Ditempatnya Gusti Prabu Majapatipun terlihat melakukan hal yang sama, mengambil sikap semedi dan ikut membelah menjadi 4 orang. Ditempatnya kembali wajah Raden Santang berubah melihat hal itu, tapi Raden Santang menyadari tidak ada waktunya untuk terkejut, maka dengan satu teriakan keras, Raden Santang kembali melesat kedepan dengan jurus cakar naganya.
Gusti Prabu Majapatipun tak ingin tinggal diam, dengan jurus yang sama, Gusti Prabu Majapati ikut melesat kedepan. Kini terjadilah suatu pemandangan yang aneh tapi juga menakjubkan, bagaimana tidak, 4 sosok Raden Santang bertarung dengan 4 sosok Gusti Prabu Majapati. Masing-masing menggunakan jurus cakar naga yang sangat dahsyat.
Memasuki jurus ke 112, ke-4 sosok Raden Santang tiba-tiba saja melompat mundur kebelakang, ke-4 sosok Gusti Prabu Majapati tidak ikut mengejarnya tapi hanya diam ditempatnya saja, dihadapannya terlihat sosok Raden Santang secara per
Akhirnya seorang patih dari Sabrang Luhur terlihat mengangkat tangannya, sebagai tanda kalau Pangeran Jaka Luhur tidak bisa melanjutkan pertarungan. Gusti Prabu Majapati tampak menganggukkan kepalanya pertanda menerima hal itu, lalu Gusti Prabu Majapati sendiri kini beralih menghadap kearah rombongan Blambang Sewu.“Ingat gusti pangeran, ilmu Dasendria hanya bisa meniru jurus dan ajian-ajian tingkat rendah saja” bisik Jonggrang kepada Pangeran Blambang Sewu.Pangeran Blambang Sewu tampak menganggukkan kepalanya dengan mantap, lalu bangkit berdiri, siap menghadapi Gusti Prabu Majapati.Huupp !!!Dengan gerakan yang sangat ringan sekali, Pangeran Blambang Sewu bersalto beberapa kali diudara hingga akhirnya turun dengan mantap dihadapan Gusti Prabu Majapati.Kedua raja besar ini kini sudah saling berhadapan, sementara itu matahari sudah mulai condong kearah barat.“Aku sangat mengho
Gusti Prabu Majapati terlihat terkejut melihat kedahsyatan ajian yang dikerahkan oleh Pangeran Blambang Sewu.“Gerhana Senyawa, heaaa !!!” kembali Gusti Prabu Majapati melepaskan ajian Gerhana Senyawanya secara beruntun untuk menghadapi pecahan batu bintng milik Pangeran Blambang Sewu.Ajian 'GERHANA SENYAWA' adalah kekuatan inti segala api, semua jenis api akan terserap kedalam ajian Gerhana Senyawa milik Gusti Prabu Majapati ini, hal ini tentu saja dapat membuat seseorang menjadi abu atau arang dengan sekali sentuh.Blllaarrr !! Blllaarrr !! Blllaarrr !!Kali ini ledakan-ledakan yang terjadi sungguh dahsyat, bahkan gelombang ledakan itu sampai membuat orang-orang yang ada disekitar tempat itu langsung jatuh duduk dibuat.Kepulan asap tebal terjadi akibat beradunya kedua ajian maha dahsyat itu hingga sosok Pangeran Blambang Sewu dan Gusti Prabu Majapati tidak terli
Apa yang sebenarnya terjadi ?Saat sukma Pangeran Blambang Sewu keluar menyerang dengan ajian Rengkah Gunung ditangannya, Pangeran Blambang Sewu dikejutkan saat melihat sukma Gusti Prabu Majapati juga ikut keluar dari raganya dan ikut melesat kearahnya. Rupanya Gusti Prabu Majapati juga memiliki ajian dahsyat seperti ajian Rengkah Gunung yang menyerang dengan sukmanya.Inilah kenapa ledakan terjadi ditengah-tengah, bukan di sosok Gusti Prabu Majapati yang seharusnya terkena ajian Rengkah Gunung yang dahsyat. Dan kini Pangeran Blambang Sewu terlihat terkapar tak berdaya ditempatnya, sedangkan Gusti Prabu Majapati sudah mulai tampak berjalan kearah Pangeran Blambang Sewu.Pangeran Blambang Sewu hanya bisa menatap marah kearah Gusti Prabu Majapati yang kini sudah ada dihadapannya, Pangeran Blambang Sewu heran kenapa tubuhnya tak bisa digerakkan, padahal Pangeran Blambang Sewu merasakan tenaga d
Kini semua pandangan langsung tertuju kearah ke-4 sosok yang baru saja datang tersebut, semuanya tentu saja bertanya-tanya siapa mereka sehingga sosok dewi Venus yang sangat mereka kagumi beserta seluruh anggotanya kini tampak bersimpuh menjura hormat dihadapan ke-4nya.Ke-4 sosok itu sendiri yang kini sudah berdiri dihadapan panggung tampak membuka caping bambu yang dikenakannya. Tapi semua yang ada ditempat itu masih belum dapat melihat wajah ke-4nya karena berdiri membelakangi mereka.“Bangunlah Venus!” terdengar suara lelaki itu hingga membuat Venus dan ke-5 komandan pasukannya mengangkat wajah mereka.Lalu sosok lelaki dan ketiga wanita yang baru saja datang tampak berbalik.“Aaahhhhh!” terdengar desah terkejut dari ratusan orang yang ada ditempat itu saat melihat sosok ke-4nya, sosok lelaki muda tampan yang tak lain adalah Bintang adanya, tapi bukan Bintang yang kini menjadi perhatian mereka semua, melainkan kecantikan dan ke
Tapi Gusti Prabu Majapati tentu saja tidak ingin bertindak gegabah, nama besar Ksatria Pengembara sebagai ketua dunia persilatan membuat Gusti Prabu Majapati harus berpikir ulang bila ingin membuat urusan dengan Bintang.Lalu pandangan Gusti Prabu Majapati kembali mengarahkan kearah Venus dan rombongan yang saat ini sudah turun dari panggung dan sudah berada didekat Bintang. Terlihat begitu akrab dan sangat hormat sekali Venus kepada Bintang ini membuat Gusti Prabu Majapati dan orang-orang yang ada ditempat itu menjadi iri. Seorang laki-laki muda seperti Bintang dikelilingi oleh para wanita yang kecantikan benar-benar menggoda bagi setiap lelaki yang memandangnya.Venus sendiri tampak menjura hormat pada istri-istri Bintang yang segera membalasnya.“Venus... Ada apa dengan semua ini?” tanya Bintang setengah berbisik kearah Venus.“Maafkan hamba ketua. Ini semua adalah ide hamba. Bukan ide ketua Venus&r
Selanjutnya patih singo cobra juga menceritakan tentang bagaimana Ksatria Pengembara bisa mengalahkan kerajaan Blambang Sewu sehingga akhirnya diangkat menjadi gusti prabu Setyo Kencana yang baru. Untuk mengetahuinya baca chapter 74-78.“Lalu informasi apa yang kalian tahu tentang istri-istrinya?” tanya Gusti Prabu Majapati lagi hingga membuat wajah ketiga patih ini berubah dan saling pandang satu sama lain.“Ampun gusti. Kami tidak banyak tahu tentang istri-istri Ksatria Pengembara” ucap patih singo barong lagi.“Kalau begitu carikan aku informasi tentang istri-istri Ksatria Pengembara ini !” perintah Gusti Prabu Majapati lagi dan merupakan perintah mutlak bagi ketiga patih untuk dilaksanakan.“Baik gusti. Malam ini juga kami akan mencari tahu tentang istri-istri Ksatria Pengembara?” ucap ketiga patih hampir bersamaan seraya menjura hormat. Lalu berbalik pergi meninggalkan
Tok...tok...tok..Sebuah ketukan dipintu terdengar sangat pelan sekali, hampir tak terdengar.Kreaakkk !!!Pintu kamar itu terbuka, dan ;“Ketua !!! eh..kanda....!!!” ucap sesosok cantik jelita dari balik pintu saat melihat sosok seorang lelaki muda tampan yang tak lain adalah Bintang adanya, sedangkan sosok jelita yang ada dihadapan Bintang adalah sosok yang akhir-akhir ini kehadirannya telah menggemparkan tanah jawa, siapa lagi kalau bukan Dewi Venus. Bila hanya berdua, Venus memang menyebut Bintang dengan panggilan kanda, sedangkan bila tidak berdua, Venus akan memanggil Bintang dengan sebutan ketua.Venus tampak mengenakan piyama tidur berwarna hitam, walaupun saat akan tidur, tapi Venus selalu tampil menawan dan jelita, ini pula yang saat ini Bintang nikmati, sosok yang begitu cantik, anggun dan menggoda dari sosok Venus yang berdiri dihadapannya. Venus sendiri masih termenung menatap Bintang yang kini sudah berdiri didepan pintu k
Di sekitar arena pertarungan, telah dipenuhi dengan sesak lautan manusia yang terlihat sudah tak sabar untuk melihat pertarungan Gusti Prabu Majapati melawan Ksatria Pengembara, pendekar nomor satu dijagat dunia persilatan saat ini. Begitu banyaknya lautan manusia yang memenuhi tempat itu membuat tempat itu terdengar hiruk pikuk dengan berbagai macam pembicaraan. Ada-ada saja yang dibicarakan.Semua keributan itu kembali terdiam saat rombongan Gusti Prabu Majapati datang dan langsung menuju ketempatnya, Gusti Prabu Majapati tampak dengan duduk gagah dan penuh wibawa, ketiga patihnya tampak berdiri didepan Gusti Prabu Majapati seakan berjaga-jaga. Tapi keheningan itu hanya berlangsung sesaat karena tempat itu kembali ramai oleh suara-suara perbincangan yang tak jelas.Gusti Prabu Majapati terlihat mengedarkan pandangannya kearah sekelilingnya, begitu ramai dan ini membuat semangat Gusti Prabu Majapati semakin membara
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig