Share

196. Bagian 16

HANYA sesaat setelah Bayu dan Arya tinggalkan pedataran tinggi itu, Dewi Awan Putih merasa sekujur tubuhnya lemas. Dia terduduk di tanah. Wajahnya mengelam dan air mata tak kuasa dibendungnya. Dia mulai menangis sesengukan. Ucapan Bayu sangat memukul sanubarinya. Hatinya seperti disayat-sayat.

"Ucapan Bayu mungkin betul. Tapi.." Dewi Awan Putih tutupkan dua tangannya ke wajah dan menangis keras. Tiba-tiba hidungnya membaui sesuatu. Dia turunkan dua tangan, memandang berkeliling. Ketika dia mendongak ke atas, di langit dilihatnya ada satu bayangan biru berkelebat rendah menuju ke arah barat dimana saat itu sang surya yang hendak tenggelam menyaput langit dengan cahayanya yang merah keemasan.

"Bunda Dewi.." desis Dewi Awan Putih ”Dia turun lebih dulu dari aku. Mengapa baru sampai di sekitar sini. Hai, kulihat dia berputar-putar di sebelah sana. Itu arah Gunung Patinggimeru. Agaknya ada sesuatu yang tengah diperhatikannya di sekitar situ. Bukankah dia mengatakan pad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status