48)Hari perayaan ulang tahun Rebidz Company pun akhirnya tiba. Perusahaan milik keluarga Rendra menyiapkan acara megah nan mewah dalam perayaan ini.Ada begitu banyak pejabat dan pesohor yang diundang dalam malam puncak perayaan. Seluruh anggota keluarga Rendra berkumpul, begitu pula dengan pejabat-pejabat dan rekan bisnis Rebidz Company."Ayo, Sayang!" Rendra menggandeng Aleesha turun dari mobil begitu mereka tiba di tempat acara. Kedatangan Rendra dan Aleesha pun langsung disorot oleh banyak fotografer yang sudah bersiap untuk mengabadikan momen di pagelaran megah itu.Rendra dan Aleesha nampak begitu serasi dalam balutan busana formal dengan warna senada. Aleesha sudah menyiapkan busana khusus untuk sang suami agar mereka bisa tampil mempesona di acara penting itu."Jasnya cocok banget buat kamu, Mas. Kamu kelihatan makin gagah," puji Aleesha pada sang suami."Terima kasih, Sayang. Kamu juga terlihat cantik pakai gaun itu," sahut Rendra. Meskipun Rendra saat ini tersenyum di depan
49)Acara perayaan ulang tahun Rebidz Company masih berjalan dengan lancar. Semua tamu undangan sudah hadir, begitu pula dengan para pegawai dan petinggi perusahaan.Kini tiba saatnya sesi dansa di acara tersebut dimulai. Beberapa tamu yang hadir pun bergegas mencari pasangan masing-masing dan berdansa di aula besar tersebut.Aleesha menggandeng tangan sang suami dan mulai berdansa dengan Rendra. Pria itu masih mengawasi Amira dari jauh, dan melihat istri keduanya itu berdansa dengan Davin.Rendra tak bisa menutupi kecemburuannya. Raut wajah dan sorot mata yang ditunjukkan oleh pria itu tak bisa bohong. Sikap Rendra yang sangat kentara membuat Alessha langsung tahu kalau pria itu cemburu melihat Amira bersama dengan Davin.Selama Rendra dan Aleesha berdansa bersama, Rendra tak sedikitpun melihat ke arah Aleesha. Pada saat ini ia tengah bersama dengan Aleesha, tapi mata dan hati Rendra justru fokus tertuju pada Amira.'Mau sampai kapan kamu lihatin Amira terus, Mas?' batin Aleesha. Hat
50)Rendra membelalakkan mata. Pria itu nampak bingung sekaligus terkejut saat ia melihat foto dirinya terpampang di layar besar yang ada di podium. Di dalam layar tersebut, terlihat dengan jelas foto-foto yang menampakkan wajah Rendra bersama dengan Amira. Tidak hanya foto, beberapa video juga diputar di tengah-tengah acara."Apa-apaan ini? Kenapa foto aku sama Amira bisa ada di sana?" geram Rendra.Amira tak kalah shock saat mengetahui fotonya dipamerkan di acara tersebut. Orang-orang pun mulai menyorot Amira dan Rendra yang ada di aula itu. Suasana aula menjadi gaduh dan riuh. Bu Ayumi dan Pak Hendra langsung menoleh ke arah Rendra, begitu pula dengan Bu Dina dan Pak Aryo. "Pa, itu foto-fotonya Rendra, kan?" tanya Bu Ayumi pada sang suami. "Apa maksudnya ini? Kenapa ada foto-foto Rendra sama perempuan?" geram Kakek Kusuma."Bukannya itu perempuan yang tinggal di rumah Rendra sama Aleesha? Apa Rendra punya hubungan khusus sama perempuan itu?" gumam Bu Dina.Amira menundukkan kep
51)Gedung acara perayaan ulang tahun perusahaan sudah sepi. Saat ini hanya tersisa segelintir orang yang masih berada di ruangan yang seharusnya menjadi tempat acara megah itu.Keluarga Rendra dan keluarga Malaysia masih berada di sana. Tak hanya itu, Davin dan Amira juga masih berada di ruangan tersebut. Tampaknya mereka akan diintrogasi oleh keluarga Rendra dan Aleesha. Rendra, Aleesha, dan Amira harus menjelaskan secara rinci tentang foto yang tersebar di acara tadi. Mereka juga harus memberikan penjelasan mengenai pernyataan Visca yang menyebut tentang istri simpanan, hingga pernikahan kontrak."Puas kalian udah hancurin acara hari ini?" omel Bu Ayumi pada Rendra, Aleesha, dan juga Amira. "Kalian sadar nggak apa akibat dari perbuatan kalian untuk keluarga kita dan Rebidz Company?"Amira hanya diam. Wanita itu merasa tidak punya hak untuk bicara. Amira sendiri juga tidak mempunyai hubungan apa pun dengan keluarga Rendra, keluarga Aleesha, maupun Rebidz Company. Wanita itu hanya se
52)Interogasi dari keluarga Rendra dan Aleesha pun akhirnya selesai. Berulang kali Bu Ayumi dan Bu Dina memperingatkan Amira untuk segera pergi setelah kontrak dengan Rendra usai.Amira hanya bisa mengangguk dan menurut saat orang-orang itu berusaha mengusirnya. Amira cukup tahu diri. Ia sangat tahu, kalau dirinya memang tidak mempunyai tempat hidup Rendra. Pada akhirnya, dirinya akan tersingkir dari sisi Rendra cepat atau lambat."Kalau begitu, saya permisi," pamit Amira.Rendra hanya diam dan membiarkan Amira pergi. Diamnya Rendra benar-benar membuat hati Amira terluka. Meskipun wanita itu hanya istri kontrak, tapi Amira sangat berharap Rendra akan memasang badan untuknya."Emangnya kamu siapa, Amira? Kamu bukan siapa-siapa di hidup Mas Rendra. Mana mungkin Mas Rendra akan milih kamu," batin Amira larut dalam kekecewaan."Mau pulang sekarang?" tanya Davin pada Amira.Amira sempat menoleh ke arah Rendra sebelum pergi. Wanita itu berharap Rendra akan mendatanginya dan menawarkan diri
53)Sepanjang hari Amira harus mendengar gunjingan dan cibiran dari rekan-rekannya di kantor. Semua orang terlihat bersemangat mengolok-olok Amira dan merendahkan Amira yang menjadi istri simpanan Rendra. Mereka bahkan tidak sungkan menghina Amira dan melontarkan komentar buruk pada wanita itu.Kantor tempat Amira bekerja kini sudah berubah menjadi neraka untuk Amira. Wanita itu mulai tak sanggup melihat dirinya dijadikan bahan gosip, tapi Amira harus tetap bertahan.Selama berada di kantor, Amira terus menghindar dari Rendra. Saat tak sengaja berpapasan, Amira langsung lari dan bersembunyi. Begitu mendengar nama Rendra, Amira segera menyingkir dan menjauh. Wanita itu bahkan berusaha untuk tidak mendekat ke ruangan Rendra. Hanya ini yang bisa dilakukan oleh Amira untuk meredam gosip yang beredar mengenai dirinya."Amira ke mana, sih? Kenapa dia nggak kelihatan sejak pagi?" gumam Rendra keheranan.Rendra mulai sadar kalau Amira menghindari dirinya selama di kantor. Keduanya belum berju
54)Aleesha memandangi ponselnya yang sepi dari notifikasi. Tidak ada satu pun pesan maupun panggilan telepon dari suaminya. Rendra terlalu sibuk mengejar Amira, hingga pria itu mengabaikan kondisi Aleesha saat ini."Aleesha, gimana keadaan kamu, Nak?" Bu Dina membuka pintu ruangan Aleesha, kemudian menghampiri sang putri dengan tergesa-gesa.Wajah pucat Aleesha sudah menunjukkan segalanya. Tanpa perlu banyak bertanya, Bu Dina seharusnya sudah tahu keadaan Aleseha saat ini dilihat dari raut wajah dan aura suram yang dipancarkan oleh Alessia.Kini Aleesha tengah terbaring di rumah sakit. Kondisi wanita itu drop setelah keributan besar yang terjadi di acara ulang tahun perusahaan suaminya. Aleesha tumbang dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. "Aku baik-baik aja, Ma. Dokter bilang aku nggak kenapa-napa," ucap Aleesha penuh dusta."Nggak kenapa-napa gimana? Muka kamu sampai sepucat ini, nggak mungkin kamu baik-baik aja," omel Bu Dina. "Kamu sendirian
55)Tok, tok! "Amira, kayaknya ada tamu."Amira langsung menoleh ke arah pintu depan. Saat ini wanita itu tengah sibuk membantu sang ibu menyiapkan makan malam di dapur."Pasti itu Nak Rendra. Buruan sana kamu bukain pintunya!" perintah Bu Rima."Ibu aja yang buka. Aku mau ke kamar dulu.""Kenapa, Amira? Kamu nggak mau ketemu sama Nak Rendra?" tanya Bu Rima.Amira hanya tersenyum tanpa mengatakan apa pun. Setelah terlibat perdebatan dengan Rendra di kantor, Amira masih menolak untuk berjumpa dengan Rendra."Ibu harus ngomong apa ke Nak Rendra kalau dia nyariin kamu nanti?" tanya Bu Rima lagi."Bilang aja kalau aku lagi nggak enak badan dan nggak mau diganggu."Bu Rima hanya bisa menggeleng melihat sikap putrinya. Wanita itu pun bergegas menuju ke ruang tamu untuk menyambut kedatangan suami putrinya.Bu Rima sudah memasang senyum sumringah saat hendak membuka pintu. Namun, senyum wanita paruh baya itu langsung berubah menjadi wajah bingung saat ia melihat orang asing yang berdiri di h