Share

Bab 66 Rasa Malu Raka

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2023-07-13 10:34:14

"Memang ada apa, Lusi? Kenapa kamu terlihat marah?"

"Sebelum aku ke sini pun, aku memang sudah marah kepadamu, Mas. Merasa jijik karena kamu sudah berani-berani melakukan hal kotor seperti itu bersama Mila. Sudahlah! Dengarkan aku, tolong bilang kepada ibumu jangan ganggu Alia."

Raka terlihat mengernyit dan alis bertautan. Dia tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Lusi.

"Apa maksudmu? Memangnya kenapa dengan Ibu?"

Wanita itu mendengkus kasar. Dia memalingkan wajah sejenak, lalu kembali menatap suaminya dengan nyalang.

"Ibumu datang kepadaku dan memaksa Alia untuk ikut dengannya. Alia sampai trauma dan terus-terusan menangis karena ketakutan kepada neneknya sendiri. Apa kamu tahu apa yang dilakukan ibumu?"

Kontan Raka menggelengkan kepala.

"Dia bilang akan menahan Alia sampai aku benar-benar bisa membebaskanmu dan tidak bisa bercerai denganmu."

Tubuh pria itu menegang. Dia kaget mendengar perkataan dari istrinya. Ada ketidakpercayaan dari wajah itu, tetapi memang kenyataanny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 67 Seperti Gelas Pecah

    "Aku tidak bisa membebasan kamu, Mas," ucap Lusi dengan tegas. "Kenapa?" "Ini memang harusnya menjadi tempatmu, Mas." "Kenapa kamu seperti ini? Kamu itu adalah orang penyabar dan baik hati." "Itu dulu saat aku belum disakiti olehmu, Mas," timpal Lusi dengan nada penuh penekanan. Raka tampak sedih. Dia benar-benar menyesal. Kalau Lusi akan berubah drastis seperti ini, Raka tidak akan pernah terlintas sedikit pun untuk berkhianat kepada wanitanya. Dia menginginkan Lusi yang dulu, seorang wanita yang benar-benar sabar dan baik hati. Tidak tega dan jahat seperti ini."Aku tahu kamu sakit hati kepadaku, Lus. Tetapi kamu tidak boleh dendam dan membuat hatimu menjadi buruk. Kamu adalah orang yang baik hati. Aku tidak mau sampai mengubahmu menjadi seseorang yang jahat seperti ini," ungkap Raka dengan setulus hati.Dia hanya menginginkan Lusi kembali. Jika pun Raka harus mendekam di penjara ini dan tidak punya pilihan lain, harusnya Lusi itu tetap menjadi wanita yang terpuji. Seperti dulu

    Last Updated : 2023-07-14
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 68 Keserakahan Mertua

    Raka terlihat berjalan gontai hendak memasuk kembali ke sel tahanannya. Raka benar-benar menangis. Kalau tidak malu, pria itu pasti akan berguling-guling dan menjerit memanggil Lusi. Dia hanya menginginkan wanitanya kembali, tetapi lagi-lagi semua sesal itu tidak ada gunanya. Lusi saat ini sudah sangat membenci Raka. Beribu harapan pun hanya bisa menggantung saja, tanpa pernah tercapai sekalipun. Baru juga beberapa langkah keluar dari tempat besuk, tiba-tiba saja penjaga napi kembali memanggil. Katanya ada seseorang yang ingin bertemu Raka. Pria itu terkesiap, wajahnya tampak kaget. Dia pikir itu adalah Lusi, dengan cepat pria itu pun kembali datang untuk bertemu wanitanya. Namun senyuman itu seketika luntur saat tahu siapa yang menemuinya. Itu adalah ibunya. Seseorang yang membuat Raka lagi-lagi harus menderita. Dari dulu ibunya itu memang materialistis. Bahkan sebelum Raka mengenal Lusi, ibunya selalu menuntut harta apa pun yang dimiliki oleh Raka. Setiap gajian, Raka selalu memb

    Last Updated : 2023-07-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 69 Praduga Ibu Mertua

    "Jadi, maksud Ibu aku harus membayar semua pengeluaran yang Ibu berikan kepadaku untuk membebaskanku dari sini, begitu?" "Benar sekali, Raka. Ibu tidak mau sampai rugi. Apalagi barang-barang itu mahal. Ada yang belasan juta dan puluhan juta. Jadi mana mungkin Ibu begitu saja mengeluarkan uang-uang itu, apalagi semuanya minta dari Lusi. Belum tentu setelah ini Lusi bisa memberikan semuanya kepada ibu, kan?" Raka terperangah. Dia tersenyum miris sembari menggeleng-gelengkan kepala. "Kenapa Ibu perhitungan sekali kepadak? Bukakan kalau aku kembali lagi kepada Lusi, Ibu juga akan mendapatkan semuanya, kan? Lalu kenapa harus mengganti apa yang dikeluarkan sekarang?" Tentu saja Raka mempertanyakan semua itu. Bukankah memang sewajarnya jika seorang ibu memberikan pengorbanan yang begitu banyak kepada anaknya? Termasuk materi. Tetapi kenapa ibunya Raka malah seperti ini? Seolah-olah wanita paruh baya itu sedang memberikan hutang piutang kepada Raka. Benar-benar membuat Raka merasa miris.

    Last Updated : 2023-07-16
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 70 Rencana Mertua

    "Kenapa diam saja? Benar kan perkataan ibu? Kamu sih apa-apa tidak pernah bilang sama ibu. Lagian Kamu itu kenapa sih sampai seperti ini, Raka? Memang Lusi itu kurangnya apa?" tanya ibunya sembari mamangku dagu. Dia ingin tahu saja apa yang dipikirkan oleh Raka. Padahal jelas dari segi manapun Lusi itu lebih baik daripada Mila. Hanya saja mungkin Mila itu terlalu berani untuk memakai pakaian yang terbuka, berbeda sekali dengan Lusi. Tetapi ibunya juga yakin kalau Lusi itu lebih cantik jika berpakaian terbuka juga di depan Raka.Raka mengguyar rambutnya dengan kasar. Dia juga benar-benar frustrasi memikirkan alasan dirinya berselingkuh. Awalnya pria itu hanya iba saja kepada Mila, karena tahu kehidupan Mila yang memprihatinkan. Tetapi semakin ke sini dia merasa nyaman berinteraksi dengan Mila. Apalagi wanita itu terlalu berani mendekatinya yang tidak lain agresif, sampai dia akhirnya tergoda.Imannya waktu itu benar-benar lemah. Raka tidak memikirkan efek apa yang akan didapatkannya j

    Last Updated : 2023-07-17
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 71 Protes Bu Sinta

    Pak Bara terdiam sejenak. Melihat bagaimana ekspresi Bu Sinta saat ini, sang paruh baya itu yakin kalau Bu Sinta itu sebenarnya tahu perihal gugatan perceraian yang akan diajukan oleh Lusi kepada Raka, mengingat Bu Sinta sendiri yang meminta Lusi untuk tidak menceraikan Raka saat hendak membawa Alia pergi.Namun, pria paruh baya itu tidak mau berdebat. Bakalan panjang urusannya jika harus ada mulut dengan wanita seperti Bu Sinta. Jadi, pria itu pun memilih untuk menjelaskan inti permasalahan agar tujuannya kali ini cepat selesai. Dia benar-benar tidak betah jika harus berdekatan dengan Bu Sinta. Entah bagaimana nasib Raka bisa memiliki Ibu seperti Bu Sinta. "Begini, Bu. Saya yakin Ibu pasti mendengar dari Raka atau mungkin dari Lusi sendiri, kalau Lusi itu memang akan mengajukan gugatan cerai untuk Raka." Mendengar itu Bu Sinta langsung mendengkus kesal. Bahkan wanita paruh baya itu melipat tangan di depan dada, tampak sekali kalau dia arogan dan tidak mau menyetujui semua perkataan

    Last Updated : 2023-07-18
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 72 Penderitaan Mila

    "Baiklah kalau begitu. Nanti saya akan sampaikan kepada Lusi. Mungkin hanya itu saja yang ingin saya sampaikan, lalu satu lagi, Bu. Lusi menitipkan amanat untuk berbicara serius dengan Ibu masalah Alia," ucap Pak Bara, kali ini wajah pria itu benar-benar serius, tidak lagi tampak santai seperti sebelumnya. "Memangnya apa? Kenapa dengan Alia?" tanya Bu Sinta sembari mendelik. Dia benar-benar kesal dengan ekspresi Pak Bara saat ini, seolah kalau dia ini adalah musuh yang harus dijauhi. "Lusi berkata, kalau misalkan Bu Sinta kembali berencana untuk menculik Alia, maka dipastikan Bu Sinta akan mendekam di penjara sekaligus menagih hutang-hutang yang Lusi berikan kepada Ibu selama ini."Tubuh wanita paruh baya itu langsung menegang di tempat. Dia langsung merasa terpojokkan dan terancam. Baru kali ini melihat kalau Lusi begitu jahat kepadanya. Padahal sebelumnya Lusi sangat perhatian. Tidak sedikit pun Lusi membantah perintah dari Bu Sinta. Inilah mungkin yang disebut membangunkan sisi

    Last Updated : 2023-07-19
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 73 Kesalahan Maura

    "Bagaimana, Pak? Bagaimana tanggapan Ibu, Pak?" tanya Lusi saat Pak Bara sudah sampai rumahnya. Dia benar-benar penasaran dan ingin tahu sekali bagaimana reaksi dari Bu Sinta. Sebenarnya Lusi ingin sekali bertemu langsung dengan Bu Sinta dan membicarakan masalah harta gono-gini beserta perceraian dengan Raka. Tetapi masalahnya Lusi pasti akan emosi mengingat bagaimana perlakuan Ibu mertuanya kepada Alia. Apalagi sekarang Alia masih trauma dan kepikiran tentang perlakuan neneknya yang menarik tangan Alia dengan paksa, sampai anak itu meringis kesakitan. Jadi dia memilih untuk mengutus Pak Bara menemui Bu Sinta. Ini bentuk dari sopan santunnya kepada Bu Sinta agar tidak terjadi pertengkaran hebat di antara dirinya dan sang mertua. Pak Bara terlihat menghela napas panjang. Dia menatap Lusi dengan iba. Kasihan sekali anak sahabatnya ini, harus mendapat nasib yang buruk. Suami selingkuh, hartanya hampir saja dirampas oleh Raka. Lalu mendapat mertua yang seperti itu, benar-benar membuat L

    Last Updated : 2023-07-20
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 74 Wasiat Lusi

    "Itu, sebenarnya aku--" "Tadi Kak Maura bilang kalau Tante Mila itu sebenarnya tidak berniat jahat sama Ibu," ucap Alia tiba-tiba saja memotong pembicaraan Maura. Gadis itu langsung menoleh kepada Alia sembari membulatkan mata. Dia tidak menyangka kalau gadis ini bisa mengadu dengan cepat seperti ini. Harusnya Maura tahu kalau Alia itu sudah kelas 5 SD, jadi tentu saja hal mudah bagi Alia untuk mengadukan segala sesuatu yang dilihat dan yang didengarkannya. "Apa?!" "Bukan maksud Kakak seperti itu, Alia. Kakak itu ...." "Sudah cukup, Maura! Kamu bener-bener keterlaluan, ya. Aku membawamu ke sini dengan niat baik, menyekolahkanmu sampai selesai. Tapi kenapa kamu malah seperti ini? Apa kebaikanku kurang, Maura?" "Bukan seperti itu, Mbak. Sebenarnya, aku ...." "Apa? Kamu mau menjelaskan apa lagi? Kamu itu memang benar-benar sangat keterlaluan, ya? Sudah jelas Mila itu salah, harusnya kamu itu tidak membelanya. Memang seperti kedua orang tuamu yang malah membela Mila habis-habisan.

    Last Updated : 2023-07-21

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 483 Negosiasi (2)

    "Aku tidak bisa memberikan uang sebanyak itu. Terlalu banyak.""Tidak mungkin. Kakak punya usaha yang lancar, aku yakin dalam tabungan Kakak itu pasti lebih dari nominal yang kuinginkan."Ya, memang benar apa yang dikatakan Maura. Tetapi kalau dia mengeluarkan uang sebanyak itu, maka akan ada bahan-bahan untuk usahanya yang harus diminimalisir. Sementara uang sebanyak itu bisa dijadikan modal usaha lagi yang besar. Membayangkannya saja Mila merasa kesal, apalagi kalau benar-benar terjadi. Maka dia akan rugi besar. 'Bukan masalah itunya, Maura. Tapi uang banyak itu terlalu banyak. Kamu tahu? Untuk memulai usaha itu tidak mudah. Bahkan itu dua kali lipat dari modal yang aku keluarkan untuk usaha ini."Maura mengedikkan bahu. "Ya itu terserah, sih. Kalau misalkan Kakak mau Mas Raka tahu kalau tadi aku mengikutinya, ya terserah." Mila memijit pelipisnya yang berdenyut. Rasa lapar dan juga tekanan dari berbagai arah membuat wanita itu benar-benar merasa kewalahan. Dia tidak bisa berpikir

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 482 Negosiasi (1)

    Mila tersenyum miring dengan tatapan sinis kepada adiknya. Dia harus hati-hati dengan Maura. Tetapi wanita itu juga tidak mau kalah telak, harus memanipulasi balik adiknya agar merasa terpojok. "Kamu licik sekali, ya, Maura? Beraninya kamu mengatakan hal seperti itu kepada kakakmu sendiri. Apa kamu tidak malu? Sudah menumpang, merepotkanku. Harusnya kamu itu membayar uang sewa kepadaku, tapi aku tidak bebankan itu, kan? Kamu hanya perlu mengikuti semua perkataanku, tapi sekarang kamu malah meminta bayaran yang kuyakini kamu tidak akan memintanya dengan kecil. Iya, kan?" Maura diam sejenak, lalu dia terkekeh dan menggelengkan kepala."Oh ya? Rasanya kata-kata itu harusnya balik lagi kepada Kakak.""Apa maksud kamu?" "Iya, selama ini kan aku yang disuruh-suruh. Dari kecil aku selalu mengalah dan mengikuti semua kemauan Kakak. Bukankah Kakak juga harus memberikan timbal balik yang pas untukku? Rasanya kalau sekedar hanya hitungan uang saja itu tidak cukup, mungkin ratusan juta pun Kak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 481 Trik Manipulasi (2)

    Maura mengalami napas berkali-kali, berusaha untuk tenang karena dia takut kalau nanti Mila menolak apa yang diinginkannya."Ada, Kak. Aku punya buktinya." Tiba-tiba saja mata Mila berbinar. Maura mengeluarkan ponsel dari sakunya. Seketika Mila hendak meraihnya, tetapi langsung dicegah oleh Maura. Wanita itu menarik HP-nya ke atas dan membuat Mila kebingungan."Apa yang kamu lakukan? Katanya kamu punya bukti. Berikan! Aku ingin lihat," ucap Mila dengan enteng, membuat Maura menggelengkan kepala dan tiba-tiba saja wanita itu tersenyum sinis, membuat Mila terdiam. Mila tidak mengerti apa yang sedang dilakukan adiknya ini. Seperti sedang mempermainkannya. "Jangan membuatku marah! Aku baru saja bertengkar dengan Raka. Kalau kamu membuatku marah kamu akan--""Kakak tidak akan mendapatkan apa-apa jika Kakak memarahiku," sela Maura dengan berani, membuat Mila terdiam beberapa saat. "Apa maksudmu berkata seperti itu?" Sekarang Mila mulai waspada dengan adiknya, takut jika Maura melakukan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 480 Trik Manipulasi (1)

    Raka tidak peduli lagi dengan teriakan Mila. Bahkan ada beberapa orang yang melihat kejadian itu. Maura yang masih di luar, bersembunyi di dekat pagar tetangga pun hanya diam saja. Bingung dengan apa yang terjadi, karena dia belum sempat mendengar pertengkaran antara Raka dan Mila sebelumnya. Mila menangis sesunggukkan, melihat tubuh Raka yang semakin menjauh. Sementara itu saat dia sadar kalau orang-orang memperhatikannya, sang wanita hamil berusaha untuk tenang dan pura-pura tidak terjadi apa-apa. Dia langsung masuk dan menutup gerbang. Wanita itu tidak boleh memperlihatkan kalau dia baru saja terkena masalah. Ini adalah kawasan elit, jadi rasanya akan memalukan kalau bertengkar dilihat oleh orang lain. Di lain sisi Maura bingung harus bagaimana, apakah menghampiri Raka atau menghampiri Maura. Ini benar-benar membuat wanita itu harus berpikir keras sampai akhirnya dia pun memilih untuk masuk saja ke dalam. Wanita itu akan melakukan trik adu domba antara Raka dan Mila. Tujuannya te

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 479 Tamparan Pertama

    "Iya, Mas. Aku sadar, aku sangat sadar apa yang aku katakan barusan. Memangnya kenapa? Jujur, aku tidak suka dengan ibumu. Ibumu itu mata duitan. Heran saja, kenapa Lusi dulu itu mau sekali mengikuti kemauannya. Mantan istrimu itu bodoh!" Plak!Tiba-tiba saja Raka langsung menampar Mila. Maura yang tadi hendak masuk pun langsung mundur lagi dan bersembunyi di balik tembok. Dia menutup mulutnya melihat kakaknya ditampar oleh Raka. Mila pun demikian. Wanita itu langsung memegangi pipinya dengan wajah kaget. Bahkan, mulutnya terperangah, tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh suaminya barusan. "Kamu menamparku, Mas?" Tangan Raka bergetar. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Untuk pertama kalinya dia menampar seorang wanita. Selama hidupnya dia tidak pernah main tangan dengan seorang wanita. Kepada Lusi tidak pernah atau kepada siapa pun yang membuat hatinya jengkel. Tetapi, entah kenapa kali ini rasanya hatinya sudah mendidih. Dia benar-benar emosi dengan semua apa pun y

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 478 Sifat Asli yang Mulai Keluar

    "Apa di otakmu itu hanya terpikirkan kalau aku ini berkhianat dan kejelekanku saja, Mila?" tanya Raka.Akhirnya Raka bersuara, sudah tidak kuasa. Tetapi dia berusaha untuk tetap mendam emosinya dengan berkata tanpa menaikkan nada bicara. "Bagaimana aku tidak curiga, Mas? Dan bagaimana aku tidak berpikir tentang kejelekanmu? Kamu tidak pamit kepadaku dan aku juga tidak tahu kamu pergi ke mana, ditambah kamu tidak menerima teleponku. Bagaimana aku bisa berpikiran positif kepadamu? Coba saja! Semua wanita dan istri di seluruh dunia akan berpikiran macam-macam kalau kamu melakukan hal itu, Mas!"Mila berucap dengan bahu naik turun, menandakan kalau wanita ini sedang benar-benar emosi. Raka memejamkan mata, berusaha untuk tetap tenang dan menahan emosinya agar tidak meledak. Bagaimanapun wanita ini sedang mengandung anaknya. Dia tidak boleh membuat Mila stress dan akan berakibat fatal kepada anaknya itu. "Dengar, Mila. Aku sudah bilang kemarin, kan? Aku ke rumah Ibu." "Oh, ya? Mana buk

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 477 Mila Murka

    "Aaah, sial!"Mila berteriak sembari membanting semua barang-barang yang ada di kamarnya. Ini sudah jam 08.00 pagi, tapi dia belum mandi dan sarapan. Perutnya yang terasa lapar pun tak dipedulikan, dari tadi sudah termakan emosi. Padahal berkali-kali dia menghubungi Raka, tapi tak ada sahutan. Ditambah Maura juga tidak ada di sini.Kecurigaan menyeruak dalam dada, mungkin saja kedua orang itu kabur darinya dan meninggalkan Mila sendirian bersama anak yang ada dalam kandungan. Membayangkannya saja yang membuat dia merasa terbakar. Ingin sekali memaki atau menyakiti dua orang itu. "Kenapa tidak ada satu pun orang yang mengerti posisiku di sini?! Aku sedang hamil, tapi tak ada yang mau berusaha untuk mengikuti semua kemauanku!" seru Mila dengan berteriak.Dia mengacak rambutnya dan menangis. Ini benar-benar memuakkan untuknya. Harusnya Raka itu mengangkat telepon dan memberi kabar di mana sang pria berada. Tak masalah kalau misalkan pria itu pergi ke tempat lain, asalkan Raka memberi k

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 476 Tidak Mempan

    "Karena Mila itu beda dengan Lusi. Mau seperti apa pun aku berusaha menyamakan Mila dan Lusi atau mengubahnya, itu mustahil, Bu. Mila ya Mila. Lusi ya Lusi, tidak bisa disamakan," ungkap Raka. Dia tidak suka kalau misalkan ada yang membanding-bandingkan dan menyuruh Mila sesuai dengan Lusi, karena mantan istrinya itu tidak ada duanya. Tak bisa ada yang menyamai sifat Lusi yang begitu baik hati."Kalau begitu untuk apa kamu melanjutkan hubungan dengan Mila? Kalau kamu alasannya anak, percaya pada Ibu, hati kamu tidak akan pernah bisa tenang dan anakmu juga akan punya trauma karena kalian menikah dengan terpaksa.""Bu.""Raka, dengarkan Ibu. Ibu tahu kamu tidak percaya kepada Ibu karena kejadian-kejadian kemarin, tapi kali ini Ibu benar-benar melakukan semua ini karena kebaikanmu. Ibu yakin, Mila itu bukan wanita yang baik. Coba kamu pikirkan ulang perkataan Ibu, jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari." Raka tidak mau menanggapi perkataan Bu Sinta dan memilih untuk mengeluarkan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 475 Tetap Pada Pendirian

    Seketika Raka terdiam. Dia melihat ibunya dengan tatapan bingung, tapi Bu Sinta saat ini begitu serius memandangi Raka dan berusaha untuk meyakinkan anaknya agar meninggalkan Mila."Apa maksudnya, Ibu? Aku meninggalkan Mila dan calon anakku?" tanya Raka, wajahnya berubah menjadi serius. "Iya, kamu benar.""Tidak bisa, Bu. Di dalam kandungan Mila itu ada anakku. Bukankah tes DNA sudah membuktikan kalau dia itu adalah anakku? Aku tidak bisa meninggalkan anakku, tidak bisa." Sesuai dengan perkiraan Bu Sinta, kalau pria ini tidak akan pernah tega meninggalkan anaknya. Sisi lain dari Raka itu sangat menyayangi darah dagingnya sendiri, meskipun Mila adalah wanita yang benar-benar memuakkan. "Ya, Ibu tahu kamu sangat menyayangi anakmu, tapi juga pikirkan ke depannya. Kamu akan terus-terusan dikekang oleh Mila. Kamu tidak akan betah kalau terus-terusan begini. Percaya pada Ibu. Mila itu bukan wanita yang baik untuk dijadikan seorang istri," ucap Bu Sinta mengatakan ini dengan sepenuh hati,

DMCA.com Protection Status