แชร์

Bab 214

ผู้เขียน: Evanscapenovel
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-25 20:03:15

“Terima kasih, Tuan.” Dua puluh orang itu langsung pergi. Mereka tidak peduli dengan harta yang tersegel. Menurut mereka, harta itu tidak lebih berharga daripada nyawa mereka sendiri.

Setelah mereka pergi, Xiao Tian menatap harta yang mengembang namun dibalut oleh energi transparan. Dia melihat harta itu adalah Giok Ungu, dan Gulungan Emas.

“Hmm, panen yang lumayan.” Xiao Tian menulis sesuatu dengan jarinya menggunakan kekuatan jiwanya di udara, lalu sebuah tulisan yang memancarkan cahaya emas terlihat di hadapannya.

“Pergi.”

Tulisan itu langsung melesat, menghantam energi transparan itu. Namun, ketika tulisan itu menghantamnya, tidak ada suara ledakan ataupun fluktuasi aura. Tulisan itu larut, dan energi transparan langsung pecah.

Xiao Tian mengibaskan tangannya, giok ungu dan gulungan itu langsung terbang dan diam mengembang di hadapan Xiao Tian. Xiao Tian mengambil giok ungu. “Sungguh energi langit yang kaya. Bahkan tidak kalah dengan Batu Suci Tingkat Unggul.”

Setelah menyin
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Kultivator Inti Semesta   Bab 215

    Suasana di sekitar tambang menjadi semakin mencekam seiring Xiao Tian mengumumkan niatnya untuk membantai Klan Qin. Anggota Klan Qin yang menahan amarah mereka akhirnya melepaskan nafsu pembunuh yang mengerikan. Energi negatif yang terpancar dari para anggota Klan Qin seketika mempengaruhi atmosfer, mengubah cuaca yang awalnya cerah menjadi gelap. Awan hitam menggantung di langit, mencerminkan kemarahan mereka yang membara. Di tengah suasana yang menakutkan itu, para penambang yang diperbudak oleh Klan Qin merasa ketakutan yang mendalam. Mereka tidak mengenal Xiao Tian dan heran melihat keberanian pemuda itu menentang Klan Qin. Tetapi, terlepas dari kengerian yang menyelimuti area tersebut, Xiao Tian tetap tenang dan tegar menghadapi keganasan Klan Qin. Salah satu penambang yang merasakan udara yang semakin dingin akibat nafsu pembunuh yang dikeluarkan Klan Qin berkata, "Bocah itu terlalu gegabah." Namun, sikap Xiao Tian yang tenang dan tegas menunjukkan bahwa ia tidak gentar mengha

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-25
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 216

    “Benar, Klan Qin memiliki keterampilan yang ditakuti banyak orang. Formasi naga emas yang sangat tangguh. Dengan formasi ini, anggota Klan Qin begitu di segani di alam semesta ini. Mereka mampu bertarung bahkan dengan peringkat yang lebih tinggi. Namun, aku harap anak muda itu tidak mati, aku sudah muak dengan Klan Qin ini. Mereka bukan melindungi kita sebagai bawahannya, tetapi menjadikan kita seperti sapi perah yang harus menuruti perintah mereka!” Walaupun orang-orang tahu bahwa formasi naga emas sangat kuat dan sangat sulit dikalahkan, mereka masih berharap Xiao Tian mampu mengalahkannya. Ketika naga emas raksasa muncul, seluruh atmosfer berubah seketika. Aura yang memancar darinya begitu dahsyat hingga udara seakan bergetar dan ruang seolah tidak mampu menampung kekuatannya. Sisik-sisik naga emas yang mengkilap menunjukkan kekerasan yang tak terkalahkan, menciptakan kekacauan di sekelilingnya. Panjang naga emas mencapai 300 meter, membuatnya tampak seperti seolah-olah mendomina

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-25
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 217

    “Jangan berdiri di atas upacara denganku. Ambil saja.” Jiu He mengambil ke-20 kristal kuno itu, dia sangat senang bisa mendapatkan kristal kuno sebanyak itu, dengan ini dia bisa meningkatkan kekuatannya dengan mudah. Setelah Jiu He mengambil Kristal kuno, dan melakukan percakapan singkat, akhirnya dia juga meninggalkan area tambang. Xiao Tian menatap pertambangan yang sangat luas. “Aku tidak menyangka akan mendapatkan kejutan seperti ini. Setelah aku memulihkan kekuatanku, aku akan mengambil semua kristal kuno yang berada di sini.” *** Setelah Xiao Tian selesai memulihkan kekuatannya, dia naik kembali ke udara, lalu dia menatap seluruh wilayah tambang menggunakan mata langitnya. Buzz— Dengan mata langitnya, dia tidak hanya bisa melihat kristal kuno dengan ukuran kecil, dia bahkan melihat banyak kristal kuno dengan bongkahan yang lebih besar. Mata langitnya terus menembus ke dalam bumi, Xiao Tian sedikit terkejut, ketika pandangannya sampai di kedalaman bumi, dia menemukan pint

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-25
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 218

    Xiao Tian mengeluarkan semua kristal kuno, lalu dia melahapnya. Binatang api petir tidak banyak bicara, dia mengetahui suasana hati Xiao Tian yang sedang tidak baik-baik saja. Jadi dia hanya melahap semua energi, lalu mengintegrasikan kembali ke seluruh organ tubuh Xiao Tian. Baang— Baang— Suara ledakan terdengar dari dalam tubuhnya. Xiao Tian membobol setiap pintu yang menghalanginya untuk menerobos. Hanya dalam waktu dua jam, dia berhasil menerobos dari peringkat enam abadi beladiri, menjadi peringkat sembilan. Ketika dia akan memasuki alam Yin, tiba-tiba terjadi fenomena yang sangat aneh. Langit tiba-tiba menjadi hitam pekat. Pemandangan langit menjadi hitam pekat tidak hanya terjadi dalam dunia itu. Tapi terjadi di seluruh langit area terlarang iblis surgawi, dan juga di langit alam Qinwu. Semua orang yang berada di dunia sangat gelisah, mereka ketakutan melihat pemandangan yang mengerikan di langit. Karena setelah awan tebal menjadi hitam pekat bagaikan tinta, semua orang me

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-25
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 219

    Setelah baut kilat habis menyambar tubuhnya, pusaran di atas langit itu menghilang. Mengembalikan langit dalam keadaan normal. Brrrrrrrrrr— Setelah Xiao Tian mencapai terobosannya, dunia milik Klan Xiao tiba-tiba berguncang hebat. Tanah bergetar, langit seolah bergemuruh, dan semua orang yang menyaksikan merasakan tekanan luar biasa. Dari kedalaman tanah, sebuah bangunan kuno perlahan muncul. Bangunan itu menjulang dengan megah, ukurannya sangat besar, dan auranya memancarkan kekuatan yang tak terlukiskan. Xiao Tian, penasaran dengan kemunculan mendadak ini, segera melesat ke arah bangunan tersebut. Ketika ia mendekat, matanya tertuju pada tulisan besar yang terukir di pintu masuk: “Aula Harta Karun.” Tanpa ragu, Xiao Tian mendorong pintu besar itu hingga terbuka. Begitu pintu itu terbuka sepenuhnya, ia terdiam sejenak, matanya membelalak tak percaya. Tidak hanya ada batu suci kelas unggul, bahkan kristal kuno tidak terhitung jumlahnya. Yang membuat Xiao Tian sangat bersemangat

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-25
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 220

    "Saudari Rouxi, selamat atas terobosanmu." Vianshi'er menghampiri Ziyan Rouxi dengan senyum manis seperti biasanya. "Kakak Viansi, terima kasih telah mengizinkanku untuk mendapatkan warisan di tempat ini." Ziyan Rouxi menangkupkan tangannya. "Omong kosong apa yang kau katakan? Tak perlu berterima kasih," balas Vianshi'er sambil tersenyum tipis. "Lagi pula, ini bukan karena aku mengalah, melainkan karena ketekunanku memang jauh di bawahmu. Sekarang, ayo kita keluar. Aku harus menemukan kakakku. Aku selalu khawatir tentang keadaannya." Ziyan Rouxi mengangguk setuju. Mereka berdua kemudian melangkah keluar dari gua besar itu. Namun, belum sempat mereka beranjak lebih jauh, pemandangan di luar membuat mereka tertegun. Puluhan orang berdiri mengelilingi mereka, sebagian melayang di udara, sementara yang lain berdiri di tanah, semuanya menatap Ziyan Rouxi dengan tatapan penuh niat jahat. "Hahaha! Tak kusangka ada yang berhasil keluar dari gua itu!" Seorang pria bertubuh besar dengan ped

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-25
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 221

    Xiao Tian melangkah masuk ke dalam altar bersama lelaki tua itu, matanya mengamati setiap sudut ruangan. Altar tersebut sangat luas, dengan banyak ruangan yang tersebar di dalamnya. Namun, sebagian besar ruangan itu tampaknya telah berhasil dibobol. Sepanjang perjalanan, pandangannya menangkap bercak darah yang berceceran di berbagai tempat. Pemandangan itu membuatnya merasa sedikit gelisah. Meskipun Xiao Tian tidak memiliki ikatan langsung dengan Sekte Gunung Abadi atau Klan Zhao, dia telah menganggap mereka sebagai sekutu. Perasaan khawatir pun muncul di benaknya. "Percepat langkahmu!" perintah Xiao Tian dengan nada dingin, tatapannya tajam. "Baik, Tuan," jawab lelaki tua itu buru-buru. Tanpa berani membantah, dia segera mempercepat lajunya, takut memicu kemarahan Xiao Tian. Setelah terbang tanpa henti selama setengah hari, mereka akhirnya berhenti. Namun, bukan karena lelaki tua itu ingin beristirahat, melainkan karena perjalanan mereka terhalang oleh sebuah pintu batu yang san

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-26
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 222

    "Bocah kurang ajar! Kamu berani membunuh anggota Klan Qin-ku, kamu benar-benar telah menggali kuburanmu sendiri!" Komandan Klan Qin sangat marah, dia tidak menyangka Xiao Tian berani membunuh anggotanya tepat di depan matanya. "Mengapa aku tidak berani? Aku sudah membunuh tiga ratus lebih anggota Klan Qin yang memasuki area terlarang iblis surgawi. Jadi, bukan dia satu-satunya yang mati di tanganku!" Xiao Tian tersenyum sinis, dia tidak menunjukkan sedikitpun kesopanan di hadapan komandan Klan Qin. "Komandan tunggu." Salah satu Tetua agung menghampirinya. "Komandan jangan bersikap gegabah, dia bisa membunuh tetua agung dengan mudah. Sepertinya dia adalah monster tua yang menyamar menjadi anak muda. Bukan hanya kita yang memiliki solusi untuk memasuki area terlarang iblis surgawi melebihi batas ranah yang ditentukan. Ada pihak lain yang mengetahuinya juga," Ujar salah satu tetua agung. Mendengar ucapan itu, komandan Klan Qin menatap Xiao Tian. "Sebenarnya siapa kamu? Jika kamu memil

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-26

บทล่าสุด

  • Kultivator Inti Semesta   CH-324

    Memanfaatkan Zunhan yang masih melongo, Xiao Tian melompat mundur untuk menjaga jarak.Xiao Tian tahu pil yang ditelan oleh Zunhan adalah obat terlarang. Pil itu bisa memberikan efek peningkatan ranah kultivasi dan juga kekuatan bertarung dalam waktu singkat. Namun, efek sampingnya tentu tidak ringan. Yang harus ia pikirkan saat ini bukanlah konsekuensi bagi Zunhan, tetapi bagaimana menghadapi seseorang yang telah mencapai peringkat tiga Alam Agung dalam waktu singkat.Apalagi, melihat ekspresi Zunhan yang penuh rasa superioritas, Xiao Tian bisa menebak bahwa musuhnya benar-benar yakin akan kemenangannya.Dia menghela napas dalam-dalam.“Leihuo Dashi, apakah kamu bisa meminjamkan kekuatanmu?”Dalam dunia dantiannya, suasana yang semula tenang berubah. Awan petir berkumpul, dan kobaran api berkecamuk. Dari tengah lautan api dan petir itu, sesosok makhluk raksasa perlahan membuka matanya—sepasang mata merah menyala, penuh dengan keangkuhan.Monster itu memiliki tubuh yang hampir menutup

  • Kultivator Inti Semesta   CH-323

    Qiancheng memperkenalkan Xia Meimei terhadap Xiao Tian.“Tian, ini adalah Xia Meimei dari Klan Xia Agung.”“Aku sudah mengetahuinya, bukankah dari tadi kalian sudah menyebutkan namanya?” ucapnya polos.Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun menggelengkan kepala, seakan tak tahu harus tertawa atau mengeluh.Ketika banyak pria muda yang siap mengorbankan nyawa mereka hanya untuk bisa lebih dekat dengan Xia Meimei dan Qiancheng, hanya Xiao Tian yang bisa bersikap dingin terhadap mereka.Jiangkun menyayangkan sikap Xiao Tian. Xia Meimei adalah wanita tercantik kedua di Alam Zuwu, sedangkan Qiancheng adalah yang pertama. Dua keindahan ini bisa membuat siapa pun meleleh, tetapi Xiao Tian tetap acuh terhadap mereka. Jiangkun mulai bertanya-tanya dalam hati, apakah Xiao Tian ini normal atau tidak?Namun, sebelum pemikiran itu bisa berkembang lebih jauh, suara teriakan penuh amarah menggema dari bawah, memecah keheningan.“Bajingan tercela! Kamu berani menyerangku secara tiba-tiba, ap

  • Kultivator Inti Semesta   CH-322

    Xiao Tian terus melayang di udara, angin dingin menyapu jubah hitamnya yang berkibar pelan. Tatapannya tajam saat dia menangkap suara benturan logam yang menggema di langit, bercampur dengan teriakan penuh amarah dan dentuman energi yang beradu.Di bawah sana, tepat di sekitar Danau Abadi, pertempuran sengit sedang berlangsung.Xiao Tian mengangkat tangannya sedikit, memberi isyarat agar kelompoknya berhenti. Seketika, Qiancheng, Jianzen, Houdo, dan yang lainnya menahan langkah mereka, mengikuti pandangan Xiao Tian ke arah pertempuran yang mengguncang tanah.Kilatan pedang menari-nari di udara. Para anggota Klan Xia Agung bertempur dengan gigih melawan anggota Rumah Sembilan Surga, yang berasal dari Alam Atas—tempat di mana hanya para kultivator elit yang dapat bertahan. Namun, yang mengejutkan, Klan Xia Agung tidak terdesak.Mereka mampu bertahan!Di tengah medan perang, Xia Meimei berdiri di udara, memegang busur panjang berwarna perak. Mata dinginnya berkilat tajam saat dia menarik

  • Kultivator Inti Semesta   CH-321

    WHOOSSHH!!!Xiao Tian melambaikan tangannya, dan seketika, ribuan cincin dewa yang sebelumnya dimiliki para korban pembantaian melayang ke arahnya. Cincin-cincin itu berputar di udara sebelum meluncur ke telapak tangannya, berkilauan dengan cahaya spiritual yang samar.Qiancheng, yang berdiri di sampingnya, menggelengkan kepala dengan senyum tipis. Matanya menatap punggung pemuda yang baru saja membinasakan ribuan musuhnya tanpa ekspresi sedikit pun.“Begitu ganas, menampilkan kekuatan yang mengerikan, tapi masih sempat-sempatnya mengumpulkan cincin dewa mereka,” gumamnya.Xiao Tian tetap diam. Dia mulai memeriksa isi setiap cincin, memindai satu per satu dengan kesadaran ilahi-nya. Dari sekian banyak cincin itu, sebagian besar hanya berisi pil penyembuhan, senjata berkualitas rendah, dan sejumlah kecil harta spiritual yang tak begitu bernilai baginya.“Benar-benar miskin,” gumamnya dengan nada kecewa.Dengan gerakan santai, dia melambaikan tangannya lagi.WHOOSSHH!!!Semua cincin itu

  • Kultivator Inti Semesta   CH-320

    Bumi Bergetar. Langit Bergetar. Mereka langsung membagi kelompok untuk menyerang.Xiao Tian dikelilingi oleh ratusan orang.Tebasan pedang, tusukan tombak, dan hantaman tinju berdatangan dari segala arah, namun setiap serangan yang mengarah kepadanya gagal mengenai tubuhnya.Gerakannya bagai hantu.Langkah kakinya begitu cepat, tubuhnya seperti bayangan yang sulit disentuh.Sekali ia mengayunkan telapak tangannya, puluhan orang langsung terhempas seperti daun kering di tengah badai.Namun, bagaimanapun juga, jumlah mereka terlalu banyak.Bahkan dengan kekuatan luar biasa yang ia miliki, menghadapi ribuan orang bukanlah perkara mudah.Sementara itu, di sisi lain medan pertempuran, Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun tengah bertarung mati-matian.Tapi mereka mulai kelelahan walaupun pertarungan baru dimulai.Houdo mengayunkan palu besarnya, menghancurkan tubuh dua orang dalam sekali serangan. Napasnya memburu, keringat bercucuran di dahinya. Darah segar menetes dari lenganny

  • Kultivator Inti Semesta   CH-319

    Perjalanan menuju Danau Abadi yang awalnya damai tiba-tiba berubah mencekam.Udara mendadak terasa berat, tekanan luar biasa menyelimuti mereka.Xiao Tian berhenti melangkah. Begitu pula dengan Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun. Tatapan mereka beralih ke sekeliling, melihat siluet manusia yang terus bermunculan dari segala arah.Di depan, di belakang, di kiri, di kanan, ribuan orang telah mengepung mereka.Dari pakaian dan lambang di dada mereka, jelas bahwa ini adalah kumpulan dari berbagai Sekte dan Klan terkemuka di Alam Zuwu.Xiao Tian tidak terkejut. Sebaliknya, ekspresinya tetap tenang, seolah-olah ribuan orang itu hanyalah sekumpulan semut yang menghalangi jalannya.Langkah kaki menggema. Dari kerumunan, seorang pria bertubuh tegap dengan mata penuh keangkuhan melangkah maju.“Tian, akhirnya aku menemukanmu setelah sekian lama mencarimu.”Suara berat itu milik Bo Fu dari Villa Senjata, sosok terkuat di antara ribuan orang yang berkumpul di sini. Dia adalah peringk

  • Kultivator Inti Semesta   CH-318

    Hutan terasa lebih teduh saat Xiao Tian dan Qiancheng berjalan kembali ke tempat kelompoknya berkumpul. Aroma dedaunan yang mengering bercampur dengan udara siang yang sejuk, sementara cahaya matahari yang menembus celah pepohonan menciptakan bayangan yang bergoyang lembut di tanah.Qiancheng berjalan di belakang Xiao Tian dengan ekspresi datar, tetapi dalam hatinya ada pergolakan yang sulit ia jelaskan. Seumur hidupnya, ia tidak pernah berpikir akan mengalami hal seperti ini. Xiao Tian, pria yang baru saja ia benci dengan sepenuh hati, sekarang malah membuat hatinya terasa aneh.Namun, sebelum ia bisa memahami lebih jauh perasaan ini, suara langkah kaki yang ramai terdengar dari kejauhan."Tuan muda Tian!"Begitu mereka tiba di tempat istirahat kelompoknya, beberapa orang langsung menghampiri. Houdo, dengan tubuh kekarnya, berjalan paling depan, diikuti oleh Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun."Tuan muda Tian, ke mana saja?" tanya Wei Lan, ekspresinya terlihat khawatir sebelum

  • Kultivator Inti Semesta   CH-317

    Sisa pertarungan mereka masih terasa di udara. Debu-debu halus melayang setelah pertarungan panjang yang berakhir dengan satu pihak sepenuhnya dikalahkan. Qiancheng, menatap Xiao Tian dengan tatapan enggan menerima kekalahan.Namun, tidak peduli seberapa besar tekadnya, ia tidak bisa bergerak. Auranya tertekan oleh kekuatan Xiao Tian yang luar biasa, membuat tubuhnya seakan terkunci di tempat.Ia menggertakkan giginya. "Bajingan! Lepaskan aku sekarang juga!"Pemuda itu hanya meliriknya dengan tatapan santai sebelum berkata, “Sekarang, tunggu aku mandi dulu.”Qiancheng mengedipkan mata. Sesaat, ia tidak bisa memproses apa yang baru saja didengarnya."APA?!"Xiao Tian tidak menjawab lagi. Dengan langkah santai, ia berjalan meninggalkan Qiancheng menuju danau, membiarkan gadis itu berdiri dengan wajah merah padam antara amarah dan keterkejutan.Airnya danau begitu jernih walaupun sudah berkali-kali tercemarkan akibat pertarungan. hingga dasar yang dipenuhi bebatuan halus terlihat jelas.

  • Kultivator Inti Semesta   CH-316

    Xiao Tian terkapar di tepi danau, tubuhnya setengah basah, wajahnya sedikit memar akibat hantaman terakhir Qiancheng. Wanita itu masih berdiri di hadapannya dengan tatapan seperti elang yang siap mencabik-cabik mangsanya. Napasnya memburu, matanya menyala penuh amarah.“KAU TIDAK AKAN KUBIARKAN HIDUP TENANG SETELAH INI!!” bentaknya.Xiao Tian buru-buru bangkit dan mengangkat kedua tangannya. “Hei, hei! Kita bisa bicara baik-baik! Aku benar-benar tidak sengaja melihatmu! Aku juga kena sial di sini, tahu?!”“DIAM!!”WHOOOSH!Qiancheng menyerang lagi. Tangannya menyapu ke arah Xiao Tian dengan kecepatan luar biasa, hampir seperti kilat. Kali ini, Xiao Tian mulai kesal. Ia bisa menerima kesalahannya karena melihat sesuatu yang tidak seharusnya, tapi kalau dihajar terus begini, ini sudah keterlaluan!Ketika pukulan Qiancheng hampir mengenai wajahnya, refleks Xiao Tian akhirnya muncul.BAGH!Dengan satu gerakan cepat, ia menangkis serangan itu! Qiancheng terkejut sesaat, tapi justru semakin

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status