Rasa cemas dan khawatir Ratu Dewi teralihkan saat melihat Ifrit sudah kembali mendekati Bintang dengan membawa Pedang Pilar Bumi ditangannya, lalu menyerahkannya kembali kepada Bintang.
“Bintang. Selama berada di negeri jin, apa kau pernah mengenal atau mungkin bertemu dengan bangsa jin yang bernama Mustofa ?” tanya sang maharaja.
“Mustofa, seingat saya. Selama saya berada di negeri jin ini. Saya belum pernah bertemu dengan bangsa jin bernama Mustofa, Tuanku Maharaja” jawab Bintang cepat tanpa ragu. Karena Bintang memang tidak berbohong. Selama berada di negeri Jin, Bintang memang belum pernah bertemu dengan Mustofa. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal yang terlihat berusaha menyelami hati Bintang untuk mencari kebenaran ucapan Bintang, tak menemukan kebohongan diucapan Bintang.
“Jika memang begitu baiklah. Segeralah kau kembali ke kamar untuk beristirahat. Pangeran Syaywarod yang menjadi lawanmu besok akan cukup menyulitkanmu” ka
“Hebat sekali. Darimana kau mendapatkan minyak emas dewa ini, Ratu Dewi ?” tanya Bintang penasaran.“Dari Ratu Dewi sebelum diriku, Minyak emas dewa ini adalah warisan yang diberikan kepada setiap ratu dewi. Kelak, aku juga akan mewariskan minyak emas dewa ini kepada Bunda Dewi yang mungkin akan menggantikan kedudukanku” jelas Ratu Dewi hingga membuat Bintang mengerti.“Tapi sayang, Minyak emas dewa ini hanya bisa menyembuhkan luka. Tapi tidak bisa mengembalikan tenaga”“Ya, itu benar. Tak ada obat yang benar-benar sempurna didunia ini”Sejenak keduanya terdiam, Ratu Dewi terlihat lebih banyak menatap tubuh Bintang yang tanpa pakaian atasnya dengan tatapan kagum. Hal ini terpancar jelas diwajah sang dewi dan Bintang tersenyum melihat hal itu. Bintang sendiri juga ikut menikmati kecantikan Ratu Dewi yang sangat memukau hatinya. Kening Bintang tiba-tiba berkerut saat melihat perubahan di wajah sang dewi.
“Kenapa?”“Penjara Langit dijaga oleh 2 mahluk abadi yang keberadaannya bahkan jauh dari kami bangsa jin” jelas Ratu Dewi menghentikan sejenak untuk melihat reaksi Bintang. Terbukti, wajah Bintang menampakkan rasa penasarannya..“Mahluk abadi apa, Ratu Dewi?”“Namanya Anubis”“Anubis?” ulang Bintang lagi dengan kening berkerut.“Anubis adalah mahluk yang memiliki tubuh manusia, tapi berkepala srigala. Dari setiap masa, Anubis memiliki banyak nama, tapi yang paling umum. Orang-orang menyebut mereka sebagai Dewa Kematian atau Dewa Penghancur. Kau jangan coba-coba berurusan dengan mereka Bintang, karena pernah beberapa bangsa jin yang sangat sakti mencoba berhadapan dengan mereka. Tapi mereka semua tewas, bahkan sebelum mereka bergerak dari tempatnya berdiri” Ratu Dewi yang menceritakan tentang hal itu menjadi bergidik sendiri saat melihat bagaimana hebatnya kedua pengawal pribadi
MALAM berjalan larut, bahkan di negeri atas langit di negeri jin. Sementara itu di kamar Ratu Dewi. Terlihat sosok anggun Ratu Dewi yang tengah berada dibelakang punggung Bintang. Ratu Dewi dan Bintang saat ini tengah tenggelam di alam semadi mereka. Dimana Ratu Dewi saat ini tengah menyalurkan tenaga dalamnya ke tubuh Bintang. Sekujur tubuh Bintang tampak diselimuti oleh aura cahaya biru yang keluar dari dua jari telunjuk Ratu Dewi yang menempel dipunggungnya.Entah sudah berapa lama Ratu Dewi menyalurkan tenaga dalamnya kepada Bintang, yang jelas saat ini. Wajah jelita Ratu Dewi terlihat sudah dipenuhi oleh peluh keringat yang membasahi wajah dan pakaian yang dikenakannya. Sepertinya Ratu Dewi benar-benar tak main-main dengan mengatakan akan memberikan setengah dari tenaga dalamnya kepada Bintang. Tapi ada perasaan heran bagi Ratu Dewi yang saat ini merasakan ruang tenaga dalam yang ada didalam tubuh Bintang ternyata sangatlah luas seperti tak bertepi, hingga Ratu Dewi merasakan, wa
“Tidak! Aku tak bisa melakukan hal itu kepadamu, Ratu Dewi. Kau adalah junjungan dari segala Dewi. Aku menghormatimu, dewi. Jangan lakukan ini...”“Walaupun aku seorang dewi, aku tetapkan seorang wanita, Bintang. Seorang wanita yang membutuhkan cinta dan kehangatan dari seorang laki-laki. Dan kau adalah laki-laki itu, Bintang. Sejujurnya.., aku melakukan ini bukan hanya sekedar ingin membantumu memulihkan tenaga dalammu, tapi aku melakukan ini, juga demi diriku sendiri...” sambil berucap demikian, tangan lembut Ratu Dewi melepaskan genggaman erat tangan Bintang ditangannya, lalu sang dewi melanjutkan gerakan melepas pakaiannya, hingga kini Ratu Dewi hanya mengenakan pakaian dalam berwarna putih yang serba transparan hingga menampakkan seluk lekuk tubuh indah Ratu Dewi tepat didepan mata Bintang.Glekkk..Bintang terdengar kembali meneguk ludahnya melihat sosok Ratu Dewi yang kini sudah berdiri dihadapannya dengan sangat seksi sekali. Ratu Dewi terlihat tersenyum melihat Bintang yang a
“Dimana Bintang ya, Ayahanda Raja?” tanya Zhena, tak tahan dengan rasa penasarannya, tanpa menoleh kearah putri tunggalnya itu, sang raja hanya terlihat mengangkat kedua bahunya sebagai tanda tak tahu dimana keberadaan Bintang saat ini. Di saat keduanya masih bingung mencari-cari keberadaan Bintang.“Tuanku Maharaja..” terdengar suara Ifrit yang pelan. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal dan Putri Zhena segera mengalihkan pandangan mereka kearah Ifrit. Dengan mata dan mimik wajahnya, terlihat Ifrit seperti memberikan kode. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal yang awalnya bingung tak mengerti, perlahan mulai mengalihkan pandangannya kearah kode yang diberikan oleh Ifrit kepadanya dan seketika wajah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berubah melihat ribuan bangsa jin yang masih bersujud kepadanya. Kini mengertilah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal akan arti kode yang diberikan oleh Ifrit. Putri Zhena yang baru saja mengerti, ikut terkejut saat menyadari hal itu.Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun d
“SEPU...!”“Tunggu!”Hitungan Ifrit terhenti saat sebuah suara keras membahana ditempat itu. Terdengar dari berbagai arah, sehingga membuat semua orang yang ada ditempat itu bingung, mencari-cari asal suara tersebut. Dari arah timur, terlihat sepasang sosok tengah berjalan menuju kearah arena pertarungan. Dan kehadiran keduanya, tidak disadari oleh para bangsa jin yang berada disekeliling arena pertarungan. Hanya bangsa jin yang memiliki peraba yang tinggi yang tampak menolehkan pandangannya kearah jurusan datangnya kedua sosok tersebut.“Bintang...” Terdengar suara Una Lyn pelan saat mengenali salah satu sosok tersebut. Di panggung kehormatan, Putri Zhenapun tampak tersenyum melihat Bintang yang sudah muncul, tapi senyumnya memudar saat ; “Kenapa dia bersama Ratu Dewi?” batin Putri Zhena bingung. Kebingungan inipun dialami oleh Una Lyn yang segera menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi pada Bintang dan Ratu Dewi.Saat Bintang dan Ratu Dewi sudah semakin mendekati arena pertarungan,
Bintang mencoba menahan serangan aneh itu dengan pukulan tangannya, tapi ;“Akhhh..!” Bintang terpekik keras diiringi dengan tubuhnya yang terlempar dengan keras kebelakang. Rupanya akar jelmaan tangan kiri Pangeran Syaywarod sangatlah keras. Lebih keras dari baja sekalipun. Kalau saja Bintang tak memiliki tenaga dalam kuat saat mencoba menahan akar itu dengan tinjunya, mungkin saat ini tangan Bintang sudah patah.Di saat tubuh Bintang masih terlempar keras kebelakang.Wuuttt...! Wuuttt...!Pangeran Syaywarod justru terus memburunya dengan memanjang akar tangannya kearah Bintang. Kedua akar itu melesat dengan sangat cepat memburu kearah Bintang.“Hupp..!”Bintang membuktikan kelasnya sebagai seorang pendekar pilih tanding, saat serangan kedua akar Pangeran Syaywarod menghampirinya, tubuh Bintang berputar keatas laksana baling-baling dalam posisi horizontal, begitu serangan kedua akar itu lewat dibawahnya.Tap...!Bintang menjejakkan kedua kakinya diatas akar tersebut, Bintang berniat
Orang-orang yang ada ditempat itu yang awalnya kebingungan atas apa yang terjadi pada diri mereka. Saat mereka menoleh kearah Ifrit, semua mengerti kalau Ifrit yang melakukannya. Dan semuanya hanya bisa terdiam tanpa ada satupun yang bicara lagi.Dughhh...!Kembali Ifrit memukulkan tongkat ditangannya ke lantai panggung kehormatan.Werrr...!Gelombang energi tenaga kembali memancar keluar, menyapu seluruh tempat itu. Dan secara aneh bin ajaib, suara-suara yang ada ditempat itu kembali seperti semula. Tapi walaupun begitu tidak ada lagi suara-suara riuh menggema ditempat itu. Semuanya seperti takut dan segan terhadap Ifrit. Ifrit sendiri kini menatap kearah arena pertarungan. Sehingga mau tak mau, para penonton yang ada ditempat itupun ikut menatap kearah tengah arena pertarungan.Arena pertarungan masih tampak kosong, tidak ada sosok Bintang maupun Pangeran Syaywarod. Hal ini tentu membuat semua menjadi semakin bingung.“Hai! Itu disana. Pangeran Syaywarod!” salah seorang penonton tib