Share

196. Bagian 19

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-19 01:01:23

Bunda Dewi yang tadi mengajukan pertanyaan diam-diam sebenarnya juga ingin sekali mendengar jawaban Ksatria Pengembara. Tanpa diketahui orang ini, satu sosok lain di kegelapan malam menahan debaran yang menggoncang dadanya. Dia juga ingin tahu apa yang akan keluar sebagai jawaban dari mulut Bintang. Apakah masih sama seperti yang dulu pernah didengarnya? Dan orang ini adalah gadis cantik bernama Ruhcinta. Di samping kiri orang ini, dua orang yang ikut bersamanya juga merasa tegang. Salah seorang diantara mereka bukan lain Bayu adanya, berbisik pada kawan di sebelahnya yaitu Arya ”Kalau salah Dia berucap, sahabat kita ini bisa seperti disambar petir!"

Sang kawan menjawab. ”Aku tidak mengira kita akan kedahuluan Bunda Dewi. Lebih celaka lagi kalau Dewi Awan Putih juga sudah ada di sekitar sini!"

Yang diajak bicara memandang berkeliling. Lalu berkata, ”Orang yang menurut sahabat kita ini katanya akan muncul di bukit batu ini juga belum kelihatan. Kalau d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   196. Bagian 20

    Empat langkah di hadapan mereka tegak satu sosok tubuh tinggi besar memiliki sepasang mata angker. Bola matanya tidak berbentuk bundar melain-kan berupa segitiga memancarkan warna hijau. Yang luar biasanya orang ini mempunyai kepala dengan dua wajah. Wajah di sebelah depan berupa wajah seorang lelaki separuh baya berwarna putih. Sedang di wajah sebelah belakang berwarna hitam keling."Jin Muka Seribu!” seru Ruhkemboja."Dia yang mencuri tongkat biru kita!" teriak Ruhkenanga.Orang bermuka dua yang memang adalah Jin Muka Seribu tertawa bergelak ”Gadis-gadis cantik! Aku sudah lama mengincar kalian! Malam ini bakal merupakan malam bahagia bagi kita bertiga!""Makhluk muka dua! Apa maksudmu?!" sentak Ruhkemboja."Kembalikan tongkat itu pada kami!" teriak Ruhkenanga.Jin Muka Seribu kembali tertawa ”Aku tidak mungkin mengembalikan tongkat batu ini. Benda ini sudah ditakdirkan menjadi milikku! Tapi jika kalian memang menginginkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Ksatria Pengembara Season 2   196. Bagian 21

    Suara kaki-kaki yang berlari terdengar makin keras ”Mereka mulai mendekat," kata Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Tak selang berapa lama kakek ini melihat satu pemandangan aneh dihadapannya.Enam orang lelaki bertubuh besar bertelanjang dada mengusung sebuah tandu yang ditutupi sehelai tikar tipis terbuat dari jerami kering berwarna hitam. Mereka berlari berputar-putar mengelilingi Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab yang tengah duduk di satu pedataran tinggi menghadap ke laut Setelah memperhatikan sesaat dan enam pengusung tandu seperti tidak mau hentikan larinya, hilanglah kesabaran si kakek. Dia pukulkan telapak tangan kanannya ke tanah.Bukit pasir di tepi laut itu bergoncang seperti di landa gempa. Debu dan pasir membubung sampai setinggi tiga tombak. Enam pengusung tandu ter-huyung-huyung. Jika mereka tidak segera jatuhkan diri berlutut niscaya ke enamnya akan jatuh berserabutan di tanah."Enam lelaki sinting kesasar! Pertunjukkan arak-arakan gil

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Ksatria Pengembara Season 2   196. Bagian 22

    Lelaki di samping tandu sebelah kiri menjawab ”Menurut Bintang, dua cucumu telah mencuri tongkat batu berwarna biru. Bintang berusaha mendapatkannya kembali dan menghadang dua gadis itu di satu tempat. Dia mendapatkan tongkat sakti kembali tapi ternyata palsu. Bintang lalu menghajar dan memperkosa dua gadis ini. Menurut Bintang dua gadis ini punya kelainan menebar aib dan kekejian dimana-mana. Jadi pantas menerima hukuman berat dan diperlakukan secara keji pula! Lalu kami disuruhnya mengantarkan sosok-sosok mereka padamu!""Dimana pemuda asing itu sekarang?!" tanya si kakek dengan sekujur tubuh bergeletar."Kami tidak tahu! Dia membunuh dua sahabat kami. Lalu sehabis memberi Perintah yang disertai ancaman dia kabur entah kemana.""Kalian lekas angkat kaki dari sini sebelum kubunuh semua!" Menghardik Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab.Empat lelaki bertubuh besar serta merta berdiri lalu tinggalkan tempat itu dengan cepat.Si kakek segera menyambar

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Ksatria Pengembara Season 2   196. Bagian 23

    "Bunda Dewi," Bintang berucap ”Cinta kasih itu adalah sesuatu yang suci dan sangat pribadi. Penuh rahasia. Dan ada kebahagiaan dalam kerahasiaan itu. Jika seorang lelaki mencintai seorang gadis atau sebaliknya atau seorang gadis mencintai seorang pemuda, apakah dia akan begitu saja mengatakan, menceritakan kepada setiap orang, pada siapa saja yang menanyakannya karena rasa ingin tahu yang sulit diduga alasannya? Bunda Dewi, jika aku mencintai seseorang, aku tidak akan mengatakan pada orang lain tapi akan mengatakan sendiri pada orang yang aku cintai itu. Akan kubisikkan ketelinganya. Jadi yang tahu hanya kami berdua. Buat apa orang lain yang tak ada urusannya perlu mengetahui isi hati kami berdua?"Suasana di bukit batu itu untuk beberapa lamanya dicekam kesunyian. Ada ketidakenakan seolah menggantung di udara, menyusup ke lubuk hati orang-orang yang ada di tempat itu.Bunda Dewi terdiam lalu menghela nafas berulang kali. Agaknya dia kehabisan akal dan cara untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Ksatria Pengembara Season 2   196. Bagian 24

    "Ikut aku Bintang,"' bisik Bunda Dewi sambil memegang jari-jari tangan Ksatria Pengembara.Ruhcinta merasakan degupan jantungnya mengeras ”Peran apa sebenarnya yang tengah dilakukan Bunda Dewi," dia membatin ”Puri Kebahagiaan. Baru sekali ini aku mendengar nama itu. Jangan-jangan ada sangkut pautnya dengan Istana Surga Dunia milik Jin Muka Seribu?"Ditempat lain Dewi Awan Putih merasakan tubuhnya seperti terbakar ”Bunda Dewi! Sekarang aku tahu apa yang ada dihatimu! Kau Dewi penghianat culas! Kau memainkan pisau bermata dua! Hai!""Puri Kebahagiaan yang kau sebutkan itu Bunda Dewi, tempat apakah itu?" Bintang terdengar bertanya."Puri Kebahagiaan!" kata Dewi Awan Putih dalam hati ”Para Dewi di Negeri Atas Langit telah lama mendengar dan mencurigai keberadaan puri tersebut. Namun sulit untuk mengetahui dimana beradanya. Karena setiap hendak diselidiki ada satu hawa aneh mengambang di udara, membendung penglihatan! Kini aku men

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Ksatria Pengembara Season 2   197. Berebut Hati Sang Pendekar

    SEMUA orang yang ada di bukit batu sama terkejut. Bintang segera bangkit berdiri. Bunda Dewi serta merta melompat bangun. ”Hai, jadi ini sebabnya kau datang ke bukit batu aneh ini, Bintang. Rupanya kau telah membuat perjanjian dengan Ruhjelita...! Aku tidak cemburu. Tapi akan lebih baik kalau kita berdua segera tinggalkan bukit ini, pergi ke Puri Bahagia! Tak ada yang bisa mengikuti kita sampai di sana”"Tidak mungkin saya ikut bersamamu Bunda Dewi. Ada urusan yang harus diperjelas dengan gadis itu.""Membuat urusan dengan Ruhjelita tidak akan memperjelas masalah. Malah akan memperburuk dan memperuncing suasana! Ikuti aku Bintang. Lekas tinggalkan tempat ini!" Bunda Dewi ulurkan tangan menarik lengan Bintang. Tapi Ksatria Pengembara ini segera mengelak.Tiba-tiba ada cahaya merah melewati bulan purnama. Lalu satu sosok gemuk luar biasa, berpakaian serba merah, menjela panjang sampai ke tanah tahu-tahu kelihatan tegak di tiang batu runcing sebelah ten

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Ksatria Pengembara Season 2   197. Bagian 2

    Ratu Dewi yang merasa tersinggung mendengar kata-kata Ruhjelita itu sunggingkan senyum mengejek lalu menjawab ”Ruhjelita, gadis perayu lelaki! Kau rupanya! Apakah pertemuanmu dengan pemuda itu menyangkut urusan rayu merayu, urusan cinta murah? Atau kau hendak melanjutkan perbuatan aib yang kau lakukan bersamanya di dalam goa dulu?""Dewi lancang mulut! Tidak kukira mulutmu sekotor itu! Kau berserikat dalam tuduhan! Aku ke bukit batu ini justru untuk membuktikan bahwa kalian bangsa Dewi bukanlah makhluk suci dan baik!""Hai, apa maksudmu gadis perayu?" tanya Ratu Dewi."Aku akan membuktikan bahwa salah seorang Dewimu yakni yang bernama Dewi Awan Putih adalah Dewi jahat yang bermaksud hendak membunuh pemuda asing itu dengan sekuntum mawar beracun! Tapi kenyataan diputar balik. Tuduhan diacungkan ke arahku! Sungguh keji dan busuk!"Muka bulat gemuk dan keringatan Ratu Dewi kelihatan berkerut ”Kau menuduh Dewi Awan Putih selagi dia tidak berada di

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Ksatria Pengembara Season 2   197. Bagian 3

    "Jin Sinting, jika tidak bermaksud menolong pemuda itu, lalu apa yang dilakukan Ruhjelita?" ber-tanya Ratu Dewi."Aku tidak tahu. Yang jelas ketika aku mendatangi dia lantas kabur. Aku kemudian menolong pemuda yang keracunan itu. Aku mengetuk pusarnya dengan gagang gayung hingga racun yang ada dalam tubuhnya larut ke bagian tubuh sebelah bawah, tidak memasuki jantung”"Jin Sinting berapa kau dibayar Ruhjelita untuk memberi kesaksian palsu itu?" tanya Ratu Dewi sambil sunggingkan senyum mengejek di mukanya yang gembrot keringatan."Aku tidak dibayar dan kesaksianku tidak palsu!" jawab Jin Sinting lalu goyang rebananya beberapa kali. Kakinya bergerak-gerak menari dan dari mulutnya keluar suara nyanyi na... na... na... ni... ni...ni!"Kalau kau tidak dibayar pasti kau sudah larut dalam peluk rayunya!" Yang berkata adalah Bunda Dewi.Ruhjelita delikkan mata dan mendamprat ”Dewi baju biru! Mukamu cantik tapi mulutmu kotor. Tubuh dan pakaianm

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status