Share

04. Membunuh Seribu Prajurit

Semua orang yang berada didalam Puri Kencana termasuk Raja Gandra Seta beserta keluarga, para petinggi dan para pemimpin aliran hitam, berhamburan keluar dari dalam Puri, karena guncangan yang sangat hebat, dan bangunan Puri pada retak, sebagian tiang-tiangnya ada yang patah.

Puri Kencana yang kokoh dan megah, kini posisinya miring kesebelah kiri, hampir roboh kalau tidak tertahan oleh beberapa tiang penyangganya.

Raja yang melihat kejadian itu sangat bingung karena tidak tau apa yang sebenarnya telah terjadi.

Tiba-tiba seorang prajurit tergopoh-gopoh menghampiri Raja Gandra Seta, melaporkan kejadian seorang kultivator muda merobohkan istana, dengan pukulan yang sangat mengerikan.

Tentu saja Raja Gandra Seta, selain dirinya kaget, juga sangat marah mendengar laporan istananya dihancurkan.

"Panglima Cundra, tangkap pemuda itu, dan bawa kepalanya kemari!" Seru Raja Gandra Seta memberikan perintah kepada bawahannya.

"Baik Yang Mulia Raja. Titah Yang Mulia akan segera kami laksanakan," jawab Panglima Cundra berlalu meninggalkan Raja Gandra Seta yang tengah marah.

Retno Ningsih bersama ketiga putra dan putrinya yang diusir oleh Aji Saka dari Pendopo Tirta Atmadja, ternyata adik iparnya Raja Gandra Seta. Pantas saja dia menganggap Aji Saka sebagai pemberontak, dan memerintahkan kepada komandan kerajaan untuk menangkap pemberontak, ditambah dengan hancurnya Istana Raja yang digempur oleh kekuatan pukulan Gentar Bumi, dari telapak tangan Aji Saka. Tentu saja membuat Raja Gandra Seta sangat berang.

"Yang Mulia Raja, aku yakin sekali, pemuda yang menghancurkan Istana Raja, pasti orangnya sama dengan yang membunuh Rajasa, Ketua Kalajengking Hitam, gurunya dan seluruh anggota Kalajengking Hitam," ucap Retno Ningsih, adik iparnya Raja Gandra Seta.

"Kalau benar dia, jangan sampai dibunuh dulu. Biar aku yang akan menyiksanya, agar dia merasakan bagaimana rasanya mati secara perlahan, dengan irisan di seluruh tubuhnya," ucap Raja Gandra Seta. "Senopati Jaladara, perintahkan Panglima Cundra untuk menangkap bajingan itu hidup-hidup. Jangan sampai ada yang membunuhnya selain aku," tambah Raja memberikan perintah kepada Senopati Jaladara.

"Baik Yang Mulia Raja," jawab Senopati Jaladara langsung undur diri dari hadapan Raja Gandra Seta, untuk menyusul Panglima Cundra yang sedang mengerahkan seribu Prajurit Elitnya, untuk memburu seorang Kultivator Muda Aji Saka yang telah berani menghancurkan istana Raja, dan membuat guncangan hebat di Tatar Pasundan.

Sedangkan Aji Saka sendiri tengah asyik menikmati daging panggang ayam hutan, dan minuman lahang yang sangat menyegarkan tenggorokan, disebuah rumah makan mewah bertingkat. Dia sedikitpun tidak merasa gentar walaupun dirinya diburu oleh seribu Prajurit Elit Kerajaan.

Usai membayar makanannya, dengan santai dan tenang dia keluar dari rumah makan mewah, dan langsung loncat ke atas kuda putih tunggangannya yang ditambatkan disebuah tiang depan rumah makan.

Aji Saka memacu kudanya kearah selatan Kota Raja, dengan kecepatan rendah sambil mencari sesuatu.

Tiba dipersimpangan jalan, dia dihadang oleh seribu Prajurit Elit Kerajaan yang langsung mengepung dirinya.

"Bajingan pemberontak....! Menyerahlah, sebelum kami mencincang tubuhmu!" Seru Panglima Cundra mengancam Aji Saka.

"Kalau kalian benar-benar mampu untuk mencincang tubuhku. Ayo, segeralah lakukan apa yang diperintahkan oleh Raja lalim itu," balas Aji Saka.

"Prajurit, tangkap dia!" Seru Panglima Cundra memerintahkan seluruh prajuritnya, untuk menangkap seorang kultivator yang masih bujangan.

Seluruh prajurit bergerak menerjang Aji Saka dari berbagai arah, Aji Saka dengan tenangnya menghadapi terjangan seribu Prajurit Elit Kerajaan. Dia mengerahkan kekuatan pukulan intinya yang mampu menghancurkan ribuan prajurit sekali gempur.

"Gentar Bumi!" Seru Aji Saka menggempur ribuan prajurit yang hendak menerjangnya.

Duarr.... Duarr.... Duarr.... Bom.... Bom.... Duarr.... Duarr....

Beberapa kali ledakan yang sangat dahsyat terdengar dari wilayah selatan kota Raja, membuat bumi Tatar Pasundan terguncang seperti dilanda gempa bumi yang sangat kuat. Dan seribu prajurit kerajaan yang terkena gempuran Gentar Bumi, ada yang hancur tubuhnya, ada yang patah tangan dan kakinya, serta ada yang hancur berkeping-keping.

Guncangan hebat tersebut membuat penduduk Kota Raja, pada berhamburan keluar dari rumahnya masing-masing. Mereka mengira bahwa guncangan hebat itu, adalah gempa bumi yang melanda kotanya.

Termasuk keluarga Raja beserta antek-anteknya, mereka semua dibuat terkejut dengan guncangan gempa bumi yang melanda Kota Raja, yang mampu merobohkan beberapa bangunan rumah penduduk termasuk Puri Kencana juga hancur rata dengan tanah.

Raja belum mengetahui bahwa seribu Prajurit Elit bersama Panglima Cundra dan Senopati Jaladara, sudah mati terbunuh oleh pukulan Gentar Bumi yang dilesatkan dari tangan Aji Saka.

Peristiwa itu tentu membuat heboh di Tatar Pasundan, bahwa ada seorang Kultivator muda yang mampu mengguncangkan bumi dan membunuh seribu Prajurit Elit sekali gempur.

Kabar terbunuhnya seribu Prajurit Elit bersama Panglima Cundra dan Senopati Jaladara, terdengar oleh Raja Gandra Seta yang telah mengungsi ketempat gurunya, di Padepokan Tapak Jalak, karena Istana Raja dan putrinya sudah hancur.

"Senopati Setra Aji, perintahkan seluruh prajurit untuk menangkap pendekar pemberontak itu. Cincang tubuhnya jika dia tetap melawan!" Seru Raja Gandra Seta memerintahkan kepada bawahannya.

Walaupun dia tau kehebatan Kultivator Muda Aji Saka mampu membunuh seribu Prajurit Elit dan mengguncangkan bumi, seperti dilanda gempa bumi yang sangat kuat, namun karena rasa penasarannya, sampai dimana kekuatan kultivator muda itu, dia mencoba mengerahkan seluruh kekuatan prajuritnya untuk membunuh Aji Saka.

Dan menurut gurunya, pukulan Gentar Bumi yang ratusan tahun lalu pernah menghebohkan jagad raya, setelah menghilang bagai ditelan bumi, kini muncul kembali di jagad raya, dan dimiliki oleh sesosok pemuda yang masih bujangan.

"Apa hubungannya pemuda itu dengan tokoh tua yang sudah menghilang ratusan tahun lalu?" Ucap pemilik Perguruan Tapak Jalak bertanya kepada Raja Gandra Seta dan seluruh pemimpin aliran hitam, yang pada berkumpul bersama Raja. "Apakah ada diantara kalian yang mengetahui latar belakang pemuda itu?" tambah gurunya Raja Gandra Seta bertanya.

Semua orang yang berkumpul di Aula Perguruan Tapak Jalak, hanya bisa menggelengkan kepalanya karena mereka tidak mengetahui asal usulnya Aji Saka.

Hanya adik iparnya yang sedikit mengetahui asal usulnya Kultivator Muda Aji Saka, yang merupakan keturunan dari Tirta Atmadja, pendiri kota Tirta Kencana yang telah dibantai habis oleh kelompok Kalajengking Hitam, atas suruhan Rajasa.

Dan sebenarnya, dibalik pembantaian keluarga Tirta Atmadja, adalah perintah Raja Gandra Seta kepada Rajasa, atas permintaan adik iparnya untuk menguasai kota Tirta Kencana yang dimasukkan kedalam wilayah Tatar Pasundan, dan dibawah kendali kekuasaan Raja Gandra Seta.

Adanya selentingan kabar tentang keterlibatan Raja Gandra Seta, dibalik pembunuhan keluarga Tirta Atmadja, sudah sampai kepada telinga Aji Saka. Namun dia tidak ingin tergesa-gesa membalaskan dendamnya kepada keluarga Raja, karena dia ingin mengetahui terlebih dahulu kekuatan dibalik Raja Gandra Seta yang menjadi pelindung kerajaan Tatar Pasundan.

Malah dia akan kembali ketempat gurunya terlebih dahulu, untuk menyampaikan hasil ujian terakhirnya. Bila dia lulus dalam ujian terakhir, gurunya akan memberikan seluruh kekuatannya.

Karena itulah Aji Saka segera kembali ketempat gurunya, dengan memacu kuda putihnya berlari kencang, menuju kearah Padepokan Gentar Bumi dipuncak Gunung Guntur yang tertutup untuk umum. Hanya ada sekitar tiga puluh muridnya, itupun orang-orang yang sudah ditolong oleh Eyang Gentar Bumi, seperti Aji Saka yang ditolong olehnya dan sekarang menjadi seorang Kultivator yang tangguh.

Dia terus memacu kudanya, dengan kecepatan tinggi, agar semua urusannya cepat selesai. Karena setelah menyelesaikan urusan dengan gurunya, dia akan kembali lagi ke Kota Raja, untuk membalaskan dendam kedua orangtua dan saudara-saudaranya yang belum tuntas semuanya.

Bersambung.....

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status