Home / Fantasi / Kultivator Tangguh / 04. Membunuh Seribu Prajurit

Share

04. Membunuh Seribu Prajurit

Author: Abi Kusumah
last update Last Updated: 2023-09-30 15:20:07

Semua orang yang berada didalam Puri Kencana termasuk Raja Gandra Seta beserta keluarga, para petinggi dan para pemimpin aliran hitam, berhamburan keluar dari dalam Puri, karena guncangan yang sangat hebat, dan bangunan Puri pada retak, sebagian tiang-tiangnya ada yang patah.

Puri Kencana yang kokoh dan megah, kini posisinya miring kesebelah kiri, hampir roboh kalau tidak tertahan oleh beberapa tiang penyangganya.

Raja yang melihat kejadian itu sangat bingung karena tidak tau apa yang sebenarnya telah terjadi.

Tiba-tiba seorang prajurit tergopoh-gopoh menghampiri Raja Gandra Seta, melaporkan kejadian seorang kultivator muda merobohkan istana, dengan pukulan yang sangat mengerikan.

Tentu saja Raja Gandra Seta, selain dirinya kaget, juga sangat marah mendengar laporan istananya dihancurkan.

"Panglima Cundra, tangkap pemuda itu, dan bawa kepalanya kemari!" Seru Raja Gandra Seta memberikan perintah kepada bawahannya.

"Baik Yang Mulia Raja. Titah Yang Mulia akan segera kami laksanakan," jawab Panglima Cundra berlalu meninggalkan Raja Gandra Seta yang tengah marah.

Retno Ningsih bersama ketiga putra dan putrinya yang diusir oleh Aji Saka dari Pendopo Tirta Atmadja, ternyata adik iparnya Raja Gandra Seta. Pantas saja dia menganggap Aji Saka sebagai pemberontak, dan memerintahkan kepada komandan kerajaan untuk menangkap pemberontak, ditambah dengan hancurnya Istana Raja yang digempur oleh kekuatan pukulan Gentar Bumi, dari telapak tangan Aji Saka. Tentu saja membuat Raja Gandra Seta sangat berang.

"Yang Mulia Raja, aku yakin sekali, pemuda yang menghancurkan Istana Raja, pasti orangnya sama dengan yang membunuh Rajasa, Ketua Kalajengking Hitam, gurunya dan seluruh anggota Kalajengking Hitam," ucap Retno Ningsih, adik iparnya Raja Gandra Seta.

"Kalau benar dia, jangan sampai dibunuh dulu. Biar aku yang akan menyiksanya, agar dia merasakan bagaimana rasanya mati secara perlahan, dengan irisan di seluruh tubuhnya," ucap Raja Gandra Seta. "Senopati Jaladara, perintahkan Panglima Cundra untuk menangkap bajingan itu hidup-hidup. Jangan sampai ada yang membunuhnya selain aku," tambah Raja memberikan perintah kepada Senopati Jaladara.

"Baik Yang Mulia Raja," jawab Senopati Jaladara langsung undur diri dari hadapan Raja Gandra Seta, untuk menyusul Panglima Cundra yang sedang mengerahkan seribu Prajurit Elitnya, untuk memburu seorang Kultivator Muda Aji Saka yang telah berani menghancurkan istana Raja, dan membuat guncangan hebat di Tatar Pasundan.

Sedangkan Aji Saka sendiri tengah asyik menikmati daging panggang ayam hutan, dan minuman lahang yang sangat menyegarkan tenggorokan, disebuah rumah makan mewah bertingkat. Dia sedikitpun tidak merasa gentar walaupun dirinya diburu oleh seribu Prajurit Elit Kerajaan.

Usai membayar makanannya, dengan santai dan tenang dia keluar dari rumah makan mewah, dan langsung loncat ke atas kuda putih tunggangannya yang ditambatkan disebuah tiang depan rumah makan.

Aji Saka memacu kudanya kearah selatan Kota Raja, dengan kecepatan rendah sambil mencari sesuatu.

Tiba dipersimpangan jalan, dia dihadang oleh seribu Prajurit Elit Kerajaan yang langsung mengepung dirinya.

"Bajingan pemberontak....! Menyerahlah, sebelum kami mencincang tubuhmu!" Seru Panglima Cundra mengancam Aji Saka.

"Kalau kalian benar-benar mampu untuk mencincang tubuhku. Ayo, segeralah lakukan apa yang diperintahkan oleh Raja lalim itu," balas Aji Saka.

"Prajurit, tangkap dia!" Seru Panglima Cundra memerintahkan seluruh prajuritnya, untuk menangkap seorang kultivator yang masih bujangan.

Seluruh prajurit bergerak menerjang Aji Saka dari berbagai arah, Aji Saka dengan tenangnya menghadapi terjangan seribu Prajurit Elit Kerajaan. Dia mengerahkan kekuatan pukulan intinya yang mampu menghancurkan ribuan prajurit sekali gempur.

"Gentar Bumi!" Seru Aji Saka menggempur ribuan prajurit yang hendak menerjangnya.

Duarr.... Duarr.... Duarr.... Bom.... Bom.... Duarr.... Duarr....

Beberapa kali ledakan yang sangat dahsyat terdengar dari wilayah selatan kota Raja, membuat bumi Tatar Pasundan terguncang seperti dilanda gempa bumi yang sangat kuat. Dan seribu prajurit kerajaan yang terkena gempuran Gentar Bumi, ada yang hancur tubuhnya, ada yang patah tangan dan kakinya, serta ada yang hancur berkeping-keping.

Guncangan hebat tersebut membuat penduduk Kota Raja, pada berhamburan keluar dari rumahnya masing-masing. Mereka mengira bahwa guncangan hebat itu, adalah gempa bumi yang melanda kotanya.

Termasuk keluarga Raja beserta antek-anteknya, mereka semua dibuat terkejut dengan guncangan gempa bumi yang melanda Kota Raja, yang mampu merobohkan beberapa bangunan rumah penduduk termasuk Puri Kencana juga hancur rata dengan tanah.

Raja belum mengetahui bahwa seribu Prajurit Elit bersama Panglima Cundra dan Senopati Jaladara, sudah mati terbunuh oleh pukulan Gentar Bumi yang dilesatkan dari tangan Aji Saka.

Peristiwa itu tentu membuat heboh di Tatar Pasundan, bahwa ada seorang Kultivator muda yang mampu mengguncangkan bumi dan membunuh seribu Prajurit Elit sekali gempur.

Kabar terbunuhnya seribu Prajurit Elit bersama Panglima Cundra dan Senopati Jaladara, terdengar oleh Raja Gandra Seta yang telah mengungsi ketempat gurunya, di Padepokan Tapak Jalak, karena Istana Raja dan putrinya sudah hancur.

"Senopati Setra Aji, perintahkan seluruh prajurit untuk menangkap pendekar pemberontak itu. Cincang tubuhnya jika dia tetap melawan!" Seru Raja Gandra Seta memerintahkan kepada bawahannya.

Walaupun dia tau kehebatan Kultivator Muda Aji Saka mampu membunuh seribu Prajurit Elit dan mengguncangkan bumi, seperti dilanda gempa bumi yang sangat kuat, namun karena rasa penasarannya, sampai dimana kekuatan kultivator muda itu, dia mencoba mengerahkan seluruh kekuatan prajuritnya untuk membunuh Aji Saka.

Dan menurut gurunya, pukulan Gentar Bumi yang ratusan tahun lalu pernah menghebohkan jagad raya, setelah menghilang bagai ditelan bumi, kini muncul kembali di jagad raya, dan dimiliki oleh sesosok pemuda yang masih bujangan.

"Apa hubungannya pemuda itu dengan tokoh tua yang sudah menghilang ratusan tahun lalu?" Ucap pemilik Perguruan Tapak Jalak bertanya kepada Raja Gandra Seta dan seluruh pemimpin aliran hitam, yang pada berkumpul bersama Raja. "Apakah ada diantara kalian yang mengetahui latar belakang pemuda itu?" tambah gurunya Raja Gandra Seta bertanya.

Semua orang yang berkumpul di Aula Perguruan Tapak Jalak, hanya bisa menggelengkan kepalanya karena mereka tidak mengetahui asal usulnya Aji Saka.

Hanya adik iparnya yang sedikit mengetahui asal usulnya Kultivator Muda Aji Saka, yang merupakan keturunan dari Tirta Atmadja, pendiri kota Tirta Kencana yang telah dibantai habis oleh kelompok Kalajengking Hitam, atas suruhan Rajasa.

Dan sebenarnya, dibalik pembantaian keluarga Tirta Atmadja, adalah perintah Raja Gandra Seta kepada Rajasa, atas permintaan adik iparnya untuk menguasai kota Tirta Kencana yang dimasukkan kedalam wilayah Tatar Pasundan, dan dibawah kendali kekuasaan Raja Gandra Seta.

Adanya selentingan kabar tentang keterlibatan Raja Gandra Seta, dibalik pembunuhan keluarga Tirta Atmadja, sudah sampai kepada telinga Aji Saka. Namun dia tidak ingin tergesa-gesa membalaskan dendamnya kepada keluarga Raja, karena dia ingin mengetahui terlebih dahulu kekuatan dibalik Raja Gandra Seta yang menjadi pelindung kerajaan Tatar Pasundan.

Malah dia akan kembali ketempat gurunya terlebih dahulu, untuk menyampaikan hasil ujian terakhirnya. Bila dia lulus dalam ujian terakhir, gurunya akan memberikan seluruh kekuatannya.

Karena itulah Aji Saka segera kembali ketempat gurunya, dengan memacu kuda putihnya berlari kencang, menuju kearah Padepokan Gentar Bumi dipuncak Gunung Guntur yang tertutup untuk umum. Hanya ada sekitar tiga puluh muridnya, itupun orang-orang yang sudah ditolong oleh Eyang Gentar Bumi, seperti Aji Saka yang ditolong olehnya dan sekarang menjadi seorang Kultivator yang tangguh.

Dia terus memacu kudanya, dengan kecepatan tinggi, agar semua urusannya cepat selesai. Karena setelah menyelesaikan urusan dengan gurunya, dia akan kembali lagi ke Kota Raja, untuk membalaskan dendam kedua orangtua dan saudara-saudaranya yang belum tuntas semuanya.

Bersambung.....

Related chapters

  • Kultivator Tangguh    05. Menolong Wanita Cantik

    Malam harinya, Aji Saka tiba di lereng Gunung Guntur. Sejenak dia istirahat terlebih dahulu disebuah saung, yang terbuat dari bambu hitam dan bambu kuning. Saung ini tidak jauh dari Perguruan Beladiri Gentar Bumi, biasanya para murid perguruan yang baru pulang menjalankan misi dari gurunya, bila kemalaman tiba di lereng gunung, mereka istirahat dulu semalaman di saung, baru pagi harinya kembali melanjutkan perjalanannya ke Perguruan Gentar Bumi.Seperti malam ini, Aji Saka bermalam sendirian di saung bambu. Udara dingin sudah tidak terasa lagi olehnya, selain sudah biasa tinggal dipuncak gunung, dia juga memiliki sebuah kekuatan mistis didalam tubuhnya, karena dengan sendirinya tubuh Aji Saka bisa menyesuaikan dengan berbagai kondisi alam dan cuaca buruk sekalipun.Tak lama berselang, tiba-tiba terdengar suara jeritan seorang perempuan yang meminta pertolongan. Pendengarannya semakin dipertajam, dengan menyalurkan kekuatan kedalam telinganya. Setelah jelas sumber suara yang minta pert

    Last Updated : 2023-09-30
  • Kultivator Tangguh    06. Reinkarnasi Putra Dewa

    Eyang Gentar Bumi menyusuri lorong rahasia, diikuti oleh Aji Saka dan Juminten, menuruni anak tangga menuju kesebuah tempat didalam lembah.Didalam lembah yang ditutupi oleh pepohonan yang rimbun, ada dua buah kolam berwarna putih kebiruan dan berwarna kuning keemasan. Kedua kolam itu jika masih ada keturunan dengan leluhur pembuat kolam, akan menerimanya untuk berendam dan mampu bertahan lebih dari satu bulan.Aji Saka dan Juminten, oleh Eyang Gentar Bumi diperintahkan untuk berendam di kedua kolam berwarna.Keduanya masuk kedalam kolam pertama, yaitu kolam yang mengandung kekuatan petir. Posisi mereka berdua saling membelakangi, dengan sikap lotus keduanya khusyuk melakukan kultivasi, sambil berendam didalam kolam berwarna putih kebiruan.Ada rasa panas seperti sengatan aliran listrik tegangan tinggi, menjalar ke seluruh tubuhnya.Argh.... Aahhh.... Uuhhh.... Iihhh....Keduanya mengerang merasakan rasa sakit disekujur tubuhnya, ketika sengatan energi Petir terus menjalar. Keduanya b

    Last Updated : 2023-11-01
  • Kultivator Tangguh    07. Menghancurkan Kerajaan Giling Weusi

    "Sekarang sudah saatnya untuk membunuh seluruh kultivator terkuat, agar kita cepat menguasai seluruh kerajaan di Nusantara!" Seru Raja Giling Weusi merasa yakin rencananya bakal berhasil. "Panglima, segera mulai rencana pertama untuk membunuh mereka. Biar mereka saling membunuh di arena pemilihan adu jago. Nanti para pemenangnya masuk kedalam rencana kedua, mereka undang ke istana untuk menyantap hidangan yang sudah ditaburi racun. Dan rencana ketiga, untuk menghilangkan jejak, semua mayat para pemenang buang ketengah laut, agar menjadi santapan hewan-hewan laut," tambah Raja Giling Weusi panjang lebar.Panglima Kerajaan Giling Weusi melaksanakan titah rajanya, dia bersama para petinggi kerajaan akan memulai pemilihan adu jago, yang sudah dipersiapkan dari enam bulan lalu, dengan mengundang seluruh Raja dan petinggi se-nusantara. Sekarang mereka tinggal memulainya, menjalankan rencana pertama dari Raja Giling Weusi.Para peserta Pemilihan Jago sudah berdatangan, memadati arena pertaru

    Last Updated : 2023-11-02
  • Kultivator Tangguh    08. Membunuh Raja Jahat

    Di Pendopo Perguruan Beladiri Bangau Putih, Aji Saka, Juminten, Layang Seta dan Layang Kumitir, dijamu oleh dua orang tokoh tua aliran putih, Eyang Pertala dan Eyang Dharmala, sebagai tuan rumah pemilik dan pendiri perguruan.Dua tokoh tua itu, hampir seumuran dengan Eyang Gentar Bumi, yang telah kembali ke Alam Dewa. Dan keduanya, masih sahabatnya Eyang Gentar Bumi."Silahkan dinikmati jamuannya. Hanya segini adanya," ucap Eyang Pertala." Terimakasih, Pak Tua," balas Aji Saka."Anak muda, apakah anak muda ini muridnya sahabatku, Gentar Bumi?" Tanya Eyang Dharmala, pura-pura tidak tau.Aji Saka, Juminten, layang Seta dan Layang Kumitir, menatap dua tokoh tua sambil menganggukkan kepalanya berbarengan."Benar Pak Tua. Apakah Pak Tua ini juga para Dewa, yang turun ke Alam Bumi?" Jawab Aji Saka, balik bertanya."Oh, kalian semua sudah tau tentang asal usul Gentar Bumi?" Tanya Eyang Pertala."Kami sudah diberi tau, Pak Tua," jawab Aji Saka."Syukurlah, kalau kalian sudah diberi tau, bera

    Last Updated : 2023-11-04
  • Kultivator Tangguh    09. Kekuatan Yang Mengerikan

    Aji Saka dan Juminten memacu kudanya kearah pesisir pantai selatan, hendak menuju ke Ibukota Kerajaan Nusantara. Namun dipertengahan jalan, keduanya dihadang oleh kelompok begal yang selalu beroperasi di wilayah selatan.Kelompok begal yang terdiri dari seratus orang lebih, mengepung Aji Saka dan Juminten dari berbagai arah. Mereka siap menerjang sepasang kekasih ini, yang duduk tenang dipunggung kuda putihnya."Cepat serahkan kedua kuda dan koin emas milik kalian, jika kalian ingin selamat!" Seru pemimpin begal mengancam Aji Saka dan Juminten."Ambillah jika kalian mampu," balas Aji Saka."Bajingan kamu! Beraninya menentang ketua kami!" Teriak salah seorang anggota kelompok begal."Oh, kalian ingin menghadap Dewa Kematian! Baiklah, silahkan kalian maju, jika kalian ingin merasakan panasnya api neraka!" Aji Saka berseru memprovokasi mereka."Kurang ajar kamu! Ayo serang keduanya!" Seru pemimpin begal, berteriak memerintahkan bawahannya untuk menerjang Aji Saka dan Juminten.Kali ini,

    Last Updated : 2023-11-04
  • Kultivator Tangguh    10. Kekuatan Ribuan Cahaya

    Bom.... Bom.... Bom.... Bom.... Bom.... Bom....Terdengar lagi suara teredam dari dalam tubuh Pendekar Aji Saka dan Juminten sebanyak enam kali, walaupun keduanya masih belum sadar, namun kekuatan yang disalurkan oleh Dewa Agung Nirkala, dengan dibantu oleh kekuatan ribuan cahaya dan cahaya pelangi yang melindungi tubuhnya, telah membuat keduanya naik tingkat secara gila-gilaan.Kini ranah kekuatan keduanya meningkat secara drastis, ranah kultivasi keduanya sudah mencapai tingkat Dewa Agung, dari semula berada ditingkat Dewa Putih, naik enam tingkat melewati Maha Dewa Putih, benar-benar suatu keberuntungan yang sangat besar bagi keduanya.Ranah kekuatan kultivasi Aji Saka, sekarang sudah berada ditingkat Dewa Agung Tahap Puncak, sementara Juminten ranah kekuatannya sudah mencapai tingkat Dewa Agung Tahap Menengah. Dan sekarang keduanya sudah bisa masuk ke Alam Dewa, jika keduanya ingin cepat-cepat berkunjung ke alam yang lebih tinggi lagi.Begitu pula dengan kekuatan kedua kuda putihn

    Last Updated : 2023-11-05
  • Kultivator Tangguh    11. Mempelajari Kitab Kuno

    Sepasang kultivator yang tampang dan cantik, Aji Saka dan Juminten, setelah menaikan ranah kekuatannya ketingkat lebih tinggi, keduanya lantas mempelajari kitab-kitab kuno.Aji Saka mempelajari kitab Merobek Ruang dan Waktu, kitab cara memasuki Alam Dewa Nirwana, dan kitab jurus Dewa Petir dari mulai jurus Petir Menyambar Lawan, Pukulan Tapak Dewa Petir, Tendangan Bayangan Dewa Petir, dan Cambuk Dewa Petir Menghancurkan Musuh.Sedangkan Juminten, selain ia mempelajari Jurus kitab Dewa Petir, ia juga mempelajari kitab jurus Dewa Petir Membelah Gunung. Keduanya khusuk berlatih dengan jurus-jurus yang baru dipelajarinya.Duarr.... Duarr.... Siuutt.... Ceter.... Ceter....Terdengar suara ledakan pukulan Gentar Bumi, yang dipadukan dengan kekuatan pukulan Tapak Dewa Petir, membahana disekitar kawasan pegunungan batu, disusul dengan suara cambuk petir, yang menghancurkan batu-batu besar, dan memekakkan telinga dengan suara cambuknya yang sangat nyaring.Keduanya sangat bersemangat, hingga A

    Last Updated : 2023-11-07
  • Kultivator Tangguh    12. Menumpas Penjahat

    Aji Saka masuk kedalam rumah besar, diikuti oleh Juminten dari belakang, melewati ratusan mayat yang bergelimpangan di tanah, setelah ditindas oleh aura kekuatan Supreme King of the Great Gods Tahap Awal,yang diarahkan oleh Aji Saka kepada para penjahat.Sepasangan Kultivator Tangguh Tingkat Dewa, Aji Saka dan Juminten terus melangkah menuju keruang tengah, dimana para petinggi kelompok penjahat sedang berkumpul."Ohh..., ternyata kalian berkumpul disini!" Seru Aji Saka mengenali kesepuluh orang itu, yang pernah belajar ilmu beladiri di Perguruan Gentar Bumi. "Setelah lama meninggalkan Perguruan Beladiri Gentar Bumi, kalian ternyata bergabung dengan para penjahat. Pantas saja selama di perguruan, kalian tidak ada kemajuan sama sekali, karena hati dan jiwa kalian diliputi oleh sifat iri dan dengki," tambah Aji Saka memprovokasi mereka."Bedebah kau....! Bajingan tengik! Dasar Bujang Lapuk yang tak laku-laku, sok berlaga jadi jagoan dihadapan kami. Apakah kalian berdua ingin setor nyawa

    Last Updated : 2023-11-09

Latest chapter

  • Kultivator Tangguh    24. Great Universe

    Kekuatan Sepasang Kultivator Tangguh dan Mawar, sekarang sudah melampaui kekuatan Alam Dewa Nirwana. Dan mereka selayaknya naik ketingkat lebih atas lagi, yaitu Alam Dewa Cahaya Lapisan Pertama, karena didalam tubuh mereka sekarang, sudah bersemayam jutaan cahaya yang menyilaukan pandangan mata musuh-musuhnya, jika mereka dan kedua kudanya sedang marah, akan terpancar cahaya yang menyilaukan dari dalam tubuh mereka.Aji Saka, Juminten dan Mawar terus memacu kudanya mendaki Golden Mountain, melalui jalan setapak yang biasa dilewati oleh bintang buas. Mereka sengaja tidak terbang, karena mereka ingin memburu binatang buas, untuk dipanggang dipuncak Golden Mountain.Namun yang mereka temukan adalah segerombolan Golden Tiger, menghadang perjalanan sepasang pemilik Pedang Dewa Petir dan Mawar. Raja Golden Tiger dengan memakai mahkota dan mengenakan jubah kebesarannya, serta memegang sebuah tongkat emas, berdiri dengan gagah menatap rombongan Aji Saka penuh selidik."Kalian sudah berani mem

  • Kultivator Tangguh    23. Kekuatan Jutaan Cahaya

    Aji Saka, Juminten dan Mawar, memacu lari kudanya dengan kencang, menuju kearah perbatasan kota Banjar Sagara, di pesisir pantai Sagara. Mawar ingin segera melampiaskan dendam kepada paman tirinya, yang menghancurkan seluruh keluarganya.Waktu pun tak terasa, mereka sudah sampai diperbatasan kota, rumah keluarga Mawar berada dijalan perbatasan, yang mengarah ke Kota Banjar Sagara, yang kini dikuasai oleh keluarga dari paman tirinya.Kuda sepasang pemilik Pedang Dewa Petir, yang ditunggangi oleh Aji Saka, Juminten dan Mawar, menerobos masuk kedalam halaman rumah besar, menubruk para penjaga pos yang menghadangnya, hingga membuat mereka terpental selain terkena kaki kuda yang melayang di atas tanah, juga terkena sambaran lidah petir dari telapak tangan Juminten.Para penjaga pos tidak berdaya, setelah terkena sambaran lidah petir, sebagian tubuhnya hangus, dan langsung tergeletak di tanah tidak bergerak lagi.Aji Saka, Juminten dan Mawar, loncat dari kuda yang ditungganginya, mereka ber

  • Kultivator Tangguh    22. God Realm Power

    Sepasang Kultivator Tangguh, Aji Saka dan Juminten memberitahu semua penduduk Perkampungan Angsana, bahwa semua makhluk iblis itu sudah musnah, dan mereka sekarang telah aman, tidak akan ada yang mengganggunya.Semua warga Angsana setelah diberi penjelasan oleh Aji Saka dan Juminten, baru mereka merasa tenang, dan berani keluar dari rumahnya.Mereka berkumpul di Pendopo Angsana, untuk melaksanakan tugas ronda. Sedangkan Aji Saka dan Juminten, beristirahat disebuah kamar khusus untuk tamu, didalam pendopo yang dijaga oleh petugas keamanan Kampung.Juminten tidur bersama Aji Saka, kepala Juminten di atas dada bidang sebelah kanan Aji Saka, sambil tangan Aji Saka membelai rambut Juminten dengan penuh kasih sayang.Belaian tangannya terus menuju ke depan dada Juminten, dan memegang sebuah tonjolan daging yang empuk dan kenyal. Juminten sempat menggelinjang, merasakan geli tapi ada suatu kenikmatan menjalar ke seluruh jiwanya.Juminten membiarkan tangan nakal Aji Saka meremas-remas buah da

  • Kultivator Tangguh    21. Kekuatan Sepasang Cahaya

    Kabar Sepasang Kultivator Tangguh menghancurkan Kerajaan Iblis Serigala Merah, dan membunuh Raja Iblis beserta seluruh prajuritnya, tersebar begitu cepat ke seluruh Alam Dewa Nirwana, hingga sampai ke telinga Penguasa Wilayah Timur, Tuan Radjasaka dan ke beberapa pelindungnya termasuk Dewa Agung Niskala dan Dewa Agung Nirkala.Penguasa Alam Dewa wilayah timur, mengadakan pertemuan dengan seluruh Dewa Agung, untuk membahas peristiwa hancurnya Kerajaan Iblis Serigala Merah, yang menguasai Alam Dewa wilayah barat."Yang Mulia Dewa Agung Niskala, bukankah Sepasang Pedang Dewa Petir itu sudah menghilang ratusan tahun lalu? Dan kenapa sekarang muncul lagi, bahkan pemiliknya adalah sepasang muda-mudi?" Tanya Tuan Radjasaka penasaran."Iya memang, sudah ratusan tahun sepasang Pedang Dewa Petir itu menghilang dari Alam Dewa, tapi pemiliknya yang sekarang, adalah reinkarnasinya Anak dan menantuku, yang kekuatannya lebih tinggi dari anak mantuku sebelumnya. Ranah kekuatannya yang sekarang, berad

  • Kultivator Tangguh    20. Membunuh Raja Iblis

    Goa disebelah barat danau hutan larangan, kini dijadikan markas sementara oleh Aji Saka. Didalam Goa sudah ditata sedemikian rupa, lorong-lorongnya dibersihkan dari rumput, sampah dan bebatuan yang pada menonjol. Begitu pula dengan ruangannya yang cukup besar, dijadikan ruang pertemuan dan tempat istirahat.Semakin hari semakin bertambah penghuninya, karena Aji Saka dan Juminten, dibantu oleh ketujuh pengikutnya, kerapkali selalu membawa orang-orang yang menjadi buronan iblis untuk berlindung didalam Goa, hingga lima bulan sudah terkumpul seribu orang lebih, dan semuanya para pekerja pertambangan yang diselamatkan oleh Aji Saka dan Juminten dari kejaran pasukan iblis.Didepan Goa, sudah dibangun ratusan rumah dan pendopo, yang terbuat dari kayu jati. Rumah-rumah tersebut berjejer rapih, mengelilingi sebuah pendopo dan disetiap sudut perkampungan baru, ada pos penjagaan.Aji Saka memberi nama perkampungan itu dengan nama Cakra Manggala, sebuah perkampungan baru disebelah barat danau hu

  • Kultivator Tangguh    19. Kekuatan Dahsyat

    Pemilik Sepasang Pedang Dewa Petir, Aji Saka dan Juminten, melesat dengan cepat kearah ratusan prajurit Serigala Merah, dengan menyabetkan pedang Dewa Petir memenggal leher-leher mereka, sehingga ratusan kepala mereka terpisah dari tubuhnya, dan jatuh kedalam hutan.Dari enam ratus prajurit Serigala Merah, kini tinggal empat ratus prajurit lagi. Dan keempat ratus itu juga, menjadi sasaran empuk pedang Dewa Petir, yang dengan cepat memenggal leher para prajurit iblis, sehingga tidak bisa dilihat oleh mata mereka.Ratusan kepala lagi terlepas dari tubuhnya, dan jatuh bersama potongan tubuhnya kedalam hutan, biar menjadi santapan hewan-hewan buas.Kini tinggal dua ratus prajurit Serigala Merah, yang hendak meloloskan diri dari amukan pedang Dewa Petir. Namun Aji Saka dan Juminten bertindak cepat, menghantam mereka dengan pukulan Gentar Bumi dan Cambuk Petir, sehingga tubuh mereka hancur menjadi debu, dan sisanya hangus tersambar Cambuk Petir.Usai membereskan seluruh prajurit iblis denga

  • Kultivator Tangguh    18. Naik Ke Alam Dewa

    Aji Saka dan Juminten, setelah berada didalam hutan gelap, dengan menunggangi kuda putihnya, keduanya ingin segera naik ke Alam Dewa Nirwana Lapisan Dasar, dengan cara merobek ruang dan waktu yang telah mereka sempurnakan dari kitab kuno cara masuk ke Alam Dewa.Aji Saka mengerahkan kekuatannya, untuk merobek sebuah ruang dan waktu. Dengan kedua tangannya dibantu oleh Juminten, dia mengarahkan kedua tangannya ke depan, lurus dengan dirinya untuk merobek dan membuka Alam Dewa Nirwana.Pertama kali dia mencoba membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit. Tetapi kalau dia sudah terbiasa, dengan kekuatannya yang begitu tinggi, paling cepat sekitar tiga puluh detik bisa merobek dan membuka Alam Dewa.Setelah Alam Dewa Nirwana Lapisan Dasar terbuka, Aji Saka bersama Juminten bergegas masuk ke Alam Dewa Nirwana membawa kedua kuda putihnya.Keduanya muncul disebuah tempat yang sangat asing bagi dirinya, dipinggir sebuah danau ditengah hutan yang sangat lebat, penuh dengan pepohonan dan semak b

  • Kultivator Tangguh    17. Manusia Berangasan

    Setelah Aji Saka dan Juminten membersihkan dirinya masing-masing, mereka berdua tiduran sambil berpelukan. Tangan Aji Saka mengelus-elus daerah sensitifnya Juminten, dengan penuh kasih sayang, membuat Juminten mendesah merasakan gejolak jiwanya membara. Ada suatu kenikmatan dan kehangatan didalam jiwanya yang menggelora, seakan ingin segera merasakan apa yang menjadi impiannya. Bercinta dengan sepuas-puasnya, tapi niat itu diurungkan, karena keduanya masih saling menjaga agar tidak sampai kebablasan sebelum mereka resmi menjadi suami istri.Akhirnya keduanya tertidur dengan pulasnya, karena mereka merasakan lelah dan capek.Esok harinya, keduanya sudah pada keluar dari penginapan. Mereka melanjutkan perjalanannya lagi menuju kearah Ibukota, memacu kudanya dengan kecepatan tinggi.Sedangkan Tuan Kota dan Jenderal Kartiwa, yang telah menyaksikan peristiwa mengerikan itu, berniat mengunjungi Ibukota untuk melaporkan peristiwa di kotanya, sebelum keduanya menerima hukuman dari Penguasa Ke

  • Kultivator Tangguh    16. Menumpas Serigala Hitam

    Perjalanan Sepasang Kultivator Tangguh Tingkat Dewa, menuju ibukota Nusantara, banyak mengalami hambatan. Terutama dari para begundal penjahat yang terus berkembang bertambah banyak, seakan dibiarkan oleh pihak kerajaan, sehingga Aji Saka terus berpikir jauh ke depan, untuk membuat rasa aman dan nyaman bagi penduduk di wilayah kerajaan Nusantara, dia harus membentuk pasukan keamanan khusus, yang nantinya ditempatkan di wilayah paling rawan, dan paling banyak terjadi perampokan."Setelah selesai membangun Ibukota Kerajaan Nusantara, aku akan segera membentuk pasukan khusus keamanan, untuk mengamankan seluruh wilayah Nusantara, dari gangguan para penjahat," ucap Aji Saka didalam batinnya, sambil terus memacu kuda putihnya dengan kecepatan sedang, berdampingan dengan kuda putih yang ditunggangi oleh Juminten.Waktu pun tak terasa, menjelang magrib mereka berdua sampai disebuah kota besar. Kota Bungbulang, sebuah kota masih dibawah kekuasaan Kerajaan Nusantara.Tampak didepan gerbang masu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status