“Hamba kira, Ratu Alena masih menunggu sampai seluruh pasukannya terlahir dari cangkang telurnya paman” ucap Lavenia lagi.
“Putri, sulit bagi kita untuk menghadapi lawan yang tidak kita ketahui kelemahannya.... izinkan hamba untuk pergi menyelidik sendiri kesana” ucap Bayuasta lagi.
“Jangan paman, itu sangat berbahaya” ucap Thya Sethya cepat. “Biarkan thya ikut menemani paman” sambung Thya Sethya.
“Tidak Thya, lebih baik paman pergi sendiri, dengan begitu paman bisa bebas bergerak” ucap Bayuasta lagi.
Putri Ahtisa terlihat hanya terdiam saja mendengarkan hal itu.
“Hamba mohon izinkan hamba untuk menyelidiki mereka putri” ucap Bayuasta lagi sedikit memaksa.
“Baiklah paman... tapi berhati-hatilah” ucap Putri Ahtisa akhirnya.
“Baik putri”. Ucap Bayuasta dengan cepat menjura hormat.
-o0o-
Beberapa hari
“Syukurlah kau ada disini Bintang” ucap Peramal 5 Benua lagi terlihat senang melihat Bintang. Wajah Bintang sedikit berubah mendengar ucapan Peramal 5 Benua, tapi ;“Ayo, mari silahkan masuk guru... satria” ucap Bintang lagi mempersilahkan keduanya untuk masuk.Merekapun semua segera masuk, didalam aula pertemuan tampak sudah menunggu dua orang lelaki yang sepertinya bukan berasal dari tanah jawa dwipa. Dan ini menjadi perhatian Peramal 5 Benua dan satria saat memasuki ruangan tersebut.“Oh ya guru, perkenalkan... ini tuan Danzo dan ini tuan Yukimura” ucap Bintang memperkenalkan keduanya.Danzo dan Yukimura segera menjura hormat kepada Peramal 5 Benua. Peramal 5 Benua segera balas menjura hormat.“Mari silahkan duduk guru” ucap Bintang lagi kepada Peramal 5 Benua dan satria.“Ada gerangan apakah kiranya guru datang sendiri kemari... bukankah guru bisa mengirimkan pesan, biar hamba s
“Putri Samudra....” ucap Peramal 5 Benua dan beberapa sesepuh lain mengenali kereta kencana yang kini sudah berhenti tepat dihadapan mereka. Karena memang mereka semua pernah melihat dan bertemu langsung dengan Putri Samudra beberapa waktu yang lampau.Salah satu panglima wanita yang menunggang kuda didepan tampak turun dari punggung kudanya dan segera mendekati kereta kencana.Kreaakkk !!Pintu kereta kencana dibukanya, seketika harum semerbak menyebar ditempat itu. Sepasang kaki yang putih dan mulus terlihat keluar dari dalam kereta kencana. Sosok jelita dengan kecantikan khas wanita tanah jawa tampak turun dari kereta kencana, kecantikan wajahnya bagaikan seorang dewi yang turun dari kayangan, dengan sepasang mata indah, hidung mancung dan bibir yang merah merekah, tapi yang paling menarik dari wajah wanita ini adalah sebutir batu merah delima yang ada diantara kedua alisnya. Sosok wanita yang memang tak lain adalah Putri Samudra yang tampak menge
“Putri mahkota Negeri Atas Angin….” Ucap Bintang untuk menghilangkan rasa bingung dan penasaran Putri Samudra.“Putri mahkota Negeri Atas Angin….” Ulang Putri Samudra lagi dengan nada terkejut. “Apa dia cantik ?”“Cantik… tapi masih cantik istri-istri kanda” ucap Bintang tersenyum.“Apakah kanda harus menikahinya untuk mendapatkan mustika itu ?” selidik Putri Samudra lagi. Bintang kembali tersenyum mendengarnya.“Tidaklah dinda…. Di Negeri Atas Angin telah terjadi kudeta kekuasaan hingga membuat putri mahkota harus ditawan” ucap Bintang lagi berhenti sejenak, tapi Putri Samudra mulai tertarik mendengarnya karena hal inipun pernah dialaminya saat tahta istana dasar samudra pernah direbut oleh bibinya Dewi Laut.Bintang terlihat menarik nafas panjang dan akhirnya menceritakan kepada Putri Samudra tentang apa yang terjadi di Negeri Atas Angin. Tapi tent
“Orang-orang Negeri Atas Angin...” ucap Putri Samudra pelan, rupanya Putri Samudra mengenali orang-orang dari Negeri Atas Angin dari telinga runcing mereka. Ucapan pelan Putri Samudra cukup terdengar oleh yang lain, sehingga ;“Negeri Atas Angin....” ulang para sesepuh dan yang lain dengan wajah berubah, hanya Bintang yang terlihat begitu tenang, karena memang Bintang mengenali mereka.Putri Ahtisa melangkah kedepan, diikuti yang lain. Dihadapan Bintang dan yang lain, Putri Ahtisa terlihat langsung menjura hormat diikuti yang lain.“Selamat datang ditempat kediamanku Putri Ahtisa” ucap Bintang menyambut kedatangan Putri Ahtisa dan yang lain.Putri Ahtisa, Thya Sethya dan yang lain terlihat menatap sosok-sosok yang ada dihadapan mereka, dan yang paling menjadi perhatian mereka adalah sosok-sosok wanita cantik yang ada didekat Bintang yang tak lain adalah istri-istri Bintang. Sementara istri-istri Bintangpun tampak juga m
“Bagaimana menurut dinda ?” tanya Bintang kearah Ahisma yang sejak tadi hanya diam mendengarkan saja. Semua perhatian langsung tertuju kearah Ahisma, bagi para sesepuh sudah sangat mengetahui bagaimana kejeniusan putri Ahisma raya yang sudah terbukti dalam taktik dan rencana perangnya, tapi bagi orang-orang istana Negeri Atas Angin tentu saja belum mengenal sosok putri Ahisma sehingga mereka memandang kearah putri Ahisma dengan heran, kenapa seorang pendekar besar seperti Bintang sampai harus meminta pendapatnya.“Benar, bagaimana menurut putri Ahisma mengenai masalah ini” ucap Datuk Angin lagi.“Menurut hemat hamba, para sesepuh berusahalah untuk memberitahukan dan mengumpulkan para pendekar, walau bagaimanapun kita harus tetap bersiap sedia kalau sampai perang itu sampai datang kemari, bila memang memungkinkan para pendekar bisa bergabung dengan perang di Negeri Atas Angin, tapi jika tidak, persiapkan untuk menyembut perang disini...&rdq
Dengan langkah mantap, merekapun akhirnya berangkat meninggalkan istana Negeri Atas Angin menju kemedan peperangan, hanya satu peleton prajurit yang tampak tinggal untuk menjaga istana Negeri Atas Angin, Thya Sethya sendiri yang memimpin mereka untuk menjaga istana, karena didalam istana semua rakyat Negeri Atas Angin mengungsi. Disebelah Thya Sethya tampak pula salah satu istri Bintang yang dari pakaian yang dikenakannya kita sudah dapat menebaknya. Dia adalah Sabina.Malam sebelumnya.......Seluruh komandan, panglima dan pemimpin masing-masing pasukan tengah melakukan rapat pertemuan yang langsung dipimpin oleh putri Ahisma. Semua yang hadir kagum melihat istri-istri Bintang yang gagah berani dengan pakaian perangnya.“Kita tidak harus menunggu kanda Bintang, saat ini situasi sudah sangat mendesak” ucap putri Ahisma membuka pembicaraan diantara mereka, karena memang sampai saat ini, Bintang belum juga datang ke Negeri Atas Angin.Semua hanya
Disebelahnya lagi, berdiri pula Sosok wanita muda bercadar Kuning, berkulit putih, tubuh ramping semampai, mengenakan pakaian perang, rambutnya hitam tampak dikuncirnya dengan indah dibelakang, setangkai bunga mawar tampak menghias dikunciran rambutnya. melihat sosoknya yang dihiasi beberapa perhiasan mewah, dapat dipastikan kalau wanita ini bukanlah wanita biasa, melainkan berasal dari keluarga bangsawan. Ditangan kanannya tampak tergenggam sebuah kipas bergambar burung merak yang selalu digunakannya untuk mengipas – ngipas dirinya. Dari kipas yang dipegangnya kita dapat menebak kalau wanita bercadar kuning ini tak lain adalah Roro Ajeng si Putri Kipas Kayangan.Disebelah Roro Ajeng, berdiri sosok seorang wanita muda tinggi semampai berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah. Kulitnya seputih salju. Matanya terlihat begitu indah dengan bola mata berwarna biru. Rambutnya yang panjang terlihat ditatanya membentuk poni dibagian depannya dengan begitu indah menjun
Bllesshhhh !!!Tiba-tiba saja sosok Roro mengeluarkan aura putih disekujur tubuhnya. Roro membuka kedua matanya dan aura kuat yang terpancar dari sosok Roro mengejutkan semua orang, roro terlihat mengambil kuda-kuda dengan memundurkan satu kakinya kebelakang, dan ;“Bodhi Agung Tiada Tanding, heaaa !!!Salah satu jurus Bodhi Dewa Tahap Bodhi Putih dikerahkan. Telapak raksasa keluar dari pukulan dahsyat yang dikerahkan oleh roro.Deeeesssss !!!!!!Puluhan Pasukan Neraka Perut Bumi terjengkang jauh kebelakang terkena serangan dahsyat roro.Serrrr !!“Badai Pusaran Angin, heaaa !!!Tiba-tiba saja sesosok tubuh muncul disebelah roro putri srikandi dan langsung melepaskan pukulan dahsyatnya. Segulungan angin puting beliung langsung bertiup memporak porandakan barisan Pasukan Neraka Perut Bumi. rupanya sosok Roro Ajeng yang muncul disebelah roro.Serangan ketiga istri Bintang ini sudah memakan korban begitu banyak