Share

CH-366

last update Huling Na-update: 2025-04-07 19:08:15

Setelah Leluhur Klan Yan mati, suasana menjadi sunyi. Angin malam seolah ikut menunduk, tak berani menyentuh tanah yang masih menyimpan jejak pertempuran dahsyat barusan. Di tengah puing-puing kehancuran halaman utama klan Yan, hanya satu suara yang terdengar.

Fang Dai menatap Xiao Tian, sorot matanya mengandung penghormatan sekaligus keterkejutan yang belum hilang sepenuhnya. Suaranya terdengar pelan namun tegas, mengandung perasaan yang sulit disembunyikan.

“Tuan muda, sekarang kita kembali.”

Xiao Tian berdiri tenang, tubuhnya tegap seperti tiang langit yang tak tergoyahkan. Tatapannya tidak mengarah pada Fang Dai, melainkan tertuju lurus kepada para anggota Klan Yan yang masih menunduk, masih belum pulih dari kemarahan dan kekecewaan terhadap leluhur mereka. Tatapan itu tidak membawa murka, namun juga tidak menawarkan penghiburan. Ia seperti sedang menimbang sesuatu di dalam hati.

“Senior, kamu kembali untuk menjemput istrimu di Villa Immortal.” Suaranya datar, tapi setiap katanya
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   CH-367

    Suara lirih muncul dari kerumunan orang-orang yang menonton dari kejauhan. Mereka yang berdiri jauh dari Klan Yan, mengangkat kepala, menatap tangga yang baru saja tersusun di tengah malam yang hening. Mata mereka penuh kerinduan. Ada harapan yang tidak bisa mereka sembunyikan, keinginan untuk juga menapaki dunia yang lebih tinggi, meninggalkan keterbatasan mereka.Namun pada saat yang sama, mereka sadar. Alam di atas tidak menerima semua orang. Mereka yang berdiri di sana adalah puncak dari banyak alam, tempat berkumpulnya para kultivator sejati, tempat klan-klan besar dan perkumpulan agung bersaing untuk mendominasi langit berbintang. Mereka sadar, Klan Huangfu hanyalah salah satu dari sekian banyak klan kecil di sana. Dan mereka sendiri, bahkan belum cukup kuat untuk menjadi hamba dari para tokoh di sana.Xiao Tian menoleh pada Fang Dai dan tokoh-tokoh yang berdiri mengelilinginya. Ia menangkupkan kedua tangannya, membungkuk tipis.“Aku pamit.”Kalimat itu sederhana, tapi mengandun

    Huling Na-update : 2025-04-07
  • Kultivator Inti Semesta   CH-368

    Qiancheng menggigit bibir bawahnya. Dadanya naik turun menahan emosi. Tapi justru karena Xiao Tian berkata seperti itu, dia tahu, bahwa lelaki itu tengah melindunginya. Bahwa kepergian ini bukan karena tidak ada rasa, tapi karena ada tujuan yang lebih besar yang harus dijalani seorang diri.Qiancheng menunduk sebentar, lalu menatap Xiao Tian dengan mata yang teguh. “Kalau begitu… izinkan aku mengatakan satu hal terakhir, di hadapan semua orang.”Ia mengangkat kepalanya, lalu berbalik menatap para tokoh yang menyaksikan mereka. Ratusan pasang mata kini tertuju padanya, tapi dia tidak gentar. Di tengah malam yang sunyi dan bercahaya karena tangga langit, suara Qiancheng terdengar lantang dan jernih.“Aku, Qiancheng, murid pertama Rumah Suci Wewangian, menyatakan cintaku kepadamu, Tian. Di hadapan langit dan bumi, aku tidak menyesal mencintainya, dan aku tidak akan menarik kembali perasaan ini. Bahkan jika aku harus menunggu seribu tahun, aku akan tetap memilih menunggunya!”Tidak ada sa

    Huling Na-update : 2025-04-07
  • Kultivator Inti Semesta   CH-369

    “Aku akan menguraikan formasi pembantaian dan penyembunyian tanpa menimbulkan keributan, karena aku sangat ingin tahu apa yang sebenarnya ada di dalam kuil itu.”Nada suaranya tenang, namun penuh penekanan. Tidak ada kegugupan, hanya dorongan rasa penasaran yang tajam, yang muncul dari fakta bahwa seluruh energi spiritual di kawasan gunung ini diserap oleh kuil tersebut.Xiao Tian mulai bergerak. Dia menelusuri pola formasi dengan mata langit, melihat kelemahan-kelemahan halus yang hanya bisa dikenali melalui penggabungan persepsi dan pemahaman mendalam tentang arsitektur spiritual. Jari-jarinya sesekali bergerak pelan, menyentuh titik-titik kecil di udara, memutuskan satu simpul energi lalu menyambungkannya kembali ke jalur baru yang tidak menimbulkan reaksi apa pun.Beberapa saat kemudian, pusaran kabut yang menyelimuti kuil itu perlahan terangkat. Tidak ada suara, tidak ada gelombang energi yang meledak. Semua terjadi dalam keheningan sempurna, dan itu adalah tanda keberhasilan ter

    Huling Na-update : 2025-04-07
  • Kultivator Inti Semesta   CH-370

    Xiao Tian segera berdiri. Tatapannya menajam saat seorang wanita muncul di ambang pintu kuil. Wanita itu tampak seperti seorang peri surgawi yang turun dari langit tertinggi, tubuhnya diselimuti oleh pakaian panjang berwarna merah yang berkibar bersama aliran kekuatan. Kecantikannya luar biasa, bahkan dibandingkan dengan Qiancheng—yang dikenal sebagai kecantikan pertama di Alam Zuwu—wanita ini memiliki keagungan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata biasa.Wajahnya tak ternoda oleh amarah, namun justru terlihat semakin indah saat marah. Kedua matanya memancarkan kilatan dingin, dan kekuatan spiritual di sekitarnya mulai berkumpul dengan liar.Tanpa basa-basi, dia langsung melayangkan sebuah pukulan dari jarak jauh. Pukulan itu bukan sekadar serangan kasar, melainkan teknik terlatih yang menyatu dengan hukum alam.Xiao Tian merasakan bahaya seketika. Dia tidak berani gegabah. Pukulan wanita itu mengandung kekuatan penghancur yang mengerikan. Dia dapat melihat dengan mata langitny

    Huling Na-update : 2025-04-07
  • Kultivator Inti Semesta   CH-371

    Leihuo Dashi semakin tertawa, suara tawanya menggema di dalam kesadaran Xiao Tian seperti gelegar petir yang mengejek. “Bocah, aku hanya bisa mengikatnya sejenak, tidak bisa mengalahkannya,” ujarnya dengan nada yang terasa ringan, namun menyimpan kedalaman dari pengalaman panjang.Ia sengaja menahan diri, tidak ingin memanjakan Xiao Tian. Baginya, ini adalah momen yang tepat untuk mengasah ketajaman insting dan kemampuan bocah itu. Terlalu banyak bantuan hanya akan melemahkan fondasi mentalnya. Xiao Tian harus melihat dengan mata kepala sendiri bahwa di Alam Langit Berbintang, kekuatan bukan hanya milik para leluhur, tapi bahkan generasi muda sudah mampu menembus batas yang tak bisa dijangkau oleh logika alam bawah.Meski Leihuo Dashi menyadari bahwa wanita di hadapan mereka bukanlah individu sembarangan—dari auranya saja bisa dirasakan ia pasti berasal dari latar belakang kekuatan yang sangat tinggi—namun semua itu justru memperjelas kenyataan bagi Xiao Tian, bahwa tempat ini bukanla

    Huling Na-update : 2025-04-08
  • Kultivator Inti Semesta   CH-372

    Wanita itu terdiam. Matanya masih terpaku pada punggung Xiao Tian yang semakin mengecil di kejauhan. Tatapan yang semula penuh niat membunuh kini sedikit melembut, digantikan oleh kilasan rasa ingin tahu yang dalam.“Walaupun kamu menyangkalnya, dari caramu meningkatkan ranah delapan peringkat, dan juga sayap api-petir itu, kamu sudah dipastikan berasal dari klan penguasa galaksi, klan Xiao. Namun, dalam cabang klan Xiao, aku tidak pernah melihat wajahmu. Apakah kamu berasal dari klan inti?”Pikirannya mulai bercabang. Ia mengenal semua wajah dari generasi muda klan cabang. Xiao Tian bukan salah satu dari mereka. Kemungkinan besar, dia berasal dari klan inti, yang tersembunyi dan penuh misteri. Namun, satu hal membuat logika itu goyah—Xiao Tian meminta maaf. Dan klan inti tidak pernah meminta maaf. Mereka tidak mengenal kata rendah hati, apalagi kepada orang luar.“Bukan, mungkin dia berasal dari klan lain yang memiliki garis darah yang sama. Generasi muda klan Xiao inti tidak selemah

    Huling Na-update : 2025-04-08
  • Kultivator Inti Semesta   CH-373

    Gulungan itu dikeluarkan. Matanya yang menyala memeriksa segel rumit yang menyelimuti gulungan tersebut. Dengan Mata Langit miliknya, dia melihat pola-pola rahasia tersembunyi, titik-titik vital yang terhubung pada satu pusat pemecah. Namun semua itu tak bisa dibuka tanpa darah esensi yang memiliki garis darah luar biasa kuat.“Binatang tua, aku akan mengambil darah esensimu. Segel ini hanya bisa dipecahkan oleh darah yang benar-benar kuat. Aku ingin lihat seberapa besar nilai darahmu. Jangan-jangan kamu hanya seekor cacing yang menyebut dirinya naga.”“Huh, bocah kurang ajar. Hanya membuka segel seperti itu, darah esensiku cukup untuk menghancurkannya. Jangan bandingkan aku dengan binatang kecil!”“Berhenti membual, sekarang buktikan.”Leihuo Dashi menggeram keras, namun tetap menurut. Semburan darah esensi berwarna emas merah langsung menghujani gulungan itu. Xiao Tian ikut merasakan denyutan nyeri di tubuhnya. Bagaimanapun, darah Leihuo Dashi adalah bagian dari dirinya.Gulungan it

    Huling Na-update : 2025-04-08
  • Kultivator Inti Semesta   CH-374

    Ia mendesah pelan, namun dalam desahan itu terdapat nada kecewa yang sulit disembunyikan.“Ternyata tidak peduli teknik apa yang kamu pelajari, ranah kultivasi adalah kunci utamanya. Bahkan dengan kekuatan penuhku saat ini, aku hanya bisa menampilkan satu persen saja dari kekuatan sejati Amarah Surgawi dan Kubah Petir Surgawi.”Suara itu mengendap dalam udara, terbawa angin yang mengalir pelan di antara batuan puncak. Ucapan itu bukan keluhan, melainkan pengakuan jujur dari seorang yang terus mendaki jalan panjang kekuatan. Meski hanya satu persen, kekuatan itu sudah cukup untuk menghancurkan sebagian besar musuh di Alam Bawah. Tapi Xiao Tian tidak pernah puas dengan cukup. Tujuannya bukan untuk mengalahkan, melainkan membungkam langit itu sendiri.“Tapi, ini lebih baik daripada tidak memiliki teknik yang kuat. Bagaimanapun, teknik ini diciptakan oleh Kaisar Dewa Tertinggi. Aku tidak boleh meremehkannya hanya karena belum bisa memaksimalkan kekuatannya.”Ia menatap ke arah gulungan ya

    Huling Na-update : 2025-04-08

Pinakabagong kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   CH-402

    Tanpa menunggu aba-aba, ia melesat ke udara. Tubuhnya seperti anak panah yang dilepaskan dari busur, melaju cepat ke arah Xiao Tian. Dia tidak menggunakan senjata apapun. Kedua tangannya terbuka, dan telapak kanan diarahkan ke leher Xiao Tian. Ia berniat mencekik langsung, menunjukkan penghinaan penuh.Senyumnya semakin melebar. Dia bisa meningkatkan ranahnya tiga peringkat, dan kini kekuatannya berada di peringkat tiga belas Alam Maha Agung. Dalam pandangannya, mencekik Xiao Tian tidak akan menjadi hal yang sulit. Apalagi melihat Xiao Tian hanya melayang di udara, diam tanpa menunjukkan tanda perlawanan, ia semakin yakin bahwa lawannya telah menyerah sebelum bertarung.“Bagus, kamu cukup tahu diri. Dengan begini kamu tidak akan merasakan rasa sakit yang berlebihan,” ucapnya sambil mengejek, suaranya tajam dan congkak.Namun, saat jaraknya tinggal satu meter lagi dari tubuh Xiao Tian, semuanya berubah.Tatapan Xiao Tian yang semula datar tiba-tiba membeku. Dingin. Terlalu dingin. Satu

  • Kultivator Inti Semesta   CH-401

    Melihat kondisinya, Xiao Tian segera meredam aura dan kemarahan yang mulai melonjak. Dia tahu, Bairu tidak akan berbicara jika tidak dalam keadaan terdesak. “Tenangkan dirimu, bicara dengan tenang. Apa yang terjadi padamu? Dan di mana Niu Gan dan Jilang?”Bairu menahan napas, mencoba menstabilkan dirinya. “Kakak Tian, Niu Gan dan Jilang, mereka ditangkap. Pelakunya adalah Han Jue, generasi muda terkuat dari Klan Han. Dia berada di bawah perlindungan langsung Paviliun Gerbang Kematian. Sebenarnya aku juga ditangkap, tapi aku diperintahkan untuk mencarimu. Han Jue mengatakan, jika Kakak Tian tidak muncul sampai waktu pemburuan manik-manik bintang selesai, maka Niu Gan dan Jilang akan dibunuh tanpa ampun.”Mata Xiao Tian menyipit tajam, tubuhnya tidak bergerak, tapi aura kemarahannya terasa menusuk. “Meneliti kematian!” serunya pelan namun tegas, seperti desiran angin yang bisa mengiris pegunungan. “Tunjukkan jalannya di mana mereka berada.”Namun Bairu menggenggam lengan bajunya, suara

  • Kultivator Inti Semesta   CH-400

    “Bocah, kamu benar-benar beruntung. Keberuntunganmu ini bisa membuat siapapun cemburu. Dengan ini, pemenang pemburuan manik-manik bintang sudah bisa dipastikan, tidak ada yang akan mendapatkan manik-manik bintang sebanyak kamu,” suara Leihuo Dashi terdengar dalam benaknya, tenang namun jelas menyiratkan kekaguman.Namun Xiao Tian tidak membalas dengan kata-kata. Matanya justru tertuju pada sebuah benda yang terletak di sisi lain ruangan. Sebentuk hati, perlahan berdenyut dalam pola yang harmonis, seperti makhluk hidup yang sedang tertidur. Bentuknya unik, seolah terdiri dari susunan energi yang padat, namun memiliki struktur yang kompleks dan mendalam. Sekali pandang saja, Xiao Tian tahu—itulah Hati Nirwana, benda yang diminta oleh Bai Ruochen.“Benar, tapi yang lebih membuatku bahagia adalah, barang yang aku cari ada di tempat ini.”Dengan tenang, Xiao Tian mengayunkan tangannya. Tumpukan manik-manik bintang yang menggunung itu langsung terserap dan masuk ke dalam cincin dewanya, mem

  • Kultivator Inti Semesta   CH-399

    Berbeda dengan kekacauan di luar, Xiao Tian yang berada di pelataran istana masih duduk bersila. Namun, saat binatang api petir itu masuk, tubuh Xiao Tian langsung diguyur oleh api dan petir yang datang dari langit.“ARRGGHH!!!”Jeritannya menggema di seluruh pelataran, tubuhnya diselimuti oleh kobaran api dan kilatan petir yang menembus pori-pori terdalamnya. Api dan petir itu bukan milik musuh, bukan pula teknik biasa. Itu adalah perwujudan dari binatang api petir raksasa yang muncul di langit—perwujudan dari kemarahan langit itu sendiri.Dagingnya meleleh terbakar, jatuh satu persatu hingga memperlihatkan tulang-tulang emas yang berpendar. Namun pada tulang itu terlihat sesuatu yang lebih menakutkan—ukiran naga-naga emas kecil, hidup, mengalir, bergerak dengan liar.“Binatang tua!” raung Xiao Tian, meski tubuhnya hampir hancur.“Kamu tidak perlu berteriak! Aku juga tidak bodoh!” sahut Leihuo Dashi, suaranya menggema keras dan dingin. “Tahan rasa sakitnya. Aku akan melahap seluruh e

  • Kultivator Inti Semesta   CH-398

    Energi dari darah puluhan ribu monster itu tidak bisa diremehkan. Xiao Tian langsung duduk bersila, tubuhnya tertanam kuat di atas lantai batu yang masih panas akibat teratai api petir sebelumnya. Matanya terpejam rapat, dan napasnya mulai teratur. Bersamaan dengan itu, kekuatan Leihuo Dashi yang masih tersisa di dalam tubuhnya mulai bergerak, seolah sudah memahami tujuan Xiao Tian tanpa perlu banyak kata.Gelombang panas dan percikan kilat samar menyelimuti tubuhnya, membentuk pusaran yang seolah menyedot seluruh esensi dari darah yang menyatu dengan udara. Xiao Tian fokus sepenuhnya, membiarkan seluruh kekuatan itu mengalir melalui meridian dan dantiannya. Tubuhnya bergetar halus, tapi setiap getaran itu justru memperkuat jaringan tubuhnya yang sempat terkoyak. Dalam waktu singkat, luka-luka di tubuhnya mulai tertutup, dan seluruh kekuatan yang sempat terpecah kini kembali ke puncaknya.Namun itu belum berakhir. Setiap tetes kekuatan yang diserap tidak hanya memulihkan, tapi juga me

  • Kultivator Inti Semesta   CH-397

    Namun Xiao Tian tidak bergerak untuk memungut satu pun dari mereka. Napasnya berat, tapi tatapannya tetap fokus. Bukan saatnya mengumpulkan manik-manik bintang. Ia tahu, jika terlalu lama bertahan, lautan monster ini akan menjadi kuburannya. Tanpa ragu, dia melompat ke tengah-tengah kerumunan, tubuhnya menghilang dalam pusaran pertempuran. “KUBAH PETIR SURGAWI!” Teriakan itu menggema seperti ledakan kepercayaan diri di medan yang penuh maut. Biasanya, keterampilan ini digunakan sebagai tameng, melindungi dari serangan luar. Tapi kali ini, kubah itu berkembang, tidak untuk bertahan, melainkan menyerang. Petir melonjak dari seluruh pori tubuhnya, membentuk lapisan demi lapisan kekuatan destruktif. Kubah itu menyebar dan meluas, seperti badai yang menelan seluruh pelataran. BOOOOOM!!! Tubuh ribuan monster bermata seratus hancur seketika. Mereka tak sempat menjerit, tak sempat bergerak mundur. Hanya percikan darah dan potongan tubuh yang berterbangan. Yang tersisa dari mereka h

  • Kultivator Inti Semesta   CH-396

    Xiao Tian fokus pada tujuan yang ada di depannya, melangkah lebih dalam menuju wilayah yang diselimuti kabut. Xiao Tian bergerak dengan tenang. Dia terbang lebih jauh ke dalam kabut, setiap gerakannya penuh perhitungan. Ia melompat-lompat dengan tujuan yang tak jelas, seolah menuju tempat-tempat acak, yang membuat para penonton semakin bingung. Tidak ada yang tahu alasan di balik setiap lompatan yang ia lakukan. Mereka tak bisa membayangkan, mengapa Xiao Tian terlihat seperti melompat tanpa arah. Namun, bagi Xiao Tian, setiap lompatan bukanlah tanpa tujuan. Setiap kali kakinya menyentuh tanah, dia membentuk segel tangan dengan sangat cepat, melepaskan kekuatan dalam setiap gerakannya. Pada setiap titik lompatan, sebuah pola formasi tersembunyi muncul di bawah permukaan. Xiao Tian menyadari adanya kekuatan yang mengalir, meskipun dia tak tahu apa yang akan terjadi setelah formasi itu berhasil dia pecahkan. Setelah berulang kali melompati ratusan titik, Xiao Tian akhirnya menyatukan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-395

    Setelah meninggalkan Niu Gan cukup jauh, Xiao Tian akhirnya berhenti di sebuah area kosong yang dikelilingi kabut tipis. Tanpa membuang waktu, dia mulai menyusun formasi isolasi. Gerakannya cepat dan presisi, setiap tarikan jari menggoreskan pola spiritual yang rumit ke udara, membentuk jaringan array dengan struktur yang saling mengunci dan memutar. Dalam hitungan detik, seluruh area itu terbungkus oleh lapisan formasi yang tak kasat mata bagi kebanyakan orang. Formasi isolasi yang ia bentuk bukanlah formasi biasa. Bagi mereka yang menyaksikan dari dunia luar menggunakan formasi pemantauan tingkat tinggi sekalipun, citra Xiao Tian telah menghilang seakan-akan disapu oleh kekosongan. Hanya para tokoh besar, yang masih bisa mengintip samar-samar siluet pemuda itu di dalam dimensi pengurungan kecil yang ia ciptakan sendiri. Xiao Tian duduk bersila di tengah formasi. Posisi tubuhnya kokoh, punggungnya tegak, namun nafasnya belum stabil sepenuhnya. Dia mengangkat tangannya perlahan, dan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-394

    Setelah Xiao Tian membuat semuanya menderita, dia menatap mereka dengan tatapan dingin. Sorot matanya tajam, tak bergeming oleh belas kasihan ataupun kebencian. Sorot yang tidak menyimpan amarah, namun memiliki tekanan yang menjerat kesadaran mereka hingga terasa menyesakkan. “Sekarang enyah dari hadapanku! Dan jangan biarkan tuan muda kalian muncul lagi di hadapanku!” ucap Xiao Tian, suaranya tenang, namun tak satu pun dari mereka berani menganggapnya ringan. Begitu suara itu terlontar, mereka seakan mendapatkan pengampunan hidup. Tanpa ragu, tanpa menoleh, mereka langsung bergerak. Luka mereka memang parah, tetapi tidak separah Liang Fei yang terkapar nyaris tak bernyawa. Mereka yang masih mampu berdiri, langsung menggamit tubuh Liang Fei dan membawanya pergi. Salah satu dari mereka menggendongnya, terbang dalam kondisi limbung, mengandalkan sisa kekuatan yang tersisa untuk menjauh dari sosok Xiao Tian secepat mungkin. Mereka tidak saling bicara, tidak ada yang berani bertanya, b

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status