Share

CH-376

last update Last Updated: 2025-04-10 15:25:34

Sebelum Xiao Ren sempat menarik kembali tangannya atau melanjutkan serangan, tubuhnya dilemparkan begitu saja ke luar penginapan.

BAANG!

Tubuh Xiao Ren menghantam tanah dengan keras, menciptakan suara benturan yang memekakkan telinga. Darah mengalir dari wajahnya, membasahi tanah, namun rasa sakit fisik itu bahkan tidak seberapa dibanding rasa malu yang menusuk-nusuk dadanya.

Ia terbaring di depan penginapan, disaksikan puluhan pasang mata dari berbagai sudut kota yang sedang melintas.

Beberapa orang bahkan menghentikan langkah mereka, memandang tubuh penuh luka di tanah dengan tatapan terkejut. Mereka mengenal Xiao Ren. Mereka tahu siapa dia dan dari mana asalnya. Namun, hari ini, dia dilempar seperti karung sampah oleh seseorang yang bahkan belum pernah mereka dengar namanya.

Tak ada satu pun dari mereka yang berani bersuara. Mereka tahu konsekuensi menyinggung klan Xiao cabang. Tapi rasa penasaran mereka jauh lebih kuat daripada rasa takut.

Siapa sebenarnya yang berani melakukan it
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Tony Fredrik Hutab
dikit mutunya
goodnovel comment avatar
Dias Piandi
penasaran Thor
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kultivator Inti Semesta   CH-377

    Semua orang merasa heran dengan tindakan Xiao Tian. Sejak kapan ada generasi muda di Langit Berbintang yang berani menantang anggota klan Xiao secara terbuka? Walaupun yang dihadapinya hanyalah klan cabang, tetap saja nama yang mereka sandang adalah nama besar—klan Xiao, penguasa galaksi Divine Lightning Fire, sebuah nama yang menanamkan rasa gentar dalam hati para kultivator di seluruh galaksi timur. Di tengah keramaian, wajah Xiao Zen tampak gelap bagai langit mendung yang menahan kilat. Dia berdiri dengan dada bergolak, tidak menyangka akan menerima penghinaan sebesar ini di tempat yang seharusnya menjadi panggung untuk kejayaannya. Jika dia sampai gagal memukul mundur Xiao Tian, apalagi di hadapan kerumunan seperti ini, maka harga dirinya, yang selama ini ia bangun sebagai salah satu penerus klan Xiao, akan benar-benar hancur tak bersisa. Tatapan matanya menyapu sekeliling, mencari simpati atau dukungan, namun tidak ada satupun dari para pengamat yang berani menyuarakan keberpih

    Last Updated : 2025-04-11
  • Kultivator Inti Semesta   CH-378

    Yang membuat semua orang terdiam bukan hanya penampilannya. Tetapi saat detik berikutnya terjadi lonjakan ranah. Xiao Tian, dari peringkat sepuluh Alam Agung, langsung menembus ke peringkat tiga Alam Maha Agung. Lonjakan delapan peringkat secara instan—sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh akal sehat atau bahkan pemahaman para tetua. Sekalipun ranahnya masih di bawah Xiao Zen dan Xiao Lian, tekanan yang dilepaskannya membuat napas semua pemilik garis darah binatang api petir tercekat. Mereka tidak hanya merasakan kekuatan yang menekan, tetapi seolah darah mereka sendiri memberontak, tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi. Itu bukan tekanan kekuatan semata. Itu tekanan garis darah murni—tekanan yang menandakan bahwa garis darah yang dimiliki oleh Xiao Tian, berada jauh di atas mereka semua. “Tidak mungkin ada klan lain selain klan Xiao yang memiliki garis darah sekuat ini! Dan mengapa dia juga bermarga Xiao?” Teriak batin Xiao Zen, matanya membelalak tak percaya. Aura yang dilepa

    Last Updated : 2025-04-11
  • Kultivator Inti Semesta   CH-379

    Melihat itu, dua anggota lain langsung menerjang bersamaan, satu dengan pedang kembar, satu lagi dengan pedang besar beralur petir. Mereka datang dari arah kiri dan kanan, menciptakan ilusi ganda yang menipu mata. Xiao Tian memutar tubuhnya. Dua tangan kosongnya menyambar secepat kilat, menangkap kedua senjata itu—satu dengan telapak, satu dengan jari. KREEK! Pedang kembar patah seketika. BRAK! Pedang besar menyusul, terbelah di tengah. Kedua pemiliknya terpental, masing-masing menerima hantaman lutut dan siku dari Xiao Tian yang langsung menembus pertahanan tubuh mereka. Tubuh mereka menghantam jalan berbatu, menciptakan dua lubang cekung yang dalam, darah mengucur di antara retakan. Xiao Zen sedikit canggung, dua pemuda yang tersisa mulai menunjukkan keraguan, tetapi sudah terlalu terlambat. Xiao Tian tidak memberikan ruang bagi mereka untuk berpikir. Dalam satu lompatan pendek, tubuhnya sudah berada di tengah-tengah mereka. Tinju pertamanya menghantam rahang lawan keempat,

    Last Updated : 2025-04-11
  • Kultivator Inti Semesta   CH-380

    Xiao Tian hanya mendengus. Dingin. Tidak tersentuh. “Cih.” Sebuah suara ringan namun menghantam. “Orang lemah akan selalu seperti itu. Ketika dirinya tidak mampu berdiri dengan kekuatan sendiri, dia akan mencari orang di belakangnya untuk menjadi perisai. Sangat membosankan.” Kata-katanya tidak diucapkan dengan amarah, tapi ketenangan itu justru lebih menakutkan daripada ledakan kemarahan. Seolah dia benar-benar tidak menempatkan mereka dalam hitungan apa pun. Xiao Lian semakin marah. Tubuhnya masih gemetar, tapi kali ini lebih karena dorongan emosi daripada rasa sakit. Dia mengumpulkan seluruh kekuatan yang tersisa, suaranya melengking dengan penuh kebencian. “Jika aku berusia yang sama denganmu, kamu hanya semut di hadapanku! Tunggu saja pembalasanku!” Tangan Xiao Lian bergerak cepat. Sebuah rune muncul di udara dari dalam lengan bajunya, bersinar biru gelap dengan coretan-coretan rumit. Energi misterius membungkusnya dalam sekejap, lalu menjalar ke tubuh Xiao Zen dan keempat y

    Last Updated : 2025-04-11
  • Kultivator Inti Semesta   CH-381

    Tanpa ragu, ia langsung menelan dua puluh enam pil Immortal tingkat 14, disusul sembilan belas pil Immortal tingkat 15. Satu demi satu pil itu masuk ke tubuhnya, memicu gelombang kekuatan yang menekan tubuhnya dari segala arah. Tak berhenti di situ, ribuan batu ilahi tingkat tinggi di sekitarnya mulai dimurnikan bersamaan. Energinya mengalir liar, seperti badai yang tidak bisa dibendung. Jika orang lain yang melakukan ini, tubuh mereka pasti sudah hancur berkeping-keping. Tapi Xiao Tian berbeda. Garis darahnya berada di level yang berbeda dengan siapapun di klan Xiao, bahkan mungkin lebih kuat daripada milik ayahnya sendiri. Leihuo Dashi langsung mengambil alih proses pemurnian. Energi yang masuk diserap dan dimurnikan, lalu didistribusikan ke seluruh tubuh Xiao Tian. Tidak ada satu pun percikan energi yang dibiarkan terbuang. Tubuhnya diperkuat, dimodifikasi secara alami, dan sel-selnya dimasuki energi murni yang telah diubah menjadi bagian dari dirinya. Xiao Tian tak bergerak sed

    Last Updated : 2025-04-11
  • Kultivator Inti Semesta   CH-382

    Setelah sarapan, mereka langsung pergi. Xiao Tian berjalan bersama ketiga teman barunya. Niu Gan berada di sisi kirinya, sementara Jilang dan Bairu sedikit tertinggal di belakang, namun tetap menjaga jarak yang cukup dekat. Mereka tidak tergesa-gesa, tapi langkah mereka mantap, seolah tak ada yang perlu diburu atau ditakuti. Tatapan demi tatapan tertuju kepada mereka, khususnya kepada Xiao Tian yang berjalan paling depan. Banyak orang di kota kecil ini pernah melihat atau mendengar tentang pemuda misterius yang membuat klan Xiao cabang gemetar. Meskipun Xiao Tian telah menyangkal keterkaitan dengan kekuatan garis darah, rasa ingin tahu orang-orang tetap tak padam. Bahkan mereka yang hanya sempat melihat sekilas sudah mulai membicarakan gerak-geriknya. Namun, baik Xiao Tian maupun ketiga pemuda itu sama sekali tidak memedulikan sorotan dari sekeliling. Seakan mereka berjalan di tengah pasar kosong, tidak ada beban, tidak ada keinginan untuk menunjukkan diri. Di sepanjang perjalanan,

    Last Updated : 2025-04-11
  • Kultivator Inti Semesta   CH-383

    Setelah Xiao Tian tiba di kota Huanjing, dia berjalan santai, menyatu bersama keramaian. Langkahnya tidak tergesa, namun setiap gerakan membawa kewaspadaan alami yang tidak dibuat-buat. Di tengah laju langkahnya yang stabil, dia menyadari adanya gelombang manusia yang mulai bergerak dalam satu arah yang sama. Orang-orang dari berbagai penjuru kota tampak berbondong-bondong menuju sebuah puncak gunung yang menyendiri di ujung utara. Arus itu mengalir deras, dan atmosfer yang awalnya ramai biasa mulai berubah. Ada tekanan samar yang menyusup di antara langkah-langkah tergesa mereka. Wajah-wajah yang tadi penuh obrolan santai kini berubah serius, seolah semua memiliki tujuan yang sama. “Tuan muda, ayo kita bergabung dengan mereka. Ini adalah kesempatan langka,” ucap Niu Gan dari sisi kanan Xiao Tian, matanya menatap ke arah gunung yang diselimuti kabut tipis. Langkah Xiao Tian sedikit terhenti. Tatapannya melirik ke arah Niu Gan, kemudian perlahan menggeleng. “Kalian harus berhenti me

    Last Updated : 2025-04-12
  • Kultivator Inti Semesta   CH-384

    Pria yang memimpin kelompok itu berjalan melewati kerumunan dengan langkah tenang namun penuh wibawa. Sorot matanya tajam, dan dari sikap tubuhnya yang tegap, terlihat bahwa dia telah terbiasa menjadi pusat perhatian. Saat ia tiba di tempat terbuka, ia mendongakkan kepala ke langit, mengepalkan tinjunya dan berbicara lantang, suara suaranya menggema dengan percaya diri yang tidak disembunyikan sedikit pun. "Aku, Xiao Wei dari Klan Xiao cabang telah mendengar bahwa Putri Suci sedang berlatih di sini. Mungkinkah aku mendapatkan kehormatan untuk mengobrol dengan Putri Suci?" Begitu kalimat itu selesai, suara berat dan tajam terdengar dari arah puncak gunung. Salah satu Tetua yang menjaga tempat itu melangkah ke depan, jubahnya bergoyang diterpa angin lembut dari atas gunung. "Jadi sebenarnya itu adalah tuan muda dan nona muda dari Klan Xiao cabang. Putri Suci kami telah memberi perintah untuk mengundang tuan muda dan nona muda untuk mengobrol," ucap Tetua itu tanpa banyak basa-basi.

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   CH-402

    Tanpa menunggu aba-aba, ia melesat ke udara. Tubuhnya seperti anak panah yang dilepaskan dari busur, melaju cepat ke arah Xiao Tian. Dia tidak menggunakan senjata apapun. Kedua tangannya terbuka, dan telapak kanan diarahkan ke leher Xiao Tian. Ia berniat mencekik langsung, menunjukkan penghinaan penuh.Senyumnya semakin melebar. Dia bisa meningkatkan ranahnya tiga peringkat, dan kini kekuatannya berada di peringkat tiga belas Alam Maha Agung. Dalam pandangannya, mencekik Xiao Tian tidak akan menjadi hal yang sulit. Apalagi melihat Xiao Tian hanya melayang di udara, diam tanpa menunjukkan tanda perlawanan, ia semakin yakin bahwa lawannya telah menyerah sebelum bertarung.“Bagus, kamu cukup tahu diri. Dengan begini kamu tidak akan merasakan rasa sakit yang berlebihan,” ucapnya sambil mengejek, suaranya tajam dan congkak.Namun, saat jaraknya tinggal satu meter lagi dari tubuh Xiao Tian, semuanya berubah.Tatapan Xiao Tian yang semula datar tiba-tiba membeku. Dingin. Terlalu dingin. Satu

  • Kultivator Inti Semesta   CH-401

    Melihat kondisinya, Xiao Tian segera meredam aura dan kemarahan yang mulai melonjak. Dia tahu, Bairu tidak akan berbicara jika tidak dalam keadaan terdesak. “Tenangkan dirimu, bicara dengan tenang. Apa yang terjadi padamu? Dan di mana Niu Gan dan Jilang?”Bairu menahan napas, mencoba menstabilkan dirinya. “Kakak Tian, Niu Gan dan Jilang, mereka ditangkap. Pelakunya adalah Han Jue, generasi muda terkuat dari Klan Han. Dia berada di bawah perlindungan langsung Paviliun Gerbang Kematian. Sebenarnya aku juga ditangkap, tapi aku diperintahkan untuk mencarimu. Han Jue mengatakan, jika Kakak Tian tidak muncul sampai waktu pemburuan manik-manik bintang selesai, maka Niu Gan dan Jilang akan dibunuh tanpa ampun.”Mata Xiao Tian menyipit tajam, tubuhnya tidak bergerak, tapi aura kemarahannya terasa menusuk. “Meneliti kematian!” serunya pelan namun tegas, seperti desiran angin yang bisa mengiris pegunungan. “Tunjukkan jalannya di mana mereka berada.”Namun Bairu menggenggam lengan bajunya, suara

  • Kultivator Inti Semesta   CH-400

    “Bocah, kamu benar-benar beruntung. Keberuntunganmu ini bisa membuat siapapun cemburu. Dengan ini, pemenang pemburuan manik-manik bintang sudah bisa dipastikan, tidak ada yang akan mendapatkan manik-manik bintang sebanyak kamu,” suara Leihuo Dashi terdengar dalam benaknya, tenang namun jelas menyiratkan kekaguman.Namun Xiao Tian tidak membalas dengan kata-kata. Matanya justru tertuju pada sebuah benda yang terletak di sisi lain ruangan. Sebentuk hati, perlahan berdenyut dalam pola yang harmonis, seperti makhluk hidup yang sedang tertidur. Bentuknya unik, seolah terdiri dari susunan energi yang padat, namun memiliki struktur yang kompleks dan mendalam. Sekali pandang saja, Xiao Tian tahu—itulah Hati Nirwana, benda yang diminta oleh Bai Ruochen.“Benar, tapi yang lebih membuatku bahagia adalah, barang yang aku cari ada di tempat ini.”Dengan tenang, Xiao Tian mengayunkan tangannya. Tumpukan manik-manik bintang yang menggunung itu langsung terserap dan masuk ke dalam cincin dewanya, mem

  • Kultivator Inti Semesta   CH-399

    Berbeda dengan kekacauan di luar, Xiao Tian yang berada di pelataran istana masih duduk bersila. Namun, saat binatang api petir itu masuk, tubuh Xiao Tian langsung diguyur oleh api dan petir yang datang dari langit.“ARRGGHH!!!”Jeritannya menggema di seluruh pelataran, tubuhnya diselimuti oleh kobaran api dan kilatan petir yang menembus pori-pori terdalamnya. Api dan petir itu bukan milik musuh, bukan pula teknik biasa. Itu adalah perwujudan dari binatang api petir raksasa yang muncul di langit—perwujudan dari kemarahan langit itu sendiri.Dagingnya meleleh terbakar, jatuh satu persatu hingga memperlihatkan tulang-tulang emas yang berpendar. Namun pada tulang itu terlihat sesuatu yang lebih menakutkan—ukiran naga-naga emas kecil, hidup, mengalir, bergerak dengan liar.“Binatang tua!” raung Xiao Tian, meski tubuhnya hampir hancur.“Kamu tidak perlu berteriak! Aku juga tidak bodoh!” sahut Leihuo Dashi, suaranya menggema keras dan dingin. “Tahan rasa sakitnya. Aku akan melahap seluruh e

  • Kultivator Inti Semesta   CH-398

    Energi dari darah puluhan ribu monster itu tidak bisa diremehkan. Xiao Tian langsung duduk bersila, tubuhnya tertanam kuat di atas lantai batu yang masih panas akibat teratai api petir sebelumnya. Matanya terpejam rapat, dan napasnya mulai teratur. Bersamaan dengan itu, kekuatan Leihuo Dashi yang masih tersisa di dalam tubuhnya mulai bergerak, seolah sudah memahami tujuan Xiao Tian tanpa perlu banyak kata.Gelombang panas dan percikan kilat samar menyelimuti tubuhnya, membentuk pusaran yang seolah menyedot seluruh esensi dari darah yang menyatu dengan udara. Xiao Tian fokus sepenuhnya, membiarkan seluruh kekuatan itu mengalir melalui meridian dan dantiannya. Tubuhnya bergetar halus, tapi setiap getaran itu justru memperkuat jaringan tubuhnya yang sempat terkoyak. Dalam waktu singkat, luka-luka di tubuhnya mulai tertutup, dan seluruh kekuatan yang sempat terpecah kini kembali ke puncaknya.Namun itu belum berakhir. Setiap tetes kekuatan yang diserap tidak hanya memulihkan, tapi juga me

  • Kultivator Inti Semesta   CH-397

    Namun Xiao Tian tidak bergerak untuk memungut satu pun dari mereka. Napasnya berat, tapi tatapannya tetap fokus. Bukan saatnya mengumpulkan manik-manik bintang. Ia tahu, jika terlalu lama bertahan, lautan monster ini akan menjadi kuburannya. Tanpa ragu, dia melompat ke tengah-tengah kerumunan, tubuhnya menghilang dalam pusaran pertempuran. “KUBAH PETIR SURGAWI!” Teriakan itu menggema seperti ledakan kepercayaan diri di medan yang penuh maut. Biasanya, keterampilan ini digunakan sebagai tameng, melindungi dari serangan luar. Tapi kali ini, kubah itu berkembang, tidak untuk bertahan, melainkan menyerang. Petir melonjak dari seluruh pori tubuhnya, membentuk lapisan demi lapisan kekuatan destruktif. Kubah itu menyebar dan meluas, seperti badai yang menelan seluruh pelataran. BOOOOOM!!! Tubuh ribuan monster bermata seratus hancur seketika. Mereka tak sempat menjerit, tak sempat bergerak mundur. Hanya percikan darah dan potongan tubuh yang berterbangan. Yang tersisa dari mereka h

  • Kultivator Inti Semesta   CH-396

    Xiao Tian fokus pada tujuan yang ada di depannya, melangkah lebih dalam menuju wilayah yang diselimuti kabut. Xiao Tian bergerak dengan tenang. Dia terbang lebih jauh ke dalam kabut, setiap gerakannya penuh perhitungan. Ia melompat-lompat dengan tujuan yang tak jelas, seolah menuju tempat-tempat acak, yang membuat para penonton semakin bingung. Tidak ada yang tahu alasan di balik setiap lompatan yang ia lakukan. Mereka tak bisa membayangkan, mengapa Xiao Tian terlihat seperti melompat tanpa arah. Namun, bagi Xiao Tian, setiap lompatan bukanlah tanpa tujuan. Setiap kali kakinya menyentuh tanah, dia membentuk segel tangan dengan sangat cepat, melepaskan kekuatan dalam setiap gerakannya. Pada setiap titik lompatan, sebuah pola formasi tersembunyi muncul di bawah permukaan. Xiao Tian menyadari adanya kekuatan yang mengalir, meskipun dia tak tahu apa yang akan terjadi setelah formasi itu berhasil dia pecahkan. Setelah berulang kali melompati ratusan titik, Xiao Tian akhirnya menyatukan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-395

    Setelah meninggalkan Niu Gan cukup jauh, Xiao Tian akhirnya berhenti di sebuah area kosong yang dikelilingi kabut tipis. Tanpa membuang waktu, dia mulai menyusun formasi isolasi. Gerakannya cepat dan presisi, setiap tarikan jari menggoreskan pola spiritual yang rumit ke udara, membentuk jaringan array dengan struktur yang saling mengunci dan memutar. Dalam hitungan detik, seluruh area itu terbungkus oleh lapisan formasi yang tak kasat mata bagi kebanyakan orang. Formasi isolasi yang ia bentuk bukanlah formasi biasa. Bagi mereka yang menyaksikan dari dunia luar menggunakan formasi pemantauan tingkat tinggi sekalipun, citra Xiao Tian telah menghilang seakan-akan disapu oleh kekosongan. Hanya para tokoh besar, yang masih bisa mengintip samar-samar siluet pemuda itu di dalam dimensi pengurungan kecil yang ia ciptakan sendiri. Xiao Tian duduk bersila di tengah formasi. Posisi tubuhnya kokoh, punggungnya tegak, namun nafasnya belum stabil sepenuhnya. Dia mengangkat tangannya perlahan, dan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-394

    Setelah Xiao Tian membuat semuanya menderita, dia menatap mereka dengan tatapan dingin. Sorot matanya tajam, tak bergeming oleh belas kasihan ataupun kebencian. Sorot yang tidak menyimpan amarah, namun memiliki tekanan yang menjerat kesadaran mereka hingga terasa menyesakkan. “Sekarang enyah dari hadapanku! Dan jangan biarkan tuan muda kalian muncul lagi di hadapanku!” ucap Xiao Tian, suaranya tenang, namun tak satu pun dari mereka berani menganggapnya ringan. Begitu suara itu terlontar, mereka seakan mendapatkan pengampunan hidup. Tanpa ragu, tanpa menoleh, mereka langsung bergerak. Luka mereka memang parah, tetapi tidak separah Liang Fei yang terkapar nyaris tak bernyawa. Mereka yang masih mampu berdiri, langsung menggamit tubuh Liang Fei dan membawanya pergi. Salah satu dari mereka menggendongnya, terbang dalam kondisi limbung, mengandalkan sisa kekuatan yang tersisa untuk menjauh dari sosok Xiao Tian secepat mungkin. Mereka tidak saling bicara, tidak ada yang berani bertanya, b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status