Share

Bab 266 Lebih Baik Sendiri

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-06-30 09:03:12

Devan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan alasan pria itu berbohong. Amanda juga tak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti perintah Devan untuk berbicara sesuai dengan kejadian versi Devan. Lusi diam sejenak sembari melihat gelagat Amanda yang tampak terpaksa.

Meskipun Amanda sudah mengatakan yang sesuai dengan Devan, tapi Lusi yakin ada yang disembunyikan oleh wanita itu. Lusi tetap tenang, sekarang giliran Devan yang ditatap. Ada sorot mata penuh penyesalan dan permohoan jadi satu. Mungkin memang cerita Devan benar. Tetapi, ada hal yang harus Lusi pastikan dulu.

“Kamu sudah bertanggung jawab, kan, Mas?”

Devan langsung menganggukkan kepala. Dia tidak boleh berbohong lagi, benar-benar tidak mau kehilangan wanita itu.

“Benar itu?” tanya Lusi, kepada Amanda.

Wanita itu pun sontak menganggukkan kepala. “Tentu saja. Bahkan, sekarang aku diberi pekerjaan oleh Mas Devan.”

Lusi dan Devan sama-sama terdiam mengdengarnya. Tampaknya Amanda sudah salah berbicara.

“Benarkah? Bagian apa?”

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 267 Pertemuan Mila dan Maura

    “K-Kak Mila?”Maura kaget bukan main. Dia tidak menyangka bisa bertemu kakaknya di sini. Padahal sepengetahuannya, Mila ada di penjara. Tetapi kenapa sekarang bisa berkeliaran bebas?“Bagaimana bisa—““Bebas maksudmu?” sela Mila, membuat gadis itu bungkam.Sedari dulu, Mila memang selalu mendominasi dalam hal apa pun. Dari kasih sayang, perhatian dan keadilan di antara keduanya. Lebih parahnya lagi, Mila membenci kehadiran Maura. Sebab karena kelahiran Maura semuanya jadi kacau.Hanya saja Maura tetap berusaha untuk dekat dan peduli pada Mila sebab hanya wanita itulah satu-satunya keluarga yang tersisa bagi Maura, berharap Mila mau berbaik hati padanya.Namun, setelah meminta pembebasan untuk Mila kala itu, Lusi malah menawarkan kehipan yang lebih baik. Tentu saja Maura memilih Lusi.Gadis itu merasa sudah mengkhianati Mila, makanya syok saat melihat kebebasan sang Kakak.“Kenapa diam saja? Kamu masih tidak percaya ini aku?” tanya Mila sembari duduk di depan Maura yang masih berdiri.

    Last Updated : 2024-07-01
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 268 Sakit Hatinya Seorang Ayah

    “Oh, ya udah kalau begitu. Tapi, sebelumnya kamu mau tahu enggak? Ada satu rahasia yang akan buat kamu kaget.”Maura sudah sangat jengah mendengar ocehan gadis itu. Ingin sekali marah-marah, tetapi bisa berabe dan malah membuat masalah baru. Dia pun menoleh kepada Adiba dengan malas.“Rahasia apalagi, sih, Mbak? Lagian, jarang-jarang Mbak berbagi rahasia sama aku.”Adiba tersenyum penuh arti, lalu dia mendekat dan membisikan sesuatu pada gadis itu. “Aku tahu loh kalau kamu itu sudah dipecat dari tempat kerjamu.”Seketika gadis itu melotot. Dia syok mendengarnya. Seperti disiram air es, hingga membeku ditempat. Maura sampai meneguk saliva dengan susah payah. Pertanyaan yang langsung hinggap di benak Maura adalah, bagaimana Adiba tahu tentang kabar itu?Adiba menjauh dan masih berhadapan dengan Maura. Gadis itu menyeringai melihat reaksi dari remaja yang masih labil tersebut.“Kenapa? Apa kamu bertanya-tanya aku tahu dari mana?”Maura masih diam. Dia tidak berkutik. Tampaknya gadis di d

    Last Updated : 2024-07-02
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 269 Dimanfaatkan Ayah

    “Bu, apa harus menggunakan cara itu? Itu keterlaluan, Bu.”Menurut Raka ide yang diberikan ibunya terlalu ekstrim. Banyak cara mendapatkan Lusi, tapi bukan dengan cara sperti itu.“Halah, keterlaluan gimana? Lebih keterlaluan mana dengan Lusi yang membuatmu viral sampe tidak bisa bekerja di manapun? Sudahlah, pakai logika, jangan persaaan. Kecuali, kalau kamu mau Lusi diembat sama laki-laki lain.”Raka langsung menoleh dengan wajah tegang. “Maksud Ibu apa? Lusi sudah tidak berhubungan dengan Devan lagi.”Bu Sinta tersenyum miring. Anaknya ini terlalu naif, sampai tidak sadar akan sesuatu yang sangat penting.“Kamu itu naif, bodoh atau pura-pura bodoh, hah?! Lihat kondisi Lusi sekarang. Dia seorang bos, punya banyak bisnis. Ditambah Lusi cantik dan baik hati. Kamu pikir yang menginginkan Lusi hanya si Devan itu saja? Enggak!”Bu Sinta jadi kesal sendiri. Harusnya anak itu sedikit pintar dalam menaghadapi situasi. Entah bagaimana kalau tidak ada dirinya, mungkin Raka akan melakukan hal

    Last Updated : 2024-07-03
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 270 Cinta Ditolak Dukun Bertindak

    “Sial banget, sih. Sejak kedatangan Mbak Adiba, Mbak Lusi jadi dekat dengannya. Aku malah dicuekin di sini. Yang dituntut hanya belajar baik dan gak macam-macam. Aku juga kan butuh teman ngobrol.”Maura menggerutu sembari jalan ke kamar. Dai pikir setelah keluar dari rumah orang tuanya, kehidupan sang gadis akan membaik. Tetapi, malah seperti ini. Yang didapatkan Muara hanya tuntutan dan perintah saja. Gadis itu memilih diam di kamar sembari menunggu Adiba mengajaknya untuk berangkat.Sementara itu di tempat lain, saat ini Raka sedang berada di jalan menggunakan taksi bersama ibunya. Beberapa kali pria itu sudah bertanya ke mana mereka akan pergi, tapi tak disebutkan.“Sudah, jangan banyak tanya. Yang penting nurut dan Lusi akan kembali.”Raka pun hanya bisa diam, sampai hampir satu jam kemudian mereka sampai di sebuah desa yang sangat asri. Raka tidak sempat melihat nama desa ini, sebab dia tertidur di jalan. Pria itu terbangun saat taksi sampai di depan sebuah rumah gaya dulu.Saat

    Last Updated : 2024-07-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 271 Pangling

    “Kalian bisa berpisah lagi kalau kamu mengakui anak Mila,” cetus Bu Sinta dengan kesal.Raka diam saja. Hati kecilnya berbisik, apakah dia bisa melakukan itu semua? Membuang darah dagingnya sendiri? Sementara bayi itu tidak salah sama sekali.“Bu, bayi itu tidak bersalah. Apa perlu aku melakukan kejahatan seperti itu?”“Kamu itu terlalu pakai perasaan. Kalau memang tidak tega, tinggal kasih nafkah saja setiap bulannya untuk anak itu. Tapi, itu pun kalau memang dia anak kandungmu. Intinya, jangan dibuat pusing dengan hal yang belum pasti.” Bu Sinta gampang sekali mengatakan itu, karena hanya bisa merintah. Sementara yang menjalankan adalah Raka. Pria itu lagi-lagi tak bisa mengatakan apa-apa.Sementara itu, Adiba sudah bersiap dengan Maura. Sebenarnya gadis itu merasa malas sekali jika berurusan dengan Adiba. Sebab, pasti ada saja masalah yang timbul.Sementara Lusi mengamati Maura yang tampak gusar. Sejak Adiba memperlihatkan bukti tentang Maura, wanita itu jadi merasa harus waspada.

    Last Updated : 2024-07-05
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 272 Saling Menyimpan Niat Buruk

    “Ngapain di situ saja? Ayo, masuk!” seru Adiba saat dia hendak masuk ke restoran, tapi Maura hanya diam di tempat.Maura berdecak keras. Dari pada melihat Adiba, lebih baik dia tunggu saja di mobil. Begitu pikir sang gadis. Namun, tampaknya Adiba tidak mau.“Mbak aja. Aku kan udah dipecat, malu kalau ke dalam. Dikira nanti ngarep balik lagi.”“Bukannya memang ngarep balik lagi, kan?” celetuk Adiba, membuat Maura mendengkus kesal.“Sudahlah, kamu datang buat nemenim makan. Kalau ada yang tanya kenapa ke sini, jawab saja jadi pelanggan, bukan pelayan.”Adiba tidak mau menerima alasan apa pun, langsung menarik tangan Maura untuk ikut dengan gadis itu.Saat sampai di dalam, mereka berdua disambut oleh Arya yang kebetulan ada di dekat pintu. Pria itu sontak terdiam, lebih tepatnya terpana dengan penampilan Adiba.Mungkin saja pria itu sama sekali tidak mengenali Adiba yang dimaksud oleh Maura tempo hari.“Silakan masuk,” ucap Arya, sedikit gugup.Pria itu sempat melirik sekilas pada Maura,

    Last Updated : 2024-07-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 273 Seperti Dulu

    “Kartu namaku.”Adiba merasa puas, ternyata membuat pria ini terpesona semudah ini? Mana yang katanya tidak tertarik dengan wanita manapun? Tetapi, buktinya? Arya hanya perlu seorang gadis yang berbeda dari kebanyakan wanita pada umumnya.Gadis itu menaikkan sebelah alis, seolah bertanya apa maksud dari pria itu memberikan kartu namanya.“Nanti kalau mau makan menu yang ada di sini, tinggal hubungi aku saja.”Adiba tersenyum kecil. “Kupikir tidak ada layanan seperti ini.”“Hanya untuk pelanggan spesial.”Arya sama sekali tidak memberikan senyumannya. Tetapi, sorot mata dan raut wajahnya tampak sekali sedang berusaha menarik perhatian Adiba.“Aku tidak tahu soal itu. Tapi, terima kasih atas layanan spesial ini.”Setelah itu, Adiba dan Maura pun pergi dari sana. Arya hanya bisa melihat kepergian keduanya dengan perasaan campur aduk.Selama di perjalanan, Adiba diam. Sesekali menyeringai aneh. Gadis itu sudah banyak menyusun rencana, yang pasti selanjutnya dia akan membuat sebuah kejadia

    Last Updated : 2024-07-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 274 Reaksi Air Ajian

    Sesampainya di timezone, Alia begitu antusias. Dia menghabiskan waktu dengan kedua orang tuanya. Sesekali, Lusi dan Raka bermain bersama anaknya secara bergantian.Saat ini Lusi yang sedang bermain dengan Alia, sementara Raka menunggu dari kejauhan. Kala itu, Raka langsung terpikirkan tentang rencananya. Ini peluang yang sangat bagus.Sang pria melihat botol minuman di tas Lusi. Pria itu bergegas membuang isinya, lalu mengganti dengan air ajian dari dukun. Mungkin terlihat licik, tapi dari awal memang cara ini sudah salah. Jadi, sekalian saja melakukannya dengan jalan yang salah juga.Selang 15 menit kemudian, Lusi dan Alia pun menyudahi permainannya. Alia hendak meminum air di botol milik Lusi, tapi langsung dicegah.“Ini punya Ibu, Alia minum yang baru saja, ya?”Pria itu mengeluarkan botol minum miliknya yang masih tersegel rapi. Sementara itu Raka menyerahkan botol milik Lusi.Wanita itu sama sekali tidak curiga dengan apa yang sudah dilakukan oleh sang pria. Meminum air itu hingg

    Last Updated : 2024-07-08

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 502 Pertengkaran Mertua dan Menantu (2)

    Bu Sinta dan Mila sama-sama terkejut melihat siapa yang tiba-tiba saja menyerukan nama Mila. Seketika wajah Bu Sinta berubah menjadi pura-pura sedih. Sementara Mika pucat sekali, seperti orang yang kehilangan banyak darah. "Raka, akhirnya kamu datang," ucap Bu Sinta dengan suara lemah sembari menghampiri anak yang saat ini berada di belakang Mila. Wanita hamil itu benar-benar kaget dengan kehadiran Raka. Dia tidak menyangka kalau Raka ada di belakangnya. Dia pikir Raka ada di dalam dan tidak mendengar pembicaraan mereka, tetapi siapa? Tahunya orang yang dicari itu tiba-tiba saja datang dan mendengarkan percakapan, lebih tepatnya kata-kata sang wanita yang keterlaluan jika didengar oleh orang lain. "Raka, lihat istrimu! Katanya akan membunuh Ibu jika berani macam-macam atau menghasutmu. Padahal kan Ibu tidak mengatakan apa-apa, Ibu juga tidak tahu kalau misalkan kamu pergi dari rumah. Apakah itu istri yang kamu pikir baik?" tanya Bu Sinta dengan pura-pura menangis. Mila hanya bisa

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 501 Pertengkaran Mertua dan Menantu (1)

    "Suami mana yang pergi dari rumah istrinya tanpa bilang apa-apa? Kecuali kalau dia kabur karena tidak kuat dengan sikap istrinya. Menurutmu perkataanku benar, kan?" ucap Bu Sinta, tiba-tiba saja membuat Mila terdiam.Wanita paruh baya itu sampai melipat tangan di depan dada. Mila terdiam saja. Dia merasa tersinggung dengan semua perkataan mertuanya. Entah kenapa setiap apa pun yang keluar dari mulut Bu Sinta itu selalu pedas dan menyakitkan.Sang wanita paruh baya sama sekali tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, tetapi herannya kenapa Lusi dulu kuat sekali berhadapan dengan Bu Sinta? Mila tidak mau nasibnya sama seperti Lusi, disetir begitu saja oleh mertua. Dia harus berdiri di kaki sendiri tanpa diperintah oleh siapa pun, termasuk mertua.Mila menghela napas panjang, berusaha untuk tenang menghadapi Bu Sinta tanpa dengan emosi. Dia harus membuat Bu Sinta paham, kalau semua yang dilakukan ini demi kebaikan dirinya dan juga Raka, termasuk anak yang ada di dalam kandungan."B

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status