Share

Apakah Itu Cinta?

41

Malam itu, Amira tertidur dengan perasaan yang hancur. Dia merasa lebih dan lebih tidak berharga lagi di mata Rendra. Ia telah menginjak harga diri Amira sedemikian hina.

Sungguh, Amira sempat merasa tidak ingin hidup lagi. Ia kalap, tangannya meraih sebuah gunting tajam untuk digunakan agar menembus lapisan kulitnya.

Namun, seketika dirinya tersadar, jika di dalam perutnya tengah hidup dan tumbuh sebuah kehidupan baru di sana.

Amira melempar gunting itu dengan kasar. Bagaimana bisa dia sehancur itu hingga hampir hilang kewarasan karena berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Padahal, dia adalah calon ibu dari bayi ini. Bayi tak berdosa itu menggantungkan hidupnya pada Amira.

Bulir bening seketika membasahi wajahnya. Air mata telah berduyun-duyun turun tanpa kenal lelah. Amira menangis tanpa suara di dalam kamarnya dalam keadaan terhina.

"Aku benci dia! Aku benci kamu, Rendra!" teriaknya tertahan. Dia begitu marah dan murka saat ini.

Namun, tidak ada yang dapat diperbuat olehnya sel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status