Tiba-tiba saja sesosok bayangan hitam telah muncul berdiri dihadapan Hakim Emas, Hakim Emas langsung menghentikan kegiatannya dan menatap sosok hitam yang berdiri dihadapannya. Para prajurit wanita negeri atas angin yang telah berjaga-jaga disekitar Menara Langit langsung bergerak mengepung sosok hitam tersebut yang tak lain adalah Bintang.Bintang hanya berdiri dengan tenang dengan mengedarkan pandangannya kearah sekelilingnya.“Siapa kau ?!!” ucap Hakim Emas tampa beranjak dari tempatnya. Walaupun berperawakan perempuan tapi suara Hakim Emas tetaplah seperti laki-laki.“Aku adalah orang yang akan membebaskan putri mahkota” ucap Bintang dengan tenang.“Ha ha ha! hanya mengantar nyawa saja” ucap Hakim Emas lagi.“Ha ha ha...!” tapi Bintang justru tertawa dengan keras, begitu kerasnya hingga sampai meja dihadapan Hakim Emas bergetar. Rupanya Bintang sengaja mengarahkan tenaga dalamnya melalui suaranya
Wuussshh !!!Tapi gerakan Hakim Emas tertahan saat sebuah sambaran angin datang dari arah sebelah kanannya, dengan cepat Hakim Emas melompat mundur mengurungkan niatnya untuk mengejar Thya Sethya. Hakim Emas kembali mengarahkan pandangannya kearah Bintang yang tadi menghalangi gerakannya.“Jangan hiraukan dia Hakim Emas, kau lawanku !!” ucap Bintang dengan tegas hingga membuat wajah Hakim Emas berubah.Hakim Emas kembali menoleh kearah Thya Sethya yang saat itu sudah berada didepan pintu Menara Langit. Dan wajah Hakim Emas langsung berubah saat melihat Thya Sethya tampak mengeluarkan kunci langit dari balik pakaiannya.“Ba..bagaimana dia bisa mendapat kunci langit itu !!!” batin Hakim Emas lagi.“Hhmmm... biarkan saja dia masuk ke Menara Langit, dia tak tau bahaya kematian telah menunggunya dipuncak Menara Langit” sambung batin Hakim Emas lagi.Thya Sethya tampak segera membuka pintu gerbang Menara Langit,
Tappp !!!Tiba-tiba saja Hakim Emas tampak merapatkan kedua tangannya didepan dada. Bintang langsung bersikap waspada dengan segala kemungkinan.“Hiyyaattt !!!”TTAAAPPP !!!Tiba-tiba saja Hakim Emas memukulkan kedua telapak tangannya ketanah.Hupp !! Brusshh !Untung saja Bintang bergerak cepat melompat menjauh saat tiba-tiba saja dari dalam tanah tempatnya berdiri melesat segelombang angin tajam yang membentuk sebilah tombak.Hupp !! Brusshh !Kembali Bintang harus bergerak cepat saat lagi-lagi segelombang angin yang membentuk tombak melesat keluar dari dalam tanah.Brusshh ! Brusshh ! Brusshh ! Brusshh ! Brusshh !Satu demi satu gelombang ingin yang membentuk tombak keluar dari dalam tanah, memburu sosok Bintang yang terus bergerak cepat menghindari serangan aneh yang dilancarkan oleh Hakim Emas dari dalam tanah tersebut. Anehnya tombak-tombak yang terbentuk dari gelombang angin itu langsung sirna m
Lantai teratas Menara Langit.Thya Sethya tampak tengah bertarung sengit dengan dua sosok siluman yang berwujud setengah beruang yang berwarna putih dan hitam. Walau kemampuan Thya Sethya tidak rendah, tapi menghadapi kedua siluman beruang, Thya Sethya terlihat cukup kewalahan. Selain sosoknya yang tinggi besar, tubuh kedua siluman beruang ini tampak tidak mempan terhadap serangan-serangan yang dilancarkan oleh Thya Sethya.Tak jauh dari pertarungan, terlihat sebuah kerangkeng batu dimana didalamnya tampak seorang wanita muda terkurung. Mengenakan pakaian layaknya putri bangsawan, wajahnya bisa dikatakan teramat sangat cantik jelita tapi juga bisa dikatakan tidak, kenapa ? karena wanita muda ini tampak mengenakan topeng disetengah wajahnya, sedangkan sebelahnya lagi terpancar kejelitaan dan kecantikan wajahnya yang begitu sempurna. Dialah orang yang dicari-cari oleh Bintang, dimana menurut Thya Sethya adalah pemegang dari mustika anting lanang, yang tak lain adalah put
“Thya...” suara lembut menyadarkan Thya Sethya dari keadaannya, Thya Sethya tampak berpaling kearah asal suara yang rupanya berasal dari putri mahkota. Dan dengan terburu-buru Thya Sethya segera melangkah mendekati kerangkeng batu. Dengan kunci langit ditangannya, Thya Sethya segera membuka kerangkeng batu tersebut.“Hormat hamba kepada putri mahkota !!” ucap Thya Sethya dengan cepat berlutut dihadapan putri mahkota.“Bangunlah Thya Sethya” ucap putri mahkota dengan lembut membantu Thya Sethya bangun dari sujudnya.“Maafkan hamba putri mahkota, baru sekarang hamba bisa membebaskan putri mahkota” ucap Thya Sethya lagi.“Tidak apa-apa Thya, aku bisa mengerti apa yang terjadi” ucap putri mahkota lagi.“Siapa lelaki tadi Thya ?” tanya putri mahkota lagi.“Dia...” belum lagi Thya Sethya angkat bicara, tiba-tiba ;Buummm !! Buummm !! Buummm !! Buummm !!
Pagi harinya, bersama Lavenia, Bintang datang ke istana, saat itu rupanya Siva dan Leali Dolphin juga sudah ada di aula utama bersama Ratu Alena Pitaloka. Kemunculan Bintang bersama Lavenia, tentu saja sangat mengejutkan Siva dan Leali Dolphin. Diiringi tatapan keduanya, Bintang dan Lavenia tampak menjura hormat dihadapan Ratu Alena. Bila Lavenia bersujud, Bintang tetap berdiri dengan juraan hormatnya.“Siva...” terdengar Ratu Alena memberikan tanda kepada Siva. Siva tampak mengangguk dan menjura hormat, lalu berjalan mendekati Bintang.“Tuan! ikut dengan hamba sebentar” ucap Siva tegas. Walau bingung tapi Bintang tetap berusaha tenang, sejenak Bintang tampak menatap kearah Leali Dolphin dan melempar senyumnya. Lalu segera berjalan mengikuti Siva.Siva tampak membawa Bintang keluar dari aula utama.“Prajurit! bawa tuan bobou untuk pergi sarapan” ucap Siva kepada prajurit penjaga pintu aula utama.“Bai
Saat malam telah semakin larut, terlihat sosok Ratu Alena Pitaloka bangkit dari pembaringannya, sesosok lelaki tampak terkapar lemas tak berdaya diatas pembaringan. Begitu sosok Ratu Alena Pitaloka bangkit, sosok tubuh bugilnya yang indah terlihat jelas karena sosok telanjangnya. Ratu Alena Pitaloka, orangnya cantik. Kulitnya putih bersih dan kelihatan mulus sekali, tubuhnya indah sekali, orang bilang seperti gitar Spanyol, lingkar pantatnya bulat, pinggangnya ramping dengan buah dada yang ranum. Ratu Alena Pitaloka meraih pakaiannya yang teronggok dilantai, kembali dikenakannya pakaiannya itu. Sejenak sebelum melangkah, Ratu Alena Pitaloka terlihat menatap kembali kearah sosok lelaki yang terkapar lemah diatas peraduannya, terlihat senyum sinis diwajahnya. “Lelaki lemah pantasnya menjadi korbanku” ucap Ratu Alena Pitaloka lagi, entah apa maksud Ratu Alena Pitaloka dengan ucapannya. Ratu Alena Pitaloka terlihat mengangkat tangannya, semburat cahaya hijau tampak keluar dari tangan Ra
Sementara itu ditempat lain. Malam itu, Thya Sethya dan putri mahkota bermalam disebuah pondok kecil tak berdinding. Keduanya memutuskan untuk menginap dan besok baru melanjutkan perjalanan kembali.Malam itu Thya Sethya menceritakan apa yang telah terjadi selama beberapa tahun ini kepada putri mahkota negeri atas angin.“Hamba yakin, kebebasan putri mahkota akan membangkitkan semangat orang-orang untuk berjuang” ucap Thya Sethya lagi, sementara putri mahkota terlihat menarik nafas panjang.“Sebenarnya aku tak menginginkan peperangan ini bila terjadi, walau bagaimana Ratu Alena tetaplah ibu tiriku....” ucap putri mahkota.“Jika memang Ratu Alena berniat jahat padaku, mungkin sudah lama aku meninggalkan dunia ini” sambung putri mahkota lagi seraya kembali menarik nafas panjang.Thya Sethya hanya terdiam mendengar hal itu, karena memang ada benarnya juga. Bila memang Ratu Alena jahat, tentu putri mahkota takkan ber