Pagi harinya, bersama Lavenia, Bintang datang ke istana, saat itu rupanya Siva dan Leali Dolphin juga sudah ada di aula utama bersama Ratu Alena Pitaloka. Kemunculan Bintang bersama Lavenia, tentu saja sangat mengejutkan Siva dan Leali Dolphin. Diiringi tatapan keduanya, Bintang dan Lavenia tampak menjura hormat dihadapan Ratu Alena. Bila Lavenia bersujud, Bintang tetap berdiri dengan juraan hormatnya.
“Siva...” terdengar Ratu Alena memberikan tanda kepada Siva. Siva tampak mengangguk dan menjura hormat, lalu berjalan mendekati Bintang.
“Tuan! ikut dengan hamba sebentar” ucap Siva tegas. Walau bingung tapi Bintang tetap berusaha tenang, sejenak Bintang tampak menatap kearah Leali Dolphin dan melempar senyumnya. Lalu segera berjalan mengikuti Siva.
Siva tampak membawa Bintang keluar dari aula utama.
“Prajurit! bawa tuan bobou untuk pergi sarapan” ucap Siva kepada prajurit penjaga pintu aula utama.
“Bai
Saat malam telah semakin larut, terlihat sosok Ratu Alena Pitaloka bangkit dari pembaringannya, sesosok lelaki tampak terkapar lemas tak berdaya diatas pembaringan. Begitu sosok Ratu Alena Pitaloka bangkit, sosok tubuh bugilnya yang indah terlihat jelas karena sosok telanjangnya. Ratu Alena Pitaloka, orangnya cantik. Kulitnya putih bersih dan kelihatan mulus sekali, tubuhnya indah sekali, orang bilang seperti gitar Spanyol, lingkar pantatnya bulat, pinggangnya ramping dengan buah dada yang ranum. Ratu Alena Pitaloka meraih pakaiannya yang teronggok dilantai, kembali dikenakannya pakaiannya itu. Sejenak sebelum melangkah, Ratu Alena Pitaloka terlihat menatap kembali kearah sosok lelaki yang terkapar lemah diatas peraduannya, terlihat senyum sinis diwajahnya. “Lelaki lemah pantasnya menjadi korbanku” ucap Ratu Alena Pitaloka lagi, entah apa maksud Ratu Alena Pitaloka dengan ucapannya. Ratu Alena Pitaloka terlihat mengangkat tangannya, semburat cahaya hijau tampak keluar dari tangan Ra
Sementara itu ditempat lain. Malam itu, Thya Sethya dan putri mahkota bermalam disebuah pondok kecil tak berdinding. Keduanya memutuskan untuk menginap dan besok baru melanjutkan perjalanan kembali.Malam itu Thya Sethya menceritakan apa yang telah terjadi selama beberapa tahun ini kepada putri mahkota negeri atas angin.“Hamba yakin, kebebasan putri mahkota akan membangkitkan semangat orang-orang untuk berjuang” ucap Thya Sethya lagi, sementara putri mahkota terlihat menarik nafas panjang.“Sebenarnya aku tak menginginkan peperangan ini bila terjadi, walau bagaimana Ratu Alena tetaplah ibu tiriku....” ucap putri mahkota.“Jika memang Ratu Alena berniat jahat padaku, mungkin sudah lama aku meninggalkan dunia ini” sambung putri mahkota lagi seraya kembali menarik nafas panjang.Thya Sethya hanya terdiam mendengar hal itu, karena memang ada benarnya juga. Bila memang Ratu Alena jahat, tentu putri mahkota takkan ber
Sore itu, matahari sudah tampak mulai condong ke ufuk barat, kita melongok sebentar ketempat kediaman hakim penghukum, Leali Dolphin. Tepatnya kedalam kamar dimana terlihat sosok Leali Dolphin yang tengah berbaring manja diatas dada Bintang diatas peraduan. Bila melihat sosok keduanya yang tampak mengenakan selimut yang menutupi hingga sebatas dada mereka, dapat dipastikan kalau tubuh keduanya tidak mengenakan apapun dibalik selimut itu alias bugil, hal ini juga diperkuat dengan onggokan pakaian yang berserakan dilantai. “Kau tidak ke istana hari ini Leali ?” tanya Bintang lembut seraya mempermainkan rambut indah Leali Dolphin ditangannya. Leali Dolphin terlihat mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang dengan tersenyum. “Ada kakak disini, untuk apa Leali ke istana, lebih baik Leali menemani kakak” ucap Leali Dolphin tersenyum kepada Bintang. Bintang balas tersenyum dan kini tangan Bintang tampak membelai wajah jelita yang ada dihadapannya. “Leali, a
“Selamat datang tuan Bobou” sebuah suara terdengar dari balik tirai yang membatasi kamar itu. Dari suaranya Bintang tau kalau suara itu adalah suara Ratu Alena. Dari tempatnya Bintang dapat melihat kalau saat ini Ratu Alena tengah mengenakan pakaiannya. Tak lama Ratu Alena muncul, penampilan Ratu Alena membuat Bintang terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan cantik. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa. Tetapi yang membuat mata Bintang membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas kelihatan. BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahi Bintang. Pilar pusaka Bintang mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut. Sosok Ratu Alena memang benar-benar memukau d
Keesokan harinya, Bintang dan Leali Dolphin dengan 25.000 pasukannya sudah bersiap untuk berangkat. Ratu Alena melepas sendiri keberangkatan mereka untuk menumpas pemberontak. Barisan prajurit wanita yang sangat panjang terlihat mengiringi Bintang dan Leali Dolphin yang menggunakan kuda sebagai tunggangannya. Begitu panjangnya barisan itu sampai tempat terasa bergetar bila dilewati barisan prajurit yang sangat panjang itu.Perjalanan menuju Air Terjun Pelangi memang cukup jauh, perlu waktu 2 hari bila ingin mencapainya, perlu beristirahat 1 malam baru keesokan harinya melanjutkan perjalanan.Saat sore datang menjelang, Leali Dolphin si hakim penghukum memerintahkan para prajurit untuk berhenti dan mencari tempat untuk bermalam. Dan tempat yang dipilih untuk bermalam adalah sebuah dataran padang rumput yang luas, dimana tenda-tenda didirikan untuk bermalam. Sedangkan tenda terbesar disiapkan untuk Leali Dolphin oleh para prajuritnya, lengkap dengan isi didalamnya, baik
Air terjun pelangi tampak dengan indahnya dikejauhan, sungguh tak bosan mata memandangnya, begitu luar biasanya ciptaan sang maha kuasa dibumi mayapada ini. Tapi bukan keindahan ini yang kini menjadi perhatian kita, melainkan ribuan prajurit yang tampak tengah berdiri siap siaga tak jauh dari Air Terjun Pelangi, dimana terdapat sebuah tanah lapang yang luas yang tampak sudah dipenuhi oleh ribuan orang prajurit lengkap dengan pakaian perang dan senjata perang ditangan. Dari arah yang berlawanan, tampak pula berdiri berjejer puluhan ribu prajurit yang juga telah siap dengan senjata dan perisai ditangan. Kedua kelompok ini tampak sudah saling berhadapan.Dari kelompok yang berada didepan Air Terjun Pelangi terlihat 3 sosok berkuda tampak berdiri paling depan, dua sosok wanita jelita dimana salah satunya tampak mengenakan topeng yang menutupi setengah wajahnya yang kita kenali sebagai putri mahkota negeri atas angin, sedangkan wanita yang satunya lagi adalah Thya Sethya. Sedangka
Insting Bintang segera dapat mengetahui kalau Putri Ahtisa dapat melihat siapa dirinya hanya dari menyentuh tangannya. Karena itu, Bintangpun terlihat memejamkan matanya. Tak lama, Putri Ahtisa sudah kembali membuka kedua matanya dan melepaskan sentuhan tangannya ditelapak tangan Bintang, tepat disaat Bintangpun telah membuka kedua matanya.“Sedikit banyak, hamba sudah mengetahui tentang diri tuan” ucap Putri Ahtisa lagi seraya mengangkat wajahnya. Wajah lembut jelita itu tampak kini menatap kearah Bintang.“Hamba juga begitu Putri Ahtisa” ucap Bintang lagi lembut dan ucapan Bintang cukup membuat wajah Putri Ahtisa berubah.“Putri Ahtisa pasti juga tau kenapa hamba sangat membutuhkan mustika anting lanang, tapi masalah takdir jodoh mustika itu, hamba percaya, kita bisa menentukan takdir kita sendiri” ucap Bintang lagi sehingga semakin mengejutkan Putri Ahtisa yang mendengar kalau Bintang juga mengetahui tentang takdir jodoh mu
Seminggu kemudian, Leali Dolphin beserta sisa pasukannya yang berjumlah 5.000 orang tampak kembali ke istana negeri atas angin dalam keadaan lusuh dan letih. Hal ini tentu saja sangat mengejutkan Ratu Alena dan yang lain yang menyambut kedatangan Leali Dolphin beserta sisa pasukannya. “Apa yang terjadi padamu beserta pasukanmu Leali ?” tanya Ratu Alena lagi heran “Ampun ratu! kami kalah” ucap Leali Dolphin dengan tertunduk. Ucapan Leali Dolphin membuat perubahan diwajah Ratu Alena, Siva dan Lavenia yang ada ditempat itu. “Apa yang sebenarnya terjadi, dimana tuan Bobou !! ceritakan Leali !!!” ucap Ratu Alena dengan keras. Leali Dolphin pun dengan menarik nafas panjang mulai menceritakan apa yang terjadi. “Kami salah perhitungan ratu, rupanya para pemberontak menggunakan taktik perang yang selama ini belum pernah hamba lihat, dan yang paling mengejutkan adalah para pemberontak telah menyewa seorang pendekar dari dunia luar yang kesaktiannya sang