Tappp !!!
Tiba-tiba saja Hakim Emas tampak merapatkan kedua tangannya didepan dada. Bintang langsung bersikap waspada dengan segala kemungkinan.
“Hiyyaattt !!!”
TTAAAPPP !!!
Tiba-tiba saja Hakim Emas memukulkan kedua telapak tangannya ketanah.
Hupp !! Brusshh !
Untung saja Bintang bergerak cepat melompat menjauh saat tiba-tiba saja dari dalam tanah tempatnya berdiri melesat segelombang angin tajam yang membentuk sebilah tombak.
Hupp !! Brusshh !
Kembali Bintang harus bergerak cepat saat lagi-lagi segelombang angin yang membentuk tombak melesat keluar dari dalam tanah.
Brusshh ! Brusshh ! Brusshh ! Brusshh ! Brusshh !
Satu demi satu gelombang ingin yang membentuk tombak keluar dari dalam tanah, memburu sosok Bintang yang terus bergerak cepat menghindari serangan aneh yang dilancarkan oleh Hakim Emas dari dalam tanah tersebut. Anehnya tombak-tombak yang terbentuk dari gelombang angin itu langsung sirna m
Lantai teratas Menara Langit.Thya Sethya tampak tengah bertarung sengit dengan dua sosok siluman yang berwujud setengah beruang yang berwarna putih dan hitam. Walau kemampuan Thya Sethya tidak rendah, tapi menghadapi kedua siluman beruang, Thya Sethya terlihat cukup kewalahan. Selain sosoknya yang tinggi besar, tubuh kedua siluman beruang ini tampak tidak mempan terhadap serangan-serangan yang dilancarkan oleh Thya Sethya.Tak jauh dari pertarungan, terlihat sebuah kerangkeng batu dimana didalamnya tampak seorang wanita muda terkurung. Mengenakan pakaian layaknya putri bangsawan, wajahnya bisa dikatakan teramat sangat cantik jelita tapi juga bisa dikatakan tidak, kenapa ? karena wanita muda ini tampak mengenakan topeng disetengah wajahnya, sedangkan sebelahnya lagi terpancar kejelitaan dan kecantikan wajahnya yang begitu sempurna. Dialah orang yang dicari-cari oleh Bintang, dimana menurut Thya Sethya adalah pemegang dari mustika anting lanang, yang tak lain adalah put
“Thya...” suara lembut menyadarkan Thya Sethya dari keadaannya, Thya Sethya tampak berpaling kearah asal suara yang rupanya berasal dari putri mahkota. Dan dengan terburu-buru Thya Sethya segera melangkah mendekati kerangkeng batu. Dengan kunci langit ditangannya, Thya Sethya segera membuka kerangkeng batu tersebut.“Hormat hamba kepada putri mahkota !!” ucap Thya Sethya dengan cepat berlutut dihadapan putri mahkota.“Bangunlah Thya Sethya” ucap putri mahkota dengan lembut membantu Thya Sethya bangun dari sujudnya.“Maafkan hamba putri mahkota, baru sekarang hamba bisa membebaskan putri mahkota” ucap Thya Sethya lagi.“Tidak apa-apa Thya, aku bisa mengerti apa yang terjadi” ucap putri mahkota lagi.“Siapa lelaki tadi Thya ?” tanya putri mahkota lagi.“Dia...” belum lagi Thya Sethya angkat bicara, tiba-tiba ;Buummm !! Buummm !! Buummm !! Buummm !!
Pagi harinya, bersama Lavenia, Bintang datang ke istana, saat itu rupanya Siva dan Leali Dolphin juga sudah ada di aula utama bersama Ratu Alena Pitaloka. Kemunculan Bintang bersama Lavenia, tentu saja sangat mengejutkan Siva dan Leali Dolphin. Diiringi tatapan keduanya, Bintang dan Lavenia tampak menjura hormat dihadapan Ratu Alena. Bila Lavenia bersujud, Bintang tetap berdiri dengan juraan hormatnya.“Siva...” terdengar Ratu Alena memberikan tanda kepada Siva. Siva tampak mengangguk dan menjura hormat, lalu berjalan mendekati Bintang.“Tuan! ikut dengan hamba sebentar” ucap Siva tegas. Walau bingung tapi Bintang tetap berusaha tenang, sejenak Bintang tampak menatap kearah Leali Dolphin dan melempar senyumnya. Lalu segera berjalan mengikuti Siva.Siva tampak membawa Bintang keluar dari aula utama.“Prajurit! bawa tuan bobou untuk pergi sarapan” ucap Siva kepada prajurit penjaga pintu aula utama.“Bai
Saat malam telah semakin larut, terlihat sosok Ratu Alena Pitaloka bangkit dari pembaringannya, sesosok lelaki tampak terkapar lemas tak berdaya diatas pembaringan. Begitu sosok Ratu Alena Pitaloka bangkit, sosok tubuh bugilnya yang indah terlihat jelas karena sosok telanjangnya. Ratu Alena Pitaloka, orangnya cantik. Kulitnya putih bersih dan kelihatan mulus sekali, tubuhnya indah sekali, orang bilang seperti gitar Spanyol, lingkar pantatnya bulat, pinggangnya ramping dengan buah dada yang ranum. Ratu Alena Pitaloka meraih pakaiannya yang teronggok dilantai, kembali dikenakannya pakaiannya itu. Sejenak sebelum melangkah, Ratu Alena Pitaloka terlihat menatap kembali kearah sosok lelaki yang terkapar lemah diatas peraduannya, terlihat senyum sinis diwajahnya. “Lelaki lemah pantasnya menjadi korbanku” ucap Ratu Alena Pitaloka lagi, entah apa maksud Ratu Alena Pitaloka dengan ucapannya. Ratu Alena Pitaloka terlihat mengangkat tangannya, semburat cahaya hijau tampak keluar dari tangan Ra
Sementara itu ditempat lain. Malam itu, Thya Sethya dan putri mahkota bermalam disebuah pondok kecil tak berdinding. Keduanya memutuskan untuk menginap dan besok baru melanjutkan perjalanan kembali.Malam itu Thya Sethya menceritakan apa yang telah terjadi selama beberapa tahun ini kepada putri mahkota negeri atas angin.“Hamba yakin, kebebasan putri mahkota akan membangkitkan semangat orang-orang untuk berjuang” ucap Thya Sethya lagi, sementara putri mahkota terlihat menarik nafas panjang.“Sebenarnya aku tak menginginkan peperangan ini bila terjadi, walau bagaimana Ratu Alena tetaplah ibu tiriku....” ucap putri mahkota.“Jika memang Ratu Alena berniat jahat padaku, mungkin sudah lama aku meninggalkan dunia ini” sambung putri mahkota lagi seraya kembali menarik nafas panjang.Thya Sethya hanya terdiam mendengar hal itu, karena memang ada benarnya juga. Bila memang Ratu Alena jahat, tentu putri mahkota takkan ber
Sore itu, matahari sudah tampak mulai condong ke ufuk barat, kita melongok sebentar ketempat kediaman hakim penghukum, Leali Dolphin. Tepatnya kedalam kamar dimana terlihat sosok Leali Dolphin yang tengah berbaring manja diatas dada Bintang diatas peraduan. Bila melihat sosok keduanya yang tampak mengenakan selimut yang menutupi hingga sebatas dada mereka, dapat dipastikan kalau tubuh keduanya tidak mengenakan apapun dibalik selimut itu alias bugil, hal ini juga diperkuat dengan onggokan pakaian yang berserakan dilantai. “Kau tidak ke istana hari ini Leali ?” tanya Bintang lembut seraya mempermainkan rambut indah Leali Dolphin ditangannya. Leali Dolphin terlihat mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang dengan tersenyum. “Ada kakak disini, untuk apa Leali ke istana, lebih baik Leali menemani kakak” ucap Leali Dolphin tersenyum kepada Bintang. Bintang balas tersenyum dan kini tangan Bintang tampak membelai wajah jelita yang ada dihadapannya. “Leali, a
“Selamat datang tuan Bobou” sebuah suara terdengar dari balik tirai yang membatasi kamar itu. Dari suaranya Bintang tau kalau suara itu adalah suara Ratu Alena. Dari tempatnya Bintang dapat melihat kalau saat ini Ratu Alena tengah mengenakan pakaiannya. Tak lama Ratu Alena muncul, penampilan Ratu Alena membuat Bintang terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan cantik. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa. Tetapi yang membuat mata Bintang membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas kelihatan. BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahi Bintang. Pilar pusaka Bintang mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut. Sosok Ratu Alena memang benar-benar memukau d
Keesokan harinya, Bintang dan Leali Dolphin dengan 25.000 pasukannya sudah bersiap untuk berangkat. Ratu Alena melepas sendiri keberangkatan mereka untuk menumpas pemberontak. Barisan prajurit wanita yang sangat panjang terlihat mengiringi Bintang dan Leali Dolphin yang menggunakan kuda sebagai tunggangannya. Begitu panjangnya barisan itu sampai tempat terasa bergetar bila dilewati barisan prajurit yang sangat panjang itu.Perjalanan menuju Air Terjun Pelangi memang cukup jauh, perlu waktu 2 hari bila ingin mencapainya, perlu beristirahat 1 malam baru keesokan harinya melanjutkan perjalanan.Saat sore datang menjelang, Leali Dolphin si hakim penghukum memerintahkan para prajurit untuk berhenti dan mencari tempat untuk bermalam. Dan tempat yang dipilih untuk bermalam adalah sebuah dataran padang rumput yang luas, dimana tenda-tenda didirikan untuk bermalam. Sedangkan tenda terbesar disiapkan untuk Leali Dolphin oleh para prajuritnya, lengkap dengan isi didalamnya, baik