Berjarak 2 tombak dihadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menekuk kaki kanannya, sedang lutut kirinya menyentuh tanah dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada.
“Terimalah salam hormat hamba, Tuanku maharaja” ucap Bintang menjura hormat. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal yang memang sudah memahami sifat Bintang yang tidak mau bersujud dihadapannya, kemudian hanya mengangkat telapak tangan kanannya menghadap kearah Bintang sebagai tanda menerima hormatnya.
“Silahkan duduk, Hai! Manusia” terdengar Ifrit memberikan perintah kepada Bintang. Bintangpun segera mengambil sikap duduk bersila dihadapan sang maharaja. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terus menatap Bintang dengan tatapan tajamnya, sang maharaja berusaha untuk melihat isi hati Bintang, tapi sejauh ini tidak ada yang mencurigakan baginya.
“Bintang..!” terdengar suara berat dan penuh wibawa Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Ini pertama kalinya Maharaja Ji
Rasa cemas dan khawatir Ratu Dewi teralihkan saat melihat Ifrit sudah kembali mendekati Bintang dengan membawa Pedang Pilar Bumi ditangannya, lalu menyerahkannya kembali kepada Bintang.“Bintang. Selama berada di negeri jin, apa kau pernah mengenal atau mungkin bertemu dengan bangsa jin yang bernama Mustofa ?” tanya sang maharaja.“Mustofa, seingat saya. Selama saya berada di negeri jin ini. Saya belum pernah bertemu dengan bangsa jin bernama Mustofa, Tuanku Maharaja” jawab Bintang cepat tanpa ragu. Karena Bintang memang tidak berbohong. Selama berada di negeri Jin, Bintang memang belum pernah bertemu dengan Mustofa. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal yang terlihat berusaha menyelami hati Bintang untuk mencari kebenaran ucapan Bintang, tak menemukan kebohongan diucapan Bintang.“Jika memang begitu baiklah. Segeralah kau kembali ke kamar untuk beristirahat. Pangeran Syaywarod yang menjadi lawanmu besok akan cukup menyulitkanmu” ka
“Hebat sekali. Darimana kau mendapatkan minyak emas dewa ini, Ratu Dewi ?” tanya Bintang penasaran.“Dari Ratu Dewi sebelum diriku, Minyak emas dewa ini adalah warisan yang diberikan kepada setiap ratu dewi. Kelak, aku juga akan mewariskan minyak emas dewa ini kepada Bunda Dewi yang mungkin akan menggantikan kedudukanku” jelas Ratu Dewi hingga membuat Bintang mengerti.“Tapi sayang, Minyak emas dewa ini hanya bisa menyembuhkan luka. Tapi tidak bisa mengembalikan tenaga”“Ya, itu benar. Tak ada obat yang benar-benar sempurna didunia ini”Sejenak keduanya terdiam, Ratu Dewi terlihat lebih banyak menatap tubuh Bintang yang tanpa pakaian atasnya dengan tatapan kagum. Hal ini terpancar jelas diwajah sang dewi dan Bintang tersenyum melihat hal itu. Bintang sendiri juga ikut menikmati kecantikan Ratu Dewi yang sangat memukau hatinya. Kening Bintang tiba-tiba berkerut saat melihat perubahan di wajah sang dewi.
“Kenapa?”“Penjara Langit dijaga oleh 2 mahluk abadi yang keberadaannya bahkan jauh dari kami bangsa jin” jelas Ratu Dewi menghentikan sejenak untuk melihat reaksi Bintang. Terbukti, wajah Bintang menampakkan rasa penasarannya..“Mahluk abadi apa, Ratu Dewi?”“Namanya Anubis”“Anubis?” ulang Bintang lagi dengan kening berkerut.“Anubis adalah mahluk yang memiliki tubuh manusia, tapi berkepala srigala. Dari setiap masa, Anubis memiliki banyak nama, tapi yang paling umum. Orang-orang menyebut mereka sebagai Dewa Kematian atau Dewa Penghancur. Kau jangan coba-coba berurusan dengan mereka Bintang, karena pernah beberapa bangsa jin yang sangat sakti mencoba berhadapan dengan mereka. Tapi mereka semua tewas, bahkan sebelum mereka bergerak dari tempatnya berdiri” Ratu Dewi yang menceritakan tentang hal itu menjadi bergidik sendiri saat melihat bagaimana hebatnya kedua pengawal pribadi
MALAM berjalan larut, bahkan di negeri atas langit di negeri jin. Sementara itu di kamar Ratu Dewi. Terlihat sosok anggun Ratu Dewi yang tengah berada dibelakang punggung Bintang. Ratu Dewi dan Bintang saat ini tengah tenggelam di alam semadi mereka. Dimana Ratu Dewi saat ini tengah menyalurkan tenaga dalamnya ke tubuh Bintang. Sekujur tubuh Bintang tampak diselimuti oleh aura cahaya biru yang keluar dari dua jari telunjuk Ratu Dewi yang menempel dipunggungnya.Entah sudah berapa lama Ratu Dewi menyalurkan tenaga dalamnya kepada Bintang, yang jelas saat ini. Wajah jelita Ratu Dewi terlihat sudah dipenuhi oleh peluh keringat yang membasahi wajah dan pakaian yang dikenakannya. Sepertinya Ratu Dewi benar-benar tak main-main dengan mengatakan akan memberikan setengah dari tenaga dalamnya kepada Bintang. Tapi ada perasaan heran bagi Ratu Dewi yang saat ini merasakan ruang tenaga dalam yang ada didalam tubuh Bintang ternyata sangatlah luas seperti tak bertepi, hingga Ratu Dewi merasakan, wa
“Tidak! Aku tak bisa melakukan hal itu kepadamu, Ratu Dewi. Kau adalah junjungan dari segala Dewi. Aku menghormatimu, dewi. Jangan lakukan ini...”“Walaupun aku seorang dewi, aku tetapkan seorang wanita, Bintang. Seorang wanita yang membutuhkan cinta dan kehangatan dari seorang laki-laki. Dan kau adalah laki-laki itu, Bintang. Sejujurnya.., aku melakukan ini bukan hanya sekedar ingin membantumu memulihkan tenaga dalammu, tapi aku melakukan ini, juga demi diriku sendiri...” sambil berucap demikian, tangan lembut Ratu Dewi melepaskan genggaman erat tangan Bintang ditangannya, lalu sang dewi melanjutkan gerakan melepas pakaiannya, hingga kini Ratu Dewi hanya mengenakan pakaian dalam berwarna putih yang serba transparan hingga menampakkan seluk lekuk tubuh indah Ratu Dewi tepat didepan mata Bintang.Glekkk..Bintang terdengar kembali meneguk ludahnya melihat sosok Ratu Dewi yang kini sudah berdiri dihadapannya dengan sangat seksi sekali. Ratu Dewi terlihat tersenyum melihat Bintang yang a
“Dimana Bintang ya, Ayahanda Raja?” tanya Zhena, tak tahan dengan rasa penasarannya, tanpa menoleh kearah putri tunggalnya itu, sang raja hanya terlihat mengangkat kedua bahunya sebagai tanda tak tahu dimana keberadaan Bintang saat ini. Di saat keduanya masih bingung mencari-cari keberadaan Bintang.“Tuanku Maharaja..” terdengar suara Ifrit yang pelan. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal dan Putri Zhena segera mengalihkan pandangan mereka kearah Ifrit. Dengan mata dan mimik wajahnya, terlihat Ifrit seperti memberikan kode. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal yang awalnya bingung tak mengerti, perlahan mulai mengalihkan pandangannya kearah kode yang diberikan oleh Ifrit kepadanya dan seketika wajah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berubah melihat ribuan bangsa jin yang masih bersujud kepadanya. Kini mengertilah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal akan arti kode yang diberikan oleh Ifrit. Putri Zhena yang baru saja mengerti, ikut terkejut saat menyadari hal itu.Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun d
“SEPU...!”“Tunggu!”Hitungan Ifrit terhenti saat sebuah suara keras membahana ditempat itu. Terdengar dari berbagai arah, sehingga membuat semua orang yang ada ditempat itu bingung, mencari-cari asal suara tersebut. Dari arah timur, terlihat sepasang sosok tengah berjalan menuju kearah arena pertarungan. Dan kehadiran keduanya, tidak disadari oleh para bangsa jin yang berada disekeliling arena pertarungan. Hanya bangsa jin yang memiliki peraba yang tinggi yang tampak menolehkan pandangannya kearah jurusan datangnya kedua sosok tersebut.“Bintang...” Terdengar suara Una Lyn pelan saat mengenali salah satu sosok tersebut. Di panggung kehormatan, Putri Zhenapun tampak tersenyum melihat Bintang yang sudah muncul, tapi senyumnya memudar saat ; “Kenapa dia bersama Ratu Dewi?” batin Putri Zhena bingung. Kebingungan inipun dialami oleh Una Lyn yang segera menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi pada Bintang dan Ratu Dewi.Saat Bintang dan Ratu Dewi sudah semakin mendekati arena pertarungan,
Bintang mencoba menahan serangan aneh itu dengan pukulan tangannya, tapi ;“Akhhh..!” Bintang terpekik keras diiringi dengan tubuhnya yang terlempar dengan keras kebelakang. Rupanya akar jelmaan tangan kiri Pangeran Syaywarod sangatlah keras. Lebih keras dari baja sekalipun. Kalau saja Bintang tak memiliki tenaga dalam kuat saat mencoba menahan akar itu dengan tinjunya, mungkin saat ini tangan Bintang sudah patah.Di saat tubuh Bintang masih terlempar keras kebelakang.Wuuttt...! Wuuttt...!Pangeran Syaywarod justru terus memburunya dengan memanjang akar tangannya kearah Bintang. Kedua akar itu melesat dengan sangat cepat memburu kearah Bintang.“Hupp..!”Bintang membuktikan kelasnya sebagai seorang pendekar pilih tanding, saat serangan kedua akar Pangeran Syaywarod menghampirinya, tubuh Bintang berputar keatas laksana baling-baling dalam posisi horizontal, begitu serangan kedua akar itu lewat dibawahnya.Tap...!Bintang menjejakkan kedua kakinya diatas akar tersebut, Bintang berniat
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig