Setelah Leluhur Klan Yan mati, suasana menjadi sunyi. Angin malam seolah ikut menunduk, tak berani menyentuh tanah yang masih menyimpan jejak pertempuran dahsyat barusan. Di tengah puing-puing kehancuran halaman utama klan Yan, hanya satu suara yang terdengar.Fang Dai menatap Xiao Tian, sorot matanya mengandung penghormatan sekaligus keterkejutan yang belum hilang sepenuhnya. Suaranya terdengar pelan namun tegas, mengandung perasaan yang sulit disembunyikan.“Tuan muda, sekarang kita kembali.”Xiao Tian berdiri tenang, tubuhnya tegap seperti tiang langit yang tak tergoyahkan. Tatapannya tidak mengarah pada Fang Dai, melainkan tertuju lurus kepada para anggota Klan Yan yang masih menunduk, masih belum pulih dari kemarahan dan kekecewaan terhadap leluhur mereka. Tatapan itu tidak membawa murka, namun juga tidak menawarkan penghiburan. Ia seperti sedang menimbang sesuatu di dalam hati.“Senior, kamu kembali untuk menjemput istrimu di Villa Immortal.” Suaranya datar, tapi setiap katanya
Suara lirih muncul dari kerumunan orang-orang yang menonton dari kejauhan. Mereka yang berdiri jauh dari Klan Yan, mengangkat kepala, menatap tangga yang baru saja tersusun di tengah malam yang hening. Mata mereka penuh kerinduan. Ada harapan yang tidak bisa mereka sembunyikan, keinginan untuk juga menapaki dunia yang lebih tinggi, meninggalkan keterbatasan mereka.Namun pada saat yang sama, mereka sadar. Alam di atas tidak menerima semua orang. Mereka yang berdiri di sana adalah puncak dari banyak alam, tempat berkumpulnya para kultivator sejati, tempat klan-klan besar dan perkumpulan agung bersaing untuk mendominasi langit berbintang. Mereka sadar, Klan Huangfu hanyalah salah satu dari sekian banyak klan kecil di sana. Dan mereka sendiri, bahkan belum cukup kuat untuk menjadi hamba dari para tokoh di sana.Xiao Tian menoleh pada Fang Dai dan tokoh-tokoh yang berdiri mengelilinginya. Ia menangkupkan kedua tangannya, membungkuk tipis.“Aku pamit.”Kalimat itu sederhana, tapi mengandun
Qiancheng menggigit bibir bawahnya. Dadanya naik turun menahan emosi. Tapi justru karena Xiao Tian berkata seperti itu, dia tahu, bahwa lelaki itu tengah melindunginya. Bahwa kepergian ini bukan karena tidak ada rasa, tapi karena ada tujuan yang lebih besar yang harus dijalani seorang diri.Qiancheng menunduk sebentar, lalu menatap Xiao Tian dengan mata yang teguh. “Kalau begitu… izinkan aku mengatakan satu hal terakhir, di hadapan semua orang.”Ia mengangkat kepalanya, lalu berbalik menatap para tokoh yang menyaksikan mereka. Ratusan pasang mata kini tertuju padanya, tapi dia tidak gentar. Di tengah malam yang sunyi dan bercahaya karena tangga langit, suara Qiancheng terdengar lantang dan jernih.“Aku, Qiancheng, murid pertama Rumah Suci Wewangian, menyatakan cintaku kepadamu, Tian. Di hadapan langit dan bumi, aku tidak menyesal mencintainya, dan aku tidak akan menarik kembali perasaan ini. Bahkan jika aku harus menunggu seribu tahun, aku akan tetap memilih menunggunya!”Tidak ada sa
“Aku akan menguraikan formasi pembantaian dan penyembunyian tanpa menimbulkan keributan, karena aku sangat ingin tahu apa yang sebenarnya ada di dalam kuil itu.”Nada suaranya tenang, namun penuh penekanan. Tidak ada kegugupan, hanya dorongan rasa penasaran yang tajam, yang muncul dari fakta bahwa seluruh energi spiritual di kawasan gunung ini diserap oleh kuil tersebut.Xiao Tian mulai bergerak. Dia menelusuri pola formasi dengan mata langit, melihat kelemahan-kelemahan halus yang hanya bisa dikenali melalui penggabungan persepsi dan pemahaman mendalam tentang arsitektur spiritual. Jari-jarinya sesekali bergerak pelan, menyentuh titik-titik kecil di udara, memutuskan satu simpul energi lalu menyambungkannya kembali ke jalur baru yang tidak menimbulkan reaksi apa pun.Beberapa saat kemudian, pusaran kabut yang menyelimuti kuil itu perlahan terangkat. Tidak ada suara, tidak ada gelombang energi yang meledak. Semua terjadi dalam keheningan sempurna, dan itu adalah tanda keberhasilan ter
Xiao Tian segera berdiri. Tatapannya menajam saat seorang wanita muncul di ambang pintu kuil. Wanita itu tampak seperti seorang peri surgawi yang turun dari langit tertinggi, tubuhnya diselimuti oleh pakaian panjang berwarna merah yang berkibar bersama aliran kekuatan. Kecantikannya luar biasa, bahkan dibandingkan dengan Qiancheng—yang dikenal sebagai kecantikan pertama di Alam Zuwu—wanita ini memiliki keagungan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata biasa.Wajahnya tak ternoda oleh amarah, namun justru terlihat semakin indah saat marah. Kedua matanya memancarkan kilatan dingin, dan kekuatan spiritual di sekitarnya mulai berkumpul dengan liar.Tanpa basa-basi, dia langsung melayangkan sebuah pukulan dari jarak jauh. Pukulan itu bukan sekadar serangan kasar, melainkan teknik terlatih yang menyatu dengan hukum alam.Xiao Tian merasakan bahaya seketika. Dia tidak berani gegabah. Pukulan wanita itu mengandung kekuatan penghancur yang mengerikan. Dia dapat melihat dengan mata langitny
Leihuo Dashi semakin tertawa, suara tawanya menggema di dalam kesadaran Xiao Tian seperti gelegar petir yang mengejek. “Bocah, aku hanya bisa mengikatnya sejenak, tidak bisa mengalahkannya,” ujarnya dengan nada yang terasa ringan, namun menyimpan kedalaman dari pengalaman panjang.Ia sengaja menahan diri, tidak ingin memanjakan Xiao Tian. Baginya, ini adalah momen yang tepat untuk mengasah ketajaman insting dan kemampuan bocah itu. Terlalu banyak bantuan hanya akan melemahkan fondasi mentalnya. Xiao Tian harus melihat dengan mata kepala sendiri bahwa di Alam Langit Berbintang, kekuatan bukan hanya milik para leluhur, tapi bahkan generasi muda sudah mampu menembus batas yang tak bisa dijangkau oleh logika alam bawah.Meski Leihuo Dashi menyadari bahwa wanita di hadapan mereka bukanlah individu sembarangan—dari auranya saja bisa dirasakan ia pasti berasal dari latar belakang kekuatan yang sangat tinggi—namun semua itu justru memperjelas kenyataan bagi Xiao Tian, bahwa tempat ini bukanla
Wanita itu terdiam. Matanya masih terpaku pada punggung Xiao Tian yang semakin mengecil di kejauhan. Tatapan yang semula penuh niat membunuh kini sedikit melembut, digantikan oleh kilasan rasa ingin tahu yang dalam.“Walaupun kamu menyangkalnya, dari caramu meningkatkan ranah delapan peringkat, dan juga sayap api-petir itu, kamu sudah dipastikan berasal dari klan penguasa galaksi, klan Xiao. Namun, dalam cabang klan Xiao, aku tidak pernah melihat wajahmu. Apakah kamu berasal dari klan inti?”Pikirannya mulai bercabang. Ia mengenal semua wajah dari generasi muda klan cabang. Xiao Tian bukan salah satu dari mereka. Kemungkinan besar, dia berasal dari klan inti, yang tersembunyi dan penuh misteri. Namun, satu hal membuat logika itu goyah—Xiao Tian meminta maaf. Dan klan inti tidak pernah meminta maaf. Mereka tidak mengenal kata rendah hati, apalagi kepada orang luar.“Bukan, mungkin dia berasal dari klan lain yang memiliki garis darah yang sama. Generasi muda klan Xiao inti tidak selemah
Gulungan itu dikeluarkan. Matanya yang menyala memeriksa segel rumit yang menyelimuti gulungan tersebut. Dengan Mata Langit miliknya, dia melihat pola-pola rahasia tersembunyi, titik-titik vital yang terhubung pada satu pusat pemecah. Namun semua itu tak bisa dibuka tanpa darah esensi yang memiliki garis darah luar biasa kuat.“Binatang tua, aku akan mengambil darah esensimu. Segel ini hanya bisa dipecahkan oleh darah yang benar-benar kuat. Aku ingin lihat seberapa besar nilai darahmu. Jangan-jangan kamu hanya seekor cacing yang menyebut dirinya naga.”“Huh, bocah kurang ajar. Hanya membuka segel seperti itu, darah esensiku cukup untuk menghancurkannya. Jangan bandingkan aku dengan binatang kecil!”“Berhenti membual, sekarang buktikan.”Leihuo Dashi menggeram keras, namun tetap menurut. Semburan darah esensi berwarna emas merah langsung menghujani gulungan itu. Xiao Tian ikut merasakan denyutan nyeri di tubuhnya. Bagaimanapun, darah Leihuo Dashi adalah bagian dari dirinya.Gulungan it
Setelah sarapan, mereka langsung pergi. Xiao Tian berjalan bersama ketiga teman barunya. Niu Gan berada di sisi kirinya, sementara Jilang dan Bairu sedikit tertinggal di belakang, namun tetap menjaga jarak yang cukup dekat. Mereka tidak tergesa-gesa, tapi langkah mereka mantap, seolah tak ada yang perlu diburu atau ditakuti. Tatapan demi tatapan tertuju kepada mereka, khususnya kepada Xiao Tian yang berjalan paling depan. Banyak orang di kota kecil ini pernah melihat atau mendengar tentang pemuda misterius yang membuat klan Xiao cabang gemetar. Meskipun Xiao Tian telah menyangkal keterkaitan dengan kekuatan garis darah, rasa ingin tahu orang-orang tetap tak padam. Bahkan mereka yang hanya sempat melihat sekilas sudah mulai membicarakan gerak-geriknya. Namun, baik Xiao Tian maupun ketiga pemuda itu sama sekali tidak memedulikan sorotan dari sekeliling. Seakan mereka berjalan di tengah pasar kosong, tidak ada beban, tidak ada keinginan untuk menunjukkan diri. Di sepanjang perjalanan,
Tanpa ragu, ia langsung menelan dua puluh enam pil Immortal tingkat 14, disusul sembilan belas pil Immortal tingkat 15. Satu demi satu pil itu masuk ke tubuhnya, memicu gelombang kekuatan yang menekan tubuhnya dari segala arah. Tak berhenti di situ, ribuan batu ilahi tingkat tinggi di sekitarnya mulai dimurnikan bersamaan. Energinya mengalir liar, seperti badai yang tidak bisa dibendung. Jika orang lain yang melakukan ini, tubuh mereka pasti sudah hancur berkeping-keping. Tapi Xiao Tian berbeda. Garis darahnya berada di level yang berbeda dengan siapapun di klan Xiao, bahkan mungkin lebih kuat daripada milik ayahnya sendiri. Leihuo Dashi langsung mengambil alih proses pemurnian. Energi yang masuk diserap dan dimurnikan, lalu didistribusikan ke seluruh tubuh Xiao Tian. Tidak ada satu pun percikan energi yang dibiarkan terbuang. Tubuhnya diperkuat, dimodifikasi secara alami, dan sel-selnya dimasuki energi murni yang telah diubah menjadi bagian dari dirinya. Xiao Tian tak bergerak sed
Xiao Tian hanya mendengus. Dingin. Tidak tersentuh. “Cih.” Sebuah suara ringan namun menghantam. “Orang lemah akan selalu seperti itu. Ketika dirinya tidak mampu berdiri dengan kekuatan sendiri, dia akan mencari orang di belakangnya untuk menjadi perisai. Sangat membosankan.” Kata-katanya tidak diucapkan dengan amarah, tapi ketenangan itu justru lebih menakutkan daripada ledakan kemarahan. Seolah dia benar-benar tidak menempatkan mereka dalam hitungan apa pun. Xiao Lian semakin marah. Tubuhnya masih gemetar, tapi kali ini lebih karena dorongan emosi daripada rasa sakit. Dia mengumpulkan seluruh kekuatan yang tersisa, suaranya melengking dengan penuh kebencian. “Jika aku berusia yang sama denganmu, kamu hanya semut di hadapanku! Tunggu saja pembalasanku!” Tangan Xiao Lian bergerak cepat. Sebuah rune muncul di udara dari dalam lengan bajunya, bersinar biru gelap dengan coretan-coretan rumit. Energi misterius membungkusnya dalam sekejap, lalu menjalar ke tubuh Xiao Zen dan keempat y
Melihat itu, dua anggota lain langsung menerjang bersamaan, satu dengan pedang kembar, satu lagi dengan pedang besar beralur petir. Mereka datang dari arah kiri dan kanan, menciptakan ilusi ganda yang menipu mata. Xiao Tian memutar tubuhnya. Dua tangan kosongnya menyambar secepat kilat, menangkap kedua senjata itu—satu dengan telapak, satu dengan jari. KREEK! Pedang kembar patah seketika. BRAK! Pedang besar menyusul, terbelah di tengah. Kedua pemiliknya terpental, masing-masing menerima hantaman lutut dan siku dari Xiao Tian yang langsung menembus pertahanan tubuh mereka. Tubuh mereka menghantam jalan berbatu, menciptakan dua lubang cekung yang dalam, darah mengucur di antara retakan. Xiao Zen sedikit canggung, dua pemuda yang tersisa mulai menunjukkan keraguan, tetapi sudah terlalu terlambat. Xiao Tian tidak memberikan ruang bagi mereka untuk berpikir. Dalam satu lompatan pendek, tubuhnya sudah berada di tengah-tengah mereka. Tinju pertamanya menghantam rahang lawan keempat,
Yang membuat semua orang terdiam bukan hanya penampilannya. Tetapi saat detik berikutnya terjadi lonjakan ranah. Xiao Tian, dari peringkat sepuluh Alam Agung, langsung menembus ke peringkat tiga Alam Maha Agung. Lonjakan delapan peringkat secara instan—sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh akal sehat atau bahkan pemahaman para tetua. Sekalipun ranahnya masih di bawah Xiao Zen dan Xiao Lian, tekanan yang dilepaskannya membuat napas semua pemilik garis darah binatang api petir tercekat. Mereka tidak hanya merasakan kekuatan yang menekan, tetapi seolah darah mereka sendiri memberontak, tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi. Itu bukan tekanan kekuatan semata. Itu tekanan garis darah murni—tekanan yang menandakan bahwa garis darah yang dimiliki oleh Xiao Tian, berada jauh di atas mereka semua. “Tidak mungkin ada klan lain selain klan Xiao yang memiliki garis darah sekuat ini! Dan mengapa dia juga bermarga Xiao?” Teriak batin Xiao Zen, matanya membelalak tak percaya. Aura yang dilepa
Semua orang merasa heran dengan tindakan Xiao Tian. Sejak kapan ada generasi muda di Langit Berbintang yang berani menantang anggota klan Xiao secara terbuka? Walaupun yang dihadapinya hanyalah klan cabang, tetap saja nama yang mereka sandang adalah nama besar—klan Xiao, penguasa galaksi Divine Lightning Fire, sebuah nama yang menanamkan rasa gentar dalam hati para kultivator di seluruh galaksi timur. Di tengah keramaian, wajah Xiao Zen tampak gelap bagai langit mendung yang menahan kilat. Dia berdiri dengan dada bergolak, tidak menyangka akan menerima penghinaan sebesar ini di tempat yang seharusnya menjadi panggung untuk kejayaannya. Jika dia sampai gagal memukul mundur Xiao Tian, apalagi di hadapan kerumunan seperti ini, maka harga dirinya, yang selama ini ia bangun sebagai salah satu penerus klan Xiao, akan benar-benar hancur tak bersisa. Tatapan matanya menyapu sekeliling, mencari simpati atau dukungan, namun tidak ada satupun dari para pengamat yang berani menyuarakan keberpih
Sebelum Xiao Ren sempat menarik kembali tangannya atau melanjutkan serangan, tubuhnya dilemparkan begitu saja ke luar penginapan.BAANG!Tubuh Xiao Ren menghantam tanah dengan keras, menciptakan suara benturan yang memekakkan telinga. Darah mengalir dari wajahnya, membasahi tanah, namun rasa sakit fisik itu bahkan tidak seberapa dibanding rasa malu yang menusuk-nusuk dadanya.Ia terbaring di depan penginapan, disaksikan puluhan pasang mata dari berbagai sudut kota yang sedang melintas.Beberapa orang bahkan menghentikan langkah mereka, memandang tubuh penuh luka di tanah dengan tatapan terkejut. Mereka mengenal Xiao Ren. Mereka tahu siapa dia dan dari mana asalnya. Namun, hari ini, dia dilempar seperti karung sampah oleh seseorang yang bahkan belum pernah mereka dengar namanya.Tak ada satu pun dari mereka yang berani bersuara. Mereka tahu konsekuensi menyinggung klan Xiao cabang. Tapi rasa penasaran mereka jauh lebih kuat daripada rasa takut.Siapa sebenarnya yang berani melakukan it
Empat pemuda dan dua wanita muda dari klan Xiao cabang yang sedang mengobrol di sudut ruangan tiba-tiba menghentikan percakapan mereka. Suasana ruang penginapan yang sebelumnya tenang mendadak berubah menjadi tegang. Mata mereka mengarah pada meja-meja lain yang diisi oleh beberapa orang luar. Bukan hanya Xiao Tian yang duduk santai di sana, tapi juga tiga pemuda dengan pakaian biasa yang tidak menunjukkan identitas besar apa pun. Meskipun demikian, dari napas mereka yang dalam dan langkah mereka yang mantap saat memasuki ruangan tadi, bisa terlihat jelas bahwa basis kultivasi ketiganya tidak rendah. Mereka berada di peringkat tujuh Alam Maha Agung. Di Alam Zuwu, tingkat seperti itu sudah cukup untuk mengguncang banyak kekuatan besar, bahkan bisa setara dengan para leluhur utama dari sekte-sekte berpengaruh. Namun, di Alam Langit Berbintang yang tingkatannya jauh lebih tinggi, kekuatan mereka hanya cukup untuk disebut tokoh menengah, tidak lebih. Salah satu dari dua pemuda klan Xia
Ia mendesah pelan, namun dalam desahan itu terdapat nada kecewa yang sulit disembunyikan.“Ternyata tidak peduli teknik apa yang kamu pelajari, ranah kultivasi adalah kunci utamanya. Bahkan dengan kekuatan penuhku saat ini, aku hanya bisa menampilkan satu persen saja dari kekuatan sejati Amarah Surgawi dan Kubah Petir Surgawi.”Suara itu mengendap dalam udara, terbawa angin yang mengalir pelan di antara batuan puncak. Ucapan itu bukan keluhan, melainkan pengakuan jujur dari seorang yang terus mendaki jalan panjang kekuatan. Meski hanya satu persen, kekuatan itu sudah cukup untuk menghancurkan sebagian besar musuh di Alam Bawah. Tapi Xiao Tian tidak pernah puas dengan cukup. Tujuannya bukan untuk mengalahkan, melainkan membungkam langit itu sendiri.“Tapi, ini lebih baik daripada tidak memiliki teknik yang kuat. Bagaimanapun, teknik ini diciptakan oleh Kaisar Dewa Tertinggi. Aku tidak boleh meremehkannya hanya karena belum bisa memaksimalkan kekuatannya.”Ia menatap ke arah gulungan ya