Share

Bab 418 Dua Cara Keji

Dengan sigap Maura langsung menelepon Winda. Walaupun ini sudah malam, dia tidak peduli. Yang pasti ide yang baru saja terlintas itu harus segera disalurkan, takut malah hilang karena rasa takut yang saat ini masih menghukumnya.

Kakaknya itu benar-benar seperti monster, kalau marah itu tidak ada batasan. Mungkin saja dia bisa dianiaya habis-habisan jika terus-terusan berada di sini.

Dia harus segera keluar dari sini, tidak mau lama-lama atau malah dirinya akan benar-benar merasa bahaya dan celaka.

Winda yang saat itu sedang berusaha untuk tidur dikagetkan oleh dering ponsel. Sang wanita hampir saja merutuk, tetapi langsung terkesiap kala nama Maura yang menelepon. Dengan cepat Winda pun menerima panggilan dari wanita di seberang sana.

"Halo, Maura. Ada apa?" tanya Winda dengan perasaan yang campur aduk, karena aneh saja jika wanita itu tiba-tiba menelepon. Padahal sebelumnya sudah menghubungi Winda.

"Mbak, maaf ya aku ganggu malam-malam. Tapi barusan aku mendengar percakapan Mbak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status