Menerima kenyataan itu memang sangat sulit. Bagaimana mungkin? Itu adalah artefak Zuxian tingkat delapan—artefak yang kekuatannya melampaui pemahaman biasa. Sejak kapan benda seperti itu bisa dihancurkan dengan mudah? Mereka, bahkan dalam pengalaman mereka yang luas, belum pernah melihat seorang kultivator di alam Yin mampu menghancurkan artefak Zuxian tingkat delapan. Sementara sang komandan Klan Qin masih tertegun, pikirannya berkecamuk dalam kebingungan, tiba-tiba Xiao Tian sudah bergerak. Slash— Kraakk— Baang— Tebasan pedang karat misterius Xiao Tian menghantam tubuh komandan Klan Qin. Armor pelindung yang melindungi tubuhnya berhasil menahan serangan itu sejenak, mencegah tubuhnya terbelah menjadi dua. Namun, kekuatan pedang itu terlalu dahsyat. Dalam sekejap, armor tersebut hancur berkeping-keping, tidak mampu menahan dampaknya. Tubuh sang komandan terlempar jauh dengan kecepatan luar biasa. Baang— Baang— Tubuhnya menghantam beberapa dinding kokoh di belakangnya, mengha
Xiao Tian menampilkan wajah yang serius, dia juga membentuk segel tangan. Boom— Letusan energi yang sangat mengerikan menyelimuti seluruh ruangan. Orang-orang melihat di hadapan Xiao Tian tercipta tiga api teratai petir. Setiap api teratai petir itu mengandung energi kehancuran yang luar biasa. "Bocah, sepertinya kamu masih memiliki kartu truf yang kuat. Namun, itu tidak berguna. Di hadapan panah iblis-ku, semua usahamu akan sia-sia!" "Apakah begitu? Jika seperti itu mari kita buktikan!" Shoot— Whooss— Anak panah merah darah itu melesat dengan kecepatan luar biasa, merobek ruang di sekitarnya dengan desingan yang memekakkan telinga. Namun, api teratai petir Xiao Tian tidak mau kalah. Dengan kecepatan yang sama, api itu langsung menghantam anak panah merah darah tersebut. Boom— Ledakan dahsyat pun terjadi, menciptakan gelombang riak energi yang begitu kuat hingga mengguncang seluruh area. Riak energi itu bahkan belum sepenuhnya mereda ketika suara ledakan lain bergema di udar
"Tidak perlu panik, aku sudah menyingkirkan semua anggota Klan Qin yang berada di sini. Sekarang kamu aman." Xiao Tian memastikan bahwa anggota Klan Qin sudah tidak ada. "Sekarang diamlah, biarkan aku menyembuhkan lukamu." Xiao Tian memfokuskan energi beladiri dan kekuatan jiwanya untuk memperbaiki organ dalam Long Murtamshin yang sudah rusak. Hanya dalam waktu 15 menit, Long Murtamshin berhasil dipulihkan. Dia langsung berdiri, kemudian membungkuk kepada Xiao Tian. "Saudara Tian, aku Long Murtamshin tidak akan melupakan rahmat ini. Jika di masa depan ada sesuatu yang bisa ku lakukan untukmu, saudara Tian bisa ke memerintahkanku." Xiao Tian tersenyum kecil. "Tidak perlu seperti itu. Karena sekarang semuanya sudah baik-baik saja. Mari kita lanjutkan perjalanan." Zhao Guang langsung menghampirinya. "Teman Muda Tian, sebaiknya kita tidak melanjutkan perjalanan. Ruangan yang berada di depan memiliki bahaya puluhan kali lipat daripada ruangan yang telah kita lewati. Bukan maksudku mera
Xiao Tian menyelam dengan cepat ke dalam kolam kuno. Begitu mencapai dasar kolam, ia segera membuat serangkaian segel tangan yang rumit. Dalam sekejap, tubuhnya berubah seperti paus raksasa yang menelan seluruh sungai kecil. Air multi-warna dari kolam kuno, yang luasnya puluhan kali lipat lebih besar dari danau biasa, tersedot dengan deras ke dalam tubuhnya. Di dalam tubuhnya, Binatang Api Petir bekerja keras memurnikan energi bela diri yang terkandung dalam air itu. Wajahnya, yang biasanya penuh ejekan, kini tampak serius. Proses pemurnian berjalan intens, membuat atmosfer dalam tubuh Xiao Tian dipenuhi riak energi yang menggetarkan. Buzz— Energi dalam tubuh Xiao Tian melonjak tajam, seperti gunung berapi yang siap meletus. Dalam waktu singkat, ia berhasil membuat dua terobosan besar sekaligus. Ranah kultivasinya kini naik ke peringkat tiga dalam Alam Yin. Namun, meski berhasil mencapai terobosan ini, Xiao Tian tetap tidak membuka matanya. Ia masih sepenuhnya tenggelam dalam kons
Beberapa yang lainnya pun segera mengikuti Xiao Tian keluar dari dalam altar. *** Di tempat lain. Qin Yu dan generasi muda Klan Qin bertemu dengan kelompok Ziyan Rouxi. Qin Yu sudah mengenali Vianshi'er, tapi dia tidak mengenali Ziyan Rouxi. Melihat kecantikan Ziyan Rouxi, Qin Yu sangat tertarik. Qin Yu menghampiri mereka dengan langkah yang penuh percaya diri. Bagaimana tidak, dia sudah menerobos ranah alam Yin peringkat satu. Dengan semua informasi yang didapatkan dari Han Lie, dia berhasil menemukan area budidaya yang cocok untuk generasi muda, sehingga dia bisa meningkatkan ranahnya secara signifikan. Qin Yu tersenyum lebar kepada Vianshi'er. “Junior Vianshi'er, siapa wanita di sampingmu? Mengapa kamu tidak pernah memberitahuku bahwa ada anggota Sekte Gunung Abadi yang sangat cantik seperti saudari ini?” Vianshi'er tersenyum jijik. “Memangnya kamu siapa? sehingga aku harus melaporkan anggota Sekte Gunung Abadi kepadamu.” Mendengar jawaban Vianshi'er, Qin Yu mencoba menahan e
Xiao Tian melambaikan tangannya, menepis ucapan itu. "Omong kosong apa yang kamu katakan. Kita adalah teman, sudah seharusnya saling membantu," jawabnya dengan tegas. Ia kemudian mengarahkan pandangannya kepada semua orang. "Sekarang saatnya kita kembali." Tatapan Xiao Tian beralih pada Qin Hao, yang langsung mengerti perintah tidak terucap dari pemimpinnya. "Tuan, aku akan melakukan yang terbaik," ucap Qin Hao terbata-bata, suaranya dipenuhi ketakutan bahwa Xiao Tian mungkin saja berubah pikiran dan menghabisinya saat itu juga. Xiao Tian, tanpa mengubah ekspresi wajahnya, mengirim transmisi suara langsung kepada Qin Hao. "Ingat, kamu harus mengumpulkan informasi untukku di Klan Qin. Jika kamu bekerja dengan baik, di masa depan aku bisa menjadikanmu kepala Klan Qin dan penguasa alam Qinwu. Tapi ingat, jika aku menemukan sedikit saja pengkhianatan atau permainan, aku tidak akan ragu melenyapkanmu." Ucapan Xiao Tian tersebut membuat Qin Hao menggigil, namun ia hanya bisa menundukkan
Tetua Agung Klan Qin mengerutkan kening saat memperhatikan anggota yang keluar dari area terlarang. Hanya generasi muda yang tampak, sementara para Tetua, kecuali Qin Hao, tidak terlihat. Wajahnya semakin muram ketika menyadari hal ini. Dengan cepat, ia mengirim transmisi suara kepada Qin Hao. “Qin Hao, di mana para Tetua lainnya?” Qin Hao, dengan wajah tegang, mulai menjelaskan apa yang telah ia ceritakan sebelumnya kepada Qin Yu. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, karena ia bisa merasakan segel dalam jiwanya hampir aktif. Setelah mendengar penjelasan Qin Hao, Tetua Agung menatap tajam ke arah Kepala Sekte Tujuh Jiwa yang berdiri tak jauh darinya. Kepala Sekte itu menyadari tatapan penuh tekanan tersebut dan segera mengirim transmisi suara dengan nada cemas. “Tetua Agung, jangan menatapku seperti itu. Anggotaku sendiri tidak ada yang berhasil keluar. Apa sebenarnya yang terjadi di dalam sana?” Tetua Agung menahan emosi, suaranya sedikit meninggi saat menjawab melalui transm
Wajah Xiao Tian yang pucat pasi kembali normal. Dia menampilkan wajah muda yang penuh wibawa, bahkan tanpa dia mengeluarkan auranya, Patriark Klan Zhao sudah sangat ketakutan. Dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. “Teman Muda Tian, tingkat apa ranah kultivasimu?” Mendengar Patriark Klan Zhao menanyakan itu, semua orang juga menatap Xiao Tian dengan penuh keingintahuan. Xiao Tian tersenyum tipis. “Senior, kultivasiku masih rendah, aku hanya peringkat tiga alam Yin. Namun, ranah jiwaku sudah mencapai master Zuxian.” “Master Zuxian?” Mendengar dua kata itu, tidak hanya Patriark Klan Zhao, bahkan Huandi Fan yang biasanya tenang bergidik ketakutan. Pasalnya, walaupun dia sudah mencapai Alam Yang, ranah Jiwanya masih di tahap Zuxian tingkat sembilan. “Ini benar-benar terlalu mengerikan. Jika aku tidak merasakannya sendiri, aku tidak akan percaya bahwa ada pemuda yang baru berusia 22 tahun memiliki ranah jiwa master Zuxian, ranah jiwa yang sudah melampaui ku.” Orang-orang mengangguk
Xiao Rui menatap tajam. Dingin dari matanya bisa membekukan lautan. Dia mengangkat dagunya sedikit, menatap Xiao Lian seperti menatap semut kecil yang mencoba memberontak. “Xiao Lian, aku akui, kamu lebih berbakat daripada Xiao Wei. Bahkan dalam usia sembilan belas tahun, kamu sudah mencapai Setengah Dewa peringkat satu. Kecepatanmu menerobos dari Alam Maha Agung peringkat empat belas dalam beberapa bulan, sangat mengesankan.” Nada Xiao Rui terdengar seperti pujian, namun tidak mengandung penghargaan sedikitpun. “Tapi ingat baik-baik.” Dia melanjutkan, suaranya menjadi lebih berat, aura membunuh perlahan menyelimuti. “Kamu tetap saja berasal dari Klan Xiao cabang. Tidak peduli seberapa tinggi bakatmu, kamu tetap bukan apa-apa di hadapan Klan inti." Matanya menyipit. "Jangan pernah berani membantahku. Karena jika kamu berani menantangku lagi, aku tidak keberatan melenyapkanmu di sini. Walaupun kamu masih memakai nama Klan Xiao, bagiku, itu tidak berarti apa-apa.” Xiao Lian ti
Mata Xiao Tian membelalak. Tidak ada penyumbatan. Tidak ada sumbatan meridian. Tubuhnya menerima semuanya dengan sempurna. "Binatang tua, lanjutkan!" teriaknya dalam hati. Dengan kekuatan baru Leihuo Dashi, Xiao Tian mengeluarkan Sumber Vena Kudus Ilahi. Gelombang demi gelombang energi murni, lebih kuat daripada semua energi sebelumnya, mengalir masuk ke tubuhnya. Energi itu mengalir deras, menerjang seluruh tubuh, memperkuat dan memperluas dantiannya, meridiannya, serta fondasi tubuhnya. BAANG BAANG BAANG BAANG!!! Teriakan energi terdengar bertubi-tubi dari dalam tubuhnya. Ranahnya melonjak. Peringkat tujuh Alam Maha Agung. Peringkat delapan. Peringkat sembilan. Peringkat sepuluh. Lanjut lagi. Peringkat sebelas. Dua belas. Tiga belas. Empat belas. Lima belas. BOOM!!! Suara gemuruh menggelegar dari tubuh Xiao Tian. Dantiannya membesar seketika, membentuk lautan energi baru. Tubuhnya mengeluarkan cahaya berlapis warna—emas, ungu, merah, dan biru—menciptakan auro
Mata Xiao Tian memerah. Tangannya mengepal keras, tubuhnya gemetar. "Layak? Apa kalian menganggapku bahan percobaan? Mainan? Aku bukan alat untuk mengukur kelayakan! Aku adalah anak kalian!" Xiao Tian meraung, memekikkan rasa sakit dan kemarahan yang sudah terkubur selama bertahun-tahun. Suara raungannya mengguncang dunia kristal, membuat batu-batu di sekitarnya retak halus. Tangannya mengepal begitu keras hingga kuku-kukunya hampir menembus kulit. “Kalau hidupku hanya dianggap layak atau tidak layak. Maka aku akan menunjukkan pada dunia, bahwa aku tidak butuh pengakuan siapa pun!” Tubuhnya bergetar hebat. Bukan karena lemah. Tetapi karena tekadnya membakar segenap jiwanya. Xiao Tian terus meraung, seolah ingin menghancurkan segala rasa sakit dan kepedihan yang berputar dalam pikirannya. Namun, justru di tengah raungan itulah, sesuatu yang lebih mengerikan mulai mendekat. Dari kegelapan sekelilingnya, bayangan-bayangan samar bermunculan. Iblis-iblis berwujud aneh, hitam pe
Xiao Tian terus menelusuri dunia kristal yang membentang luas. Setiap langkahnya mengantarkan ke pemandangan menakjubkan—lembah kristal, sungai bercahaya, hutan pohon-pohon permata—semuanya tampak seperti dunia surgawi yang belum pernah disentuh makhluk fana. Namun, saat dia melewati serangkaian lorong-lorong alami, matanya menangkap sesuatu yang membuatnya berhenti. Sebuah celah besar terbuka di hadapannya. Bukan sekadar ruangan biasa, melainkan sesuatu yang ukurannya jauh melampaui itu. Sebuah benua. Benua itu sendiri tak berujung, membentang hingga ke batas cakrawala. Tapi yang benar-benar mencengangkan bukanlah luasnya tempat itu. Di tengah-tengah benua tersebut, berdiri satu sosok tunggal. Sebuah makhluk Qilin—makhluk mitologi petir—dalam ukuran yang melampaui logika. Tubuh Qilin itu menjulang setinggi pegunungan. Tanduk-tanduk bercabang tumbuh liar dari kepalanya, masing-masing mengalirkan petir murni berwarna emas, biru, dan ungu. Tubuhnya diselimuti sisik yang tamp
Langkahnya menghilang di balik bukit, meninggalkan pelataran yang kini sepi, namun penuh jejak keberuntungan luar biasa. Saat sedang melesat cepat di langit, Xiao Tian tiba-tiba memperlambat gerakannya. Tangannya bergerak memegang dada, ekspresinya sedikit berubah. Ada gejolak samar yang merambat dari dalam dirinya. Bukan luka biasa, bukan juga serangan musuh, melainkan getaran halus dari dalam darahnya sendiri. Leihuo Dashi. Xiao Tian dapat merasakan, sesuatu terjadi pada garis darahnya. Sambungan batin itu tidak bisa disangkal. “Leihuo Dashi, ada apa denganmu?” tanya Xiao Tian, suaranya tidak sekeras biasanya. Kali ini penuh dengan kekhawatiran. Bahkan dia tidak memanggil dengan sebutan ‘binatang tua’ Leihuo Dashi menjawab, nadanya berat. “Bocah, pergi ke arah barat. Enam puluh ribu mil dari sini. Ada sesuatu yang memanggilku tanpa henti dari sana.” Tanpa membuang waktu, Xiao Tian membalik arah. Dia tidak bertanya lebih jauh. Dalam dunia seperti ini, jawaban sejati han
Xiao Tian dikepung dari segala arah. Cabang-cabang tanaman merambat emas itu meluncur cepat, tajam seperti ribuan tombak yang hendak menusuk tubuhnya tanpa ampun. Ketika cabang-cabang itu sudah sangat dekat, hanya tinggal beberapa jengkal dari tubuhnya— BOOM!!! Gelombang kekuatan jiwa yang agung meledak dari tubuh Xiao Tian, seperti badai tak terlihat yang menyapu segala penjuru. Dalam sekejap, cabang-cabang tanaman merambat yang ganas itu membeku di tempat, tidak mampu bergerak lagi. Seluruh kekuatan liar yang tadi mengancam kini terhenti, seolah seluruh dunia ikut menahan napas. Xiao Tian berdiri dengan tenang di tengah pusat serangan itu, matanya memandang dingin ke arah tanaman yang masih bergetar halus di bawah kekangan kekuatan jiwanya. “Hanya memiliki kekuatan yang setara dengan Setengah Dewa peringkat satu belaka, berani ingin membunuhku!” Nada bicaranya ringan, namun penuh penghinaan yang tajam. Xiao Tian tidak langsung menghancurkan tanaman merambat itu. Sebaliknya,
Puluhan generasi muda dari berbagai kekuatan bergandengan tangan, membentuk barisan, lalu menyerang tanaman merambat emas itu dengan segenap kekuatan yang mereka miliki. Serangan energi bertubi-tubi menghantam tanaman tersebut. Ledakan demi ledakan mengguncang pelataran, sinar teknik bertarung melesat ke segala arah. Namun, tidak peduli seberapa kuat serangan mereka, tanaman merambat itu tetap kokoh. Tidak satu pun cabang yang berhasil diputus, bahkan tidak meninggalkan bekas sedikit pun di permukaannya. Tanaman itu justru semakin liar. Ranting-rantingnya menari di udara seperti cambuk raksasa, menyapu setiap arah tanpa ampun. Serangan para generasi muda itu tampak seperti provokasi kecil di hadapan kemarahan tanaman raksasa tersebut. Semakin banyak orang yang menyerang, semakin ganas tanaman itu membalas. Sementara semua orang berjuang keras mempertahankan hidup mereka, Xiao Tian justru semakin bersemangat. Dia bergerak cepat dari satu titik ke titik lain, mengumpulkan Sumber
Saat semua orang mulai berhamburan, mencari-cari keberadaan Sumber Vena Batu Ilahi, Xiao Tian ikut bergabung dalam kerumunan itu. Gerakannya tenang, tidak mencolok, sehingga tidak ada yang memperhatikan kehadirannya di antara mereka. Ia berjalan perlahan di antara para pemburu muda yang berlomba mencari keberuntungan, matanya tajam menatap setiap pergerakan di sekitarnya. Setiap orang yang berhasil menemukan Sumber Vena Batu Ilahi menjadi target pengamatannya. Xiao Tian memperhatikan dengan seksama, mulai mengenali pola dan ciri-ciri yang mengindikasikan keberadaan Sumber Vena Batu Ilahi. Setelah memahami tanda-tandanya dengan jelas, dia mulai bergerak ke area yang lebih sepi, menjauhi kerumunan besar. Dengan bantuan Mata Langit-nya, Xiao Tian bisa melihat dengan mudah ciri-ciri itu, jauh lebih akurat dibandingkan para jenius yang masih mengandalkan naluri biasa. BAANG!!! Xiao Tian menghantam sebuah tanaman kecil berwarna putih dengan satu pukulan presisi. Tanaman itu bukan tan
Xiao Tian memandangi empat tanaman immortal tingkat lima belas yang kini ada di tangannya. Cahaya lembut dari tanaman-tanaman itu seolah menyatu dengan auranya, memberi nuansa hidup pada gurun tandus tempat ia berdiri sebelumnya. Ia tersenyum puas. “Sepertinya banyak harta di tempat ini. Aku tidak boleh menyia-nyiakannya untuk pertumbuhan kultivasiku. Bagaimanapun, lawanku sudah mencapai Setengah Dewa peringkat dua. Ditambah lagi, dia berasal dari Klan Xiao inti. Kekuatan bertarungnya tidak bisa diukur dengan standar biasa.” Kesadaran ilahi Xiao Tian segera menyebar ke segala penjuru. Lapisan demi lapisan tanah, udara, dan energi ilahi di sekitarnya ia selami, mencari jejak peluang berikutnya. Saat dia masih fokus memeriksa lokasi-lokasi terdekat, sebuah getaran kuat mengguncang dunia. BOOM!!! Ledakan besar menggetarkan udara, suara retakan tanah terdengar hingga jauh. Alis Xiao Tian berkerut. “Ledakan itu sangat kuat. Ini bukan pertarungan biasa. Aku harus memeriksanya.” Tan