Namun Xiao Tian tidak bergerak untuk memungut satu pun dari mereka. Napasnya berat, tapi tatapannya tetap fokus. Bukan saatnya mengumpulkan manik-manik bintang. Ia tahu, jika terlalu lama bertahan, lautan monster ini akan menjadi kuburannya. Tanpa ragu, dia melompat ke tengah-tengah kerumunan, tubuhnya menghilang dalam pusaran pertempuran. “KUBAH PETIR SURGAWI!” Teriakan itu menggema seperti ledakan kepercayaan diri di medan yang penuh maut. Biasanya, keterampilan ini digunakan sebagai tameng, melindungi dari serangan luar. Tapi kali ini, kubah itu berkembang, tidak untuk bertahan, melainkan menyerang. Petir melonjak dari seluruh pori tubuhnya, membentuk lapisan demi lapisan kekuatan destruktif. Kubah itu menyebar dan meluas, seperti badai yang menelan seluruh pelataran. BOOOOOM!!! Tubuh ribuan monster bermata seratus hancur seketika. Mereka tak sempat menjerit, tak sempat bergerak mundur. Hanya percikan darah dan potongan tubuh yang berterbangan. Yang tersisa dari mereka h
Energi dari darah puluhan ribu monster itu tidak bisa diremehkan. Xiao Tian langsung duduk bersila, tubuhnya tertanam kuat di atas lantai batu yang masih panas akibat teratai api petir sebelumnya. Matanya terpejam rapat, dan napasnya mulai teratur. Bersamaan dengan itu, kekuatan Leihuo Dashi yang masih tersisa di dalam tubuhnya mulai bergerak, seolah sudah memahami tujuan Xiao Tian tanpa perlu banyak kata.Gelombang panas dan percikan kilat samar menyelimuti tubuhnya, membentuk pusaran yang seolah menyedot seluruh esensi dari darah yang menyatu dengan udara. Xiao Tian fokus sepenuhnya, membiarkan seluruh kekuatan itu mengalir melalui meridian dan dantiannya. Tubuhnya bergetar halus, tapi setiap getaran itu justru memperkuat jaringan tubuhnya yang sempat terkoyak. Dalam waktu singkat, luka-luka di tubuhnya mulai tertutup, dan seluruh kekuatan yang sempat terpecah kini kembali ke puncaknya.Namun itu belum berakhir. Setiap tetes kekuatan yang diserap tidak hanya memulihkan, tapi juga me
Berbeda dengan kekacauan di luar, Xiao Tian yang berada di pelataran istana masih duduk bersila. Namun, saat binatang api petir itu masuk, tubuh Xiao Tian langsung diguyur oleh api dan petir yang datang dari langit.“ARRGGHH!!!”Jeritannya menggema di seluruh pelataran, tubuhnya diselimuti oleh kobaran api dan kilatan petir yang menembus pori-pori terdalamnya. Api dan petir itu bukan milik musuh, bukan pula teknik biasa. Itu adalah perwujudan dari binatang api petir raksasa yang muncul di langit—perwujudan dari kemarahan langit itu sendiri.Dagingnya meleleh terbakar, jatuh satu persatu hingga memperlihatkan tulang-tulang emas yang berpendar. Namun pada tulang itu terlihat sesuatu yang lebih menakutkan—ukiran naga-naga emas kecil, hidup, mengalir, bergerak dengan liar.“Binatang tua!” raung Xiao Tian, meski tubuhnya hampir hancur.“Kamu tidak perlu berteriak! Aku juga tidak bodoh!” sahut Leihuo Dashi, suaranya menggema keras dan dingin. “Tahan rasa sakitnya. Aku akan melahap seluruh e
“Bocah, kamu benar-benar beruntung. Keberuntunganmu ini bisa membuat siapapun cemburu. Dengan ini, pemenang pemburuan manik-manik bintang sudah bisa dipastikan, tidak ada yang akan mendapatkan manik-manik bintang sebanyak kamu,” suara Leihuo Dashi terdengar dalam benaknya, tenang namun jelas menyiratkan kekaguman.Namun Xiao Tian tidak membalas dengan kata-kata. Matanya justru tertuju pada sebuah benda yang terletak di sisi lain ruangan. Sebentuk hati, perlahan berdenyut dalam pola yang harmonis, seperti makhluk hidup yang sedang tertidur. Bentuknya unik, seolah terdiri dari susunan energi yang padat, namun memiliki struktur yang kompleks dan mendalam. Sekali pandang saja, Xiao Tian tahu—itulah Hati Nirwana, benda yang diminta oleh Bai Ruochen.“Benar, tapi yang lebih membuatku bahagia adalah, barang yang aku cari ada di tempat ini.”Dengan tenang, Xiao Tian mengayunkan tangannya. Tumpukan manik-manik bintang yang menggunung itu langsung terserap dan masuk ke dalam cincin dewanya, mem
Melihat kondisinya, Xiao Tian segera meredam aura dan kemarahan yang mulai melonjak. Dia tahu, Bairu tidak akan berbicara jika tidak dalam keadaan terdesak. “Tenangkan dirimu, bicara dengan tenang. Apa yang terjadi padamu? Dan di mana Niu Gan dan Jilang?”Bairu menahan napas, mencoba menstabilkan dirinya. “Kakak Tian, Niu Gan dan Jilang, mereka ditangkap. Pelakunya adalah Han Jue, generasi muda terkuat dari Klan Han. Dia berada di bawah perlindungan langsung Paviliun Gerbang Kematian. Sebenarnya aku juga ditangkap, tapi aku diperintahkan untuk mencarimu. Han Jue mengatakan, jika Kakak Tian tidak muncul sampai waktu pemburuan manik-manik bintang selesai, maka Niu Gan dan Jilang akan dibunuh tanpa ampun.”Mata Xiao Tian menyipit tajam, tubuhnya tidak bergerak, tapi aura kemarahannya terasa menusuk. “Meneliti kematian!” serunya pelan namun tegas, seperti desiran angin yang bisa mengiris pegunungan. “Tunjukkan jalannya di mana mereka berada.”Namun Bairu menggenggam lengan bajunya, suara
Tanpa menunggu aba-aba, ia melesat ke udara. Tubuhnya seperti anak panah yang dilepaskan dari busur, melaju cepat ke arah Xiao Tian. Dia tidak menggunakan senjata apapun. Kedua tangannya terbuka, dan telapak kanan diarahkan ke leher Xiao Tian. Ia berniat mencekik langsung, menunjukkan penghinaan penuh.Senyumnya semakin melebar. Dia bisa meningkatkan ranahnya tiga peringkat, dan kini kekuatannya berada di peringkat tiga belas Alam Maha Agung. Dalam pandangannya, mencekik Xiao Tian tidak akan menjadi hal yang sulit. Apalagi melihat Xiao Tian hanya melayang di udara, diam tanpa menunjukkan tanda perlawanan, ia semakin yakin bahwa lawannya telah menyerah sebelum bertarung.“Bagus, kamu cukup tahu diri. Dengan begini kamu tidak akan merasakan rasa sakit yang berlebihan,” ucapnya sambil mengejek, suaranya tajam dan congkak.Namun, saat jaraknya tinggal satu meter lagi dari tubuh Xiao Tian, semuanya berubah.Tatapan Xiao Tian yang semula datar tiba-tiba membeku. Dingin. Terlalu dingin. Satu
Keempat pemuda itu menatap Xiao Tian dengan tatapan ngeri. Mereka yakin usia Xiao Tian masih di bawah mereka, bahkan mungkin masih belasan tahun. Namun dalam usia semuda itu, dia telah memiliki aura pembunuh yang mengerikan, aura yang begitu padat dan dingin hingga menusuk langsung ke sumsum tulang belakang. Aura itu bukan sesuatu yang bisa diciptakan, dan juga bukan berasal dari teknik tertentu. Itu adalah nafas dari kematian yang nyata, hasil dari pengalaman membunuh yang melampaui usia. Aura pembunuhnya tidak kalah dengan monster-monster tua yang telah hidup selama ribuan tahun. Justru lebih murni, karena dibentuk dari pertarungan tanpa belas kasihan, bukan dari status atau nama besar. Xiao Tian tidak mengucapkan satu pun kata. Setelah meningkatkan kekuatannya hingga peringkat sebelas Alam Maha Agung, tubuhnya melesat ke udara. Sayap petir dan api yang terbentang dari punggungnya mengepak kuat, menciptakan gelombang kejut yang membuat pohon-pohon di sekitar lembah bergetar keras,
Dengan kekuatan Xiao Tian saat ini, mengejar Han Jue bukan perkara yang sulit. Dalam hitungan menit, dia telah menyusulnya. WHOOSSHH!!! Kepalan tangan yang terbentuk dari energi spiritual melesat dari arah belakang, menghantam seperti palu perang. Xiao Tian mengayunkannya tanpa keraguan, seperti menebas udara dengan kekuatan mutlak. Serangan itu datang begitu cepat, menyapu jarak tanpa memberi ruang untuk kabur. Han Jue, yang menyadari bahaya di belakangnya, membalikkan tubuh dengan refleks tajam. Tubuhnya berputar, dan tangannya ikut terangkat dalam gerakan memukul, mencoba menetralkan serangan yang datang. BAANG!!! Suara hantaman membelah udara. Ketika kedua pukulan bertemu, gelombang kejut menyebar seperti riak di danau yang tenang. Han Jue terdorong ke belakang, tubuhnya bergeser beberapa langkah di udara. Dia mendengus, nada suaranya dingin dan penuh amarah. “Bajingan, jangan pikir karena aku pergi aku takut padamu!” Nada itu bukan sekadar gertakan. Han Jue meningkatkan ke
Para Tetua di ruangan itu tetap diam. Tidak ada satu pun yang berani berbicara. Mereka tahu, Patriark klan Xiao cabang telah memasuki mode siaga tinggi. Jika penyelidikan itu menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi di luar dugaan mereka, maka situasi di Alam Langit Berbintang bisa berubah dalam sekejap. Setelah pria bertopeng itu pergi, Patriark Klan Xiao cabang tidak langsung tenang. Wajahnya masih dipenuhi tekanan batin yang belum surut. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk beberapa Tetua lainnya di ruangan itu. “Kalian pergi dan bawa anak yang bernama Xiao Tian. Tapi ingat, kalian jangan melakukan kekerasan. Biarkan aku yang menginterogasinya secara langsung!” “Baik, Patriark!” jawab para Tetua serempak sebelum membungkuk dan segera meninggalkan ruangan. Begitu ruangan kembali sepi, Patriark Klan Xiao cabang menatap tajam ke arah Xiao Kun yang masih berlutut. Tatapannya dingin, tidak lagi menyimpan toleransi. “Kau juga pergi,” ucapnya pendek. Xiao Kun menunduk dalam, lalu ber
Xiao Tian bertemu kembali dengan Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Pertemuan itu terjadi sesaat setelah mereka berbicara dengan Pemilik Villa Hati Seribu Bintang. Ketika percakapan mereka selesai, keempatnya bersiap untuk meninggalkan istana. “Kakak Tian, kemana kamu akan pergi?” tanya Niu Gan sambil berjalan di sisi Xiao Tian. Xiao Tian menggelengkan kepala pelan. “Aku belum tahu. Aku hanya mengikuti ke mana langkahku membawaku.” “Hmm, jika seperti itu...” Niu Gan tampak berpikir sejenak, lalu menatap Xiao Tian dengan harapan. “Bersediakah kakak Tian pergi bersama kami untuk menjenguk seseorang?” “Menjenguk siapa?” “Orang yang membesarkan kami,” jawab Jilang cepat. “Sekarang beliau sedang terluka. Kami keluar untuk mencarikan obat. Awalnya kami hanya mencoba peruntungan, berharap kakak Tian bisa mendapat hasil positif dalam kompetisi ini. Ternyata hasilnya di luar ekspektasi. Kami berhasil mendapatkan juara tiga.” Bairu melanjutkan dengan semangat yang tulus. “Dan ini semua berkat ka
Xiao Tian keluar dari ruangan kultivasinya. Langkahnya tenang, dan wajahnya tidak menunjukkan perubahan besar. Ia menahan aura peningkatannya. Meskipun ia kini berada di peringkat enam Alam Maha Agung, yang ia perlihatkan tetap peringkat tiga. Itu cukup untuk membuat Bai Ruochen tidak terlalu waspada. Begitu melihat Xiao Tian keluar dari ruangan, Bai Ruochen langsung melangkah cepat ke arahnya. Sorot matanya tajam, tidak ada basa-basi dalam ucapannya. “Sekarang, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian tidak terburu-buru menjawab. Ia melihat sekeliling sejenak sebelum membuka suara. “Aku masih di sini, kamu bersikap seolah-olah aku akan pergi saja. Dimana Ayahmu? Aku tidak melihatnya.” “Ayahku ada urusan. Dia harus memimpin perbaikan alun-alun akibat ulahmu. Sekarang jangan mengalihkan pembicaraan, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian mengeluarkan Hati Nirwana. Tapi saat Bai Ruochen hendak mengambilnya, ia menangkap tangan wanita itu. “Meneliti kematian!” Suara Bai Ruochen m
Setelah Xiao Tian menerima hadiahnya, Bai Ruochen melangkah maju dan mendekatinya. Tatapannya tajam, dan tanpa basa-basi, ia langsung menanyakan hal yang sejak awal telah menjadi tujuannya. “Sekarang katakan, apakah kamu berhasil mendapatkan Hati Nirwana?” Xiao Tian menoleh ringan ke arahnya. “Tentu saja aku berhasil, tapi aku akan memberikan Hati Nirwana setelah aku memulihkan diri. Putri Suci tidak perlu khawatir, aku berada di Istanamu, jadi aku tidak akan melarikan diri. Hanya, apakah aku bisa meminjam ruangan untuk pemulihan diri?” Ia berbicara langsung dan jelas, tidak menyembunyikan niatnya. Tidak ada basa-basi dalam ucapannya, dan itu cukup untuk membuat Bai Ruochen menyipitkan mata. “Mengapa kamu tidak menyerahkannya sekarang saja?” tanyanya datar. “Aku tidak ingin setelah memberikannya kamu langsung membunuhku. Jadi sebelum itu terjadi, aku juga harus memastikan keselamatanku.” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang tidak ikut mencampuri urusan antara putrinya dan Xiao Tian
Setelah menyerahkan Xiao Wei, Xiao Tian tiba-tiba terhuyung-huyung. Tubuhnya terlihat melemah, dan tangan kanannya perlahan menekan dadanya. Wajahnya tampak menegang, sorot matanya menyiratkan rasa sakit yang dalam seolah ada luka yang tidak bisa ia tahan. “Teman muda, apa yang terjadi padamu?” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang segera melangkah cepat dari sisi arena. Begitu melihat Xiao Tian mulai kehilangan keseimbangan, ia langsung menjangkau dan menopang tubuhnya agar tidak jatuh. “Senior, aku terkena serangan balasan karena mengaktifkan teknik rahasia,” ujar Xiao Tian pelan. Nada bicaranya terdengar lemah dan terbata, namun tetap stabil. “Hmmp.” Pemilik Villa mengerutkan alis, lalu dengan satu gerakan ringan ia memeriksa kondisi Xiao Tian melalui sentuhan di bahunya. Persepsinya menyapu tubuh pemuda itu dalam sekejap, dan yang ia temukan bukan tubuh yang terluka. Tubuh itu tidak mengalami kerusakan. Aliran kekuatan dasar tetap utuh, dan ritme hidup Xiao Tian sama sekali tidak
Namun di balik aura dan tekanan yang mengguncang langit dan bumi, Xiao Tian masih berdiri tenang. Di dalam hatinya, senyum pahit perlahan terbit. “Binatang tua, mengapa kamu membuat keributan seperti ini?” “Bocah, ini bukan lagi pertarungan antara kamu dan bocah Xiao Wei itu. Ini adalah pertarungan garis darah! Apakah kamu ingin garis darahmu diinjak-injak oleh garis darah rendah itu?!” Xiao Tian menarik napas panjang dalam hatinya. “Bukankah ini akan menimbulkan kegaduhan bagi orang-orang?” “Terlambat. Kamu sudah mendeklarasikan namamu Xiao Tian, dan menunjukkan sayap api petir. Itu saja sudah membuat kegaduhan. Jadi jika ingin membuat kegaduhan, jangan tanggung-tanggung.” “Hahaha, baiklah, lakukan apa yang ingin kamu lakukan sekarang! Tapi jangan terlalu besar, tubuhku belum bisa menampung kekuatanmu jika lebih dari tiga puluh persen.” “Kali ini pengecualian. Aku akan membuat tubuhmu mampu menanggung kekuatanku lebih dari empat puluh persen!” “Sial, jika kamu bisa melakukan
Kepala Villa tidak langsung menjawab. Matanya masih terpaku pada Xiao Tian yang terus melangkah ke langit, dan setiap langkahnya disertai dengan satu teratai api petir yang muncul di bawah telapak kakinya, membentuk tangga yang tidak berasal dari dunia ini. “Putriku, itu bukan langkah biasa. Lihat baik-baik. Setiap langkahnya membentuk teratai api petir yang menjadi pijakan. Itu… itu adalah keterampilan yang hanya dikuasai sempurna oleh satu orang dalam sejarah Klan Xiao—Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian.” Nada suaranya mengeras seiring kalimatnya berlanjut. “Di Klan Xiao inti, hanya ada empat atau lima orang yang mampu mempelajarinya. Tapi tidak satu pun dari mereka mampu menyempurnakan keterampilan itu. Menurut catatan resmi, ketika Yang Mulia Dewa Tertinggi Xiao Jian menggunakan keterampilan itu, ia pernah menghancurkan ribuan bintang dan membunuh miliaran kultivator yang tersebar di dalamnya. Dengan keterampilan itu, Xiao Jian diakui sebagai penguasa galaksi terkuat sepanjan
Klan cabang belaka, bertingkah sangat arogan,” ucap Xiao Tian, nadanya mengeras. “Sepertinya kamu hanya katak dalam sumur, tidak pernah melihat luasnya dunia ini. Sekarang, tunjukkan padaku keterampilan kebanggaanmu itu.” “Kamu akan melihatnya!” Xiao Wei membentuk segel tangan. Dalam sekejap, tubuhnya mulai bersinar terang. Bukan hanya cahaya biasa, melainkan kilauan yang menyelimuti seluruh pori-porinya. Dalam waktu singkat, langit di atas alun-alun menjadi gelap seperti ditelan malam. Petir multi warna mulai muncul dari segala penjuru, menyambar dan berkumpul di satu titik. Lautan api mengikuti, saling terjalin dan berputar di langit, membentuk pusaran kekuatan yang luar biasa besar. Tombak Xiao Wei yang semula berdiri tegak di depannya, mulai bergetar. Kemudian, tombak itu melesat sendiri ke atas langit, bergabung ke dalam pusaran petir dan api di atas sana. Seluruh kekuatan itu berkumpul di satu titik pusat, seperti menyusun sesuatu yang belum sepenuhnya terwujud, namun sudah c
Untungnya, formasi pelindung yang diciptakan Kepala Villa Hati Seribu Bintang masih bertahan dengan tenang. Meskipun energi ledakan itu cukup untuk meruntuhkan gunung kecil dalam sekejap, formasi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda retak. Jika bukan karena perlindungan ini, banyak penonton dengan kultivasi rendah pasti sudah hancur oleh getaran energi yang tidak bisa diredam. Namun, perhatian sebagian besar orang tidak hanya tertuju pada kekuatan dua pemuda yang bertarung di tengah formasi. Yang paling menakjubkan justru terletak pada lantai alun-alun itu sendiri. Meskipun dihantam gelombang serangan dari dua kultivator yang sudah melampaui batas kekuatan biasa, lantai alun-alun tetap utuh. Tidak ada retakan, tidak ada debu yang terangkat. Semuanya tetap bersih dan tenang. Ini bukan karena kebetulan. Ini membuktikan satu hal—bahwa kekuatan Villa Hati Seribu Bintang jauh melampaui dugaan. Struktur dan material alun-alun ini bukanlah sesuatu yang bisa dihancurkan hanya dengan kekua