Share

206. Bagian 4

"Nek, lekas katakan apa yang mau kau  sampaikan!" Patampi untuk pertama kalinya ikut bicara sementara Ruhcinta pegang bahu si nenek dan dengan lembut berkata. "Nenek Ruhmundinglaya, harapan kami padamu sangat besar. Tolong kami semua yang ada di sini. Jika kau memang tahu rahasia kehidupan kami harap segera mengatakan. Kami telah terlalu lama sengsara dalam ketidak pastian yang meracuni perjalanan hidup kami. Yang Kuasa akan memberi kekuatan dan berkah padamu." Sepasang mata Ruhcinta mulai berkaca-kaca.

Si nenek di atas tandu juga kucurkan air mata.

Suaranya terbata-bata.

"Semua... semua kesalahanku! Ibu. ibu bayi yang  tergantung di hutan       itu... Dia... dia bukan Ruhpiranti sebenarnya" Si nenek di atas tandu memandang ke arah Ruhniknik lalu berkata. "Sahabatku Jin Penjunjung Roh, perempuan malang itu bukan anak kandungmu, bukan Ruhpiranti. Tapi..."

Jin Penjunjung Roh kerenyitkan kening. Asap merah berbentuk ke

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status