“Terima kasih, Tuan.” Dua puluh orang itu langsung pergi. Mereka tidak peduli dengan harta yang tersegel. Menurut mereka, harta itu tidak lebih berharga daripada nyawa mereka sendiri. Setelah mereka pergi, Xiao Tian menatap harta yang mengembang namun dibalut oleh energi transparan. Dia melihat harta itu adalah Giok Ungu, dan Gulungan Emas. “Hmm, panen yang lumayan.” Xiao Tian menulis sesuatu dengan jarinya menggunakan kekuatan jiwanya di udara, lalu sebuah tulisan yang memancarkan cahaya emas terlihat di hadapannya. “Pergi.” Tulisan itu langsung melesat, menghantam energi transparan itu. Namun, ketika tulisan itu menghantamnya, tidak ada suara ledakan ataupun fluktuasi aura. Tulisan itu larut, dan energi transparan langsung pecah. Xiao Tian mengibaskan tangannya, giok ungu dan gulungan itu langsung terbang dan diam mengembang di hadapan Xiao Tian. Xiao Tian mengambil giok ungu. “Sungguh energi langit yang kaya. Bahkan tidak kalah dengan Batu Suci Tingkat Unggul.” Setelah menyin
Suasana di sekitar tambang menjadi semakin mencekam seiring Xiao Tian mengumumkan niatnya untuk membantai Klan Qin. Anggota Klan Qin yang menahan amarah mereka akhirnya melepaskan nafsu pembunuh yang mengerikan. Energi negatif yang terpancar dari para anggota Klan Qin seketika mempengaruhi atmosfer, mengubah cuaca yang awalnya cerah menjadi gelap. Awan hitam menggantung di langit, mencerminkan kemarahan mereka yang membara. Di tengah suasana yang menakutkan itu, para penambang yang diperbudak oleh Klan Qin merasa ketakutan yang mendalam. Mereka tidak mengenal Xiao Tian dan heran melihat keberanian pemuda itu menentang Klan Qin. Tetapi, terlepas dari kengerian yang menyelimuti area tersebut, Xiao Tian tetap tenang dan tegar menghadapi keganasan Klan Qin. Salah satu penambang yang merasakan udara yang semakin dingin akibat nafsu pembunuh yang dikeluarkan Klan Qin berkata, "Bocah itu terlalu gegabah." Namun, sikap Xiao Tian yang tenang dan tegas menunjukkan bahwa ia tidak gentar mengha
“Benar, Klan Qin memiliki keterampilan yang ditakuti banyak orang. Formasi naga emas yang sangat tangguh. Dengan formasi ini, anggota Klan Qin begitu di segani di alam semesta ini. Mereka mampu bertarung bahkan dengan peringkat yang lebih tinggi. Namun, aku harap anak muda itu tidak mati, aku sudah muak dengan Klan Qin ini. Mereka bukan melindungi kita sebagai bawahannya, tetapi menjadikan kita seperti sapi perah yang harus menuruti perintah mereka!” Walaupun orang-orang tahu bahwa formasi naga emas sangat kuat dan sangat sulit dikalahkan, mereka masih berharap Xiao Tian mampu mengalahkannya. Ketika naga emas raksasa muncul, seluruh atmosfer berubah seketika. Aura yang memancar darinya begitu dahsyat hingga udara seakan bergetar dan ruang seolah tidak mampu menampung kekuatannya. Sisik-sisik naga emas yang mengkilap menunjukkan kekerasan yang tak terkalahkan, menciptakan kekacauan di sekelilingnya. Panjang naga emas mencapai 300 meter, membuatnya tampak seperti seolah-olah mendomina
“Jangan berdiri di atas upacara denganku. Ambil saja.” Jiu He mengambil ke-20 kristal kuno itu, dia sangat senang bisa mendapatkan kristal kuno sebanyak itu, dengan ini dia bisa meningkatkan kekuatannya dengan mudah. Setelah Jiu He mengambil Kristal kuno, dan melakukan percakapan singkat, akhirnya dia juga meninggalkan area tambang. Xiao Tian menatap pertambangan yang sangat luas. “Aku tidak menyangka akan mendapatkan kejutan seperti ini. Setelah aku memulihkan kekuatanku, aku akan mengambil semua kristal kuno yang berada di sini.” *** Setelah Xiao Tian selesai memulihkan kekuatannya, dia naik kembali ke udara, lalu dia menatap seluruh wilayah tambang menggunakan mata langitnya. Buzz— Dengan mata langitnya, dia tidak hanya bisa melihat kristal kuno dengan ukuran kecil, dia bahkan melihat banyak kristal kuno dengan bongkahan yang lebih besar. Mata langitnya terus menembus ke dalam bumi, Xiao Tian sedikit terkejut, ketika pandangannya sampai di kedalaman bumi, dia menemukan pint
Xiao Tian mengeluarkan semua kristal kuno, lalu dia melahapnya. Binatang api petir tidak banyak bicara, dia mengetahui suasana hati Xiao Tian yang sedang tidak baik-baik saja. Jadi dia hanya melahap semua energi, lalu mengintegrasikan kembali ke seluruh organ tubuh Xiao Tian. Baang— Baang— Suara ledakan terdengar dari dalam tubuhnya. Xiao Tian membobol setiap pintu yang menghalanginya untuk menerobos. Hanya dalam waktu dua jam, dia berhasil menerobos dari peringkat enam abadi beladiri, menjadi peringkat sembilan. Ketika dia akan memasuki alam Yin, tiba-tiba terjadi fenomena yang sangat aneh. Langit tiba-tiba menjadi hitam pekat. Pemandangan langit menjadi hitam pekat tidak hanya terjadi dalam dunia itu. Tapi terjadi di seluruh langit area terlarang iblis surgawi, dan juga di langit alam Qinwu. Semua orang yang berada di dunia sangat gelisah, mereka ketakutan melihat pemandangan yang mengerikan di langit. Karena setelah awan tebal menjadi hitam pekat bagaikan tinta, semua orang me
Setelah baut kilat habis menyambar tubuhnya, pusaran di atas langit itu menghilang. Mengembalikan langit dalam keadaan normal. Brrrrrrrrrr— Setelah Xiao Tian mencapai terobosannya, dunia milik Klan Xiao tiba-tiba berguncang hebat. Tanah bergetar, langit seolah bergemuruh, dan semua orang yang menyaksikan merasakan tekanan luar biasa. Dari kedalaman tanah, sebuah bangunan kuno perlahan muncul. Bangunan itu menjulang dengan megah, ukurannya sangat besar, dan auranya memancarkan kekuatan yang tak terlukiskan. Xiao Tian, penasaran dengan kemunculan mendadak ini, segera melesat ke arah bangunan tersebut. Ketika ia mendekat, matanya tertuju pada tulisan besar yang terukir di pintu masuk: “Aula Harta Karun.” Tanpa ragu, Xiao Tian mendorong pintu besar itu hingga terbuka. Begitu pintu itu terbuka sepenuhnya, ia terdiam sejenak, matanya membelalak tak percaya. Tidak hanya ada batu suci kelas unggul, bahkan kristal kuno tidak terhitung jumlahnya. Yang membuat Xiao Tian sangat bersemangat
"Saudari Rouxi, selamat atas terobosanmu." Vianshi'er menghampiri Ziyan Rouxi dengan senyum manis seperti biasanya. "Kakak Viansi, terima kasih telah mengizinkanku untuk mendapatkan warisan di tempat ini." Ziyan Rouxi menangkupkan tangannya. "Omong kosong apa yang kau katakan? Tak perlu berterima kasih," balas Vianshi'er sambil tersenyum tipis. "Lagi pula, ini bukan karena aku mengalah, melainkan karena ketekunanku memang jauh di bawahmu. Sekarang, ayo kita keluar. Aku harus menemukan kakakku. Aku selalu khawatir tentang keadaannya." Ziyan Rouxi mengangguk setuju. Mereka berdua kemudian melangkah keluar dari gua besar itu. Namun, belum sempat mereka beranjak lebih jauh, pemandangan di luar membuat mereka tertegun. Puluhan orang berdiri mengelilingi mereka, sebagian melayang di udara, sementara yang lain berdiri di tanah, semuanya menatap Ziyan Rouxi dengan tatapan penuh niat jahat. "Hahaha! Tak kusangka ada yang berhasil keluar dari gua itu!" Seorang pria bertubuh besar dengan ped
Xiao Tian melangkah masuk ke dalam altar bersama lelaki tua itu, matanya mengamati setiap sudut ruangan. Altar tersebut sangat luas, dengan banyak ruangan yang tersebar di dalamnya. Namun, sebagian besar ruangan itu tampaknya telah berhasil dibobol. Sepanjang perjalanan, pandangannya menangkap bercak darah yang berceceran di berbagai tempat. Pemandangan itu membuatnya merasa sedikit gelisah. Meskipun Xiao Tian tidak memiliki ikatan langsung dengan Sekte Gunung Abadi atau Klan Zhao, dia telah menganggap mereka sebagai sekutu. Perasaan khawatir pun muncul di benaknya. "Percepat langkahmu!" perintah Xiao Tian dengan nada dingin, tatapannya tajam. "Baik, Tuan," jawab lelaki tua itu buru-buru. Tanpa berani membantah, dia segera mempercepat lajunya, takut memicu kemarahan Xiao Tian. Setelah terbang tanpa henti selama setengah hari, mereka akhirnya berhenti. Namun, bukan karena lelaki tua itu ingin beristirahat, melainkan karena perjalanan mereka terhalang oleh sebuah pintu batu yang san
Xiao Rui menatap tajam. Dingin dari matanya bisa membekukan lautan. Dia mengangkat dagunya sedikit, menatap Xiao Lian seperti menatap semut kecil yang mencoba memberontak. “Xiao Lian, aku akui, kamu lebih berbakat daripada Xiao Wei. Bahkan dalam usia sembilan belas tahun, kamu sudah mencapai Setengah Dewa peringkat satu. Kecepatanmu menerobos dari Alam Maha Agung peringkat empat belas dalam beberapa bulan, sangat mengesankan.” Nada Xiao Rui terdengar seperti pujian, namun tidak mengandung penghargaan sedikitpun. “Tapi ingat baik-baik.” Dia melanjutkan, suaranya menjadi lebih berat, aura membunuh perlahan menyelimuti. “Kamu tetap saja berasal dari Klan Xiao cabang. Tidak peduli seberapa tinggi bakatmu, kamu tetap bukan apa-apa di hadapan Klan inti." Matanya menyipit. "Jangan pernah berani membantahku. Karena jika kamu berani menantangku lagi, aku tidak keberatan melenyapkanmu di sini. Walaupun kamu masih memakai nama Klan Xiao, bagiku, itu tidak berarti apa-apa.” Xiao Lian ti
Mata Xiao Tian membelalak. Tidak ada penyumbatan. Tidak ada sumbatan meridian. Tubuhnya menerima semuanya dengan sempurna. "Binatang tua, lanjutkan!" teriaknya dalam hati. Dengan kekuatan baru Leihuo Dashi, Xiao Tian mengeluarkan Sumber Vena Kudus Ilahi. Gelombang demi gelombang energi murni, lebih kuat daripada semua energi sebelumnya, mengalir masuk ke tubuhnya. Energi itu mengalir deras, menerjang seluruh tubuh, memperkuat dan memperluas dantiannya, meridiannya, serta fondasi tubuhnya. BAANG BAANG BAANG BAANG!!! Teriakan energi terdengar bertubi-tubi dari dalam tubuhnya. Ranahnya melonjak. Peringkat tujuh Alam Maha Agung. Peringkat delapan. Peringkat sembilan. Peringkat sepuluh. Lanjut lagi. Peringkat sebelas. Dua belas. Tiga belas. Empat belas. Lima belas. BOOM!!! Suara gemuruh menggelegar dari tubuh Xiao Tian. Dantiannya membesar seketika, membentuk lautan energi baru. Tubuhnya mengeluarkan cahaya berlapis warna—emas, ungu, merah, dan biru—menciptakan auro
Mata Xiao Tian memerah. Tangannya mengepal keras, tubuhnya gemetar. "Layak? Apa kalian menganggapku bahan percobaan? Mainan? Aku bukan alat untuk mengukur kelayakan! Aku adalah anak kalian!" Xiao Tian meraung, memekikkan rasa sakit dan kemarahan yang sudah terkubur selama bertahun-tahun. Suara raungannya mengguncang dunia kristal, membuat batu-batu di sekitarnya retak halus. Tangannya mengepal begitu keras hingga kuku-kukunya hampir menembus kulit. “Kalau hidupku hanya dianggap layak atau tidak layak. Maka aku akan menunjukkan pada dunia, bahwa aku tidak butuh pengakuan siapa pun!” Tubuhnya bergetar hebat. Bukan karena lemah. Tetapi karena tekadnya membakar segenap jiwanya. Xiao Tian terus meraung, seolah ingin menghancurkan segala rasa sakit dan kepedihan yang berputar dalam pikirannya. Namun, justru di tengah raungan itulah, sesuatu yang lebih mengerikan mulai mendekat. Dari kegelapan sekelilingnya, bayangan-bayangan samar bermunculan. Iblis-iblis berwujud aneh, hitam pe
Xiao Tian terus menelusuri dunia kristal yang membentang luas. Setiap langkahnya mengantarkan ke pemandangan menakjubkan—lembah kristal, sungai bercahaya, hutan pohon-pohon permata—semuanya tampak seperti dunia surgawi yang belum pernah disentuh makhluk fana. Namun, saat dia melewati serangkaian lorong-lorong alami, matanya menangkap sesuatu yang membuatnya berhenti. Sebuah celah besar terbuka di hadapannya. Bukan sekadar ruangan biasa, melainkan sesuatu yang ukurannya jauh melampaui itu. Sebuah benua. Benua itu sendiri tak berujung, membentang hingga ke batas cakrawala. Tapi yang benar-benar mencengangkan bukanlah luasnya tempat itu. Di tengah-tengah benua tersebut, berdiri satu sosok tunggal. Sebuah makhluk Qilin—makhluk mitologi petir—dalam ukuran yang melampaui logika. Tubuh Qilin itu menjulang setinggi pegunungan. Tanduk-tanduk bercabang tumbuh liar dari kepalanya, masing-masing mengalirkan petir murni berwarna emas, biru, dan ungu. Tubuhnya diselimuti sisik yang tamp
Langkahnya menghilang di balik bukit, meninggalkan pelataran yang kini sepi, namun penuh jejak keberuntungan luar biasa. Saat sedang melesat cepat di langit, Xiao Tian tiba-tiba memperlambat gerakannya. Tangannya bergerak memegang dada, ekspresinya sedikit berubah. Ada gejolak samar yang merambat dari dalam dirinya. Bukan luka biasa, bukan juga serangan musuh, melainkan getaran halus dari dalam darahnya sendiri. Leihuo Dashi. Xiao Tian dapat merasakan, sesuatu terjadi pada garis darahnya. Sambungan batin itu tidak bisa disangkal. “Leihuo Dashi, ada apa denganmu?” tanya Xiao Tian, suaranya tidak sekeras biasanya. Kali ini penuh dengan kekhawatiran. Bahkan dia tidak memanggil dengan sebutan ‘binatang tua’ Leihuo Dashi menjawab, nadanya berat. “Bocah, pergi ke arah barat. Enam puluh ribu mil dari sini. Ada sesuatu yang memanggilku tanpa henti dari sana.” Tanpa membuang waktu, Xiao Tian membalik arah. Dia tidak bertanya lebih jauh. Dalam dunia seperti ini, jawaban sejati han
Xiao Tian dikepung dari segala arah. Cabang-cabang tanaman merambat emas itu meluncur cepat, tajam seperti ribuan tombak yang hendak menusuk tubuhnya tanpa ampun. Ketika cabang-cabang itu sudah sangat dekat, hanya tinggal beberapa jengkal dari tubuhnya— BOOM!!! Gelombang kekuatan jiwa yang agung meledak dari tubuh Xiao Tian, seperti badai tak terlihat yang menyapu segala penjuru. Dalam sekejap, cabang-cabang tanaman merambat yang ganas itu membeku di tempat, tidak mampu bergerak lagi. Seluruh kekuatan liar yang tadi mengancam kini terhenti, seolah seluruh dunia ikut menahan napas. Xiao Tian berdiri dengan tenang di tengah pusat serangan itu, matanya memandang dingin ke arah tanaman yang masih bergetar halus di bawah kekangan kekuatan jiwanya. “Hanya memiliki kekuatan yang setara dengan Setengah Dewa peringkat satu belaka, berani ingin membunuhku!” Nada bicaranya ringan, namun penuh penghinaan yang tajam. Xiao Tian tidak langsung menghancurkan tanaman merambat itu. Sebaliknya,
Puluhan generasi muda dari berbagai kekuatan bergandengan tangan, membentuk barisan, lalu menyerang tanaman merambat emas itu dengan segenap kekuatan yang mereka miliki. Serangan energi bertubi-tubi menghantam tanaman tersebut. Ledakan demi ledakan mengguncang pelataran, sinar teknik bertarung melesat ke segala arah. Namun, tidak peduli seberapa kuat serangan mereka, tanaman merambat itu tetap kokoh. Tidak satu pun cabang yang berhasil diputus, bahkan tidak meninggalkan bekas sedikit pun di permukaannya. Tanaman itu justru semakin liar. Ranting-rantingnya menari di udara seperti cambuk raksasa, menyapu setiap arah tanpa ampun. Serangan para generasi muda itu tampak seperti provokasi kecil di hadapan kemarahan tanaman raksasa tersebut. Semakin banyak orang yang menyerang, semakin ganas tanaman itu membalas. Sementara semua orang berjuang keras mempertahankan hidup mereka, Xiao Tian justru semakin bersemangat. Dia bergerak cepat dari satu titik ke titik lain, mengumpulkan Sumber
Saat semua orang mulai berhamburan, mencari-cari keberadaan Sumber Vena Batu Ilahi, Xiao Tian ikut bergabung dalam kerumunan itu. Gerakannya tenang, tidak mencolok, sehingga tidak ada yang memperhatikan kehadirannya di antara mereka. Ia berjalan perlahan di antara para pemburu muda yang berlomba mencari keberuntungan, matanya tajam menatap setiap pergerakan di sekitarnya. Setiap orang yang berhasil menemukan Sumber Vena Batu Ilahi menjadi target pengamatannya. Xiao Tian memperhatikan dengan seksama, mulai mengenali pola dan ciri-ciri yang mengindikasikan keberadaan Sumber Vena Batu Ilahi. Setelah memahami tanda-tandanya dengan jelas, dia mulai bergerak ke area yang lebih sepi, menjauhi kerumunan besar. Dengan bantuan Mata Langit-nya, Xiao Tian bisa melihat dengan mudah ciri-ciri itu, jauh lebih akurat dibandingkan para jenius yang masih mengandalkan naluri biasa. BAANG!!! Xiao Tian menghantam sebuah tanaman kecil berwarna putih dengan satu pukulan presisi. Tanaman itu bukan tan
Xiao Tian memandangi empat tanaman immortal tingkat lima belas yang kini ada di tangannya. Cahaya lembut dari tanaman-tanaman itu seolah menyatu dengan auranya, memberi nuansa hidup pada gurun tandus tempat ia berdiri sebelumnya. Ia tersenyum puas. “Sepertinya banyak harta di tempat ini. Aku tidak boleh menyia-nyiakannya untuk pertumbuhan kultivasiku. Bagaimanapun, lawanku sudah mencapai Setengah Dewa peringkat dua. Ditambah lagi, dia berasal dari Klan Xiao inti. Kekuatan bertarungnya tidak bisa diukur dengan standar biasa.” Kesadaran ilahi Xiao Tian segera menyebar ke segala penjuru. Lapisan demi lapisan tanah, udara, dan energi ilahi di sekitarnya ia selami, mencari jejak peluang berikutnya. Saat dia masih fokus memeriksa lokasi-lokasi terdekat, sebuah getaran kuat mengguncang dunia. BOOM!!! Ledakan besar menggetarkan udara, suara retakan tanah terdengar hingga jauh. Alis Xiao Tian berkerut. “Ledakan itu sangat kuat. Ini bukan pertarungan biasa. Aku harus memeriksanya.” Tan