Keesokan harinya, Bintang dan Leali Dolphin dengan 25.000 pasukannya sudah bersiap untuk berangkat. Ratu Alena melepas sendiri keberangkatan mereka untuk menumpas pemberontak. Barisan prajurit wanita yang sangat panjang terlihat mengiringi Bintang dan Leali Dolphin yang menggunakan kuda sebagai tunggangannya. Begitu panjangnya barisan itu sampai tempat terasa bergetar bila dilewati barisan prajurit yang sangat panjang itu.
Perjalanan menuju Air Terjun Pelangi memang cukup jauh, perlu waktu 2 hari bila ingin mencapainya, perlu beristirahat 1 malam baru keesokan harinya melanjutkan perjalanan.
Saat sore datang menjelang, Leali Dolphin si hakim penghukum memerintahkan para prajurit untuk berhenti dan mencari tempat untuk bermalam. Dan tempat yang dipilih untuk bermalam adalah sebuah dataran padang rumput yang luas, dimana tenda-tenda didirikan untuk bermalam. Sedangkan tenda terbesar disiapkan untuk Leali Dolphin oleh para prajuritnya, lengkap dengan isi didalamnya, baik
Air terjun pelangi tampak dengan indahnya dikejauhan, sungguh tak bosan mata memandangnya, begitu luar biasanya ciptaan sang maha kuasa dibumi mayapada ini. Tapi bukan keindahan ini yang kini menjadi perhatian kita, melainkan ribuan prajurit yang tampak tengah berdiri siap siaga tak jauh dari Air Terjun Pelangi, dimana terdapat sebuah tanah lapang yang luas yang tampak sudah dipenuhi oleh ribuan orang prajurit lengkap dengan pakaian perang dan senjata perang ditangan. Dari arah yang berlawanan, tampak pula berdiri berjejer puluhan ribu prajurit yang juga telah siap dengan senjata dan perisai ditangan. Kedua kelompok ini tampak sudah saling berhadapan.Dari kelompok yang berada didepan Air Terjun Pelangi terlihat 3 sosok berkuda tampak berdiri paling depan, dua sosok wanita jelita dimana salah satunya tampak mengenakan topeng yang menutupi setengah wajahnya yang kita kenali sebagai putri mahkota negeri atas angin, sedangkan wanita yang satunya lagi adalah Thya Sethya. Sedangka
Insting Bintang segera dapat mengetahui kalau Putri Ahtisa dapat melihat siapa dirinya hanya dari menyentuh tangannya. Karena itu, Bintangpun terlihat memejamkan matanya. Tak lama, Putri Ahtisa sudah kembali membuka kedua matanya dan melepaskan sentuhan tangannya ditelapak tangan Bintang, tepat disaat Bintangpun telah membuka kedua matanya.“Sedikit banyak, hamba sudah mengetahui tentang diri tuan” ucap Putri Ahtisa lagi seraya mengangkat wajahnya. Wajah lembut jelita itu tampak kini menatap kearah Bintang.“Hamba juga begitu Putri Ahtisa” ucap Bintang lagi lembut dan ucapan Bintang cukup membuat wajah Putri Ahtisa berubah.“Putri Ahtisa pasti juga tau kenapa hamba sangat membutuhkan mustika anting lanang, tapi masalah takdir jodoh mustika itu, hamba percaya, kita bisa menentukan takdir kita sendiri” ucap Bintang lagi sehingga semakin mengejutkan Putri Ahtisa yang mendengar kalau Bintang juga mengetahui tentang takdir jodoh mu
Seminggu kemudian, Leali Dolphin beserta sisa pasukannya yang berjumlah 5.000 orang tampak kembali ke istana negeri atas angin dalam keadaan lusuh dan letih. Hal ini tentu saja sangat mengejutkan Ratu Alena dan yang lain yang menyambut kedatangan Leali Dolphin beserta sisa pasukannya. “Apa yang terjadi padamu beserta pasukanmu Leali ?” tanya Ratu Alena lagi heran “Ampun ratu! kami kalah” ucap Leali Dolphin dengan tertunduk. Ucapan Leali Dolphin membuat perubahan diwajah Ratu Alena, Siva dan Lavenia yang ada ditempat itu. “Apa yang sebenarnya terjadi, dimana tuan Bobou !! ceritakan Leali !!!” ucap Ratu Alena dengan keras. Leali Dolphin pun dengan menarik nafas panjang mulai menceritakan apa yang terjadi. “Kami salah perhitungan ratu, rupanya para pemberontak menggunakan taktik perang yang selama ini belum pernah hamba lihat, dan yang paling mengejutkan adalah para pemberontak telah menyewa seorang pendekar dari dunia luar yang kesaktiannya sang
Genderang perang sudah ditabuh. Seperti yang telah diperkirakan Bintang, Ratu Alena akan segera mempersiapkan pasukannya untuk menyerang mereka tapi Bintang sudah siap untuk menghadapinya. Dengan bergabungnya kekuatan tiga hakim, kekuatan pasukan semakin bertambah. Dari tiga hakim, Leali Dolphin, Siva dan Lavenia, ada tambahan 75.000 pasukan, ditambah pasukan pejuang 10.000, jadi kekuatan mereka saat ini 85.000 pasukan. Kali ini, para pejuang sedang mengadakan pertemuan untuk membahas peperangan yang sudah didepan mata. “Ratu memiliki 5 Hakim Emas, masing-masing hakim diberikan kekuasaan 50.000 prajurit, jadi kekuatan 5 Hakim Emas mencapai 250.000 orang prajurit.” jelas siva lagi mengenai kekuatan para Hakim Emas yang berada dibawah kekuasaan Ratu Alena. “Tapi satu hakim sudah tewas ditangan tuan Bintang siva” ucap Thya Sethya lagi. Thya Sethya lalu menceritakan apa yang terjadi di Menara Langit. “Walaupun salah satu Hakim Emas tewas, tapi pasukannya akan lan
Claabbbbb !!!Benar saja, baru saja Ratu Ayu Pitaloka berucap, tiba-tiba saja sesosok tubuh muncul diantara mereka dan semua langsung terbelalak kaget.“Paduka rajo” ucap mereka hampir bersamaan langsung berlutut menjura hormat pada sosok yang baru saja muncul dihadapan mereka, sosok seorang lelaki muda tampan dengan rambut khas ekor kuda miliknya, sosok yang memang tak lain adalah Bintang adanya, ada yang berbeda dari sosok Bintang sekarang, dimana dikedua telinga Bintang tampak sepasang anting hitam yang menempel didaun telinganya, mustika anting lanang.Bintang sendiri yang muncul secara mendadak di aula utama istana negeri bunian langsung bergerak kearah Ratu Ayu Pitaloka yang ikut berlutut menjura hormat.“Bangunlah ratu, kau tak pantas bersujud dihadapanku” ucap Bintang lembut seraya mengangkat sosok Ratu Ayu Pitaloka. Dengan kedua tangannya Bintang mendudukkan Ratu Ayu Pitaloka ke singgasana kebesarannya, lalu Bintang sendir
“Sudah besar rupanya kau gadis cengeng.” ucap Dewa Kera lagi, Putri Ahtisa hanya tersenyum disebut gadis cengeng oleh Dewa Kera.“Oh ya, tadi kau bilang guruku sedang meminta bantuan, apakah ini ada hubungannya dengan peperangan yang tadi kau katakan ?!!” ucap Dewa Kera lagi.“Benar Dewa Kera”“Tapi itu tidak mungkin”“Apa yang tidak mungkin Dewa Kera ?”“Aku kenal guruku! biar musuh sebanyak apapun, guruku sanggup untuk mengalahkan mereka semua, siapa sebenarnya lawanmu gadis cengeng ?”“Ibu tiriku, Ratu Alena”“Ibu tiri ! Ratu Alena” ulang Dewa Kera lagi.“Lalu dimana ayahmu, maharaja negeri atas angin ?”“Ayahanda sudah lama meninggal Dewa Kera” ucap Putri Ahtisa lagi hingga membuat wajah Dewa Kera berubah. Lalu Putri Ahtisapun menceritakan apa yang telah terjadi selama ini setelah meninggalnya mahar
“Biar aku yang tangani !!!” ucap sosok Dewa Kera lagiWuussshhh !!!Sosok Dewa Kera terbang kedepan, menyongsong ratusan siluman yang tengah menyerbu kearahnya. Ditengah jalan, Dewa Kera terlihat mencabut segenggam bulu ditubuhnya, dan ;Fuihhh !!!Dewa Kera meniup bulu-bulu yang kini ada ditelapak tangannya, dan ;Blep ! Blep ! Blep ! Blep ! Blep ! Blep ! Blep !Puluhan bulu yang ditiupkan oleh Dewa Kera tiba-tiba saja menjelma menjadi puluhan sosok Dewa Kera.Dewa Kera yang asli sendiri tampak berdiri gagah disalah satu batu besar seraya memerintahkan para Dewa Kera-Dewa Kera jelmaan bulunya untuk menyerang kedepan.Dan pertempuranpun tak dapat terhindarkan lagi, ratusan siluman menghadapi puluhan Dewa Kera. Dalam beberapa gebrakan saja, belasan mahluk siluman sudah terkapar tewas terkena hantaman tongkat emas milik Dewa Kera yang berkeliaran mencari mangsa.Dewa Kera benar-benar memperlihatkan kebuasaannya
Selanjutnya Ratu Alena dan Putri Ahtisa sama-sama bertarung dengan kemampuan tongkat sihir mereka, sementara itu peperangan terus terjadi diantara pasukan Ratu Alena dan Putri Ahtisa.Empat hakim Putri Ahtisa dan Empat Hakim Emas milik Ratu Alena pun sudah tampak bertarung ditanah. Masing-masing pihak bertempur hebat seakan tak ingin kalah dalam peperangan ini.Peperangan dahsyat yang terjadi diantara kedua pasukan tidak sedahsyat pertarungan sihir antara Ratu Alena dan Putri Ahtisa yang mengakibatkan keadaan alam mulai berubah, langit mendadak mendung ditutupi awan hitam yang bergerombol datang.Dhuerr !!!Sesekali halilintar menggelegar dahsyat seakan ikut bersedih atas peperangan yang telah memakan banyak korban jiwa. Baik pertempuran dibawah maupun diudara antara naga perak raksasa menghadapi belasan ekor rajawali.Blezzhh !! Blezzhh !! Blezzhh !! Blezzhh !!Baik Ratu Alena dan Putri Ahtisa, terus saja melancarkan serangan sihir dari ton