Xiao Tian menampilkan wajah yang serius, dia juga membentuk segel tangan. Boom— Letusan energi yang sangat mengerikan menyelimuti seluruh ruangan. Orang-orang melihat di hadapan Xiao Tian tercipta tiga api teratai petir. Setiap api teratai petir itu mengandung energi kehancuran yang luar biasa. "Bocah, sepertinya kamu masih memiliki kartu truf yang kuat. Namun, itu tidak berguna. Di hadapan panah iblis-ku, semua usahamu akan sia-sia!" "Apakah begitu? Jika seperti itu mari kita buktikan!" Shoot— Whooss— Anak panah merah darah itu melesat dengan kecepatan luar biasa, merobek ruang di sekitarnya dengan desingan yang memekakkan telinga. Namun, api teratai petir Xiao Tian tidak mau kalah. Dengan kecepatan yang sama, api itu langsung menghantam anak panah merah darah tersebut. Boom— Ledakan dahsyat pun terjadi, menciptakan gelombang riak energi yang begitu kuat hingga mengguncang seluruh area. Riak energi itu bahkan belum sepenuhnya mereda ketika suara ledakan lain bergema di udar
"Tidak perlu panik, aku sudah menyingkirkan semua anggota Klan Qin yang berada di sini. Sekarang kamu aman." Xiao Tian memastikan bahwa anggota Klan Qin sudah tidak ada. "Sekarang diamlah, biarkan aku menyembuhkan lukamu." Xiao Tian memfokuskan energi beladiri dan kekuatan jiwanya untuk memperbaiki organ dalam Long Murtamshin yang sudah rusak. Hanya dalam waktu 15 menit, Long Murtamshin berhasil dipulihkan. Dia langsung berdiri, kemudian membungkuk kepada Xiao Tian. "Saudara Tian, aku Long Murtamshin tidak akan melupakan rahmat ini. Jika di masa depan ada sesuatu yang bisa ku lakukan untukmu, saudara Tian bisa ke memerintahkanku." Xiao Tian tersenyum kecil. "Tidak perlu seperti itu. Karena sekarang semuanya sudah baik-baik saja. Mari kita lanjutkan perjalanan." Zhao Guang langsung menghampirinya. "Teman Muda Tian, sebaiknya kita tidak melanjutkan perjalanan. Ruangan yang berada di depan memiliki bahaya puluhan kali lipat daripada ruangan yang telah kita lewati. Bukan maksudku mera
Xiao Tian menyelam dengan cepat ke dalam kolam kuno. Begitu mencapai dasar kolam, ia segera membuat serangkaian segel tangan yang rumit. Dalam sekejap, tubuhnya berubah seperti paus raksasa yang menelan seluruh sungai kecil. Air multi-warna dari kolam kuno, yang luasnya puluhan kali lipat lebih besar dari danau biasa, tersedot dengan deras ke dalam tubuhnya. Di dalam tubuhnya, Binatang Api Petir bekerja keras memurnikan energi bela diri yang terkandung dalam air itu. Wajahnya, yang biasanya penuh ejekan, kini tampak serius. Proses pemurnian berjalan intens, membuat atmosfer dalam tubuh Xiao Tian dipenuhi riak energi yang menggetarkan. Buzz— Energi dalam tubuh Xiao Tian melonjak tajam, seperti gunung berapi yang siap meletus. Dalam waktu singkat, ia berhasil membuat dua terobosan besar sekaligus. Ranah kultivasinya kini naik ke peringkat tiga dalam Alam Yin. Namun, meski berhasil mencapai terobosan ini, Xiao Tian tetap tidak membuka matanya. Ia masih sepenuhnya tenggelam dalam kons
Beberapa yang lainnya pun segera mengikuti Xiao Tian keluar dari dalam altar. *** Di tempat lain. Qin Yu dan generasi muda Klan Qin bertemu dengan kelompok Ziyan Rouxi. Qin Yu sudah mengenali Vianshi'er, tapi dia tidak mengenali Ziyan Rouxi. Melihat kecantikan Ziyan Rouxi, Qin Yu sangat tertarik. Qin Yu menghampiri mereka dengan langkah yang penuh percaya diri. Bagaimana tidak, dia sudah menerobos ranah alam Yin peringkat satu. Dengan semua informasi yang didapatkan dari Han Lie, dia berhasil menemukan area budidaya yang cocok untuk generasi muda, sehingga dia bisa meningkatkan ranahnya secara signifikan. Qin Yu tersenyum lebar kepada Vianshi'er. “Junior Vianshi'er, siapa wanita di sampingmu? Mengapa kamu tidak pernah memberitahuku bahwa ada anggota Sekte Gunung Abadi yang sangat cantik seperti saudari ini?” Vianshi'er tersenyum jijik. “Memangnya kamu siapa? sehingga aku harus melaporkan anggota Sekte Gunung Abadi kepadamu.” Mendengar jawaban Vianshi'er, Qin Yu mencoba menahan e
Xiao Tian melambaikan tangannya, menepis ucapan itu. "Omong kosong apa yang kamu katakan. Kita adalah teman, sudah seharusnya saling membantu," jawabnya dengan tegas. Ia kemudian mengarahkan pandangannya kepada semua orang. "Sekarang saatnya kita kembali." Tatapan Xiao Tian beralih pada Qin Hao, yang langsung mengerti perintah tidak terucap dari pemimpinnya. "Tuan, aku akan melakukan yang terbaik," ucap Qin Hao terbata-bata, suaranya dipenuhi ketakutan bahwa Xiao Tian mungkin saja berubah pikiran dan menghabisinya saat itu juga. Xiao Tian, tanpa mengubah ekspresi wajahnya, mengirim transmisi suara langsung kepada Qin Hao. "Ingat, kamu harus mengumpulkan informasi untukku di Klan Qin. Jika kamu bekerja dengan baik, di masa depan aku bisa menjadikanmu kepala Klan Qin dan penguasa alam Qinwu. Tapi ingat, jika aku menemukan sedikit saja pengkhianatan atau permainan, aku tidak akan ragu melenyapkanmu." Ucapan Xiao Tian tersebut membuat Qin Hao menggigil, namun ia hanya bisa menundukkan
Tetua Agung Klan Qin mengerutkan kening saat memperhatikan anggota yang keluar dari area terlarang. Hanya generasi muda yang tampak, sementara para Tetua, kecuali Qin Hao, tidak terlihat. Wajahnya semakin muram ketika menyadari hal ini. Dengan cepat, ia mengirim transmisi suara kepada Qin Hao. “Qin Hao, di mana para Tetua lainnya?” Qin Hao, dengan wajah tegang, mulai menjelaskan apa yang telah ia ceritakan sebelumnya kepada Qin Yu. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, karena ia bisa merasakan segel dalam jiwanya hampir aktif. Setelah mendengar penjelasan Qin Hao, Tetua Agung menatap tajam ke arah Kepala Sekte Tujuh Jiwa yang berdiri tak jauh darinya. Kepala Sekte itu menyadari tatapan penuh tekanan tersebut dan segera mengirim transmisi suara dengan nada cemas. “Tetua Agung, jangan menatapku seperti itu. Anggotaku sendiri tidak ada yang berhasil keluar. Apa sebenarnya yang terjadi di dalam sana?” Tetua Agung menahan emosi, suaranya sedikit meninggi saat menjawab melalui transm
Wajah Xiao Tian yang pucat pasi kembali normal. Dia menampilkan wajah muda yang penuh wibawa, bahkan tanpa dia mengeluarkan auranya, Patriark Klan Zhao sudah sangat ketakutan. Dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. “Teman Muda Tian, tingkat apa ranah kultivasimu?” Mendengar Patriark Klan Zhao menanyakan itu, semua orang juga menatap Xiao Tian dengan penuh keingintahuan. Xiao Tian tersenyum tipis. “Senior, kultivasiku masih rendah, aku hanya peringkat tiga alam Yin. Namun, ranah jiwaku sudah mencapai master Zuxian.” “Master Zuxian?” Mendengar dua kata itu, tidak hanya Patriark Klan Zhao, bahkan Huandi Fan yang biasanya tenang bergidik ketakutan. Pasalnya, walaupun dia sudah mencapai Alam Yang, ranah Jiwanya masih di tahap Zuxian tingkat sembilan. “Ini benar-benar terlalu mengerikan. Jika aku tidak merasakannya sendiri, aku tidak akan percaya bahwa ada pemuda yang baru berusia 22 tahun memiliki ranah jiwa master Zuxian, ranah jiwa yang sudah melampaui ku.” Orang-orang mengangguk
Sebelum orang yang bernama Lisu Bo menjawab ucapan Huandi Fan, seorang Tetua dengan ranah peringkat 13 alam Yin berteriak. “HUANDI FAN, JANGAN IKUT CAMPUR. WALAUPUN KAMU ADALAH PATRIARK DARI SEKTE GUNUNG ABADI, KEKUATAN SEKTE MU TIDAK BISA DIBANDINGKAN DENGAN PAVILIUN ALKEMIS. SEBELUM KAMU MENYESALINYA, LEBIH BAIK KAMU MINGGIR! ANAK INI TELAH MEMBUNUH ANAKKU, DAN JUGA ANGGOTA KLAN YAO LAINNYA. SEKARANG, MINGGIR!” Mendengar teriakkan itu, Huandi Fan mendengus dingin. “Yao Shi, kamu tidak memiliki kualifikasi untuk berkata kasar padaku. Lagi pula, kamu hanya Tetua biasa di Paviliun Alkemis Abadi, siapa yang akan setuju di Paviliun Alkemis Abadi yang akan membela mu untuk berperang denganku?” Yao Shi sedikit mengernyit. Memang jangankan dia, bahkan jika itu Lisu Bo, Paviliun Alkemis Abadi tidak akan mampu berperan dengan Sekte Gunung Abadi hanya untuk membelanya, apalagi dia. Lisu Bo tersenyum sinis. “Huandi Fan, ini bukan urusanmu, lebih baik kamu tidak ikut campur dalam masalah ini.
Memanfaatkan Zunhan yang masih melongo, Xiao Tian melompat mundur untuk menjaga jarak.Xiao Tian tahu pil yang ditelan oleh Zunhan adalah obat terlarang. Pil itu bisa memberikan efek peningkatan ranah kultivasi dan juga kekuatan bertarung dalam waktu singkat. Namun, efek sampingnya tentu tidak ringan. Yang harus ia pikirkan saat ini bukanlah konsekuensi bagi Zunhan, tetapi bagaimana menghadapi seseorang yang telah mencapai peringkat tiga Alam Agung dalam waktu singkat.Apalagi, melihat ekspresi Zunhan yang penuh rasa superioritas, Xiao Tian bisa menebak bahwa musuhnya benar-benar yakin akan kemenangannya.Dia menghela napas dalam-dalam.“Leihuo Dashi, apakah kamu bisa meminjamkan kekuatanmu?”Dalam dunia dantiannya, suasana yang semula tenang berubah. Awan petir berkumpul, dan kobaran api berkecamuk. Dari tengah lautan api dan petir itu, sesosok makhluk raksasa perlahan membuka matanya—sepasang mata merah menyala, penuh dengan keangkuhan.Monster itu memiliki tubuh yang hampir menutup
Qiancheng memperkenalkan Xia Meimei terhadap Xiao Tian.“Tian, ini adalah Xia Meimei dari Klan Xia Agung.”“Aku sudah mengetahuinya, bukankah dari tadi kalian sudah menyebutkan namanya?” ucapnya polos.Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun menggelengkan kepala, seakan tak tahu harus tertawa atau mengeluh.Ketika banyak pria muda yang siap mengorbankan nyawa mereka hanya untuk bisa lebih dekat dengan Xia Meimei dan Qiancheng, hanya Xiao Tian yang bisa bersikap dingin terhadap mereka.Jiangkun menyayangkan sikap Xiao Tian. Xia Meimei adalah wanita tercantik kedua di Alam Zuwu, sedangkan Qiancheng adalah yang pertama. Dua keindahan ini bisa membuat siapa pun meleleh, tetapi Xiao Tian tetap acuh terhadap mereka. Jiangkun mulai bertanya-tanya dalam hati, apakah Xiao Tian ini normal atau tidak?Namun, sebelum pemikiran itu bisa berkembang lebih jauh, suara teriakan penuh amarah menggema dari bawah, memecah keheningan.“Bajingan tercela! Kamu berani menyerangku secara tiba-tiba, ap
Xiao Tian terus melayang di udara, angin dingin menyapu jubah hitamnya yang berkibar pelan. Tatapannya tajam saat dia menangkap suara benturan logam yang menggema di langit, bercampur dengan teriakan penuh amarah dan dentuman energi yang beradu.Di bawah sana, tepat di sekitar Danau Abadi, pertempuran sengit sedang berlangsung.Xiao Tian mengangkat tangannya sedikit, memberi isyarat agar kelompoknya berhenti. Seketika, Qiancheng, Jianzen, Houdo, dan yang lainnya menahan langkah mereka, mengikuti pandangan Xiao Tian ke arah pertempuran yang mengguncang tanah.Kilatan pedang menari-nari di udara. Para anggota Klan Xia Agung bertempur dengan gigih melawan anggota Rumah Sembilan Surga, yang berasal dari Alam Atas—tempat di mana hanya para kultivator elit yang dapat bertahan. Namun, yang mengejutkan, Klan Xia Agung tidak terdesak.Mereka mampu bertahan!Di tengah medan perang, Xia Meimei berdiri di udara, memegang busur panjang berwarna perak. Mata dinginnya berkilat tajam saat dia menarik
WHOOSSHH!!!Xiao Tian melambaikan tangannya, dan seketika, ribuan cincin dewa yang sebelumnya dimiliki para korban pembantaian melayang ke arahnya. Cincin-cincin itu berputar di udara sebelum meluncur ke telapak tangannya, berkilauan dengan cahaya spiritual yang samar.Qiancheng, yang berdiri di sampingnya, menggelengkan kepala dengan senyum tipis. Matanya menatap punggung pemuda yang baru saja membinasakan ribuan musuhnya tanpa ekspresi sedikit pun.“Begitu ganas, menampilkan kekuatan yang mengerikan, tapi masih sempat-sempatnya mengumpulkan cincin dewa mereka,” gumamnya.Xiao Tian tetap diam. Dia mulai memeriksa isi setiap cincin, memindai satu per satu dengan kesadaran ilahi-nya. Dari sekian banyak cincin itu, sebagian besar hanya berisi pil penyembuhan, senjata berkualitas rendah, dan sejumlah kecil harta spiritual yang tak begitu bernilai baginya.“Benar-benar miskin,” gumamnya dengan nada kecewa.Dengan gerakan santai, dia melambaikan tangannya lagi.WHOOSSHH!!!Semua cincin itu
Bumi Bergetar. Langit Bergetar. Mereka langsung membagi kelompok untuk menyerang.Xiao Tian dikelilingi oleh ratusan orang.Tebasan pedang, tusukan tombak, dan hantaman tinju berdatangan dari segala arah, namun setiap serangan yang mengarah kepadanya gagal mengenai tubuhnya.Gerakannya bagai hantu.Langkah kakinya begitu cepat, tubuhnya seperti bayangan yang sulit disentuh.Sekali ia mengayunkan telapak tangannya, puluhan orang langsung terhempas seperti daun kering di tengah badai.Namun, bagaimanapun juga, jumlah mereka terlalu banyak.Bahkan dengan kekuatan luar biasa yang ia miliki, menghadapi ribuan orang bukanlah perkara mudah.Sementara itu, di sisi lain medan pertempuran, Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun tengah bertarung mati-matian.Tapi mereka mulai kelelahan walaupun pertarungan baru dimulai.Houdo mengayunkan palu besarnya, menghancurkan tubuh dua orang dalam sekali serangan. Napasnya memburu, keringat bercucuran di dahinya. Darah segar menetes dari lenganny
Perjalanan menuju Danau Abadi yang awalnya damai tiba-tiba berubah mencekam.Udara mendadak terasa berat, tekanan luar biasa menyelimuti mereka.Xiao Tian berhenti melangkah. Begitu pula dengan Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun. Tatapan mereka beralih ke sekeliling, melihat siluet manusia yang terus bermunculan dari segala arah.Di depan, di belakang, di kiri, di kanan, ribuan orang telah mengepung mereka.Dari pakaian dan lambang di dada mereka, jelas bahwa ini adalah kumpulan dari berbagai Sekte dan Klan terkemuka di Alam Zuwu.Xiao Tian tidak terkejut. Sebaliknya, ekspresinya tetap tenang, seolah-olah ribuan orang itu hanyalah sekumpulan semut yang menghalangi jalannya.Langkah kaki menggema. Dari kerumunan, seorang pria bertubuh tegap dengan mata penuh keangkuhan melangkah maju.“Tian, akhirnya aku menemukanmu setelah sekian lama mencarimu.”Suara berat itu milik Bo Fu dari Villa Senjata, sosok terkuat di antara ribuan orang yang berkumpul di sini. Dia adalah peringk
Hutan terasa lebih teduh saat Xiao Tian dan Qiancheng berjalan kembali ke tempat kelompoknya berkumpul. Aroma dedaunan yang mengering bercampur dengan udara siang yang sejuk, sementara cahaya matahari yang menembus celah pepohonan menciptakan bayangan yang bergoyang lembut di tanah.Qiancheng berjalan di belakang Xiao Tian dengan ekspresi datar, tetapi dalam hatinya ada pergolakan yang sulit ia jelaskan. Seumur hidupnya, ia tidak pernah berpikir akan mengalami hal seperti ini. Xiao Tian, pria yang baru saja ia benci dengan sepenuh hati, sekarang malah membuat hatinya terasa aneh.Namun, sebelum ia bisa memahami lebih jauh perasaan ini, suara langkah kaki yang ramai terdengar dari kejauhan."Tuan muda Tian!"Begitu mereka tiba di tempat istirahat kelompoknya, beberapa orang langsung menghampiri. Houdo, dengan tubuh kekarnya, berjalan paling depan, diikuti oleh Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun."Tuan muda Tian, ke mana saja?" tanya Wei Lan, ekspresinya terlihat khawatir sebelum
Sisa pertarungan mereka masih terasa di udara. Debu-debu halus melayang setelah pertarungan panjang yang berakhir dengan satu pihak sepenuhnya dikalahkan. Qiancheng, menatap Xiao Tian dengan tatapan enggan menerima kekalahan.Namun, tidak peduli seberapa besar tekadnya, ia tidak bisa bergerak. Auranya tertekan oleh kekuatan Xiao Tian yang luar biasa, membuat tubuhnya seakan terkunci di tempat.Ia menggertakkan giginya. "Bajingan! Lepaskan aku sekarang juga!"Pemuda itu hanya meliriknya dengan tatapan santai sebelum berkata, “Sekarang, tunggu aku mandi dulu.”Qiancheng mengedipkan mata. Sesaat, ia tidak bisa memproses apa yang baru saja didengarnya."APA?!"Xiao Tian tidak menjawab lagi. Dengan langkah santai, ia berjalan meninggalkan Qiancheng menuju danau, membiarkan gadis itu berdiri dengan wajah merah padam antara amarah dan keterkejutan.Airnya danau begitu jernih walaupun sudah berkali-kali tercemarkan akibat pertarungan. hingga dasar yang dipenuhi bebatuan halus terlihat jelas.
Xiao Tian terkapar di tepi danau, tubuhnya setengah basah, wajahnya sedikit memar akibat hantaman terakhir Qiancheng. Wanita itu masih berdiri di hadapannya dengan tatapan seperti elang yang siap mencabik-cabik mangsanya. Napasnya memburu, matanya menyala penuh amarah.“KAU TIDAK AKAN KUBIARKAN HIDUP TENANG SETELAH INI!!” bentaknya.Xiao Tian buru-buru bangkit dan mengangkat kedua tangannya. “Hei, hei! Kita bisa bicara baik-baik! Aku benar-benar tidak sengaja melihatmu! Aku juga kena sial di sini, tahu?!”“DIAM!!”WHOOOSH!Qiancheng menyerang lagi. Tangannya menyapu ke arah Xiao Tian dengan kecepatan luar biasa, hampir seperti kilat. Kali ini, Xiao Tian mulai kesal. Ia bisa menerima kesalahannya karena melihat sesuatu yang tidak seharusnya, tapi kalau dihajar terus begini, ini sudah keterlaluan!Ketika pukulan Qiancheng hampir mengenai wajahnya, refleks Xiao Tian akhirnya muncul.BAGH!Dengan satu gerakan cepat, ia menangkis serangan itu! Qiancheng terkejut sesaat, tapi justru semakin