Beranda / Pernikahan / Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga / Bab. 1. Permintaan Yang Sulit

Share

Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga
Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga
Penulis: Kasma Daeng

Bab. 1. Permintaan Yang Sulit

Penulis: Kasma Daeng
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-25 22:26:22

Suara teriakan seseorang dari dalam kamar membuat rumah yang selalu nampak sepi menjadi ramai, bising dan ribut, akan tetapi di siang hari rumah itu akan terasa sunyi dikarenakan kedua penghuni rumah itu sibuk dengan pekerjaan masing-masing di luar rumah.

"Tidak!! Aku tidak mau menikah dengan suami kakakku Mah!" Tolak seorang perempuan yang bersitegang dengan perempuan paruh baya.

Perempuan muda yang berusia kira-kira 24 tahun itu, menolak mentah-mentah kemauan dan permintaan dari mamanya dengan masih sopan. Dia berdiri dari posisi duduknya, dengan melangkahkan kakinya mundur beberapa langkah ke arah belakang.

Plak!!!

Suara tamparan itu cukup keras mendarat di pipi kirinya Sahwa. Hingga wajahnya bergerak ke arah samping. Sahwa memegangi pipinya yang terkena tamparan.

Wajahnya Sahwa cukup panas dan memerah saking kuatnya tamparan dari wanita yang berstatus sebagai ibunya.

"Athiyah Sahwa Shabiyah, apa kamu ingin menjadi anak durhaka!?" Bentaknya ibu Narti yang melototkan matanya mendengar penolakan dari anak keduanya itu.

"Mamah, aku tidak mungkin menjadi orang ketiga perusak rumah tangga perempuan lain, apalagi rumah tangga dari kakakku sendiri!"

Sahwa menatap mengibah ke arah wanita yang telah berjasa melahirkan dan membesarkannya ke dunia ini. Seraya sesekali mengusap wajahnya yang panas dan sedikit membengkak.

Dzaky dan Arumi dibuat tercengang melihat apa yang dilakukan oleh mamanya Bu Narti. Tetapi, keduanya tidak ada yang berani menentang dan berkomentar melihat sikap mamanya.

Seorang wanita muda berpakaian rapi, cantik dan seksi itu berjalan ke arah adiknya. Ia reflek bersimpuh di hadapan adiknya dengan air matanya yang terus menerus menetes membasahi pipinya itu yang sungguh glow.

"Sahwa, apa kamu ingin melihat rumah tanggaku ini hancur berantakan dan aku diceraikan oleh suamiku karena aku tidak bisa memberikannya keturunan dan penerus? Aku sangat mencintai suamiku." Ratapnya Arumi.

Bu Narti yang melihat putri sulungnya mengemis di hadapan anak bungsunya segera berjalan dengan gegas dan saking marahnya melihat apa yang diperbuat oleh anaknya.

Ibu Narti memegangi kedua lengannya Sahwa dengan sangat kuat. Bu Narti saking marahnya dengan mengeratkan gigi-giginya.

"Sahwa! Apa kamu tega melihat keluarga kakakmu sendiri hancur berkeping-keping gara-gara dia tidak sanggup hamil anak dari suaminya ha!? Dimana hati nurani kamu simpan Sahwa?"

Sahwa hanya menangis tersedu-sedu mendengar bentakan keras dari mamanya itu. Dia selalu dalam posisi seperti ini, selalu tersudut dan tidak punya pilihan lain. Ia akan selalu menjadi tempat yang tidak bisa bersuara keras untuk mengeluarkan pendapatnya dan selalu tidak dihargai.

Arumi melepaskan cengkraman tangannya mamanya itu dari lengan adik satu-satunya yang dimilikinya di dunia ini. Arumi menggelengkan kepalanya itu agar, mamanya menurunkan emosinya yang sudah meledak-ledak menghadapi penolakannya Sahwa.

Bu Narti melirik sekilas ke arah putri kesayangannya itu," maafkan Mama Nak, Mama terlalu emosi menghadapi adikmu," sesalnya Bu Narti.

Ya Allah, kenapa kakakku menjadikan aku sebagai alat tameng mereka. Apakah hanya demi harta kekayaan, posisi sebagai menantu utama dan kedudukan sehingga Mbak Arumi dan Mama menargetkan aku?

Segala macam pertanyaan muncul dalam benaknya Sahwa, hingga terlintaslah pikiran buruk di dalam hati dan pikirannya.

Apa jangan-jangan aku bukan anak kandungnya Mama Narti sehingga setiap kali, akulah yang menjadi tempat ternyaman untuk melancarkan rencana mereka.

Sahwa menatap nanar ke arah Mama dan kakaknya itu, astaghfirullahaladzim kenapa aku bisa berpikiran seperti ini?.

Zahwa tidak habis pikir, kenapa harus dia yang dijadikan kambing hitam untuk melancarkan rencana mereka.

Aku harus lebih giat dan bekerja keras untuk meyakinkan Sahwa agar segera menerima permintaanku ini. Dengan cara apapun, aku tidak ingin bercerai dengan Mas Dzaky.

Zahwa harus setuju dengan permintaan kami ini, jika tidak aku tidak akan bisa melihat anakku bahagia.

Memang Arumi jarang memberikan biaya hidup pada kami,tapi selama putriku bahagia dengan kehidupan rumah tangganya saya tidak permasalahkan masalah itu.

Sedangkan pria yang menjadi topik utama dan pembicaraan hangat mereka hanya duduk sembari memperhatikan apa yang dilakukan oleh ketiganya tepat langsung di depan matanya.

"Kenapa harus aku Mah? Banyak di luar sana perempuan yang cantik dan cocok menjadi istri sirinya mas Dzaky. Dibandingkan dengan aku perempuan jelek dan tidak tau berhias menjadi wanita yang akan melahirkan anaknya," sanggahnya Sahwa.

"Dek Sahwa, Mbak mohon kabulkan permintaanku ini. Kamu hanya perlu menikah secara kontrak dengan suamiku mas hingga kamu melahirkan bayi untuk kami, kamu juga akan mendapatkan uang yang cukup banyak jadi aku mohon terimalah ini," bujuknya Arumi.

Dzaky segera bangkit dari posisi duduknya itu sambil berjalan ke arah Sahwa dengan tatapan mengintimidasinya. Sahwa yang ditatap seperti itu merasa tidak enak hati dan tidak nyaman.

"Kamu setuju dengan permintaan kami, kau akan mendapatkan imbalan yang sangat banyak bahkan kamu tidak akan pernah kelaparan dan bersusah payah untuk mencari uang selama sepuluh tahun dalam hidupmu," ucapnya Dzaky sambil menatap tajam ke arah Sahwa yang tertunduk.

Sahwa menundukkan kepalanya karena entah kenapa tatapan matanya Dzaky seperti langsung menembus hatinya, hingga ia tidak sanggup untuk berkutik apalagi untuk menolak.

Dzaky segera mengambil sebuah cek di dalam saku celananya itu kemudian menuliskan nominal uang di atas kertas cek tersebut.

Dzaky melempar sebuah cek tepat di wajahnya Sahwa yang terduduk di atas lantai dengan air matanya yang masih sesekali menetes membasahi pipinya itu.

Bu Narti dan Arumi saling bertatapan satu sama lainnya dan bertanya-tanya berapa jumlah uang yang dituliskan oleh Dzaky di atas cek itu.

Sahwa menatap nyalang ke arah pria yang memintanya menikahinya dengan dasar untuk memiliki keturunan pewaris dalam keluarganya.

"Itu uang cukup besar bahkan seumur hidup kau bekerja tidak akan pernah kamu dapatkan! Kamu j*al diri pun tak mampu kamu mendapatkannya," tatapan menghina ditujukan untuk Sahwa yang semakin tidak berdaya.

"Apakah harga diri seorang perempuan dihargai dengan uang? Aku sungguh tidak menduga demi mendapatkan bayi kalian semua memaksaku untuk melakukannya!" Ketusnya Zahwa.

Arumi yang melihat adiknya bersitegang dan bersekukuh untuk tetap mempertahankan keputusannya tiba-tiba tubuhnya merasakan keanehan.

"Aku tidak setuju dengan permintaan kalian! Aku bukan boneka yang bisa kalian atur sesuai dengan isi dan kemauan hati kalian!" Tampiknya Sahwa yang tidak mau tergoda ataupun menyerah dengan bujukan mereka semua.

Arumi melirik sepintas ke arah mamanya sebelum terjatuh pingsan. Bu Narti yang mengerti dengan arti tatapan anaknya segera mengerti dan segera bertindak.

"Aughh!" Jerit Arumi yang sudah terjatuh tepat ke atas sofa lusuh milik mamanya itu.

"Arumi!!"

"Istriku!!"

"Mbak Arumi!"

Semua spontan berjalan cepat ke arah Arumi yang sudah terjatuh tak sadarkan diri. Semua nampak khawatir dan mencemaskan keadaannya Arumi. Wanita berumur 28 tahun itu.

Dzaky langsung hendak menggendong tubuhnya Arumi ke dalam kamar mertuanya yang belum pernah diinjaknya. Selama ia menikah dengan Arumi yang sudah hampir lima tahun itu, dia tidak pernah berniat atau sudi datang ke rumah kumuh mertuanya.

Rumah yang cukup sederhana dan bagus dibandingkan dengan bentuk,ukuran dan model dari rumah sekitar komplek perumahan tersebut. Tetapi, bagi Dzaky rumah itu tidak lebih dari gubuk derita.

Dzaky hanya tersenyum smirk melihat kondisi dari istrinya itu,dia sangat paham dan mengetahui persis apa yang terjadi pada istrinya.

Teruslah berakting istriku, agar rencana gemilang kita sukses dan berhasil lebih mengesankan.

Bab terkait

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.2. Bujukan Demi Bujukan

    Semua orang berjalan cepat ke arah Arumi yang terjatuh pingsan, ketika mendengar penolakan demi penolakan dari adiknya.Arumi reflek memegangi kepalanya yang pusing dan nyut-nyutan. Dia berjalan mundur berusaha untuk tidak terjatuh ke atas lantai.Bruk…Prang…"Arumi! Istriku!" Teriak Dzaky yang melihat istrinya terjatuh pingsan.Sahwa memegangi salah satu genggaman tangannya Arumi dengan semakin menangis, kecewa pada dirinya sendiri yang menyebabkan kakaknya sakit."Sahwa lepaskan tanganmu dari tangan anakku!! Apakah ini yang kamu inginkan ha!!" Bentaknya Bu Narti dengan tatapan mata menghunus hingga ke jantung hatinya Sahwa.Ibu Narti menghempas tangannya Sahwa dengan kuat hingga tangannya Sahwa terantuk ke atas meja."Argh!!" Ringisnya Sahwa yang tanpa sengaja mengenai sudut meja.Sahwa yang di bentak seperti itu segera mundur dan melepaskan pegangan tangannya tersebut."Ini semua gara-gara kamu yang keras kepala! Kamu lebih mementingkan kepentingan kamu sendiri daripada kesehatan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.3. Orang Tua Matre

    Entah kenapa Mama sejak dulu selalu menolak apapun yang aku inginkan sedangkan dengan Mbak Arumi, walaupun terbilang sulit dan terkesan tidak baik. Mama Narti akan mengabulkan permohonan dari Mbak Arumi.Sahwa melihat ke arah Mama dan kakak satu-satunya yang dimilikinya itu secara bergantian.Seperti halnya hari-hari sebelumnya dan hari ini juga, aku kembali dipaksa untuk memenuhi keinginan Mbak Arumi dan aku tidak punya pilihan lain untuk menolak lagi.Entah mama apakah akan memukulku seperti biasanya atau akan lebih menyiksaku.Sahwa menghela nafasnya dengan cukup berat dan menyeka air matanya yang terus menerus menetes membasahi pipinya itu dengan gusar."Baiklah aku terima segala permintaan kalian, demi Mbak Arumi dan Mama aku akan melakukannya." Sahwa menatap ke arah calon suami sirinya itu.Sedangkan Dzaky pun membalas tatapannya Sahwa perempuan yang bakal dinikahi demi sebuah kata memiliki keturunan penerus keluarga besarnya. Sahwa berdiri dari posisi duduknya itu sambil memega

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 4. Membela Tapi Tetap Terjadi

    "Ibu! Kenapa ibu tega banget menyuruhku menikah dengan suami kakakku sendiri!? Kenapa Mama melakukannya! Apa salahku padamu Mah!?" Sahwa bangkit dari posisi duduknya dan berlari kecil ke arah mamanya yang berjalan ke arah dalam kamar.Bu Narti yang mendengar teriakannya Sahwa segera menghentikan langkahnya itu dan tersenyum penuh arti melihat sikapnya Sahwa."Baiklah karena kamu bertanya dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dan apa alasannya aku lebih memilih menukar kebahagiaan dan kebebasan kamu dengan kebahagiaan putriku Arumi itu karena kamu adalah hanya anak pungut saja! Kamu bukanlah anak kandungku sendiri!"Bu Narti mengatakan hal tersebut tanpa peduli dengan perasaannya Sahwa yang sungguh terkejut mendengar perkataan dari mamanya itu. Tubuhnya linglung ke belakang saking terkejutnya mendengar perkataan dari mamanya tersebut."Itu tidak mungkin! Mamah pasti hanya bercanda dan sedang marah kan sehingga mengatakan hal ini!" Tampiknya Sahwa yang sama sekali tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 5. Keterkejutan Sahwa

    Bu Narti bersorak gembira kegirangan saking senangnya anak yang selama ini diasuhnya tanpa sepengetahuan dari siapapun tentang asal usul Sahwa yang sebenarnya.Bu Narti menatap selembar foto yang sudah usang bahkan gambarnya telah kabur dan hanya tersisa sebagian yang terlihat."Ternyata mengakui kamu itu hanya anak angkatku saja membuatku bisa mendapatkan uang yang cukup banyak dari Dzaky. Biarlah rahasia tentang siapa kamu dan gimana caranya aku mendapatkanmu cukup aku saja yang mengetahuinya, bahkan Arumi dan semua orang yang mengenalku mengaggap kamu adalah putri kandungku,"Bu Narti membuka sebuah amplop putih yang isinya cukup tebal. Uang yang diberikan oleh Dzaky untuknya, sebelum dia dan Sahwa berangkat ke pulau Dewata Bali.Kedua pasang matanya langsung berbinar binar seketika melihat begitu banyak uang pecahan seratus ribu rupiah dalam genggamannya. Bahkan Bu Narti mengambil uang itu kemudian melemparnya ke atas hingga mengenai wajah,kepala dan sepreinya."Hahaha, akhirnya a

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.6. Sungguh Aneh

    Dzaky menatap punggung kepergian dari Sahwa, dia mengusap wajahnya dengan gusar."Kenapa meski Arumi mandul! Andaikan dia tidak mandul hal semacam ini tidak akan pernah terjadi pada hidupku!"Galang diam-diam tersenyum tipis menanggapi perkataan gerutunya Dzaky."Makanya jangan jadi orang kaya! Paling utama kenapa meski menikah dengan wanita yang sudah jelas-jelas sudah ketahuan mandulnya, tapi malah tetap menikahinya," cibirnya Galang yang terkadang mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan sikapnya yang tidak menyukai Arumi.Berselang beberapa menit kemudian, semua orang yang berada di dalam rumah itu takjub melihat penampilan dan perubahan positif dari wajahnya Sahwa.Diah sang penata rias pengantin itu memegangi kedua lengannya Sahwa dengan senyuman lebarnya."Masya Allah Anda sangat cantik Nona, aku yakin calon suaminya Anda pasti akan jatuh cinta berkali-kali hingga Anda tua nanti," ucapnya Diah.Sahwa yang tidak percaya dengan perkataan dan segala pujian yang diberikan untuknya h

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.7. Dzaky Yang Aneh

    Sahwa menatap ke arah kedatangan Galang dengan senyuman simpulnya."Maaf ganggu, apa Non Sahwa sudah siap?" Tanyanya Galang yang berbasa-basi sebentar sebelum menyampaikan maksud kedatangannya."Non Sahwa sudah siap sedari tadi Tuan Galang," jawabnya Diah yang mewakili Sahwa untuk menjawab pertanyaan dari Galang.Galang menatap ke arah Diah sebelum mengutarakan keinginannya itu, sedangkan Diah yang ditatap seperti itu cepat tanggap."Maaf Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?""Tolong carikan kain yang bisa dipakai sebagai cadar penutup wajahnya Non Sahwa," pintanya Galang.Diah dan Sahwa yang mendengar perkataan itu cukup dibuat tercengang dengan permintaan tersebut."Kain cadar! Kenapa dan untuk apa harus memakai penutup wajah segala? Bukannya wajahnya Non Sahwa secantik ini kok disembunyikan yah," Diah semakin keheranan dengan kenyataan yang barusan didengarnya."Tolong tidak perlu mengeluarkan pertanyaan segala! Cukup penuhi apa yang diminta oleh tuan muda Dzaky atau Anda mengingink

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 8. Aturan Pertama Dzaky

    "Hemph!" Pak Penghulu segera berdehem kuat untuk membuyarkan lamunannya Dzaky dan mengajaknya ke dunia real.Galang memegangi lengannya Dzaky tapi, tidak berpengaruh sedikitpun sehingga diam-diam dia menekan kuat tangannya Dzaky agar segera tersadar dari lamunannya itu."Augh," keluhnya Dzaky yang reflek melototkan matanya saking terkejutnya dengan kekuatan tangannya Galang yang tidak disangka-sangkanya.Galang hanya memberikan kode melalui kepalanya agar Dzaky melihat ke arah Pak Penghulu. Dzaky yang mengerti dengan arti kode tersebut, menetralkan perasaannya ketika tersadar dengan apa yang dilakukannya itu."Maafkan saya Pak, tolong dilanjutkan," perintahnya Dzaky.Sedangkan Sahwa sedari tadi hanya menundukkan kepalanya karena tidak ingin melihat langsung wajah pria yang dilihatnya cukup sangar di penglihatannya itu."Baiklah bapak ulangi, Tuan Muda Dzaky Nashif Fathan saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Nak Athiyyah Sahwa Shabiyah dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan p

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.9. Perasaan Serasa Akrab

    Sahwa menatap intens ke arah pria yang berstatus anak buah dari suaminya itu dengan tatapan matanya yang sulit diartikan.Kenapa aku diperlakukan seperti itu merasakan kehangatan yang tiba-tiba menjalar ke dalam lubuk hatiku yang terdalam.Apakah seperti ini merasakan memiliki seorang kakak laki-laki, memang sejak kecil aku sudah memiliki Mbak Arumi tapi kehidupan kami sebagai kakak adik sungguh jauh berbeda dengan kehidupan orang lain.Galang segera berdehem dan mengeraskan suaranya itu agar Sahwa segera tersadar dari lamunannya."Hemmph! Nyonya Sahwa kita sudah sampai di mall," ucapnya Galang.Sahwa menjadi salah tingkah ketika ketahuan diam-diam menghayal dan memerhatikan Galang."Iya Pak Galang," balasnya Sahwa yang kemudian berjalan mengekor membuntuti kemanapun perginya Galang.Galang yang berjalan di depannya Sahwa membuka percakapan keduanya setelah bebas langkah kakinya menuju ke arah lebih jauh ke dalam area mall."Masuklah dan pilihlah beberapa pakaian yang cocok untuk dirim

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23

Bab terbaru

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 10. Malam Pertama

    Sahwa yang mendengar perintahnya Dzaky dengan meninggikan volume suaranya itu segera bersiap-siap untuk ke kamar mandi. Tetapi, baru beberapa langkah kakinya menuju ke arah kamar mandi."Stop!" Teriak Dzaky."Ada apa Tuan Muda Dzaky?" Tanyanya Sahwa yang tidak paham kenapa dirinya disuruh untuk berhenti."Kamu mau ngapain ke kamar mandi? Bukannya aku perintahkan padamu untuk bersiap melayaniku di ranjang!" Ketusnya Dzaky yang masih mengeringkan rambutnya dengan menggunakan selembar handuk."Sa-ya mau ganti pakaian dulu Tuan Muda," jawabnya Sahwa sekenanya saja.Dzaky menatap jengah ke arah istrinya itu, "Kamu tidak perlu berganti pakaian atau apapun, karena bagiku kamu tidak akan pernah berubah menjadi cantik dimataku!" Sarkasnya Dzaky.Sahwa pun berdiri mematung dengan pakaian gamis dan cadar yang sedari tadi melekat pada wajahnya. Dzaky pun sebenarnya enggan untuk menyentuh Sahwa, akan tetapi ketika mengingat perkataan dari istri pertamanya Arumi tentang keberlangsungan hubungan per

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.9. Perasaan Serasa Akrab

    Sahwa menatap intens ke arah pria yang berstatus anak buah dari suaminya itu dengan tatapan matanya yang sulit diartikan.Kenapa aku diperlakukan seperti itu merasakan kehangatan yang tiba-tiba menjalar ke dalam lubuk hatiku yang terdalam.Apakah seperti ini merasakan memiliki seorang kakak laki-laki, memang sejak kecil aku sudah memiliki Mbak Arumi tapi kehidupan kami sebagai kakak adik sungguh jauh berbeda dengan kehidupan orang lain.Galang segera berdehem dan mengeraskan suaranya itu agar Sahwa segera tersadar dari lamunannya."Hemmph! Nyonya Sahwa kita sudah sampai di mall," ucapnya Galang.Sahwa menjadi salah tingkah ketika ketahuan diam-diam menghayal dan memerhatikan Galang."Iya Pak Galang," balasnya Sahwa yang kemudian berjalan mengekor membuntuti kemanapun perginya Galang.Galang yang berjalan di depannya Sahwa membuka percakapan keduanya setelah bebas langkah kakinya menuju ke arah lebih jauh ke dalam area mall."Masuklah dan pilihlah beberapa pakaian yang cocok untuk dirim

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 8. Aturan Pertama Dzaky

    "Hemph!" Pak Penghulu segera berdehem kuat untuk membuyarkan lamunannya Dzaky dan mengajaknya ke dunia real.Galang memegangi lengannya Dzaky tapi, tidak berpengaruh sedikitpun sehingga diam-diam dia menekan kuat tangannya Dzaky agar segera tersadar dari lamunannya itu."Augh," keluhnya Dzaky yang reflek melototkan matanya saking terkejutnya dengan kekuatan tangannya Galang yang tidak disangka-sangkanya.Galang hanya memberikan kode melalui kepalanya agar Dzaky melihat ke arah Pak Penghulu. Dzaky yang mengerti dengan arti kode tersebut, menetralkan perasaannya ketika tersadar dengan apa yang dilakukannya itu."Maafkan saya Pak, tolong dilanjutkan," perintahnya Dzaky.Sedangkan Sahwa sedari tadi hanya menundukkan kepalanya karena tidak ingin melihat langsung wajah pria yang dilihatnya cukup sangar di penglihatannya itu."Baiklah bapak ulangi, Tuan Muda Dzaky Nashif Fathan saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Nak Athiyyah Sahwa Shabiyah dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan p

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.7. Dzaky Yang Aneh

    Sahwa menatap ke arah kedatangan Galang dengan senyuman simpulnya."Maaf ganggu, apa Non Sahwa sudah siap?" Tanyanya Galang yang berbasa-basi sebentar sebelum menyampaikan maksud kedatangannya."Non Sahwa sudah siap sedari tadi Tuan Galang," jawabnya Diah yang mewakili Sahwa untuk menjawab pertanyaan dari Galang.Galang menatap ke arah Diah sebelum mengutarakan keinginannya itu, sedangkan Diah yang ditatap seperti itu cepat tanggap."Maaf Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?""Tolong carikan kain yang bisa dipakai sebagai cadar penutup wajahnya Non Sahwa," pintanya Galang.Diah dan Sahwa yang mendengar perkataan itu cukup dibuat tercengang dengan permintaan tersebut."Kain cadar! Kenapa dan untuk apa harus memakai penutup wajah segala? Bukannya wajahnya Non Sahwa secantik ini kok disembunyikan yah," Diah semakin keheranan dengan kenyataan yang barusan didengarnya."Tolong tidak perlu mengeluarkan pertanyaan segala! Cukup penuhi apa yang diminta oleh tuan muda Dzaky atau Anda mengingink

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.6. Sungguh Aneh

    Dzaky menatap punggung kepergian dari Sahwa, dia mengusap wajahnya dengan gusar."Kenapa meski Arumi mandul! Andaikan dia tidak mandul hal semacam ini tidak akan pernah terjadi pada hidupku!"Galang diam-diam tersenyum tipis menanggapi perkataan gerutunya Dzaky."Makanya jangan jadi orang kaya! Paling utama kenapa meski menikah dengan wanita yang sudah jelas-jelas sudah ketahuan mandulnya, tapi malah tetap menikahinya," cibirnya Galang yang terkadang mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan sikapnya yang tidak menyukai Arumi.Berselang beberapa menit kemudian, semua orang yang berada di dalam rumah itu takjub melihat penampilan dan perubahan positif dari wajahnya Sahwa.Diah sang penata rias pengantin itu memegangi kedua lengannya Sahwa dengan senyuman lebarnya."Masya Allah Anda sangat cantik Nona, aku yakin calon suaminya Anda pasti akan jatuh cinta berkali-kali hingga Anda tua nanti," ucapnya Diah.Sahwa yang tidak percaya dengan perkataan dan segala pujian yang diberikan untuknya h

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 5. Keterkejutan Sahwa

    Bu Narti bersorak gembira kegirangan saking senangnya anak yang selama ini diasuhnya tanpa sepengetahuan dari siapapun tentang asal usul Sahwa yang sebenarnya.Bu Narti menatap selembar foto yang sudah usang bahkan gambarnya telah kabur dan hanya tersisa sebagian yang terlihat."Ternyata mengakui kamu itu hanya anak angkatku saja membuatku bisa mendapatkan uang yang cukup banyak dari Dzaky. Biarlah rahasia tentang siapa kamu dan gimana caranya aku mendapatkanmu cukup aku saja yang mengetahuinya, bahkan Arumi dan semua orang yang mengenalku mengaggap kamu adalah putri kandungku,"Bu Narti membuka sebuah amplop putih yang isinya cukup tebal. Uang yang diberikan oleh Dzaky untuknya, sebelum dia dan Sahwa berangkat ke pulau Dewata Bali.Kedua pasang matanya langsung berbinar binar seketika melihat begitu banyak uang pecahan seratus ribu rupiah dalam genggamannya. Bahkan Bu Narti mengambil uang itu kemudian melemparnya ke atas hingga mengenai wajah,kepala dan sepreinya."Hahaha, akhirnya a

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab. 4. Membela Tapi Tetap Terjadi

    "Ibu! Kenapa ibu tega banget menyuruhku menikah dengan suami kakakku sendiri!? Kenapa Mama melakukannya! Apa salahku padamu Mah!?" Sahwa bangkit dari posisi duduknya dan berlari kecil ke arah mamanya yang berjalan ke arah dalam kamar.Bu Narti yang mendengar teriakannya Sahwa segera menghentikan langkahnya itu dan tersenyum penuh arti melihat sikapnya Sahwa."Baiklah karena kamu bertanya dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dan apa alasannya aku lebih memilih menukar kebahagiaan dan kebebasan kamu dengan kebahagiaan putriku Arumi itu karena kamu adalah hanya anak pungut saja! Kamu bukanlah anak kandungku sendiri!"Bu Narti mengatakan hal tersebut tanpa peduli dengan perasaannya Sahwa yang sungguh terkejut mendengar perkataan dari mamanya itu. Tubuhnya linglung ke belakang saking terkejutnya mendengar perkataan dari mamanya tersebut."Itu tidak mungkin! Mamah pasti hanya bercanda dan sedang marah kan sehingga mengatakan hal ini!" Tampiknya Sahwa yang sama sekali tid

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.3. Orang Tua Matre

    Entah kenapa Mama sejak dulu selalu menolak apapun yang aku inginkan sedangkan dengan Mbak Arumi, walaupun terbilang sulit dan terkesan tidak baik. Mama Narti akan mengabulkan permohonan dari Mbak Arumi.Sahwa melihat ke arah Mama dan kakak satu-satunya yang dimilikinya itu secara bergantian.Seperti halnya hari-hari sebelumnya dan hari ini juga, aku kembali dipaksa untuk memenuhi keinginan Mbak Arumi dan aku tidak punya pilihan lain untuk menolak lagi.Entah mama apakah akan memukulku seperti biasanya atau akan lebih menyiksaku.Sahwa menghela nafasnya dengan cukup berat dan menyeka air matanya yang terus menerus menetes membasahi pipinya itu dengan gusar."Baiklah aku terima segala permintaan kalian, demi Mbak Arumi dan Mama aku akan melakukannya." Sahwa menatap ke arah calon suami sirinya itu.Sedangkan Dzaky pun membalas tatapannya Sahwa perempuan yang bakal dinikahi demi sebuah kata memiliki keturunan penerus keluarga besarnya. Sahwa berdiri dari posisi duduknya itu sambil memega

  • Ku Ikhlas Menjadi Orang Ketiga   Bab.2. Bujukan Demi Bujukan

    Semua orang berjalan cepat ke arah Arumi yang terjatuh pingsan, ketika mendengar penolakan demi penolakan dari adiknya.Arumi reflek memegangi kepalanya yang pusing dan nyut-nyutan. Dia berjalan mundur berusaha untuk tidak terjatuh ke atas lantai.Bruk…Prang…"Arumi! Istriku!" Teriak Dzaky yang melihat istrinya terjatuh pingsan.Sahwa memegangi salah satu genggaman tangannya Arumi dengan semakin menangis, kecewa pada dirinya sendiri yang menyebabkan kakaknya sakit."Sahwa lepaskan tanganmu dari tangan anakku!! Apakah ini yang kamu inginkan ha!!" Bentaknya Bu Narti dengan tatapan mata menghunus hingga ke jantung hatinya Sahwa.Ibu Narti menghempas tangannya Sahwa dengan kuat hingga tangannya Sahwa terantuk ke atas meja."Argh!!" Ringisnya Sahwa yang tanpa sengaja mengenai sudut meja.Sahwa yang di bentak seperti itu segera mundur dan melepaskan pegangan tangannya tersebut."Ini semua gara-gara kamu yang keras kepala! Kamu lebih mementingkan kepentingan kamu sendiri daripada kesehatan

DMCA.com Protection Status