Share

Yang Menjadi Prioritas

“Afif gak ngerepotin, Nak. Nggak papa Afif minta yang nggak –nggak. Mama akan berusaha mengabulkannya. Asal Afif sehat dan gak sakit lagi,” ucap Ririn lembut.

“Iya, Ma. Afif gak akan sakit.” Lagi, Afif tersenyum. Akan tetapi, kali ini senyumnya terlihat begitu manis, sehingga hati Ririn menjadi begitu tenang menatapnya.

“Sudah, Fif!” Suara berat Sultan terdengar ketus menghardik putra mereka. Pria itu berdiri tak suka melihat ibu dan anak itu bersama.

Ririn terkejut sekaligus geram karena itu. Tak bisakah Sultan berbicara dengan nada lembut ke pada anak mereka yang sempat akan mati. Tidakkah Sultan ingat bagaimana sakit hatinya mereka tadi ketika kehilangan Afif saat dia sudah mengembuskan napas terakhirnya.

Afif tersenyum melihat ekspresi sang ibu, seolah tahu apa yang ada di pikiran wanita yang melahirkannya tersebut. Bahwa ia sangat mencintai putranya dan tak ingin menyakiti barang sedikit saja.

Tatapan Ririn kembali kea rah Afif dan ia melihat bagaimana senyum manis anak itu. “Mak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status