Share

Tuduhan Berikutnya

“Iya nyonya. Sekali lagi saya minta maaf.” Wajah Mbak Pia tertunduk bersalah.

Aku hanya bisa diam menunggu penjelasan. Dalam banyak hal aku percaya Mbak Pia tidak akan ceroboh. Selama ini dia telah menjaga Anaya dan Jafar dengan sangat baik. Apa yang dilakukannya pasti atas desakan yang sangat besar.

“Waktu saya sedang berbicara dengan Tuan Fattan, Nona Anaya dan Tuan Jafar keluar dari dalam rumah. Lalu mereka berbicara degan tuan Fattan. Mengulurkan tangan dari celah-celah tralis pintu gerbang. Mereka terlihat sangat merindukan Tuan Fattan.” Tangis Mbak Pia pecah.

Bahkan sudut mataku mulai basah. Aku membayangkan kejadian itu. Pastilah Anaya dan Jafar ingin memeluk ayahnya. Mereka telah cukup lama tidak saling bertemu. Begitu juga dengan Fattan. Seburuk apa pun pria itu, dia tidak pernah melakukan hal buruk pada anak-anaknya.

Masih ada nilai baik yang kudengar bahwa Fattan tidak memaksa Mbak Pia membuka pintu. Wlau keadaan sudah saling menyesakkan.

“Saya… saya tidak bisa melihat
Ans

Duh! Pen bawa lakban buat nyumpel mulutnya Meylani

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ambar Ekoningsih
aku bantu nempel lakban dimulut meylani kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status