itu masih mengawasi Amira dari jauh, dan melihat istri keduanya itu berdansa dengan Davin.Rendra tak bisa menutupi kecemburuannya. Raut wajah dan sorot mata yang ditunjukkan oleh pria itu tak bisa bohong. Sikap Rendra yang sangat kentara membuat Alessha langsung tahu kalau pria itu cemburu melihat Amira bersama dengan Davin.Selama Rendra dan Aleesha berdansa bersama, Rendra tak sedikitpun melihat ke arah Aleesha. Pada saat ini ia tengah bersama dengan Aleesha, tapi mata dan hati Rendra justru fokus tertuju pada Amira.'Mau sampai kapan kamu lihatin Amira terus, Mas?' batin Aleesha. Hat
50)Rendra membelalakkan mata. Pria itu nampak bingung sekaligus terkejut saat ia melihat foto dirinya terpampang di layar besar yang ada di podium. Di dalam layar tersebut, terlihat dengan jelas foto-foto yang menampakkan wajah Rendra bersama dengan Amira. Tidak hanya foto, beberapa video juga diputar di tengah-tengah acara."Apa-apaan ini? Kenapa foto aku sama Amira bisa ada di sana?" geram Rendra.Amira tak kalah shock saat mengetahui fotonya dipamerkan di acara tersebut. Orang-orang pun mulai menyorot Amira dan Rendra yang ada di aula itu. Suasana aula menjadi gaduh dan riuh. Bu Ayumi dan Pak Hendra langsung menoleh ke arah Rendra, begitu pula dengan Bu Dina dan Pak Aryo. "Pa, itu foto-fotonya Rendra, kan?" tanya Bu Ayumi pada sang suami. "Apa maksudnya ini? Kenapa ada foto-foto Rendra sama perempuan?" geram Kakek Kusuma."Bukannya itu perempuan yang tinggal di rumah Rendra sama Aleesha? Apa Rendra punya hubungan khusus sama perempuan itu?" gumam Bu Dina.Amira menundukkan kep
51)Gedung acara perayaan ulang tahun perusahaan sudah sepi. Saat ini hanya tersisa segelintir orang yang masih berada di ruangan yang seharusnya menjadi tempat acara megah itu.Keluarga Rendra dan keluarga Malaysia masih berada di sana. Tak hanya itu, Davin dan Amira juga masih berada di ruangan tersebut. Tampaknya mereka akan diintrogasi oleh keluarga Rendra dan Aleesha. Rendra, Aleesha, dan Amira harus menjelaskan secara rinci tentang foto yang tersebar di acara tadi. Mereka juga harus memberikan penjelasan mengenai pernyataan Visca yang menyebut tentang istri simpanan, hingga pernikahan kontrak."Puas kalian udah hancurin acara hari ini?" omel Bu Ayumi pada Rendra, Aleesha, dan juga Amira. "Kalian sadar nggak apa akibat dari perbuatan kalian untuk keluarga kita dan Rebidz Company?"Amira hanya diam. Wanita itu merasa tidak punya hak untuk bicara. Amira sendiri juga tidak mempunyai hubungan apa pun dengan keluarga Rendra, keluarga Aleesha, maupun Rebidz Company. Wanita itu hanya se
65(TAMAT)Rendra tak bisa menahan tangis bahagianya usai ia mendengar jawaban dari Amira. Tanpa menunggu lama, pria itu pun langsung memboyong Amira, Bu Rima, dan Andra menuju ke Jakarta.Rendra sudah berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Pria itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh amirah."Kita mau ke mana, Ma?" tanya Andra pada Amira begitu mereka tiba di Kota Jakarta."Kita akan pergi ke rumah kakek buyut, Sayang. Kakek buyut udah nggak sabar pengen ketemu sama Andra," ujar Rendra."Kamu mau bawa aku ke tempat Pak Kusuma?" tanya Amira."Iya, Sayang. Semua orang udah nungguin kamu di sana," sahut Rendra.Rendra sengaja membawa Amira menuju ke mansion Kakek Kusuma. Pria itu langsung memberi kabar pada seluruh keluarganya mengenai Amira dan Andra setelahnya berhasil membujuk Amira untuk kembali padanya.Kakek Kusuma menyambut gembira kab
64)"Itu siapa? Apa itu Mas Rendra?" Amira terkejut bukan main saat ia melihat seorang pria berdiri di depan rumahnya di pagi buta. Wanita itu pun bergegas membuka pintu untuk mengejar pria tersebut, tapi sayangnya pria itu sudah terlanjur pergi sebelum Amira menangkapnya. Seperti hari-hari sebelumnya, pagi ini Amira kembali mendapatkan hadiah. Wanita itu makin kesal pada pengirim hadiah dan bertekad untuk menangkap basah laki-laki asing yang selalu datang ke rumahnya setiap hari."Aku nggak akan biarin kamu lolos, Mas! Aku nggak akan biarin kamu ganggu hidup aku lagi!"Amira melanjutkan aktivitas seperti biasa, sambil menyusun rencana untuk pindah ke tempat baru. Wanita itu tak bisa langsung pergi begitu saja meninggalkan rumahnya saat ini. Amira akan bertahan selama beberapa minggu ke depan, sembari mencari tempat lain yang lebih aman."Apa aku pindah ke luar negeri aja, ya?" gumam Amira. "Atau aku daftar jadi TKI a
63)"Ngelamunin apa, Ra?" tegur Bu Rima pada Amira.Amira terperanjat. "Nggak Bu. Aku nggak ngelamun.""Kamu nggak kenapa-napa, kan?"Amira mengulas senyum tipis. "Aku baik-baik aja, Bu. Aku seneng semuanya berjalan lancar. Kita bisa pergi dari sini tanpa dikejar."Amira pikir, Rendra akan mengejarnya dan memaksa dirinya untuk kembali ke Jakarta. Namun, ternyata kekhawatiran-kekhawatiran Amira tidak terjadi, hingga wanita itu bisa meninggalkan kota Surabaya dengan aman."Iya, Ra. Nggak nyangka ya, pindahan kita bisa selancar ini," ujar Bu Rima. "Ibu kira, Rendra akan nyamperin kamu ke rumah. Tapi sampai kita pergi tadi, Rendra nggak datang ke rumah. Apa dia nggak berhasil nemuin rumah kita?"Rendra memang tidak muncul, tapi bukan berarti Rendra membiarkan Amira pergi. Saat ini, Rendra tengah membuntuti bus yang dinaiki oleh Amira. Pria itu menguntit Amira dan mengikuti kemanapun Amira pergi.
62)Amira berusaha keras menahan tangis. Amira dan Rendra mulai menjadi pusat perhatian karena tingkah aneh mereka di area kantor.Rendra sudah tak peduli lagi dengan pekerjaannya di kantor cabang. Yang diinginkan oleh Rendra saat ini hanyalah berkumpul kembali bersama dengan wanita yang ia cinta."Tolong kembali sama aku, Amira. Aku janji aku akan memperlakukan kamu lebih baik lagi," ucap Rendra memohon pada Amira di depan banyak orang."Bapak salah orang! Tolong lepasin saya sekarang! Saya nggak mau jadi tontonan di sini!" seru Amira pada Rendra."Amira, tolong kasih aku kesempatan satu kali lagi."Rendra terus mengoceh tanpa mempedulikan para pegawai yang melihat dirinya memohon pada Amira. Wanita itu mulai kebingungan mencari cara untuk menjauh dari Rendra.Terpaksa, Amira pun menggunakan cara kasar untuk melepaskan diri dari Rendra. Wanita itu langsung melarikan diri dari kantor sebelum Rend
61)Zahra menatap wajah sang ibu dengan lekat. Sudah lama sekali Zahra tidak mendengar nama itu terucap dari mulut sang ibu.Ternyata ibu dari perempuan bernama Zahra itu adalah Bu Rima. Dan wanita bernama Zahra itu sebenarnya adalah Amira.Ya, Amira sengaja menggunakan identitas baru untuk melanjutkan hidup. Setelah pergi melarikan diri dari Rendra, wanita itu sengaja mengubah identitasnya dan berganti nama menggunakan nama Zahra. Tidak hanya namanya saja yang berubah, Amira juga mengubah penampilannya.Amira saat ini sudah menjadi wanita berhijab, dan ia juga telah meninggalkan nama Amira. Sudah 5 tahun lamanya Amira menggunakan nama Zahra untuk bertahan hidup."Tolong jangan panggil aku pakai nama itu lagi, Bu!" pinta Amira.Bu Rima tersenyum kecut. Selama 5 tahun terakhir, Bu Rima sudah berusaha beradaptasi dengan kehidupan baru Amira, tapi tetap saja sulit bagi wanita itu untuk meninggalkan nama asli
60)Kota Surabaya."Mama!" Seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun berlari kencang menghampiri sang ibu yang saat ini berdiri di depan gerbang sekolah.Bocah laki-laki itu begitu girang melihat ibunya sudah datang menjemput ke taman kanak-kanak tempatnya belajar. "Katanya Mama nggak bisa jemput hari ini?" tanya bocah bernama Andra itu."Mama nggak jadi meeting tadi, jadi Mama bisa jemput kamu dulu," ujar perempuan berhijab yang bernama Zahra itu."Kita beli es krim dulu sebelum pulang ya, Ma?" pinta Andra dengan ekspresi menggemaskan."Kok beli es krim lagi? Kan kemarin Andra udah beli es krim," tegur Zahra."Beliin aku es krim satu ya, Ma? Aku janji aku nggak akan makan es krim lagi sampai minggu depan," bujuk bocah kecil itu pada sang ibu.Wajah lucu putra semata wayangnya membuat Zahra luluh. Wanita itu pun segera membawa Andra menuju ke minimarket yang berada tak jauh dari
59)Rendra segera pergi ke rumah sakit setelah ia mendengar kabar mengenai kondisi Aleesha yang drop. Rendra berencana berkunjung sejenak setelah ia bertemu dengan Aleesha. Pria itu tak pernah berpikir kondisi Aleesha akan separah ini. Rendra tahu betul tentang penyakit Aleesha, tapi pria itu tidak tahu jelas bagaimana keadaan istrinya yang saat ini sedang berjuang bertahan hidup."Aleesha baik-baik aja kan, Ma?" tanya Rendra begitu ia berjumpa dengan Bu Dina.Dengan air mata berlinang, Bu Dina menghampiri Rendra dan menceritakan keadaan Aleesha saat ini."Aleesha harus segera dioperasi," ungkap Bu Dina dengan tangis sesenggukan. "Dokter bilang, Aleesha belum tentu selamat meskipun sudah dioperasi. Peluang kesembuhan Aleesha sangat kecil dan Dokter bilang operasi ini tidak akan membantu banyak."Rendra tercengang. Selama ini ia tidak tahu apa pun mengenai penderitaan Aleesha yang melawan penyak
58)Davin memandangi berkas-berkas yang bertumpuk hingga menggunung di meja kerjanya. Sejak pagi, hingga jam pulang kantor tiba, pria itu tidak mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen yang sudah menunggu untuk digarap olehnya"Kenapa kerjaan aku nggak habis-habis sih?" gerutu Davin dengan wajah penat.Sudah beberapa hari terakhir, semua pekerjaan yang ada di kantor diambil alih oleh Davin. Semenjak Rendra sibuk mengurus Amira, Davinlah yang bertanggung jawab untuk menghandle semua pekerjaan agar tidak terbengkalai.Sebagai karyawan kepercayaan perusahaan, kemampuan Davin memang patut diacungi jempol. Pria itu sangat bisa diandalkan dalam mengurus semua pekerjaan. Beruntungnya, perusahaan pun tidak dibuat carut marut selama Rendra menghabiskan waktunya untuk mencari Amira. Meskipun Davin bersaing dengan Rendra dalam mengambil hati Amira, tapi pria itu masih bisa bersikap profesional dan tidak mencampura
57)Kepergian Amira membuat Rendra terpukul. Pria itu mengamuk dan terus memanggil nama Amira di depan rumah Amira.Amira pergi meninggalkan Rendra tanpa mengatakan apa pun. Wanita itu juga tidak berpamitan pada siapa pun. Rendra dan Aleesha benar-benar tak tahu tentang kelakuan Bu Ayumi dan Bu Dina yang memaksa Amira untuk pergi."Amira, kenapa kamu ninggalin aku? Kenapa kamu pergi gitu aja tanpa ngomong apa-apa ke aku?"Rendra benar-benar marah, kesal, dan bingung saat ini. Pria itu pun langsung menghubungi banyak orang untuk membantu dirinya mencari Amira. Bagaimanapun caranya, Rendra harus mendapatkan Amira kembali."Cari Amira sampai dapat! Periksa semua terminal bus, stasiun, dan bandara! Jangan biarin Amira pergi!" perintah Rendra.Rendra mengerahkan banyak orang untuk mencari Amira. Pria itu bahkan meminta bantuan pada teman-teman yang berprofesi sebagai polisi dan detektif."Aku akan bayar berapa pun, asalkan kalian bisa temukan Amira!""Baik, Tuan!"Tidak hanya tinggal diam,