Share

Bab. 5. Keterkejutan Sahwa

Penulis: Kasma Daeng
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-14 19:07:45

Bu Narti bersorak gembira kegirangan saking senangnya anak yang selama ini diasuhnya tanpa sepengetahuan dari siapapun tentang asal usul Sahwa yang sebenarnya.

Bu Narti menatap selembar foto yang sudah usang bahkan gambarnya telah kabur dan hanya tersisa sebagian yang terlihat.

"Ternyata mengakui kamu itu hanya anak angkatku saja membuatku bisa mendapatkan uang yang cukup banyak dari Dzaky. Biarlah rahasia tentang siapa kamu dan gimana caranya aku mendapatkanmu cukup aku saja yang mengetahuinya, bahkan Arumi dan semua orang yang mengenalku mengaggap kamu adalah putri kandungku,"

Bu Narti membuka sebuah amplop putih yang isinya cukup tebal. Uang yang diberikan oleh Dzaky untuknya, sebelum dia dan Sahwa berangkat ke pulau Dewata Bali.

Kedua pasang matanya langsung berbinar binar seketika melihat begitu banyak uang pecahan seratus ribu rupiah dalam genggamannya. Bahkan Bu Narti mengambil uang itu kemudian melemparnya ke atas hingga mengenai wajah,kepala dan sepreinya.

"Hahaha, akhirnya aku punya banyak modal untuk beli chip. Kenapa aku tidak mengusulkan ini kepada Arumi sejak dari dulu yah? Pasti aku sudah lama memiliki banyak modal," ucapnya Bu Narti dengan tangannya yang mengambil segepok uang tersebut yang berhamburan ke atas pangkuannya.

Tawa membahana memenuhi seantero kamarnya yang hanya berukuran empat kali tiga meter itu. Bu Narti setelah diajari oleh tetangganya mengenai bermain domino online, dia pun ketagihan bahkan tidak sedikit dan tak jarang menghabiskan seluruh uang hasil jualan makanan, uang bulanan yang diberikan oleh Arumi dan Sahwa dihamburkannya dengan jalan yang tidak benar.

"Arumi, mulai detik ini Ibu akan memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini selama Sahwa kalian jadikan mesin pencetak keturunan, maka disitu pula aku akan memorotin uang kalian,"

Bu Narti tersenyum penuh kelicikan ketika mengingat dirinya akan semudah itu mendapatkan uang.

"Apa aku berhenti berjualan makanan saja yah? Kan sudah ada Nak Dzaky yang bisa talanin semua kebutuhanku termasuk judi onlineku."

Sedangkan di tempat lain yang nun jauh di sana…

Sahwa hanya terdiam tanpa berucap sepatah katapun lagi. Dia hanya sesekali memperhatikan rumah yang didatanginya bersama dengan calon suaminya sekaligus kakak ipar angkatnya.

Dzaky menatap intens ke arah orang kepercayaannya yang sekaligus bekerja sebagai asisten kepercayaannya.

"Galang apa kamu bisa menjamin tentang pernikahan aku ini tidak diketahui oleh siapapun?"

Dzaky belum menginjakkan kakinya ke dalam rumah penghulu yang telah dipilih untuk menikahkannya langsung melayangkan sebuah pertanyaan.

"Insha Allah semuanya aman Tuan Muda, Anda cukup persiapkan mental saja menghadapi malam pertamanya," jawab Galang yang sediki membumbui perkataannya dengan bercanda.

Galang diam-diam memperhatikan dengan seksama ke arah Sahwa, ya Allah kenapa aku merasa pernah melihat perempuan ini. Tapi yang jadi masalah dimana?.

Sahwa kebanyakan terdiam sambil menundukkan kepalanya ke arah bawah.

"Mengenai tim make-upnya juga sudah datang dan menunggu calon nyonya muda saja untuk didandaji segera," imbuhnya Galang lagi.

Dzaky yang mendengar perkataan dari Galang melototkan matanya itu," Mungkin aku harus pertegas kepada kamu dan juga yang lainnya jika dia," Dzaky menunjuk ke arah Sahwa.

Sahwa yang mendengar dan melihat langsung spontan mengarahkan telunjuknya ke arah dadanya sendiri.

"Kenapa! Ada apa denganku!?"

Sahwa menautkan kedua alisnya itu mendengar perkataan dari pria yang tinggal menghitung menit saja akan menjadikannya istrinya secara siri.

Dzaky hanya membuang muka tanpa menimpali perkataan dari Sahwa," ingat baik-baik jika dia adalah bukan nyonya muda melainkan hanya perempuan yang disewa rahimnya untuk melahirkan penerus dan ahli waris untukku!" Tegasnya Dzaky sambil berlalu ke arah dalam rumah itu.

"Andaikan bisa aku menolak dan kabur dari sini, aku pasti akan pergi secepatnya. Tapi, sayangnya aku tidak sanggup berbuat seperti itu!" Gerutu Sahwa sambil menghentakkan kakinya dan mengekor di belakang Dzaky.

Galang hanya geleng-geleng kepala melihat kedua calon mempelai pengantin itu.

"Kehidupan dunia orang kaya tak semulus dan tak seindah sinetron," Galang pun tidak mau kemana ketinggalan dengan keduanya segera berjalan ke arah dalam rumah itu.

Sahwa kembali memperhatikan dekorasi rumah minimalis tapi bergaya modern itu. Hingga beberapa orang segera berjalan ke arah kedatangan mereka berdua.

Dzaky berjalan dengan sedikit angkuh,dingin dan cuek dengan semua orang yang akan menyaksikan langsung akad nikah keduanya.

"Nona! tolong ikut bersama kami," pinta seorang perempuan yang berambut pendek itu.

"Tolong rias dia dengan baik dan aku tidak ingin dia tetap kelihatan kampungan. Aku ingin hanya dalam sejam dia sudah dimake up!" Perintah Dzaky.

"Baik Tuan Muda!" Jawab perempuan itu yang segera menggiring Sahwa ke dalam kamar khusus.

Sahwa pun berjalan menuruti keinginan perempuan itu dan tanpa berbicara sepatah katapun. Sedangkan salah seorang asisten dari perempuan berambut pendek itu membantu Dzaky memilih jas yang cocok untuknya.

"Dimana Pak penghulunya?" Tanyanya Dzaky.

"Dia belum datang Tuan Muda, katanya dia sudah berada di jalan menuju ke sini," balas Galang.

Dzaky menatap punggung kepergian dari Sahwa, dia menghisap wajahnya dengan gusar.

"Kenapa meski Arumi mandul! Andaikan dia tidak mandul hal semacam ini tidak akan pernah terjadi pada hidupku!"

Galang diam-diam tersenyum tipis menanggapi perkataan gerutunya Dzaky.

"Makanya jangan jadi orang kaya! Paling utama kenapa meski menikah dengan wanita yang sudah jelas-jelas sudah ketahuan mandulnya, tapi malah tetap menikahinya," cibirnya Galang yang terkadang mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan sikapnya yang tidak menyukai Arumi.

Berselang beberapa menit kemudian, semua orang yang berada di dalam rumah itu takjub melihat penampilan dan perubahan positif dari wajahnya Sahwa.

Diah sang penata rias pengantin itu memegangi kedua lengannya Sahwa dengan senyuman lebarnya.

"Masya Allah Anda sangat cantik Nona, aku yakin calon suaminya Anda pasti akan jatuh cinta berkali-kali hingga Anda tua nanti," ucapnya Diah.

Sahwa yang tidak percaya dengan perkataan dan segala pujian yang diberikan untuknya hanya membalas perkataan itu dengan sangkalan saja.

"Aah itu tidak mungkin Mbak, mana mungkin saya bisa secantik yang kalian katakan. Jelas-jelas tadi tuan Dzaky mengatakan saya ini perempuan kampungan jadi mana mungkin bisa secantik itu," tampik Sahwa.

Sahwa tidak mau jumawa, sombong ataupun berbangga hati dengan segala pujian itu. Dia yang memang tidak pernah merias wajahnya, karena mengingat pekerjaannya yang hanya seorang karyawan bagian dapur di salah satu restoran bintang lima. Tepatnya sebagai asisten koki.

"Iya benar sekali apa yang Bu Diah katakan Nona Muda, kami tidak bercanda apalagi berbohong. Tapi, kalau kagak percaya Anda langsung bercermin saja," usulannya karyawannya bu Diah yang tanpa sungkan membantu Sahwa berputar arah dan menghadap langsung ke cermin.

Sahwa yang memakai gaun berwarna gold cukup membuatnya semakin cantik dan elegan serta tidak seperti gadis kampungan.

Sahwa menatap tajam dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya langsung dengan menggunakan kedua bola matanya sendiri.

"Astaghfirullahaladzim! Dia siapa? Ini tidak mungkin sa-ya kan?" Sahwa pun terkejut melihat perubahan penampilannya yang cukup banyak.

Bab terkait

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.6. Sungguh Aneh

    Dzaky menatap punggung kepergian dari Sahwa, dia mengusap wajahnya dengan gusar."Kenapa meski Arumi mandul! Andaikan dia tidak mandul hal semacam ini tidak akan pernah terjadi pada hidupku!"Galang diam-diam tersenyum tipis menanggapi perkataan gerutunya Dzaky."Makanya jangan jadi orang kaya! Paling utama kenapa meski menikah dengan wanita yang sudah jelas-jelas sudah ketahuan mandulnya, tapi malah tetap menikahinya," cibirnya Galang yang terkadang mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan sikapnya yang tidak menyukai Arumi.Berselang beberapa menit kemudian, semua orang yang berada di dalam rumah itu takjub melihat penampilan dan perubahan positif dari wajahnya Sahwa.Diah sang penata rias pengantin itu memegangi kedua lengannya Sahwa dengan senyuman lebarnya."Masya Allah Anda sangat cantik Nona, aku yakin calon suaminya Anda pasti akan jatuh cinta berkali-kali hingga Anda tua nanti," ucapnya Diah.Sahwa yang tidak percaya dengan perkataan dan segala pujian yang diberikan untuknya h

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.7. Dzaky Yang Aneh

    Sahwa menatap ke arah kedatangan Galang dengan senyuman simpulnya."Maaf ganggu, apa Non Sahwa sudah siap?" Tanyanya Galang yang berbasa-basi sebentar sebelum menyampaikan maksud kedatangannya."Non Sahwa sudah siap sedari tadi Tuan Galang," jawabnya Diah yang mewakili Sahwa untuk menjawab pertanyaan dari Galang.Galang menatap ke arah Diah sebelum mengutarakan keinginannya itu, sedangkan Diah yang ditatap seperti itu cepat tanggap."Maaf Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?""Tolong carikan kain yang bisa dipakai sebagai cadar penutup wajahnya Non Sahwa," pintanya Galang.Diah dan Sahwa yang mendengar perkataan itu cukup dibuat tercengang dengan permintaan tersebut."Kain cadar! Kenapa dan untuk apa harus memakai penutup wajah segala? Bukannya wajahnya Non Sahwa secantik ini kok disembunyikan yah," Diah semakin keheranan dengan kenyataan yang barusan didengarnya."Tolong tidak perlu mengeluarkan pertanyaan segala! Cukup penuhi apa yang diminta oleh tuan muda Dzaky atau Anda mengingink

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 8. Aturan Pertama Dzaky

    "Hemph!" Pak Penghulu segera berdehem kuat untuk membuyarkan lamunannya Dzaky dan mengajaknya ke dunia real.Galang memegangi lengannya Dzaky tapi, tidak berpengaruh sedikitpun sehingga diam-diam dia menekan kuat tangannya Dzaky agar segera tersadar dari lamunannya itu."Augh," keluhnya Dzaky yang reflek melototkan matanya saking terkejutnya dengan kekuatan tangannya Galang yang tidak disangka-sangkanya.Galang hanya memberikan kode melalui kepalanya agar Dzaky melihat ke arah Pak Penghulu. Dzaky yang mengerti dengan arti kode tersebut, menetralkan perasaannya ketika tersadar dengan apa yang dilakukannya itu."Maafkan saya Pak, tolong dilanjutkan," perintahnya Dzaky.Sedangkan Sahwa sedari tadi hanya menundukkan kepalanya karena tidak ingin melihat langsung wajah pria yang dilihatnya cukup sangar di penglihatannya itu."Baiklah bapak ulangi, Tuan Muda Dzaky Nashif Fathan saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Nak Athiyyah Sahwa Shabiyah dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan p

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.9. Perasaan Serasa Akrab

    Sahwa menatap intens ke arah pria yang berstatus anak buah dari suaminya itu dengan tatapan matanya yang sulit diartikan.Kenapa aku diperlakukan seperti itu merasakan kehangatan yang tiba-tiba menjalar ke dalam lubuk hatiku yang terdalam.Apakah seperti ini merasakan memiliki seorang kakak laki-laki, memang sejak kecil aku sudah memiliki Mbak Arumi tapi kehidupan kami sebagai kakak adik sungguh jauh berbeda dengan kehidupan orang lain.Galang segera berdehem dan mengeraskan suaranya itu agar Sahwa segera tersadar dari lamunannya."Hemmph! Nyonya Sahwa kita sudah sampai di mall," ucapnya Galang.Sahwa menjadi salah tingkah ketika ketahuan diam-diam menghayal dan memerhatikan Galang."Iya Pak Galang," balasnya Sahwa yang kemudian berjalan mengekor membuntuti kemanapun perginya Galang.Galang yang berjalan di depannya Sahwa membuka percakapan keduanya setelah bebas langkah kakinya menuju ke arah lebih jauh ke dalam area mall."Masuklah dan pilihlah beberapa pakaian yang cocok untuk dirim

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 10. Malam Pertama

    Sahwa yang mendengar perintahnya Dzaky dengan meninggikan volume suaranya itu segera bersiap-siap untuk ke kamar mandi. Tetapi, baru beberapa langkah kakinya menuju ke arah kamar mandi."Stop!" Teriak Dzaky."Ada apa Tuan Muda Dzaky?" Tanyanya Sahwa yang tidak paham kenapa dirinya disuruh untuk berhenti."Kamu mau ngapain ke kamar mandi? Bukannya aku perintahkan padamu untuk bersiap melayaniku di ranjang!" Ketusnya Dzaky yang masih mengeringkan rambutnya dengan menggunakan selembar handuk."Sa-ya mau ganti pakaian dulu Tuan Muda," jawabnya Sahwa sekenanya saja.Dzaky menatap jengah ke arah istrinya itu, "Kamu tidak perlu berganti pakaian atau apapun, karena bagiku kamu tidak akan pernah berubah menjadi cantik dimataku!" Sarkasnya Dzaky.Sahwa pun berdiri mematung dengan pakaian gamis dan cadar yang sedari tadi melekat pada wajahnya. Dzaky pun sebenarnya enggan untuk menyentuh Sahwa, akan tetapi ketika mengingat perkataan dari istri pertamanya Arumi tentang keberlangsungan hubungan per

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 1. Permintaan Yang Sulit

    Suara teriakan seseorang dari dalam kamar membuat rumah yang selalu nampak sepi menjadi ramai, bising dan ribut, akan tetapi di siang hari rumah itu akan terasa sunyi dikarenakan kedua penghuni rumah itu sibuk dengan pekerjaan masing-masing di luar rumah."Tidak!! Aku tidak mau menikah dengan suami kakakku Mah!" Tolak seorang perempuan yang bersitegang dengan perempuan paruh baya.Perempuan muda yang berusia kira-kira 24 tahun itu, menolak mentah-mentah kemauan dan permintaan dari mamanya dengan masih sopan. Dia berdiri dari posisi duduknya, dengan melangkahkan kakinya mundur beberapa langkah ke arah belakang.Plak!!!Suara tamparan itu cukup keras mendarat di pipi kirinya Sahwa. Hingga wajahnya bergerak ke arah samping. Sahwa memegangi pipinya yang terkena tamparan.Wajahnya Sahwa cukup panas dan memerah saking kuatnya tamparan dari wanita yang berstatus sebagai ibunya."Athiyah Sahwa Shabiyah, apa kamu ingin menjadi anak durhaka!?" Bentaknya ibu Narti yang melototkan matanya mendeng

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.2. Bujukan Demi Bujukan

    Semua orang berjalan cepat ke arah Arumi yang terjatuh pingsan, ketika mendengar penolakan demi penolakan dari adiknya.Arumi reflek memegangi kepalanya yang pusing dan nyut-nyutan. Dia berjalan mundur berusaha untuk tidak terjatuh ke atas lantai.Bruk…Prang…"Arumi! Istriku!" Teriak Dzaky yang melihat istrinya terjatuh pingsan.Sahwa memegangi salah satu genggaman tangannya Arumi dengan semakin menangis, kecewa pada dirinya sendiri yang menyebabkan kakaknya sakit."Sahwa lepaskan tanganmu dari tangan anakku!! Apakah ini yang kamu inginkan ha!!" Bentaknya Bu Narti dengan tatapan mata menghunus hingga ke jantung hatinya Sahwa.Ibu Narti menghempas tangannya Sahwa dengan kuat hingga tangannya Sahwa terantuk ke atas meja."Argh!!" Ringisnya Sahwa yang tanpa sengaja mengenai sudut meja.Sahwa yang di bentak seperti itu segera mundur dan melepaskan pegangan tangannya tersebut."Ini semua gara-gara kamu yang keras kepala! Kamu lebih mementingkan kepentingan kamu sendiri daripada kesehatan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.3. Orang Tua Matre

    Entah kenapa Mama sejak dulu selalu menolak apapun yang aku inginkan sedangkan dengan Mbak Arumi, walaupun terbilang sulit dan terkesan tidak baik. Mama Narti akan mengabulkan permohonan dari Mbak Arumi.Sahwa melihat ke arah Mama dan kakak satu-satunya yang dimilikinya itu secara bergantian.Seperti halnya hari-hari sebelumnya dan hari ini juga, aku kembali dipaksa untuk memenuhi keinginan Mbak Arumi dan aku tidak punya pilihan lain untuk menolak lagi.Entah mama apakah akan memukulku seperti biasanya atau akan lebih menyiksaku.Sahwa menghela nafasnya dengan cukup berat dan menyeka air matanya yang terus menerus menetes membasahi pipinya itu dengan gusar."Baiklah aku terima segala permintaan kalian, demi Mbak Arumi dan Mama aku akan melakukannya." Sahwa menatap ke arah calon suami sirinya itu.Sedangkan Dzaky pun membalas tatapannya Sahwa perempuan yang bakal dinikahi demi sebuah kata memiliki keturunan penerus keluarga besarnya. Sahwa berdiri dari posisi duduknya itu sambil memega

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25

Bab terbaru

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 10. Malam Pertama

    Sahwa yang mendengar perintahnya Dzaky dengan meninggikan volume suaranya itu segera bersiap-siap untuk ke kamar mandi. Tetapi, baru beberapa langkah kakinya menuju ke arah kamar mandi."Stop!" Teriak Dzaky."Ada apa Tuan Muda Dzaky?" Tanyanya Sahwa yang tidak paham kenapa dirinya disuruh untuk berhenti."Kamu mau ngapain ke kamar mandi? Bukannya aku perintahkan padamu untuk bersiap melayaniku di ranjang!" Ketusnya Dzaky yang masih mengeringkan rambutnya dengan menggunakan selembar handuk."Sa-ya mau ganti pakaian dulu Tuan Muda," jawabnya Sahwa sekenanya saja.Dzaky menatap jengah ke arah istrinya itu, "Kamu tidak perlu berganti pakaian atau apapun, karena bagiku kamu tidak akan pernah berubah menjadi cantik dimataku!" Sarkasnya Dzaky.Sahwa pun berdiri mematung dengan pakaian gamis dan cadar yang sedari tadi melekat pada wajahnya. Dzaky pun sebenarnya enggan untuk menyentuh Sahwa, akan tetapi ketika mengingat perkataan dari istri pertamanya Arumi tentang keberlangsungan hubungan per

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.9. Perasaan Serasa Akrab

    Sahwa menatap intens ke arah pria yang berstatus anak buah dari suaminya itu dengan tatapan matanya yang sulit diartikan.Kenapa aku diperlakukan seperti itu merasakan kehangatan yang tiba-tiba menjalar ke dalam lubuk hatiku yang terdalam.Apakah seperti ini merasakan memiliki seorang kakak laki-laki, memang sejak kecil aku sudah memiliki Mbak Arumi tapi kehidupan kami sebagai kakak adik sungguh jauh berbeda dengan kehidupan orang lain.Galang segera berdehem dan mengeraskan suaranya itu agar Sahwa segera tersadar dari lamunannya."Hemmph! Nyonya Sahwa kita sudah sampai di mall," ucapnya Galang.Sahwa menjadi salah tingkah ketika ketahuan diam-diam menghayal dan memerhatikan Galang."Iya Pak Galang," balasnya Sahwa yang kemudian berjalan mengekor membuntuti kemanapun perginya Galang.Galang yang berjalan di depannya Sahwa membuka percakapan keduanya setelah bebas langkah kakinya menuju ke arah lebih jauh ke dalam area mall."Masuklah dan pilihlah beberapa pakaian yang cocok untuk dirim

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 8. Aturan Pertama Dzaky

    "Hemph!" Pak Penghulu segera berdehem kuat untuk membuyarkan lamunannya Dzaky dan mengajaknya ke dunia real.Galang memegangi lengannya Dzaky tapi, tidak berpengaruh sedikitpun sehingga diam-diam dia menekan kuat tangannya Dzaky agar segera tersadar dari lamunannya itu."Augh," keluhnya Dzaky yang reflek melototkan matanya saking terkejutnya dengan kekuatan tangannya Galang yang tidak disangka-sangkanya.Galang hanya memberikan kode melalui kepalanya agar Dzaky melihat ke arah Pak Penghulu. Dzaky yang mengerti dengan arti kode tersebut, menetralkan perasaannya ketika tersadar dengan apa yang dilakukannya itu."Maafkan saya Pak, tolong dilanjutkan," perintahnya Dzaky.Sedangkan Sahwa sedari tadi hanya menundukkan kepalanya karena tidak ingin melihat langsung wajah pria yang dilihatnya cukup sangar di penglihatannya itu."Baiklah bapak ulangi, Tuan Muda Dzaky Nashif Fathan saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Nak Athiyyah Sahwa Shabiyah dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan p

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.7. Dzaky Yang Aneh

    Sahwa menatap ke arah kedatangan Galang dengan senyuman simpulnya."Maaf ganggu, apa Non Sahwa sudah siap?" Tanyanya Galang yang berbasa-basi sebentar sebelum menyampaikan maksud kedatangannya."Non Sahwa sudah siap sedari tadi Tuan Galang," jawabnya Diah yang mewakili Sahwa untuk menjawab pertanyaan dari Galang.Galang menatap ke arah Diah sebelum mengutarakan keinginannya itu, sedangkan Diah yang ditatap seperti itu cepat tanggap."Maaf Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?""Tolong carikan kain yang bisa dipakai sebagai cadar penutup wajahnya Non Sahwa," pintanya Galang.Diah dan Sahwa yang mendengar perkataan itu cukup dibuat tercengang dengan permintaan tersebut."Kain cadar! Kenapa dan untuk apa harus memakai penutup wajah segala? Bukannya wajahnya Non Sahwa secantik ini kok disembunyikan yah," Diah semakin keheranan dengan kenyataan yang barusan didengarnya."Tolong tidak perlu mengeluarkan pertanyaan segala! Cukup penuhi apa yang diminta oleh tuan muda Dzaky atau Anda mengingink

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.6. Sungguh Aneh

    Dzaky menatap punggung kepergian dari Sahwa, dia mengusap wajahnya dengan gusar."Kenapa meski Arumi mandul! Andaikan dia tidak mandul hal semacam ini tidak akan pernah terjadi pada hidupku!"Galang diam-diam tersenyum tipis menanggapi perkataan gerutunya Dzaky."Makanya jangan jadi orang kaya! Paling utama kenapa meski menikah dengan wanita yang sudah jelas-jelas sudah ketahuan mandulnya, tapi malah tetap menikahinya," cibirnya Galang yang terkadang mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan sikapnya yang tidak menyukai Arumi.Berselang beberapa menit kemudian, semua orang yang berada di dalam rumah itu takjub melihat penampilan dan perubahan positif dari wajahnya Sahwa.Diah sang penata rias pengantin itu memegangi kedua lengannya Sahwa dengan senyuman lebarnya."Masya Allah Anda sangat cantik Nona, aku yakin calon suaminya Anda pasti akan jatuh cinta berkali-kali hingga Anda tua nanti," ucapnya Diah.Sahwa yang tidak percaya dengan perkataan dan segala pujian yang diberikan untuknya h

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 5. Keterkejutan Sahwa

    Bu Narti bersorak gembira kegirangan saking senangnya anak yang selama ini diasuhnya tanpa sepengetahuan dari siapapun tentang asal usul Sahwa yang sebenarnya.Bu Narti menatap selembar foto yang sudah usang bahkan gambarnya telah kabur dan hanya tersisa sebagian yang terlihat."Ternyata mengakui kamu itu hanya anak angkatku saja membuatku bisa mendapatkan uang yang cukup banyak dari Dzaky. Biarlah rahasia tentang siapa kamu dan gimana caranya aku mendapatkanmu cukup aku saja yang mengetahuinya, bahkan Arumi dan semua orang yang mengenalku mengaggap kamu adalah putri kandungku,"Bu Narti membuka sebuah amplop putih yang isinya cukup tebal. Uang yang diberikan oleh Dzaky untuknya, sebelum dia dan Sahwa berangkat ke pulau Dewata Bali.Kedua pasang matanya langsung berbinar binar seketika melihat begitu banyak uang pecahan seratus ribu rupiah dalam genggamannya. Bahkan Bu Narti mengambil uang itu kemudian melemparnya ke atas hingga mengenai wajah,kepala dan sepreinya."Hahaha, akhirnya a

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 4. Membela Tapi Tetap Terjadi

    "Ibu! Kenapa ibu tega banget menyuruhku menikah dengan suami kakakku sendiri!? Kenapa Mama melakukannya! Apa salahku padamu Mah!?" Sahwa bangkit dari posisi duduknya dan berlari kecil ke arah mamanya yang berjalan ke arah dalam kamar.Bu Narti yang mendengar teriakannya Sahwa segera menghentikan langkahnya itu dan tersenyum penuh arti melihat sikapnya Sahwa."Baiklah karena kamu bertanya dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dan apa alasannya aku lebih memilih menukar kebahagiaan dan kebebasan kamu dengan kebahagiaan putriku Arumi itu karena kamu adalah hanya anak pungut saja! Kamu bukanlah anak kandungku sendiri!"Bu Narti mengatakan hal tersebut tanpa peduli dengan perasaannya Sahwa yang sungguh terkejut mendengar perkataan dari mamanya itu. Tubuhnya linglung ke belakang saking terkejutnya mendengar perkataan dari mamanya tersebut."Itu tidak mungkin! Mamah pasti hanya bercanda dan sedang marah kan sehingga mengatakan hal ini!" Tampiknya Sahwa yang sama sekali tid

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.3. Orang Tua Matre

    Entah kenapa Mama sejak dulu selalu menolak apapun yang aku inginkan sedangkan dengan Mbak Arumi, walaupun terbilang sulit dan terkesan tidak baik. Mama Narti akan mengabulkan permohonan dari Mbak Arumi.Sahwa melihat ke arah Mama dan kakak satu-satunya yang dimilikinya itu secara bergantian.Seperti halnya hari-hari sebelumnya dan hari ini juga, aku kembali dipaksa untuk memenuhi keinginan Mbak Arumi dan aku tidak punya pilihan lain untuk menolak lagi.Entah mama apakah akan memukulku seperti biasanya atau akan lebih menyiksaku.Sahwa menghela nafasnya dengan cukup berat dan menyeka air matanya yang terus menerus menetes membasahi pipinya itu dengan gusar."Baiklah aku terima segala permintaan kalian, demi Mbak Arumi dan Mama aku akan melakukannya." Sahwa menatap ke arah calon suami sirinya itu.Sedangkan Dzaky pun membalas tatapannya Sahwa perempuan yang bakal dinikahi demi sebuah kata memiliki keturunan penerus keluarga besarnya. Sahwa berdiri dari posisi duduknya itu sambil memega

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.2. Bujukan Demi Bujukan

    Semua orang berjalan cepat ke arah Arumi yang terjatuh pingsan, ketika mendengar penolakan demi penolakan dari adiknya.Arumi reflek memegangi kepalanya yang pusing dan nyut-nyutan. Dia berjalan mundur berusaha untuk tidak terjatuh ke atas lantai.Bruk…Prang…"Arumi! Istriku!" Teriak Dzaky yang melihat istrinya terjatuh pingsan.Sahwa memegangi salah satu genggaman tangannya Arumi dengan semakin menangis, kecewa pada dirinya sendiri yang menyebabkan kakaknya sakit."Sahwa lepaskan tanganmu dari tangan anakku!! Apakah ini yang kamu inginkan ha!!" Bentaknya Bu Narti dengan tatapan mata menghunus hingga ke jantung hatinya Sahwa.Ibu Narti menghempas tangannya Sahwa dengan kuat hingga tangannya Sahwa terantuk ke atas meja."Argh!!" Ringisnya Sahwa yang tanpa sengaja mengenai sudut meja.Sahwa yang di bentak seperti itu segera mundur dan melepaskan pegangan tangannya tersebut."Ini semua gara-gara kamu yang keras kepala! Kamu lebih mementingkan kepentingan kamu sendiri daripada kesehatan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status