Share

CH-382

last update Huling Na-update: 2025-04-11 08:16:47

Setelah sarapan, mereka langsung pergi. Xiao Tian berjalan bersama ketiga teman barunya. Niu Gan berada di sisi kirinya, sementara Jilang dan Bairu sedikit tertinggal di belakang, namun tetap menjaga jarak yang cukup dekat. Mereka tidak tergesa-gesa, tapi langkah mereka mantap, seolah tak ada yang perlu diburu atau ditakuti.

Tatapan demi tatapan tertuju kepada mereka, khususnya kepada Xiao Tian yang berjalan paling depan. Banyak orang di kota kecil ini pernah melihat atau mendengar tentang pemuda misterius yang membuat klan Xiao cabang gemetar. Meskipun Xiao Tian telah menyangkal keterkaitan dengan kekuatan garis darah, rasa ingin tahu orang-orang tetap tak padam. Bahkan mereka yang hanya sempat melihat sekilas sudah mulai membicarakan gerak-geriknya.

Namun, baik Xiao Tian maupun ketiga pemuda itu sama sekali tidak memedulikan sorotan dari sekeliling. Seakan mereka berjalan di tengah pasar kosong, tidak ada beban, tidak ada keinginan untuk menunjukkan diri.

Di sepanjang perjalanan,
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Bravo Timbuleng
lanjut fhor yg hebat
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin mantap
goodnovel comment avatar
Tony Fredrik Hutab
mantap thor, lanjutken
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   CH-383

    Setelah Xiao Tian tiba di kota Huanjing, dia berjalan santai, menyatu bersama keramaian. Langkahnya tidak tergesa, namun setiap gerakan membawa kewaspadaan alami yang tidak dibuat-buat. Di tengah laju langkahnya yang stabil, dia menyadari adanya gelombang manusia yang mulai bergerak dalam satu arah yang sama. Orang-orang dari berbagai penjuru kota tampak berbondong-bondong menuju sebuah puncak gunung yang menyendiri di ujung utara. Arus itu mengalir deras, dan atmosfer yang awalnya ramai biasa mulai berubah. Ada tekanan samar yang menyusup di antara langkah-langkah tergesa mereka. Wajah-wajah yang tadi penuh obrolan santai kini berubah serius, seolah semua memiliki tujuan yang sama. “Tuan muda, ayo kita bergabung dengan mereka. Ini adalah kesempatan langka,” ucap Niu Gan dari sisi kanan Xiao Tian, matanya menatap ke arah gunung yang diselimuti kabut tipis. Langkah Xiao Tian sedikit terhenti. Tatapannya melirik ke arah Niu Gan, kemudian perlahan menggeleng. “Kalian harus berhenti me

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Kultivator Inti Semesta   CH-384

    Pria yang memimpin kelompok itu berjalan melewati kerumunan dengan langkah tenang namun penuh wibawa. Sorot matanya tajam, dan dari sikap tubuhnya yang tegap, terlihat bahwa dia telah terbiasa menjadi pusat perhatian. Saat ia tiba di tempat terbuka, ia mendongakkan kepala ke langit, mengepalkan tinjunya dan berbicara lantang, suara suaranya menggema dengan percaya diri yang tidak disembunyikan sedikit pun. "Aku, Xiao Wei dari Klan Xiao cabang telah mendengar bahwa Putri Suci sedang berlatih di sini. Mungkinkah aku mendapatkan kehormatan untuk mengobrol dengan Putri Suci?" Begitu kalimat itu selesai, suara berat dan tajam terdengar dari arah puncak gunung. Salah satu Tetua yang menjaga tempat itu melangkah ke depan, jubahnya bergoyang diterpa angin lembut dari atas gunung. "Jadi sebenarnya itu adalah tuan muda dan nona muda dari Klan Xiao cabang. Putri Suci kami telah memberi perintah untuk mengundang tuan muda dan nona muda untuk mengobrol," ucap Tetua itu tanpa banyak basa-basi.

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Kultivator Inti Semesta   CH-385

    Cahaya menyilaukan dan tenang tiba-tiba bersinar dari arah puncak gunung. Pancaran itu melesat lurus ke bawah, menyelimuti sosok Xiao Tian yang berdiri tenang di antara kerumunan. Seluruh kerumunan tersentak. Mata mereka sontak tertuju pada pemuda berpakaian sederhana itu. Salah satu Tetua penjaga puncak gunung, lelaki tua yang sebelumnya tak pernah bergerak dari tempatnya, kini tidak hanya bersuara. Tubuhnya yang penuh wibawa justru muncul langsung di udara, di hadapan banyak orang, membawa serta aura penindasan yang sulit diabaikan. Cahaya dari telapak tangan Tetua itu menyelimuti tubuh Xiao Tian sepenuhnya. Namun, anehnya, Xiao Tian tidak merasakan sensasi khusus dari cahaya itu. Tidak ada tekanan, tidak ada ketidaknyamanan, tidak ada getaran kekuatan yang biasa menyertai perlakuan istimewa seperti ini. Namun, pada saat yang sama, seluruh perhatian mendadak tertuju padanya. Ratusan pasang mata dari berbagai kekuatan besar, dari kalangan muda hingga Tetua-Tetua pendamping mereka,

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Kultivator Inti Semesta   CH-386

    Namun, Xiao Tian tidak menunjukkan kegundahan di wajahnya. Dia menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantungnya yang sempat berdebar cepat. “Nona, aku tahu aku salah. Tapi aku sudah mengatakan yang sejujurnya. Aku benar-benar tidak tahu bahwa mutiara itu milik nona. Aku sudah berjanji akan memberikan kompensasi yang sepadan. Jadi, apakah Putri Suci Villa Hati Seribu Bintang masih ingin mempersulitku?” Nada bicaranya tenang, tapi ada kehati-hatian yang terselubung. Xiao Tian tahu betul, meskipun dia telah mengalami peningkatan besar dalam kultivasi dan tidak lagi sama seperti dahulu, wanita muda di hadapannya ini tetap berada di luar jangkauannya. Tidak pantas baginya untuk bersikap arogan di hadapan seseorang yang mampu menundukkan wilayah seperti Villa Hati Seribu Bintang. Putri Suci Villa Hati Seribu Bintang tidak langsung menjawab. Sebuah senyuman muncul di bibirnya, namun bukan senyum yang membuat tenang. Sebaliknya, senyuman itu seperti mata pisau tersembunyi yang me

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Kultivator Inti Semesta   CH-387

    Saat Xiao Tian bergabung kembali dengan Niu Gan dan yang lainnya, suasana seketika berubah. Ribuan pasang mata langsung tertuju padanya dengan tekanan membunuh yang sulit dibendung. Mereka adalah para peserta dan pewaris dari berbagai klan dan sekte besar, kebanyakan kecewa karena tidak mendapat izin bertemu dengan Putri Suci. Sementara Xiao Tian, seorang yang menurut mereka tidak layak, justru mendapat kehormatan itu. Namun, Xiao Tian tetap menunjukkan sikap tenang. Tatapannya datar, langkahnya stabil, dan wajahnya bahkan seperti tak menyadari apa yang sedang terjadi. Tapi jauh di dalam, jantungnya berdetak cepat dan berat. Ia tahu, jika saat ini mereka benar-benar menyerangnya bersama-sama, bahkan jika dia mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya, hanya satu kemungkinan yang tersisa. Kematian. “Kakak Tian,” suara Niu Gan memecah suasana, nadanya penuh semangat. “Bagaimana rupa Putri Suci Villa Hati Seribu Bintang? Apakah benar seperti rumor, wanita tercantik di seluruh Alam Lang

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Kultivator Inti Semesta   CH-388

    Begitu perintah itu keluar, seluruh pemuda-pemudi berusia di bawah tiga puluh tahun langsung bergerak. Beberapa tampak gugup, beberapa lainnya begitu bersemangat. Mereka berhamburan masuk ke dalam pusaran ruang-waktu itu, seolah tak sabar ingin membuktikan kekuatan mereka. Xiao Tian berdiri di antara mereka, namun ia tidak terburu-buru. Tatapannya tajam mengamati pusaran itu, lalu berpaling menatap Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Keempatnya saling mengangguk dalam diam. Tanpa berkata-kata, mereka melangkah maju dan memasuki pusaran bersamaan. Begitu mereka masuk, para tetua, tamu kehormatan, dan penonton dari berbagai klan serta sekte mulai duduk dengan rapi di kursi yang telah disiapkan. Pemandangan di luar dan dalam dunia kompetisi memang berbeda. Bagi para peserta, dunia kompetisi adalah sebuah tempat yang tertutup dan mandiri, mereka tidak bisa melihat dunia luar, dan tidak tahu bahwa segala gerak-gerik mereka sedang diamati. Namun bagi mereka yang di luar, seluruh area kompetisi b

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Kultivator Inti Semesta   CH-389

    Xiao Tian memasuki area terdalam bersama Niu Gan dan yang lainnya, mereka berempat berhasil mengalahkan monster bermata sepuluh berkali-kali, jadi jumlah manik-manik bintang yang mereka dapatkan sudah lumayan banyak. Tanpa perlu mengucapkan satu kata pun, kekompakan mereka sudah terbentuk. Setiap monster yang muncul tak mampu bertahan lebih dari beberapa keterampilan. Namun semakin dalam mereka melangkah, tekanan yang mengalir dari dalam area itu terasa semakin nyata. Langkah kaki mereka melayang cepat, namun mata mereka tetap awas pada segala pergerakan. Ketika mereka tiba di area yang lebih dalam, beberapa monster bermata dua puluh telah bertumbangan di mana-mana. Tubuh-tubuh raksasa yang tak utuh, daging yang menghitam, dan aroma darah yang masih panas menyatu dalam udara yang menggantung. “Sepertinya kita datang terlambat, ayo masuk lebih dalam lagi!” kata Xiao Tian tanpa ragu. Nada suaranya datar, tapi di baliknya mengalir semangat yang tak bisa disembunyikan. Dia memimpin ke

    Huling Na-update : 2025-04-13
  • Kultivator Inti Semesta   CH-390

    Kedua monster itu hancur seketika. Sementara dua lainnya mencoba menyerang dari belakang, Xiao Tian tiba-tiba mendarat, lalu melesat mundur dengan tumit kanannya menghantam dagu salah satu. ZRAAKK!! Petir di tumitnya menyetrum kepala monster itu hingga meledak. Tanpa memberi celah, Xiao Tian memutar badan dan menyikut lawan terakhir dari samping. Sikutan dari tangan kirinya melepaskan percikan api yang membakar leher monster itu sampai putus. Darah berceceran, namun Xiao Tian tidak menoleh. Tubuhnya kembali menghilang dalam jejak api dan kilatan petir. Dia menerobos gerombolan monster bermata lima puluh seperti gelombang petaka yang tidak bisa dihentikan. Tiap kali dia mendaratkan tinju dari tangan kanannya, tubuh monster menggelepar seolah disambar kilat dari langit. Tiap kali dia mengayunkan kaki kirinya, semburan api meledak dari arah berlawanan, membakar bagian tubuh musuh yang tersentuh. Tiga monster mencoba menggunakan tubuh mereka sebagai benteng, berdiri rapat dengan tub

    Huling Na-update : 2025-04-13

Pinakabagong kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   CH-402

    Tanpa menunggu aba-aba, ia melesat ke udara. Tubuhnya seperti anak panah yang dilepaskan dari busur, melaju cepat ke arah Xiao Tian. Dia tidak menggunakan senjata apapun. Kedua tangannya terbuka, dan telapak kanan diarahkan ke leher Xiao Tian. Ia berniat mencekik langsung, menunjukkan penghinaan penuh.Senyumnya semakin melebar. Dia bisa meningkatkan ranahnya tiga peringkat, dan kini kekuatannya berada di peringkat tiga belas Alam Maha Agung. Dalam pandangannya, mencekik Xiao Tian tidak akan menjadi hal yang sulit. Apalagi melihat Xiao Tian hanya melayang di udara, diam tanpa menunjukkan tanda perlawanan, ia semakin yakin bahwa lawannya telah menyerah sebelum bertarung.“Bagus, kamu cukup tahu diri. Dengan begini kamu tidak akan merasakan rasa sakit yang berlebihan,” ucapnya sambil mengejek, suaranya tajam dan congkak.Namun, saat jaraknya tinggal satu meter lagi dari tubuh Xiao Tian, semuanya berubah.Tatapan Xiao Tian yang semula datar tiba-tiba membeku. Dingin. Terlalu dingin. Satu

  • Kultivator Inti Semesta   CH-401

    Melihat kondisinya, Xiao Tian segera meredam aura dan kemarahan yang mulai melonjak. Dia tahu, Bairu tidak akan berbicara jika tidak dalam keadaan terdesak. “Tenangkan dirimu, bicara dengan tenang. Apa yang terjadi padamu? Dan di mana Niu Gan dan Jilang?”Bairu menahan napas, mencoba menstabilkan dirinya. “Kakak Tian, Niu Gan dan Jilang, mereka ditangkap. Pelakunya adalah Han Jue, generasi muda terkuat dari Klan Han. Dia berada di bawah perlindungan langsung Paviliun Gerbang Kematian. Sebenarnya aku juga ditangkap, tapi aku diperintahkan untuk mencarimu. Han Jue mengatakan, jika Kakak Tian tidak muncul sampai waktu pemburuan manik-manik bintang selesai, maka Niu Gan dan Jilang akan dibunuh tanpa ampun.”Mata Xiao Tian menyipit tajam, tubuhnya tidak bergerak, tapi aura kemarahannya terasa menusuk. “Meneliti kematian!” serunya pelan namun tegas, seperti desiran angin yang bisa mengiris pegunungan. “Tunjukkan jalannya di mana mereka berada.”Namun Bairu menggenggam lengan bajunya, suara

  • Kultivator Inti Semesta   CH-400

    “Bocah, kamu benar-benar beruntung. Keberuntunganmu ini bisa membuat siapapun cemburu. Dengan ini, pemenang pemburuan manik-manik bintang sudah bisa dipastikan, tidak ada yang akan mendapatkan manik-manik bintang sebanyak kamu,” suara Leihuo Dashi terdengar dalam benaknya, tenang namun jelas menyiratkan kekaguman.Namun Xiao Tian tidak membalas dengan kata-kata. Matanya justru tertuju pada sebuah benda yang terletak di sisi lain ruangan. Sebentuk hati, perlahan berdenyut dalam pola yang harmonis, seperti makhluk hidup yang sedang tertidur. Bentuknya unik, seolah terdiri dari susunan energi yang padat, namun memiliki struktur yang kompleks dan mendalam. Sekali pandang saja, Xiao Tian tahu—itulah Hati Nirwana, benda yang diminta oleh Bai Ruochen.“Benar, tapi yang lebih membuatku bahagia adalah, barang yang aku cari ada di tempat ini.”Dengan tenang, Xiao Tian mengayunkan tangannya. Tumpukan manik-manik bintang yang menggunung itu langsung terserap dan masuk ke dalam cincin dewanya, mem

  • Kultivator Inti Semesta   CH-399

    Berbeda dengan kekacauan di luar, Xiao Tian yang berada di pelataran istana masih duduk bersila. Namun, saat binatang api petir itu masuk, tubuh Xiao Tian langsung diguyur oleh api dan petir yang datang dari langit.“ARRGGHH!!!”Jeritannya menggema di seluruh pelataran, tubuhnya diselimuti oleh kobaran api dan kilatan petir yang menembus pori-pori terdalamnya. Api dan petir itu bukan milik musuh, bukan pula teknik biasa. Itu adalah perwujudan dari binatang api petir raksasa yang muncul di langit—perwujudan dari kemarahan langit itu sendiri.Dagingnya meleleh terbakar, jatuh satu persatu hingga memperlihatkan tulang-tulang emas yang berpendar. Namun pada tulang itu terlihat sesuatu yang lebih menakutkan—ukiran naga-naga emas kecil, hidup, mengalir, bergerak dengan liar.“Binatang tua!” raung Xiao Tian, meski tubuhnya hampir hancur.“Kamu tidak perlu berteriak! Aku juga tidak bodoh!” sahut Leihuo Dashi, suaranya menggema keras dan dingin. “Tahan rasa sakitnya. Aku akan melahap seluruh e

  • Kultivator Inti Semesta   CH-398

    Energi dari darah puluhan ribu monster itu tidak bisa diremehkan. Xiao Tian langsung duduk bersila, tubuhnya tertanam kuat di atas lantai batu yang masih panas akibat teratai api petir sebelumnya. Matanya terpejam rapat, dan napasnya mulai teratur. Bersamaan dengan itu, kekuatan Leihuo Dashi yang masih tersisa di dalam tubuhnya mulai bergerak, seolah sudah memahami tujuan Xiao Tian tanpa perlu banyak kata.Gelombang panas dan percikan kilat samar menyelimuti tubuhnya, membentuk pusaran yang seolah menyedot seluruh esensi dari darah yang menyatu dengan udara. Xiao Tian fokus sepenuhnya, membiarkan seluruh kekuatan itu mengalir melalui meridian dan dantiannya. Tubuhnya bergetar halus, tapi setiap getaran itu justru memperkuat jaringan tubuhnya yang sempat terkoyak. Dalam waktu singkat, luka-luka di tubuhnya mulai tertutup, dan seluruh kekuatan yang sempat terpecah kini kembali ke puncaknya.Namun itu belum berakhir. Setiap tetes kekuatan yang diserap tidak hanya memulihkan, tapi juga me

  • Kultivator Inti Semesta   CH-397

    Namun Xiao Tian tidak bergerak untuk memungut satu pun dari mereka. Napasnya berat, tapi tatapannya tetap fokus. Bukan saatnya mengumpulkan manik-manik bintang. Ia tahu, jika terlalu lama bertahan, lautan monster ini akan menjadi kuburannya. Tanpa ragu, dia melompat ke tengah-tengah kerumunan, tubuhnya menghilang dalam pusaran pertempuran. “KUBAH PETIR SURGAWI!” Teriakan itu menggema seperti ledakan kepercayaan diri di medan yang penuh maut. Biasanya, keterampilan ini digunakan sebagai tameng, melindungi dari serangan luar. Tapi kali ini, kubah itu berkembang, tidak untuk bertahan, melainkan menyerang. Petir melonjak dari seluruh pori tubuhnya, membentuk lapisan demi lapisan kekuatan destruktif. Kubah itu menyebar dan meluas, seperti badai yang menelan seluruh pelataran. BOOOOOM!!! Tubuh ribuan monster bermata seratus hancur seketika. Mereka tak sempat menjerit, tak sempat bergerak mundur. Hanya percikan darah dan potongan tubuh yang berterbangan. Yang tersisa dari mereka h

  • Kultivator Inti Semesta   CH-396

    Xiao Tian fokus pada tujuan yang ada di depannya, melangkah lebih dalam menuju wilayah yang diselimuti kabut. Xiao Tian bergerak dengan tenang. Dia terbang lebih jauh ke dalam kabut, setiap gerakannya penuh perhitungan. Ia melompat-lompat dengan tujuan yang tak jelas, seolah menuju tempat-tempat acak, yang membuat para penonton semakin bingung. Tidak ada yang tahu alasan di balik setiap lompatan yang ia lakukan. Mereka tak bisa membayangkan, mengapa Xiao Tian terlihat seperti melompat tanpa arah. Namun, bagi Xiao Tian, setiap lompatan bukanlah tanpa tujuan. Setiap kali kakinya menyentuh tanah, dia membentuk segel tangan dengan sangat cepat, melepaskan kekuatan dalam setiap gerakannya. Pada setiap titik lompatan, sebuah pola formasi tersembunyi muncul di bawah permukaan. Xiao Tian menyadari adanya kekuatan yang mengalir, meskipun dia tak tahu apa yang akan terjadi setelah formasi itu berhasil dia pecahkan. Setelah berulang kali melompati ratusan titik, Xiao Tian akhirnya menyatukan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-395

    Setelah meninggalkan Niu Gan cukup jauh, Xiao Tian akhirnya berhenti di sebuah area kosong yang dikelilingi kabut tipis. Tanpa membuang waktu, dia mulai menyusun formasi isolasi. Gerakannya cepat dan presisi, setiap tarikan jari menggoreskan pola spiritual yang rumit ke udara, membentuk jaringan array dengan struktur yang saling mengunci dan memutar. Dalam hitungan detik, seluruh area itu terbungkus oleh lapisan formasi yang tak kasat mata bagi kebanyakan orang. Formasi isolasi yang ia bentuk bukanlah formasi biasa. Bagi mereka yang menyaksikan dari dunia luar menggunakan formasi pemantauan tingkat tinggi sekalipun, citra Xiao Tian telah menghilang seakan-akan disapu oleh kekosongan. Hanya para tokoh besar, yang masih bisa mengintip samar-samar siluet pemuda itu di dalam dimensi pengurungan kecil yang ia ciptakan sendiri. Xiao Tian duduk bersila di tengah formasi. Posisi tubuhnya kokoh, punggungnya tegak, namun nafasnya belum stabil sepenuhnya. Dia mengangkat tangannya perlahan, dan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-394

    Setelah Xiao Tian membuat semuanya menderita, dia menatap mereka dengan tatapan dingin. Sorot matanya tajam, tak bergeming oleh belas kasihan ataupun kebencian. Sorot yang tidak menyimpan amarah, namun memiliki tekanan yang menjerat kesadaran mereka hingga terasa menyesakkan. “Sekarang enyah dari hadapanku! Dan jangan biarkan tuan muda kalian muncul lagi di hadapanku!” ucap Xiao Tian, suaranya tenang, namun tak satu pun dari mereka berani menganggapnya ringan. Begitu suara itu terlontar, mereka seakan mendapatkan pengampunan hidup. Tanpa ragu, tanpa menoleh, mereka langsung bergerak. Luka mereka memang parah, tetapi tidak separah Liang Fei yang terkapar nyaris tak bernyawa. Mereka yang masih mampu berdiri, langsung menggamit tubuh Liang Fei dan membawanya pergi. Salah satu dari mereka menggendongnya, terbang dalam kondisi limbung, mengandalkan sisa kekuatan yang tersisa untuk menjauh dari sosok Xiao Tian secepat mungkin. Mereka tidak saling bicara, tidak ada yang berani bertanya, b

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status