Share

Bahagia Anaya

"Anaya?!”

Wajah ceria itu membuat mataku berkaca-kaca. Aku tidak bisa mengenali perasaanku saat ini. Apakah mataku menangis karena merindukannya atau sebenarnya aku sedang tidak baik-baik saja melihat senyum Anaya. Dia bahagia, jelas Anaya bahagia. Ada sudut terdalam di hatiku yang berteriak.

‘Anaya bahagia meski tanpa aku.’ Dan itu membuatku pilu.

Apa yang harus kulakukan sekarang. Apakah aku harus menangis dan merusak kebahagiaan Anaya hanya karena egoku? Atau aku bisa bahagia dengan bahagianya? Mungkin ini saat yang tepat untuk kami. Anaya melihat sisi hidupnya yang lain.

Lalu aku memiliki kesempatan memiliki diriku seutuhnya. Saat ini waktu dan tenaga bisa kufokuskan untuk membuatku berdiri lagi, menjadi wanita yang kuat dan berhasil. Semua bisa kulakukan dengan murni tanpa embel-embel pewaris atau pendamping.

Sementara di sana, Anaya tetap bahagia. Dengan ketegaran hati, aku menjawab suara imut itu.

“Anaya, apa kabar, Nak?”

“Anaya sehat, Bunda. Bunda di mana? Tadi siang Om
Ans

Bisa nggak ya, Anaya menerima Andre. Duh, jadi kaya bumerang, nih.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status