50)Rendra membelalakkan mata. Pria itu nampak bingung sekaligus terkejut saat ia melihat foto dirinya terpampang di layar besar yang ada di podium. Di dalam layar tersebut, terlihat dengan jelas foto-foto yang menampakkan wajah Rendra bersama dengan Amira. Tidak hanya foto, beberapa video juga diputar di tengah-tengah acara."Apa-apaan ini? Kenapa foto aku sama Amira bisa ada di sana?" geram Rendra.Amira tak kalah shock saat mengetahui fotonya dipamerkan di acara tersebut. Orang-orang pun mulai menyorot Amira dan Rendra yang ada di aula itu. Suasana aula menjadi gaduh dan riuh. Bu Ayumi dan Pak Hendra langsung menoleh ke arah Rendra, begitu pula dengan Bu Dina dan Pak Aryo. "Pa, itu foto-fotonya Rendra, kan?" tanya Bu Ayumi pada sang suami. "Apa maksudnya ini? Kenapa ada foto-foto Rendra sama perempuan?" geram Kakek Kusuma."Bukannya itu perempuan yang tinggal di rumah Rendra sama Aleesha? Apa Rendra punya hubungan khusus sama perempuan itu?" gumam Bu Dina.Amira menundukkan kep
51)Gedung acara perayaan ulang tahun perusahaan sudah sepi. Saat ini hanya tersisa segelintir orang yang masih berada di ruangan yang seharusnya menjadi tempat acara megah itu.Keluarga Rendra dan keluarga Malaysia masih berada di sana. Tak hanya itu, Davin dan Amira juga masih berada di ruangan tersebut. Tampaknya mereka akan diintrogasi oleh keluarga Rendra dan Aleesha. Rendra, Aleesha, dan Amira harus menjelaskan secara rinci tentang foto yang tersebar di acara tadi. Mereka juga harus memberikan penjelasan mengenai pernyataan Visca yang menyebut tentang istri simpanan, hingga pernikahan kontrak."Puas kalian udah hancurin acara hari ini?" omel Bu Ayumi pada Rendra, Aleesha, dan juga Amira. "Kalian sadar nggak apa akibat dari perbuatan kalian untuk keluarga kita dan Rebidz Company?"Amira hanya diam. Wanita itu merasa tidak punya hak untuk bicara. Amira sendiri juga tidak mempunyai hubungan apa pun dengan keluarga Rendra, keluarga Aleesha, maupun Rebidz Company. Wanita itu hanya se
52)Interogasi dari keluarga Rendra dan Aleesha pun akhirnya selesai. Berulang kali Bu Ayumi dan Bu Dina memperingatkan Amira untuk segera pergi setelah kontrak dengan Rendra usai.Amira hanya bisa mengangguk dan menurut saat orang-orang itu berusaha mengusirnya. Amira cukup tahu diri. Ia sangat tahu, kalau dirinya memang tidak mempunyai tempat hidup Rendra. Pada akhirnya, dirinya akan tersingkir dari sisi Rendra cepat atau lambat."Kalau begitu, saya permisi," pamit Amira.Rendra hanya diam dan membiarkan Amira pergi. Diamnya Rendra benar-benar membuat hati Amira terluka. Meskipun wanita itu hanya istri kontrak, tapi Amira sangat berharap Rendra akan memasang badan untuknya."Emangnya kamu siapa, Amira? Kamu bukan siapa-siapa di hidup Mas Rendra. Mana mungkin Mas Rendra akan milih kamu," batin Amira larut dalam kekecewaan."Mau pulang sekarang?" tanya Davin pada Amira.Amira sempat menoleh ke arah Rendra sebelum pergi. Wanita itu berharap Rendra akan mendatanginya dan menawarkan diri
53)Sepanjang hari Amira harus mendengar gunjingan dan cibiran dari rekan-rekannya di kantor. Semua orang terlihat bersemangat mengolok-olok Amira dan merendahkan Amira yang menjadi istri simpanan Rendra. Mereka bahkan tidak sungkan menghina Amira dan melontarkan komentar buruk pada wanita itu.Kantor tempat Amira bekerja kini sudah berubah menjadi neraka untuk Amira. Wanita itu mulai tak sanggup melihat dirinya dijadikan bahan gosip, tapi Amira harus tetap bertahan.Selama berada di kantor, Amira terus menghindar dari Rendra. Saat tak sengaja berpapasan, Amira langsung lari dan bersembunyi. Begitu mendengar nama Rendra, Amira segera menyingkir dan menjauh. Wanita itu bahkan berusaha untuk tidak mendekat ke ruangan Rendra. Hanya ini yang bisa dilakukan oleh Amira untuk meredam gosip yang beredar mengenai dirinya."Amira ke mana, sih? Kenapa dia nggak kelihatan sejak pagi?" gumam Rendra keheranan.Rendra mulai sadar kalau Amira menghindari dirinya selama di kantor. Keduanya belum berju
54)Aleesha memandangi ponselnya yang sepi dari notifikasi. Tidak ada satu pun pesan maupun panggilan telepon dari suaminya. Rendra terlalu sibuk mengejar Amira, hingga pria itu mengabaikan kondisi Aleesha saat ini."Aleesha, gimana keadaan kamu, Nak?" Bu Dina membuka pintu ruangan Aleesha, kemudian menghampiri sang putri dengan tergesa-gesa.Wajah pucat Aleesha sudah menunjukkan segalanya. Tanpa perlu banyak bertanya, Bu Dina seharusnya sudah tahu keadaan Aleseha saat ini dilihat dari raut wajah dan aura suram yang dipancarkan oleh Alessia.Kini Aleesha tengah terbaring di rumah sakit. Kondisi wanita itu drop setelah keributan besar yang terjadi di acara ulang tahun perusahaan suaminya. Aleesha tumbang dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. "Aku baik-baik aja, Ma. Dokter bilang aku nggak kenapa-napa," ucap Aleesha penuh dusta."Nggak kenapa-napa gimana? Muka kamu sampai sepucat ini, nggak mungkin kamu baik-baik aja," omel Bu Dina. "Kamu sendirian
55)Tok, tok! "Amira, kayaknya ada tamu."Amira langsung menoleh ke arah pintu depan. Saat ini wanita itu tengah sibuk membantu sang ibu menyiapkan makan malam di dapur."Pasti itu Nak Rendra. Buruan sana kamu bukain pintunya!" perintah Bu Rima."Ibu aja yang buka. Aku mau ke kamar dulu.""Kenapa, Amira? Kamu nggak mau ketemu sama Nak Rendra?" tanya Bu Rima.Amira hanya tersenyum tanpa mengatakan apa pun. Setelah terlibat perdebatan dengan Rendra di kantor, Amira masih menolak untuk berjumpa dengan Rendra."Ibu harus ngomong apa ke Nak Rendra kalau dia nyariin kamu nanti?" tanya Bu Rima lagi."Bilang aja kalau aku lagi nggak enak badan dan nggak mau diganggu."Bu Rima hanya bisa menggeleng melihat sikap putrinya. Wanita itu pun bergegas menuju ke ruang tamu untuk menyambut kedatangan suami putrinya.Bu Rima sudah memasang senyum sumringah saat hendak membuka pintu. Namun, senyum wanita paruh baya itu langsung berubah menjadi wajah bingung saat ia melihat orang asing yang berdiri di h
56)Amira sudah membulatkan tekad. Wanita itu tak mau melihat ibunya ikut terluka karena Bu Ayumi dan Bu Dina. Amira juga sudah tak ingin lagi menaruh harapan pada Rendra. Sesuai dengan permintaan Bu Ayumi dan Bu Dina, Amira akan pergi dari hidup Rendra.Amira tidak menyentuh satu lembar pun uang dari Bu Dina. Wanita itu akan pergi dengan menggunakan uangnya sendiri. Untungnya Amira masih mempunyai uang tabungan dari gaji yang ia kumpulkan selama ini. Dengan berbekal uang seadanya, amira akan membawa Bu Rima pergi ke tempat di mana ia tidak akan bisa lagi bertemu dengan Rendra."Maafin Amira, Bu," ucap Amira dengan air mata berlinang pada Bu Rima.Bu Rima ikut menangis. Wanita itu tak terima melihat putrinya diinjak-injak, tapi sayangnya Bu Rima juga tak berdaya di depan Bu Ayumi dan Bu Dina."Ibu yang harusnya minta maaf sama kamu Amira. Ibu nggak bisa menjaga dan melindungi kamu. Ibu nggak bisa ngelakuin apa-apa buat kamu," sesal Bu Rima."Nggak, Bu. Ibu nggak perlu minta maaf. Aku
57)Kepergian Amira membuat Rendra terpukul. Pria itu mengamuk dan terus memanggil nama Amira di depan rumah Amira.Amira pergi meninggalkan Rendra tanpa mengatakan apa pun. Wanita itu juga tidak berpamitan pada siapa pun. Rendra dan Aleesha benar-benar tak tahu tentang kelakuan Bu Ayumi dan Bu Dina yang memaksa Amira untuk pergi."Amira, kenapa kamu ninggalin aku? Kenapa kamu pergi gitu aja tanpa ngomong apa-apa ke aku?"Rendra benar-benar marah, kesal, dan bingung saat ini. Pria itu pun langsung menghubungi banyak orang untuk membantu dirinya mencari Amira. Bagaimanapun caranya, Rendra harus mendapatkan Amira kembali."Cari Amira sampai dapat! Periksa semua terminal bus, stasiun, dan bandara! Jangan biarin Amira pergi!" perintah Rendra.Rendra mengerahkan banyak orang untuk mencari Amira. Pria itu bahkan meminta bantuan pada teman-teman yang berprofesi sebagai polisi dan detektif."Aku akan bayar berapa pun, asalkan kalian bisa temukan Amira!""Baik, Tuan!"Tidak hanya tinggal diam,
65(TAMAT)Rendra tak bisa menahan tangis bahagianya usai ia mendengar jawaban dari Amira. Tanpa menunggu lama, pria itu pun langsung memboyong Amira, Bu Rima, dan Andra menuju ke Jakarta.Rendra sudah berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Pria itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh amirah."Kita mau ke mana, Ma?" tanya Andra pada Amira begitu mereka tiba di Kota Jakarta."Kita akan pergi ke rumah kakek buyut, Sayang. Kakek buyut udah nggak sabar pengen ketemu sama Andra," ujar Rendra."Kamu mau bawa aku ke tempat Pak Kusuma?" tanya Amira."Iya, Sayang. Semua orang udah nungguin kamu di sana," sahut Rendra.Rendra sengaja membawa Amira menuju ke mansion Kakek Kusuma. Pria itu langsung memberi kabar pada seluruh keluarganya mengenai Amira dan Andra setelahnya berhasil membujuk Amira untuk kembali padanya.Kakek Kusuma menyambut gembira kab
64)"Itu siapa? Apa itu Mas Rendra?" Amira terkejut bukan main saat ia melihat seorang pria berdiri di depan rumahnya di pagi buta. Wanita itu pun bergegas membuka pintu untuk mengejar pria tersebut, tapi sayangnya pria itu sudah terlanjur pergi sebelum Amira menangkapnya. Seperti hari-hari sebelumnya, pagi ini Amira kembali mendapatkan hadiah. Wanita itu makin kesal pada pengirim hadiah dan bertekad untuk menangkap basah laki-laki asing yang selalu datang ke rumahnya setiap hari."Aku nggak akan biarin kamu lolos, Mas! Aku nggak akan biarin kamu ganggu hidup aku lagi!"Amira melanjutkan aktivitas seperti biasa, sambil menyusun rencana untuk pindah ke tempat baru. Wanita itu tak bisa langsung pergi begitu saja meninggalkan rumahnya saat ini. Amira akan bertahan selama beberapa minggu ke depan, sembari mencari tempat lain yang lebih aman."Apa aku pindah ke luar negeri aja, ya?" gumam Amira. "Atau aku daftar jadi TKI a
63)"Ngelamunin apa, Ra?" tegur Bu Rima pada Amira.Amira terperanjat. "Nggak Bu. Aku nggak ngelamun.""Kamu nggak kenapa-napa, kan?"Amira mengulas senyum tipis. "Aku baik-baik aja, Bu. Aku seneng semuanya berjalan lancar. Kita bisa pergi dari sini tanpa dikejar."Amira pikir, Rendra akan mengejarnya dan memaksa dirinya untuk kembali ke Jakarta. Namun, ternyata kekhawatiran-kekhawatiran Amira tidak terjadi, hingga wanita itu bisa meninggalkan kota Surabaya dengan aman."Iya, Ra. Nggak nyangka ya, pindahan kita bisa selancar ini," ujar Bu Rima. "Ibu kira, Rendra akan nyamperin kamu ke rumah. Tapi sampai kita pergi tadi, Rendra nggak datang ke rumah. Apa dia nggak berhasil nemuin rumah kita?"Rendra memang tidak muncul, tapi bukan berarti Rendra membiarkan Amira pergi. Saat ini, Rendra tengah membuntuti bus yang dinaiki oleh Amira. Pria itu menguntit Amira dan mengikuti kemanapun Amira pergi.
62)Amira berusaha keras menahan tangis. Amira dan Rendra mulai menjadi pusat perhatian karena tingkah aneh mereka di area kantor.Rendra sudah tak peduli lagi dengan pekerjaannya di kantor cabang. Yang diinginkan oleh Rendra saat ini hanyalah berkumpul kembali bersama dengan wanita yang ia cinta."Tolong kembali sama aku, Amira. Aku janji aku akan memperlakukan kamu lebih baik lagi," ucap Rendra memohon pada Amira di depan banyak orang."Bapak salah orang! Tolong lepasin saya sekarang! Saya nggak mau jadi tontonan di sini!" seru Amira pada Rendra."Amira, tolong kasih aku kesempatan satu kali lagi."Rendra terus mengoceh tanpa mempedulikan para pegawai yang melihat dirinya memohon pada Amira. Wanita itu mulai kebingungan mencari cara untuk menjauh dari Rendra.Terpaksa, Amira pun menggunakan cara kasar untuk melepaskan diri dari Rendra. Wanita itu langsung melarikan diri dari kantor sebelum Rend
61)Zahra menatap wajah sang ibu dengan lekat. Sudah lama sekali Zahra tidak mendengar nama itu terucap dari mulut sang ibu.Ternyata ibu dari perempuan bernama Zahra itu adalah Bu Rima. Dan wanita bernama Zahra itu sebenarnya adalah Amira.Ya, Amira sengaja menggunakan identitas baru untuk melanjutkan hidup. Setelah pergi melarikan diri dari Rendra, wanita itu sengaja mengubah identitasnya dan berganti nama menggunakan nama Zahra. Tidak hanya namanya saja yang berubah, Amira juga mengubah penampilannya.Amira saat ini sudah menjadi wanita berhijab, dan ia juga telah meninggalkan nama Amira. Sudah 5 tahun lamanya Amira menggunakan nama Zahra untuk bertahan hidup."Tolong jangan panggil aku pakai nama itu lagi, Bu!" pinta Amira.Bu Rima tersenyum kecut. Selama 5 tahun terakhir, Bu Rima sudah berusaha beradaptasi dengan kehidupan baru Amira, tapi tetap saja sulit bagi wanita itu untuk meninggalkan nama asli
60)Kota Surabaya."Mama!" Seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun berlari kencang menghampiri sang ibu yang saat ini berdiri di depan gerbang sekolah.Bocah laki-laki itu begitu girang melihat ibunya sudah datang menjemput ke taman kanak-kanak tempatnya belajar. "Katanya Mama nggak bisa jemput hari ini?" tanya bocah bernama Andra itu."Mama nggak jadi meeting tadi, jadi Mama bisa jemput kamu dulu," ujar perempuan berhijab yang bernama Zahra itu."Kita beli es krim dulu sebelum pulang ya, Ma?" pinta Andra dengan ekspresi menggemaskan."Kok beli es krim lagi? Kan kemarin Andra udah beli es krim," tegur Zahra."Beliin aku es krim satu ya, Ma? Aku janji aku nggak akan makan es krim lagi sampai minggu depan," bujuk bocah kecil itu pada sang ibu.Wajah lucu putra semata wayangnya membuat Zahra luluh. Wanita itu pun segera membawa Andra menuju ke minimarket yang berada tak jauh dari
59)Rendra segera pergi ke rumah sakit setelah ia mendengar kabar mengenai kondisi Aleesha yang drop. Rendra berencana berkunjung sejenak setelah ia bertemu dengan Aleesha. Pria itu tak pernah berpikir kondisi Aleesha akan separah ini. Rendra tahu betul tentang penyakit Aleesha, tapi pria itu tidak tahu jelas bagaimana keadaan istrinya yang saat ini sedang berjuang bertahan hidup."Aleesha baik-baik aja kan, Ma?" tanya Rendra begitu ia berjumpa dengan Bu Dina.Dengan air mata berlinang, Bu Dina menghampiri Rendra dan menceritakan keadaan Aleesha saat ini."Aleesha harus segera dioperasi," ungkap Bu Dina dengan tangis sesenggukan. "Dokter bilang, Aleesha belum tentu selamat meskipun sudah dioperasi. Peluang kesembuhan Aleesha sangat kecil dan Dokter bilang operasi ini tidak akan membantu banyak."Rendra tercengang. Selama ini ia tidak tahu apa pun mengenai penderitaan Aleesha yang melawan penyak
58)Davin memandangi berkas-berkas yang bertumpuk hingga menggunung di meja kerjanya. Sejak pagi, hingga jam pulang kantor tiba, pria itu tidak mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen yang sudah menunggu untuk digarap olehnya"Kenapa kerjaan aku nggak habis-habis sih?" gerutu Davin dengan wajah penat.Sudah beberapa hari terakhir, semua pekerjaan yang ada di kantor diambil alih oleh Davin. Semenjak Rendra sibuk mengurus Amira, Davinlah yang bertanggung jawab untuk menghandle semua pekerjaan agar tidak terbengkalai.Sebagai karyawan kepercayaan perusahaan, kemampuan Davin memang patut diacungi jempol. Pria itu sangat bisa diandalkan dalam mengurus semua pekerjaan. Beruntungnya, perusahaan pun tidak dibuat carut marut selama Rendra menghabiskan waktunya untuk mencari Amira. Meskipun Davin bersaing dengan Rendra dalam mengambil hati Amira, tapi pria itu masih bisa bersikap profesional dan tidak mencampura
57)Kepergian Amira membuat Rendra terpukul. Pria itu mengamuk dan terus memanggil nama Amira di depan rumah Amira.Amira pergi meninggalkan Rendra tanpa mengatakan apa pun. Wanita itu juga tidak berpamitan pada siapa pun. Rendra dan Aleesha benar-benar tak tahu tentang kelakuan Bu Ayumi dan Bu Dina yang memaksa Amira untuk pergi."Amira, kenapa kamu ninggalin aku? Kenapa kamu pergi gitu aja tanpa ngomong apa-apa ke aku?"Rendra benar-benar marah, kesal, dan bingung saat ini. Pria itu pun langsung menghubungi banyak orang untuk membantu dirinya mencari Amira. Bagaimanapun caranya, Rendra harus mendapatkan Amira kembali."Cari Amira sampai dapat! Periksa semua terminal bus, stasiun, dan bandara! Jangan biarin Amira pergi!" perintah Rendra.Rendra mengerahkan banyak orang untuk mencari Amira. Pria itu bahkan meminta bantuan pada teman-teman yang berprofesi sebagai polisi dan detektif."Aku akan bayar berapa pun, asalkan kalian bisa temukan Amira!""Baik, Tuan!"Tidak hanya tinggal diam,