Sebelum orang yang bernama Lisu Bo menjawab ucapan Huandi Fan, seorang Tetua dengan ranah peringkat 13 alam Yin berteriak. “HUANDI FAN, JANGAN IKUT CAMPUR. WALAUPUN KAMU ADALAH PATRIARK DARI SEKTE GUNUNG ABADI, KEKUATAN SEKTE MU TIDAK BISA DIBANDINGKAN DENGAN PAVILIUN ALKEMIS. SEBELUM KAMU MENYESALINYA, LEBIH BAIK KAMU MINGGIR! ANAK INI TELAH MEMBUNUH ANAKKU, DAN JUGA ANGGOTA KLAN YAO LAINNYA. SEKARANG, MINGGIR!” Mendengar teriakkan itu, Huandi Fan mendengus dingin. “Yao Shi, kamu tidak memiliki kualifikasi untuk berkata kasar padaku. Lagi pula, kamu hanya Tetua biasa di Paviliun Alkemis Abadi, siapa yang akan setuju di Paviliun Alkemis Abadi yang akan membela mu untuk berperang denganku?” Yao Shi sedikit mengernyit. Memang jangankan dia, bahkan jika itu Lisu Bo, Paviliun Alkemis Abadi tidak akan mampu berperan dengan Sekte Gunung Abadi hanya untuk membelanya, apalagi dia. Lisu Bo tersenyum sinis. “Huandi Fan, ini bukan urusanmu, lebih baik kamu tidak ikut campur dalam masalah ini.
“Terlambat!” Badai jiwa yang sangat dahsyat menerpa Yao Shi dan yang lainnya. Ketika badai jiwa melewati tubuh mereka, jiwa-jiwa mereka langsung terlepas dari tubuhnya. Hanya dengan satu ayunan tangan, puluhan alam Yin peringkat sembilan dan sepuluh mati, Yao Shi dan temannya tidak terkecuali, mereka juga mati. “Tidak mungkin.” Lisu Bo merasa tubuhnya terhantam beban yang sangat berat. Dia tidak mempercayai apa yang telah dia saksikan. Ketika dia masih linglung dengan pemandangan di hadapannya, Xiao Tian sudah berjalan ke arahnya dengan wajah dingin. “Orang tua, sekarang apakah kamu masih ingin melanjutkan masalah?” Melihat Xiao Tian berjalan ke arahnya, dan juga dia merasakan tekanan kekuatan jiwa yang sangat besar, Lisu Bo langsung ambruk. “Teman Muda, tolong maafkan kekhilafan orang tua ini. Aku hanya menjalankan tugas melindungi Klan yang berada dibawah pelindung Paviliun Alkemis Abadi, jadi maafkan kata-kata kasar ku sebelumnya.” Lisu Bo tidak menyangka Xiao Tian memiliki kek
Di Klan Yao, Yao Xing sedang berpesta dengan para Tetua lainnya. Istana Klan Yao yang sangat luas dipenuhi dengan meja-meja mewah, di atas meja banyak hidangan yang sudah disajikan dengan rapi. Tidak hanya itu, wanita-wanita cantik juga sudah dipersiapkan untuk menghibur mereka. “Patriark, seberapa lama leluhur akan kembali dari kota Zhao?” tanya seorang Tetua dengan nada hormat. “Tidak akan lama lagi leluhur akan kembali, apa lagi leluhur didampingi oleh Tetua Lisu Bo. Membunuh Xiao Tian dan orang di belakangnya tidak akan sulit,” jawab Yao Xing sebagai Patriark Klan Yao. “Apakah mereka yang kau maksud?” Baang— Baang— Baru saja Yao Xing selesai berkata, tiba-tiba banyak jasad yang berjatuhan. Kemudian mereka melihat seorang pemuda berjalan ke dalam Istana dengan tubuh melayang. Melihat pemuda itu, dan jasad-jasad yang berserakan di lantai, Yao Xing langsung bangun dari singgasananya, dan keadaan dalam Istana yang awalnya tenang menjadi kacau. Wanita-wanita penghibur berteriak
Desas-desus itu menyebar seperti api. Tak butuh waktu lama sebelum ratusan, bahkan ribuan orang berbondong-bondong menuju Toko Lantian. Namun, setibanya mereka di sana, tak satu pun dari mereka yang berani mendekat terlalu dekat, apalagi masuk. Alasannya sederhana. Di dalam toko itu ada Huandi Fan. Selain itu, mereka tahu benar siapa Xiao Tian, pemilik toko. Meskipun dikenal ramah, kemarahan Xiao Tian adalah sesuatu yang tidak seorang pun di kota Zhao ingin picu. Orang-orang tahu, siapa pun yang berani melanggar batas akan menemui akhir yang tragis. Ketika malam tiba, Xiao Tian keluar dari ruang kultivasinya, dia melihat Huandi Fan dan yang lainnya sudah menunggu dia dengan tidak sabar. Whooss— Whooss— Kotak-kotak kayu dengan ukiran naga melayang ke hadapan orang-orang. “Di dalamnya ada pil Zuxian master tingkat dua hingga tingkat empat, tapi untuk kalian yang masih memiliki ranah alam Yin, jangan coba-coba memurnikan pil Zuxian master tingkat empat, karena itu bisa melukai tubu
Setelah semua pergi, suasana di toko Lantian menjadi hening. Hanya tersisa para pekerja setia Xiao Tian, yang berdiri dengan hormat di hadapannya. Di antara mereka, Lao Xun dan Lao Yu, pasangan kakak beradik yang dahulu hanya seorang Kaisar Bela Diri, kini telah melampaui batas mereka, menjadi Abadi Bela Diri peringkat enam. Xiao Tian memandang mereka dengan sorot mata penuh keyakinan. “Lao Xun, Lao Yu, mulai hari ini, aku akan mengajarkan kalian seni menyuling pil, menempa senjata, membuat rune, dan merancang bendera array. Dalam satu tahun ke depan, kalian tidak boleh bermalas-malasan. Selain mendalami empat keterampilan suci itu, kalian juga harus terus meningkatkan ranah kalian,” ucapnya tegas. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke pekerja lainnya. “Dan untuk kalian semua, fokuslah pada kultivasi. Di masa depan, kalian akan menjadi pelindung Lao Xun sekaligus penjaga toko Lantian.” Lao Xun, dengan raut wajah sedih, bertanya dengan suara lirih, “Tuan, apakah ini berarti Tuan akan m
Hari-hari telah berlalu, di Sekte Gunung Abadi, Ziyan Rouxi sudah berhasil meningkatkan ranahnya empat peringkat, hanya dalam sebelas hari, dia sudah menjadi peringkat tujuh alam Yin. “Aku belum memurnikan semuanya pil Zuxian master tingkat dua, tapi sudah bisa menerobos empat peringkat, jika aku berhasil memurnikan semuanya, mungkin tidak berlebihan aku bisa menembus ranah alam Yang.” Ziyan Rouxi siap menelan pil Zuxian master tingkat dua yang masih tersisa. Namun, saat dia akan menelannya, seseorang mengetuk pintu kediamannya. Tok, tok, tok… “Nona Ziyan, cepat buka pintunya.” Orang yang berbicara adalah gadis muda, sama seperti Ziyan Rouxi. “Li Mei, ada apa? Mengapa wajahmu terlihat panik?” tanya Ziyan Rouxi, gadis di depannya adalah Li Mei, dia adalah wanita yang ditugaskan untuk menjadi pelayannya oleh Huandi Fan. “Nona Ziyan, di luar Sekte ada banyak kapal perang datang, mereka semua berasal dari Klan Qin, Klan penguasa alam ini, mereka datang untuk melamar nona muda.” ucap
“Semut sepertimu tidak memiliki kualifikasi untuk mengetahuiku.” Lalu, pemilik suara itu berkata kepada Ziyan Rouxi. “Nona Muda, akhirnya aku menemukanmu.” “Nona Muda?” Semua mata tertuju pada Ziyan Rouxi. Orang-orang di sekitarnya diliputi rasa penasaran yang mendalam. Siapakah sebenarnya Ziyan Rouxi? Bukankah dia hanya cucu dari Patriark sebuah sekte kecil di alam bawah? Pertanyaan itu menggantung di benak mereka. Pemilik suara tadi melangkah turun dari kereta kencana, diikuti oleh empat wanita lainnya. Mereka semua memiliki kecantikan luar biasa, tetapi aura mereka begitu menakutkan. Tanpa perlu mengeluarkan kekuatan, keberadaan mereka saja sudah membuat orang-orang merasakan bahaya yang luar biasa. Melihat kedatangan mereka, seorang pria paruh baya dari Klan Qin segera menangkupkan tangan dengan penuh hormat. “Para senior, kalian pasti salah orang. Wanita di hadapan kalian ini hanyalah murid Sekte Gunung Abadi dari alam Tianwu. Mana mungkin dia adalah nona muda yang kalian car
Leihuo Dashi mengangguk kecil, meski wajahnya tetap tegas. “Aku mengerti. Dalam masa puncakmu, kau mampu membelah ribuan bintang sekaligus. Tetaplah setia kepada Xiao Tian, dan aku berjanji bukan hanya akan mengembalikanmu ke puncak kekuatanmu, tetapi akan membuatmu jauh lebih kuat dari sebelumnya.” Percakapan Leihuo Dashi dan roh artefak pedang karat misterius tidak diketahui Xiao Tian, jadi dia tidak tahu betapa mengerikan pedang yang berada di tangannya itu. Semua orang terus diam mematung menyaksikan pedang-pedang mereka melesat mengelilingi pedang raksasa. Ratusan miliar pedang berputar di udara hingga menciptakan pemandangan yang sangat menakjubkan. Pedang raksasa itu seperti dewanya para pedang, dan pedang-pedang yang mengelilinginya seperti prajurit kecil yang sedang berhadapan dengan dewa mereka. Huumm— Pedang raksasa di langit berfluktuasi sekali lagi, dan secara ajaib mengembalikan setiap pedang kepada pemiliknya. Setelah itu, pedang raksasa mulai memudar, berubah menja
Memanfaatkan Zunhan yang masih melongo, Xiao Tian melompat mundur untuk menjaga jarak.Xiao Tian tahu pil yang ditelan oleh Zunhan adalah obat terlarang. Pil itu bisa memberikan efek peningkatan ranah kultivasi dan juga kekuatan bertarung dalam waktu singkat. Namun, efek sampingnya tentu tidak ringan. Yang harus ia pikirkan saat ini bukanlah konsekuensi bagi Zunhan, tetapi bagaimana menghadapi seseorang yang telah mencapai peringkat tiga Alam Agung dalam waktu singkat.Apalagi, melihat ekspresi Zunhan yang penuh rasa superioritas, Xiao Tian bisa menebak bahwa musuhnya benar-benar yakin akan kemenangannya.Dia menghela napas dalam-dalam.“Leihuo Dashi, apakah kamu bisa meminjamkan kekuatanmu?”Dalam dunia dantiannya, suasana yang semula tenang berubah. Awan petir berkumpul, dan kobaran api berkecamuk. Dari tengah lautan api dan petir itu, sesosok makhluk raksasa perlahan membuka matanya—sepasang mata merah menyala, penuh dengan keangkuhan.Monster itu memiliki tubuh yang hampir menutup
Qiancheng memperkenalkan Xia Meimei terhadap Xiao Tian.“Tian, ini adalah Xia Meimei dari Klan Xia Agung.”“Aku sudah mengetahuinya, bukankah dari tadi kalian sudah menyebutkan namanya?” ucapnya polos.Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun menggelengkan kepala, seakan tak tahu harus tertawa atau mengeluh.Ketika banyak pria muda yang siap mengorbankan nyawa mereka hanya untuk bisa lebih dekat dengan Xia Meimei dan Qiancheng, hanya Xiao Tian yang bisa bersikap dingin terhadap mereka.Jiangkun menyayangkan sikap Xiao Tian. Xia Meimei adalah wanita tercantik kedua di Alam Zuwu, sedangkan Qiancheng adalah yang pertama. Dua keindahan ini bisa membuat siapa pun meleleh, tetapi Xiao Tian tetap acuh terhadap mereka. Jiangkun mulai bertanya-tanya dalam hati, apakah Xiao Tian ini normal atau tidak?Namun, sebelum pemikiran itu bisa berkembang lebih jauh, suara teriakan penuh amarah menggema dari bawah, memecah keheningan.“Bajingan tercela! Kamu berani menyerangku secara tiba-tiba, ap
Xiao Tian terus melayang di udara, angin dingin menyapu jubah hitamnya yang berkibar pelan. Tatapannya tajam saat dia menangkap suara benturan logam yang menggema di langit, bercampur dengan teriakan penuh amarah dan dentuman energi yang beradu.Di bawah sana, tepat di sekitar Danau Abadi, pertempuran sengit sedang berlangsung.Xiao Tian mengangkat tangannya sedikit, memberi isyarat agar kelompoknya berhenti. Seketika, Qiancheng, Jianzen, Houdo, dan yang lainnya menahan langkah mereka, mengikuti pandangan Xiao Tian ke arah pertempuran yang mengguncang tanah.Kilatan pedang menari-nari di udara. Para anggota Klan Xia Agung bertempur dengan gigih melawan anggota Rumah Sembilan Surga, yang berasal dari Alam Atas—tempat di mana hanya para kultivator elit yang dapat bertahan. Namun, yang mengejutkan, Klan Xia Agung tidak terdesak.Mereka mampu bertahan!Di tengah medan perang, Xia Meimei berdiri di udara, memegang busur panjang berwarna perak. Mata dinginnya berkilat tajam saat dia menarik
WHOOSSHH!!!Xiao Tian melambaikan tangannya, dan seketika, ribuan cincin dewa yang sebelumnya dimiliki para korban pembantaian melayang ke arahnya. Cincin-cincin itu berputar di udara sebelum meluncur ke telapak tangannya, berkilauan dengan cahaya spiritual yang samar.Qiancheng, yang berdiri di sampingnya, menggelengkan kepala dengan senyum tipis. Matanya menatap punggung pemuda yang baru saja membinasakan ribuan musuhnya tanpa ekspresi sedikit pun.“Begitu ganas, menampilkan kekuatan yang mengerikan, tapi masih sempat-sempatnya mengumpulkan cincin dewa mereka,” gumamnya.Xiao Tian tetap diam. Dia mulai memeriksa isi setiap cincin, memindai satu per satu dengan kesadaran ilahi-nya. Dari sekian banyak cincin itu, sebagian besar hanya berisi pil penyembuhan, senjata berkualitas rendah, dan sejumlah kecil harta spiritual yang tak begitu bernilai baginya.“Benar-benar miskin,” gumamnya dengan nada kecewa.Dengan gerakan santai, dia melambaikan tangannya lagi.WHOOSSHH!!!Semua cincin itu
Bumi Bergetar. Langit Bergetar. Mereka langsung membagi kelompok untuk menyerang.Xiao Tian dikelilingi oleh ratusan orang.Tebasan pedang, tusukan tombak, dan hantaman tinju berdatangan dari segala arah, namun setiap serangan yang mengarah kepadanya gagal mengenai tubuhnya.Gerakannya bagai hantu.Langkah kakinya begitu cepat, tubuhnya seperti bayangan yang sulit disentuh.Sekali ia mengayunkan telapak tangannya, puluhan orang langsung terhempas seperti daun kering di tengah badai.Namun, bagaimanapun juga, jumlah mereka terlalu banyak.Bahkan dengan kekuatan luar biasa yang ia miliki, menghadapi ribuan orang bukanlah perkara mudah.Sementara itu, di sisi lain medan pertempuran, Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun tengah bertarung mati-matian.Tapi mereka mulai kelelahan walaupun pertarungan baru dimulai.Houdo mengayunkan palu besarnya, menghancurkan tubuh dua orang dalam sekali serangan. Napasnya memburu, keringat bercucuran di dahinya. Darah segar menetes dari lenganny
Perjalanan menuju Danau Abadi yang awalnya damai tiba-tiba berubah mencekam.Udara mendadak terasa berat, tekanan luar biasa menyelimuti mereka.Xiao Tian berhenti melangkah. Begitu pula dengan Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun. Tatapan mereka beralih ke sekeliling, melihat siluet manusia yang terus bermunculan dari segala arah.Di depan, di belakang, di kiri, di kanan, ribuan orang telah mengepung mereka.Dari pakaian dan lambang di dada mereka, jelas bahwa ini adalah kumpulan dari berbagai Sekte dan Klan terkemuka di Alam Zuwu.Xiao Tian tidak terkejut. Sebaliknya, ekspresinya tetap tenang, seolah-olah ribuan orang itu hanyalah sekumpulan semut yang menghalangi jalannya.Langkah kaki menggema. Dari kerumunan, seorang pria bertubuh tegap dengan mata penuh keangkuhan melangkah maju.“Tian, akhirnya aku menemukanmu setelah sekian lama mencarimu.”Suara berat itu milik Bo Fu dari Villa Senjata, sosok terkuat di antara ribuan orang yang berkumpul di sini. Dia adalah peringk
Hutan terasa lebih teduh saat Xiao Tian dan Qiancheng berjalan kembali ke tempat kelompoknya berkumpul. Aroma dedaunan yang mengering bercampur dengan udara siang yang sejuk, sementara cahaya matahari yang menembus celah pepohonan menciptakan bayangan yang bergoyang lembut di tanah.Qiancheng berjalan di belakang Xiao Tian dengan ekspresi datar, tetapi dalam hatinya ada pergolakan yang sulit ia jelaskan. Seumur hidupnya, ia tidak pernah berpikir akan mengalami hal seperti ini. Xiao Tian, pria yang baru saja ia benci dengan sepenuh hati, sekarang malah membuat hatinya terasa aneh.Namun, sebelum ia bisa memahami lebih jauh perasaan ini, suara langkah kaki yang ramai terdengar dari kejauhan."Tuan muda Tian!"Begitu mereka tiba di tempat istirahat kelompoknya, beberapa orang langsung menghampiri. Houdo, dengan tubuh kekarnya, berjalan paling depan, diikuti oleh Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun."Tuan muda Tian, ke mana saja?" tanya Wei Lan, ekspresinya terlihat khawatir sebelum
Sisa pertarungan mereka masih terasa di udara. Debu-debu halus melayang setelah pertarungan panjang yang berakhir dengan satu pihak sepenuhnya dikalahkan. Qiancheng, menatap Xiao Tian dengan tatapan enggan menerima kekalahan.Namun, tidak peduli seberapa besar tekadnya, ia tidak bisa bergerak. Auranya tertekan oleh kekuatan Xiao Tian yang luar biasa, membuat tubuhnya seakan terkunci di tempat.Ia menggertakkan giginya. "Bajingan! Lepaskan aku sekarang juga!"Pemuda itu hanya meliriknya dengan tatapan santai sebelum berkata, “Sekarang, tunggu aku mandi dulu.”Qiancheng mengedipkan mata. Sesaat, ia tidak bisa memproses apa yang baru saja didengarnya."APA?!"Xiao Tian tidak menjawab lagi. Dengan langkah santai, ia berjalan meninggalkan Qiancheng menuju danau, membiarkan gadis itu berdiri dengan wajah merah padam antara amarah dan keterkejutan.Airnya danau begitu jernih walaupun sudah berkali-kali tercemarkan akibat pertarungan. hingga dasar yang dipenuhi bebatuan halus terlihat jelas.
Xiao Tian terkapar di tepi danau, tubuhnya setengah basah, wajahnya sedikit memar akibat hantaman terakhir Qiancheng. Wanita itu masih berdiri di hadapannya dengan tatapan seperti elang yang siap mencabik-cabik mangsanya. Napasnya memburu, matanya menyala penuh amarah.“KAU TIDAK AKAN KUBIARKAN HIDUP TENANG SETELAH INI!!” bentaknya.Xiao Tian buru-buru bangkit dan mengangkat kedua tangannya. “Hei, hei! Kita bisa bicara baik-baik! Aku benar-benar tidak sengaja melihatmu! Aku juga kena sial di sini, tahu?!”“DIAM!!”WHOOOSH!Qiancheng menyerang lagi. Tangannya menyapu ke arah Xiao Tian dengan kecepatan luar biasa, hampir seperti kilat. Kali ini, Xiao Tian mulai kesal. Ia bisa menerima kesalahannya karena melihat sesuatu yang tidak seharusnya, tapi kalau dihajar terus begini, ini sudah keterlaluan!Ketika pukulan Qiancheng hampir mengenai wajahnya, refleks Xiao Tian akhirnya muncul.BAGH!Dengan satu gerakan cepat, ia menangkis serangan itu! Qiancheng terkejut sesaat, tapi justru semakin