Share

Bab 89 Pilihan untuk Mila

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2023-08-05 10:24:51

"Mana bisa seperti itu? Kamu tahu kan aku tidak punya pengalaman kerja? Aku juga tidak tahu bagaimana mencari uang untuk melunasi hutang-hutang kita."

"Ya sudah kalau begitu, jangan sok-sokan ingin membela anakmu itu. Kita tidak punya cara untuk membayar hutang-hutang ini."

"Kan aku sudah bilang, kita tinggal jual saja rumah ini. Lalu kita ngontrak."

"Oh begitu? Ya sudah, kalau begitu kamu yang membayar uang bulanannya, bagaimana?" tanya Bu Sinta menantang suaminya yang selalu keras kepala.

Padahal pria itu tidak bisa berbuat apa-apa. Lagian bangunan ini adalah rumah yang dibeli dari uang Bu Sinta, jadi harusnya suaminya itu tahu diri dan tidak sembarangan berbicara.

"Kan kamu juga bisa bekerja. Kamu saja yang bekerja."

"Gila! Kamu itu suami. Harusnya mau menghidupi kami. Saat kamu kembali kepadaku dan menikah lagi denganku, kamu juga sudah berjanji akan menghidupi kami, kan? Tapi, apa sekarang? Kamu tiba-tiba seperti ini. Jadi, kamu menikah denganku hanya untuk mendapat harta da
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 90 Ancaman Sang Mertua

    "Maksud Ibu apa?" "Aku sudah bilang, jangan panggil aku Ibu. Aku ini bukan ibumu dan sampai kapan pun aku tidak akan pernah menganggapmu menantuku." "Tapi, Bu. Tidak bisa seperti itu, sekarang ini aku adalah istrinya Mas Raka dan aku sedang mengandung cucu Ibu." "Wanita gatal! Kamu tidak mendengar ucapanku barusan, ya? Aku tidak percaya kalau itu adalah cucuku. Kalau pun itu benar, aku tidak akan pernah menerimanya." "Kenapa? Bukankah setiap nenek itu pasti akan menyayangi cucunya?""Iya kalau itu adalah hasil pernikahan yang sah. Lagi pula kamu ini kan pelakor. Kamu tidak malu menganggap aku ini sebagai mertuamu? Aku sudah jijik melihatmu," ujar Bu Sinta dengan wajah yang tegas. Dia melihat kalau wanita di depannya ini memang begitu menjijikan. Walaupun dia mata duitan dan realistis tingkat tinggi, tetapi Bu Sinta juga paling benci jika berurusan dengan pelakor. Apalagi itu adalah wanita yang sudah menggoda anaknya. Bu Sinta yakin kalau tidak ada Mila pasti rumah tangga Lusi dan

    Last Updated : 2023-08-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 91 Kebiasaan Orang Tua Mila

    "Kita sudah sampai," ucap Pak Bara saat mereka sudah sampai di sebuah gang yang mengarah ke rumah Bu Sinta. Wanita itu menatap jalanan, dari sini terlihat sekali kalau rumah kecil itu berada di antara rumah-rumah yang lainnya. Dia mengepalkan tangan. Ada rasa kesal saat tahu kalau Maura itu dijadikan sapi perah oleh mereka. Padahal Mila sendiri disayangi sedemikian rupa. Sementara dirinya berjuang untuk cita-cita Maura. Tetapi ini terasa keterlaluan sekali, tidak ada timbal balik dari orang tua Maura sendiri. Lusi benar-benar muak. Dia ingin sekali membuat pelajaran kepada kedua orang itu. "Baiklah, sekarang kita sebaiknya pergi ke sana, pastikan kalau mereka tidak berkutik sama sekali dan aku mendapatkan hak asuh." "Bagaimana kalau misalkan mereka tidak mau?" "Kita tinggal menakut-nakutinya dengan hukum. Biasanya orang seperti mereka itu takut dengan hukum, apalagi keduanya punya hutang banyak kepada rentenir, kan?" Semua itu informasi itu dari Maura dan juga hasil penyelidikan

    Last Updated : 2023-08-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 92 Hasutan Sang Suami

    Lusi tidak menjawab pertanyaan Pak Bara dan memilih untuk langsung melangkah ke pelataran rumah milik Ibu Sinta. Wanita itu terdiam sejenak. Dia memandangi pintu rumah yang tampak kecil.Sebelumnya Lusi menghela napas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan. Apa pun yang terjadi dia harus mencoba untuk memancing Bu Sinta keluar, karena semua rencananya itu tidak bisa berjalan kalau Bu Sinta tidak ada di rumah. Wanita itu pun langsung mengetuk pintu. Bu Sinta dan suaminya yang ada di dalam terkesiap, mereka saling pandang. Tampak raut ketakutan yang amat kentara, tentu saja takut jika rentenir tadi datang lagi. "Pak, jangan-jangan itu si tua bangka tadi?"Ucapan sang istri membuat suaminya terdiam, pria paruh baya itu tampak berpikir. Ternyata dikejar-kejar orang itu tidak enak. Dia harus tetap terus bersembunyi, ditambah mencari alasan lain yang kira-kira masuk akal untuk diberikan kepada si penagih, karena sebelumnya Bu Sinta sudah menjanjikan kedua anak mereka."Tidak mungkin.

    Last Updated : 2023-08-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 93 Menabuh Genderang Perang

    "Loh, Nak Lusi? Kirain siapa," ucap Bu Sinta berbasa-basi. Wajahnya juga tampak ramah, berbeda sekali saat berhadapan dengan sang rentenir. Sementara suami dia pun tersenyum semringah mendapati anak tiri Bu Sinta itu sudah berdiri di depan pintu. Lusi tersenyum sebaik mungkin. Padahal hatinya merasa kesal, tetapi juga puas karena apa yang direncanakannya pun berjalan dengan baik, sesuai dugaan kedua orang itu pasti akan langsung keluar jika dia menyebutkan namanya. "Iya, Bu. Ini saya. Apakah saya mengganggu kalian?" tanya Lusi berbicara seperti biasanya, karena permainannya belum dimulai. Dia akan berbasa-basi dulu dengan kedua orang itu, ingin tahu saja sejauh mana mereka berpura-pura akrab kepada Lusi dan juga sejauh mana mereka bicarakan perihal Maura. Setelah semua itu terjadi, barulah Lusi akan mempermainkan triknya. Sementara Pak Bara sesuai dengan permintaan Lusi, sudah mulai merekam apa yang dibicarakan oleh ketiga orang itu. Dia memegangi ponsel seolah tidak sedang mel

    Last Updated : 2023-08-12
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 94 Memancing Kejujuran

    "Apa maksud, Nak Lusi?" tanya suami Bu Sinta. Wajahnya tiba-tiba saja berubah. Sebelumnya dia sangat semringah dan begitu jumawa. Tetapi mendengar perkataan Lusi barusan, membuat pria itu langsung terdiam. Bahkan dia kebingungan sendiri. Bu Sinta yang ada di pinggirnya pun tampak diam. Dia menoleh kepada suaminya, ingin meminta bantuan bagaimana berbicara dengan Lusi. Karena semua yang diperkirakan itu sangat melenceng sekali. "Maksud saya jelas, tidak mau memberikan uang kepada kalian. Kalau memang Maura kabur ke satu tempat yang kalian tahu, saya akan antar dengan senang hati. Jadi, tidak perlu mengeluarkan uang, kan?""Tapi, Nak Lusi--""Pak, saya datang ke sini untuk menemui Adik saya. Bagaimanapun dia satu darah dengan saya, walaupun berbeda ibu. Lalu kalau memang Maura kabur, saya juga ingin tahu alasannya seperti apa. Saya tidak mau kalian mencari Maura dengan uang, lalu mengambilnya kembali ke tempat ini untuk dijadikan sebagai sapi perah."Dua orang itu kaget dengan perka

    Last Updated : 2023-08-13
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 95 Lusi dan Permainannya

    "Nak Lusi, tidak bisa seperti itu. Maura kan anak saya, jadi harusnya diasuh oleh kami berdua," ujar Bu Sinta langsung menolak. Dia benar-benar tidak bisa membiarkan Maura di bawah asuhan Lusi. Dengan begitu anaknya tidak bisa dijadikan lagi alat untuk membayar hutang-hutangnya. Bagaimana perjanjiannya dengan si wanita tua itu? Bisa-bisa dia benar-benar kehilangan rumah ini, lalu dia harus tinggal di mana? Begitu pikir Bu Sinta. Kalau memang Lusi mau memberinya rumah, itu tidak masalah. Tetapi kalau misalkan sekarang dia meminta rumah, Lusi akan menolak juga. Meminta uang untuk mencari Maura saja Lusi sudah menolak mentah-mentah, bagaimana mungkin dia meminta rumah kepada anak tiri di depannya ini? Tampaknya Bu Sinta juga paham kalau Lusi baru tahu jika dirinya ini adalah mantan Ibu tiri Lusi. Dari gelagat wanita itu, tampaknya tidak suka dengan Bu Sinta. Walaupun memang terlihat ramah-tamah, tetapi dari setiap sikap dan pembicaraan Lusi mencerminkan kalau wanita itu memang tidak m

    Last Updated : 2023-08-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 96 Licik dan Tidak Berkutik

    Lusi menaikkan sebelah alisnya mendengar pertanyaan dari suaminya Bu Sinta. Tampaknya pria paruh baya ini belum tahu apa-apa tentang Mila. Ini akan semakin menarik untuk Lusi. Dia bisa membuat keduanya semakin jera dan pria paruh baya itu tidak akan bisa berkutik jika tahu anak kesayangannya itu telah berbuat jahat kepada Lusi. "Loh, Bapak tidak tahu anak Bapak itu dipenjara? Sudah hampir seminggu Mila dipenjara," ucap Lusi dengan enteng, membuat sang wanita paruh baya itu tampak ketakutan dan bingung. Bu Sinta berusaha untuk menjelaskan kepada suaminya, tetapi sayangnya pria itu langsung marah. "Apa yang kamu sembunyikan dariku? Kenapa kamu tidak bilang apa-apa? Jadi, kamu sudah tahu kalau Mila dipenjara? Katakan!" seru sang pria membuat Bu Sinta ketakutan. Melihat itu Lusi langsung menoleh kepada Pak Bara. Dia memberikan isyarat kalau dia sangat puas dengan kejadian ini. Rekaman itu pun masih tetap berputar, ini akan menjadi bukti lagi jika terjadi sesuatu kepada Bu Sinta dan Lu

    Last Updated : 2023-08-16
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 97 Cara Mencari Mila

    Saat ini Lusi dan Pak Bara sedang dalam perjalanan pulang. Beberapa menit berlalu mereka semua tetap saling diam, wanita itu memilih melihat ke luar jendela. Kejadian tadi sebenarnya sangat mengkhawatirkan hati Lusi karena dia takut terjadi sesuatu yang buruk kepadanya. Tetapi karena ada Pak Bara dan rekaman itu, sekarang dia sudah tenang. Jika satu saat nanti Bu Sinta atau suaminya berbuat macam-macam, maka dia akan menjadikan rekaman tadi sebagai barang bukti. "Nak Lusi, apakah tetap akan mengambil hak asuh untuk Maura?" tanya Pak Bara memastikan, karena dia tidak mau sampai pertemuan ini tidak membawakan hasil apa pun. Lusi menoleh dan tersenyum. "Tentu saja, Pak. Ini harus berhasil. Saya sudah berusaha yang untuk meminta izin secara baik-baik kepada mereka, tapi mereka tidak punya itikad baik juga untuk merawat Maura dengan benar. Saya yakin, kalau misalkan Maura kembali ke sana, pasti dia akan dijadikan sapi perah lagi dan lebih parahnya lagi Maura akan dijual kepada rentenir

    Last Updated : 2023-08-18

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 577 Butuh Validasi

    Raka kaget mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Winda. Bahkan pria itu sampai tidak berkedip, seolah apa yang dikatakan oleh Winda barusan itu sebuah bom yang hampir meledak. "Maksudnya hamil?""Ya, Mas. Aku mau tanya, kalau misalkan aku hamil kamu akan gimana?""Gimana apanya, Winda? Aku tidak paham dengan maksudmu." "Aku tahu kamu menikahi Mila karena dia sedang mengandung anakmu, kan? Tetapi kalau misalkan aku juga mengandung anakmu, bagaimana, Mas? Atau Seandainya Mila tidak mengandung anakmu, apakah kamu juga akan tetap bersamanya?" tanya Winda. Sebenarnya dia butuh validasi dari Raka. Apakah benar yang dikatakan Bu Sinta dan Maura tentang hubungan Mila dan Raka yang diikat hanya karena ada anak di antara mereka. Raka menatap Winda dalam, tapi wanita itu tidak bisa mengartikan semuanya. Lalu sang pria menoleh lurus ke depan. Ada sesuatu yang mengganjal di hati dan pikiran. Apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya kepada Winda atau memilih untuk diam? Rasanya sudah se

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 576 Hari Pertama Kerja

    Tempat pukul 12.00 siang akhirnya Maura istirahat. Ternyata di sana tidak disediakan makan siang dan membeli sendiri. Kalau tahu begini, harusnya wanita itu membawa saja makanan di rumah Mila. Tetapi sayangnya semua sudah terlambat. Dia pun akhirnya memilih untuk makan apa saja yang tersedia di sekitar supermarket, yang penting bisa mengenyangkan.Namun, lagi-lagi ada suasana yang tidak mengenakan sang wanita. Di mana para pegawai yang begitu antipati dan menjauh kepada Maura. Awalnya dia merasa kesal, tetapi lama-lama tidak mempermasalahkan. Lagipula dia sudah kenal dengan Winda. Kalau memang ada yang macam-macam, tinggal lapor saja kepada wanita itu.Maura memilih untuk membeli siomay saja, lebih murah tapi mengenyangkan. Dia pun duduk agak jauh dari teman-temannya, karena memang di sini yang baru hanya Maura saja, jadi dia tidak punya teman yang satu angkatan dan memilih untuk diam. Tidak ada inisiatif sama sekali untuk berbaur atau memperkenalkan diri.Lagi pula di sini niatnya u

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 575 Jobdesk Imel

    Mila menyantap makanan yang dibeli lewat online. Imel pun sama, tetapi gadis itu tampak sekali berbeda dari biasanya. Seperti ada yang dipikirkan dan semua gerak-gerik dari Imel membuat Mila merasa tidak nyaman. Wanita hamil itu pun menghentikan makannya dan berusaha berbicara baik-baik kepada Imel. "Kamu kenapa sih, Mel? Kok diam saja?" tanya Mila tiba-tiba, membuat Imel terkesiap. Dia sedikit bingung, tapi ada juga rasa takut. Namun demikian sang gadis tetap menjawab pertanyaan dari majikannya, takut malah salah paham. "Enggak kok, Bu. Saya cuma berpikir aja, bisa nggak ya melaksanakan tugas dari Ibu? Mengatur semuanya," ungkap gadis itu sebab sebelumnya setelah Imel selesai membereskan isi kamar dia dan Mila sama-sama menyusun jobdesk apa saja yang akan Imel laksanakan di rumah ini, termasuk menyiapkan makanan untuk Mila. Itulah yang paling berat dilakukan oleh sang gadis. Bagaimana kalau Ibu hamil ini rewel dan dia harus mencari makanan susah? Bukankah itu adalah tugasnya seo

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 574 Masih Berusaha Mengerti

    Di tempat lain, saat ini Raka dan Winda sedang bersiap-siap untuk pulang. Tetapi hanya packing saja, karena kepulangannya nanti malam Raka akan langsung pulang ke rumah Mila. Sementara Winda ke rumahnya sendiri. "Mas, hari ini kita mau ke mana dulu?" tanya Winda, memastikan karena dia ingin menghabiskan waktu yang sebentar ini. Sebab setelah 7 hari baru dia bisa bertemu dengan Raka lagi."Apa kamu sudah menemukan jejak Alia?" tanya Raka tiba-tiba saja membuat harapan Winda langsung putus. Dia lagi-lagi harus bisa sadar kalau dirinya hanya dimanfaatkan untuk mencari Alia. Tetapi wanita itu akan tetap bersabar dan menjalani semua ini dengan ikhlas. Sesuatu yang dijalani dengan tulus pasti akan berbuah manis. "Belum, Mas. Aku sudah coba tanya sama temen-temen di berbagai kota yang memang ada penyetok barang-barang di supermarket aku, katanya sih belum pernah lihat. Tapi kita coba aja lihat ya, Mas. Moga-moga saja minggu depan atau mungkin besok lusa ada kabar baik," ungkap Winda. Dia

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 573 Apa Hanya Kebetulan?

    Sesudah zuhur berkumandang, Lusi pun segera bersiap. David memang dari tadi sedang menunggu wanita itu, mencoba untuk mengikutinya. Dia akan mengajak Lusi untuk sama-sama berangkat kerja. Sementara itu Adiba saat ini bekerja di rumah. Dia bisa mengerjakan projectnya dan tidak perlu ke kantor. Jadi, gadis itu bisa menjaga Alia. Lusi sudah semangat untuk pergi bekerja. Ini hari pertama dan harus menjadi momen yang paling berharga. David yang melihat wanita itu keluar pun berusaha untuk mengejarnya. "Hai, mau berangkat kerja, ya?" tanya David, tiba-tiba saja membuat Lusi terkesiap. Dia langsung menoleh kepada pria itu."Oh, hai. Kamu juga mau berangkat kerja?""Iya." "Shif siang?" tanya Lusi, memastikan."Iya," jawab David sembari tersenyum. Lusi hanya tersenyum kikuk, merasa perkataan Adiba tempo hari ada benarnya. Mungkin saja pria ini punya maksud buruk, karena semuanya itu serba mendadak. Tetapi melihat bagaimana pria ini tidak melakukan hal yang di luar batas membuat Lusi mas

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 572 Masih Syok

    Di kamar yang sudah disediakan oleh Mila, Imel hanya termenung menatap lurus. Dia sama sekali tidak merasa antusias untuk melihat kamar yang akan ditempatinya. Meskipun ukurannya sama seperti kontrakan yang sebelumnya dia tinggali, tetapi kali ini pikirannya benar-benar kacau. Apa yang harus dia lakukan mendengar berita-berita itu? Apakah Imel harus menelepon orang yang memasang iklan memberitahukan alamat Mila yang sebenarnya? Gadis itu akan mendapatkan uang yang banyak, bisa membuka usaha atau membeli kios untuknya. Terlepas dari status sebagai buruh. Tetapi, bagaimana kalau Mila tahu dan malah balas dendam kepadanya? Gadis itu tidak tahu bagaimana sifat Mila yang sebenarnya, jadi harus hati-hati dengan segala perlakuan Mila. Ini benar-benar membingungkan juga syok. Dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang.Tiba-tiba saja suara Mila terdengar menyerukan nama Imel. Gadis itu langsung terkesiap dan memilih untuk menghampiri bosnya."Iya, Bu. Bagaimana?""Kamu sudah beres-beresnya

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 571 Gosip Hangat

    Setelah membereskan barang-barang di kontrakan yang dahulu, Imel berpamitan dan langsung pergi menggunakan angkot. Sebelumnya dia memang ingin menggunakan taksi, tetapi tarifnya pasti mahal. Tidak masalah kalau menggunakan angkot. Lagi pula barang bawaannya hanya sedikit.Saat di dalam angkutan umum, dia mendengar pembicaraan kalau ada iklan yang memberikan hadiah besar bagi yang bisa menemukan dan memberi informasi tentang Mila. "Oh, aku tahu! Ini yang dulu sempat viral kan gara-gara dia selingkuh dan digrebek sama istrinya? Benar-benar enggak tahu diri, ya!" "Kayaknya ini orang juga membuat masalah sampai dicari sama yang pasang iklan," timpal seseorang membuat Imel langsung menoleh. Dia kaget sebab yang disebutkan oleh penumpang angkot lainnya itu Mila. Imel terperanjat sebab dikatakan kalau Mila ini adalah orang yang dulu sempat digerebek karena perselingkuhan, ini sama persis yang seperti yang dikatakan oleh Maura tempo hari, saat mereka masih ada di rumah sakit.Kalau benar b

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 570 Frustrasi

    Entah sudah berapa lama Mila berada di kamar. Dia sampai ketiduran, mungkin karena kelelahan dan juga efek obat yang sebelumnya sempat diminum sebelum pulang dari rumah sakit.Wanita itu terbangun dan melihat sudah pukul 10.00, tapi tidak ada tanda-tanda Imel dan Maura pun sepertinya tidak ada. Karena rumah ini begitu hening. Sang wanita merasa tak enak hati. Dia memilih untuk keluar dari kamar dan mencari siapa yang sudah datang terlebih dahulu, antara Maura dan Imel. Entah kenapa dia merasa tidak mau sendirian mungkin karena dia sedang mengandung dan banyak kekhawatiran yang mungkin saja tiba-tiba muncul di pikiran itu, akan membuatnya semakin stres jika terus sendirian. Mila butuh seseorang untuk menemani. Wanita itu sampai memanggil-manggil nama Maura dan Imel, tetapi tidak ada sahutan. Rasa cemas tiba-tiba saja datang. Dia memilih untuk menelepon Imel, karena rasa gengsi kalau harus menghubungi Maura. Yang ada adiknya malah besar kepala dan mungkin akan meminta hal yang lebih b

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 569 Menanti Kabar

    Sementara itu, saat ini Lusi sedang mengantar Alia. Dia benar-benar bisa meluangkan waktu untuk anaknya. Sebenarnya Alia sudah menolak dan mengatakan kalau dia bisa berangkat sendiri, lagi pula sudah hafal jalan sekolah, tapi Lusi beralasan kalau dia ingin menghabiskan waktu bersama Alia sebelum berangkat kerja.Setelah Alia masuk, barulah Lusi kembali pulang. David yang sedari tadi uring-uringan karena tidak menemukan keberadaan Lusi di sekitar rumah Adiba pun mulai bingung. Harusnya dia meminta nomor ponsel wanita itu, tetapi karena kemarin terlalu senang dan waktunya buru-buru membuat mereka sampai tidak saling bertukar nomor ponsel. Saat melihat Lusi yang berjalan melewati rumahnya, senyuman di bibir David pun merekah. Dia akhirnya bisa melihat wanitanya itu. David akan pergi ke kantor bertepatan dengan Lusi pergi, sementara berkas-berkas penting yang harus dia tanda tangani dikirimkan secara online. Sekarang zaman sudah serba mudah, jadi tidak perlu direpotkan dengan semua itu.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status