Lantai teratas Menara Langit.
Thya Sethya tampak tengah bertarung sengit dengan dua sosok siluman yang berwujud setengah beruang yang berwarna putih dan hitam. Walau kemampuan Thya Sethya tidak rendah, tapi menghadapi kedua siluman beruang, Thya Sethya terlihat cukup kewalahan. Selain sosoknya yang tinggi besar, tubuh kedua siluman beruang ini tampak tidak mempan terhadap serangan-serangan yang dilancarkan oleh Thya Sethya.
Tak jauh dari pertarungan, terlihat sebuah kerangkeng batu dimana didalamnya tampak seorang wanita muda terkurung. Mengenakan pakaian layaknya putri bangsawan, wajahnya bisa dikatakan teramat sangat cantik jelita tapi juga bisa dikatakan tidak, kenapa ? karena wanita muda ini tampak mengenakan topeng disetengah wajahnya, sedangkan sebelahnya lagi terpancar kejelitaan dan kecantikan wajahnya yang begitu sempurna. Dialah orang yang dicari-cari oleh Bintang, dimana menurut Thya Sethya adalah pemegang dari mustika anting lanang, yang tak lain adalah put
“Thya...” suara lembut menyadarkan Thya Sethya dari keadaannya, Thya Sethya tampak berpaling kearah asal suara yang rupanya berasal dari putri mahkota. Dan dengan terburu-buru Thya Sethya segera melangkah mendekati kerangkeng batu. Dengan kunci langit ditangannya, Thya Sethya segera membuka kerangkeng batu tersebut.“Hormat hamba kepada putri mahkota !!” ucap Thya Sethya dengan cepat berlutut dihadapan putri mahkota.“Bangunlah Thya Sethya” ucap putri mahkota dengan lembut membantu Thya Sethya bangun dari sujudnya.“Maafkan hamba putri mahkota, baru sekarang hamba bisa membebaskan putri mahkota” ucap Thya Sethya lagi.“Tidak apa-apa Thya, aku bisa mengerti apa yang terjadi” ucap putri mahkota lagi.“Siapa lelaki tadi Thya ?” tanya putri mahkota lagi.“Dia...” belum lagi Thya Sethya angkat bicara, tiba-tiba ;Buummm !! Buummm !! Buummm !! Buummm !!
Pagi harinya, bersama Lavenia, Bintang datang ke istana, saat itu rupanya Siva dan Leali Dolphin juga sudah ada di aula utama bersama Ratu Alena Pitaloka. Kemunculan Bintang bersama Lavenia, tentu saja sangat mengejutkan Siva dan Leali Dolphin. Diiringi tatapan keduanya, Bintang dan Lavenia tampak menjura hormat dihadapan Ratu Alena. Bila Lavenia bersujud, Bintang tetap berdiri dengan juraan hormatnya.“Siva...” terdengar Ratu Alena memberikan tanda kepada Siva. Siva tampak mengangguk dan menjura hormat, lalu berjalan mendekati Bintang.“Tuan! ikut dengan hamba sebentar” ucap Siva tegas. Walau bingung tapi Bintang tetap berusaha tenang, sejenak Bintang tampak menatap kearah Leali Dolphin dan melempar senyumnya. Lalu segera berjalan mengikuti Siva.Siva tampak membawa Bintang keluar dari aula utama.“Prajurit! bawa tuan bobou untuk pergi sarapan” ucap Siva kepada prajurit penjaga pintu aula utama.“Bai
Saat malam telah semakin larut, terlihat sosok Ratu Alena Pitaloka bangkit dari pembaringannya, sesosok lelaki tampak terkapar lemas tak berdaya diatas pembaringan. Begitu sosok Ratu Alena Pitaloka bangkit, sosok tubuh bugilnya yang indah terlihat jelas karena sosok telanjangnya. Ratu Alena Pitaloka, orangnya cantik. Kulitnya putih bersih dan kelihatan mulus sekali, tubuhnya indah sekali, orang bilang seperti gitar Spanyol, lingkar pantatnya bulat, pinggangnya ramping dengan buah dada yang ranum. Ratu Alena Pitaloka meraih pakaiannya yang teronggok dilantai, kembali dikenakannya pakaiannya itu. Sejenak sebelum melangkah, Ratu Alena Pitaloka terlihat menatap kembali kearah sosok lelaki yang terkapar lemah diatas peraduannya, terlihat senyum sinis diwajahnya. “Lelaki lemah pantasnya menjadi korbanku” ucap Ratu Alena Pitaloka lagi, entah apa maksud Ratu Alena Pitaloka dengan ucapannya. Ratu Alena Pitaloka terlihat mengangkat tangannya, semburat cahaya hijau tampak keluar dari tangan Ra
Sementara itu ditempat lain. Malam itu, Thya Sethya dan putri mahkota bermalam disebuah pondok kecil tak berdinding. Keduanya memutuskan untuk menginap dan besok baru melanjutkan perjalanan kembali.Malam itu Thya Sethya menceritakan apa yang telah terjadi selama beberapa tahun ini kepada putri mahkota negeri atas angin.“Hamba yakin, kebebasan putri mahkota akan membangkitkan semangat orang-orang untuk berjuang” ucap Thya Sethya lagi, sementara putri mahkota terlihat menarik nafas panjang.“Sebenarnya aku tak menginginkan peperangan ini bila terjadi, walau bagaimana Ratu Alena tetaplah ibu tiriku....” ucap putri mahkota.“Jika memang Ratu Alena berniat jahat padaku, mungkin sudah lama aku meninggalkan dunia ini” sambung putri mahkota lagi seraya kembali menarik nafas panjang.Thya Sethya hanya terdiam mendengar hal itu, karena memang ada benarnya juga. Bila memang Ratu Alena jahat, tentu putri mahkota takkan ber
Sore itu, matahari sudah tampak mulai condong ke ufuk barat, kita melongok sebentar ketempat kediaman hakim penghukum, Leali Dolphin. Tepatnya kedalam kamar dimana terlihat sosok Leali Dolphin yang tengah berbaring manja diatas dada Bintang diatas peraduan. Bila melihat sosok keduanya yang tampak mengenakan selimut yang menutupi hingga sebatas dada mereka, dapat dipastikan kalau tubuh keduanya tidak mengenakan apapun dibalik selimut itu alias bugil, hal ini juga diperkuat dengan onggokan pakaian yang berserakan dilantai. “Kau tidak ke istana hari ini Leali ?” tanya Bintang lembut seraya mempermainkan rambut indah Leali Dolphin ditangannya. Leali Dolphin terlihat mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang dengan tersenyum. “Ada kakak disini, untuk apa Leali ke istana, lebih baik Leali menemani kakak” ucap Leali Dolphin tersenyum kepada Bintang. Bintang balas tersenyum dan kini tangan Bintang tampak membelai wajah jelita yang ada dihadapannya. “Leali, a
“Selamat datang tuan Bobou” sebuah suara terdengar dari balik tirai yang membatasi kamar itu. Dari suaranya Bintang tau kalau suara itu adalah suara Ratu Alena. Dari tempatnya Bintang dapat melihat kalau saat ini Ratu Alena tengah mengenakan pakaiannya. Tak lama Ratu Alena muncul, penampilan Ratu Alena membuat Bintang terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan cantik. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa. Tetapi yang membuat mata Bintang membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas kelihatan. BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahi Bintang. Pilar pusaka Bintang mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut. Sosok Ratu Alena memang benar-benar memukau d
Keesokan harinya, Bintang dan Leali Dolphin dengan 25.000 pasukannya sudah bersiap untuk berangkat. Ratu Alena melepas sendiri keberangkatan mereka untuk menumpas pemberontak. Barisan prajurit wanita yang sangat panjang terlihat mengiringi Bintang dan Leali Dolphin yang menggunakan kuda sebagai tunggangannya. Begitu panjangnya barisan itu sampai tempat terasa bergetar bila dilewati barisan prajurit yang sangat panjang itu.Perjalanan menuju Air Terjun Pelangi memang cukup jauh, perlu waktu 2 hari bila ingin mencapainya, perlu beristirahat 1 malam baru keesokan harinya melanjutkan perjalanan.Saat sore datang menjelang, Leali Dolphin si hakim penghukum memerintahkan para prajurit untuk berhenti dan mencari tempat untuk bermalam. Dan tempat yang dipilih untuk bermalam adalah sebuah dataran padang rumput yang luas, dimana tenda-tenda didirikan untuk bermalam. Sedangkan tenda terbesar disiapkan untuk Leali Dolphin oleh para prajuritnya, lengkap dengan isi didalamnya, baik
Air terjun pelangi tampak dengan indahnya dikejauhan, sungguh tak bosan mata memandangnya, begitu luar biasanya ciptaan sang maha kuasa dibumi mayapada ini. Tapi bukan keindahan ini yang kini menjadi perhatian kita, melainkan ribuan prajurit yang tampak tengah berdiri siap siaga tak jauh dari Air Terjun Pelangi, dimana terdapat sebuah tanah lapang yang luas yang tampak sudah dipenuhi oleh ribuan orang prajurit lengkap dengan pakaian perang dan senjata perang ditangan. Dari arah yang berlawanan, tampak pula berdiri berjejer puluhan ribu prajurit yang juga telah siap dengan senjata dan perisai ditangan. Kedua kelompok ini tampak sudah saling berhadapan.Dari kelompok yang berada didepan Air Terjun Pelangi terlihat 3 sosok berkuda tampak berdiri paling depan, dua sosok wanita jelita dimana salah satunya tampak mengenakan topeng yang menutupi setengah wajahnya yang kita kenali sebagai putri mahkota negeri atas angin, sedangkan wanita yang satunya lagi adalah Thya Sethya. Sedangka
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig