Share

193. Bagian 21

last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-28 01:03:23

"Baik. Aku bicara. Aku anak manusia yang tidak tahu siapa ayah dan siapa ibuku! Bertahun-tahun aku coba memecahkan teka-teki, mencari tahu siapa mereka adanya dan dimana mereka berada. Tapi sia-sia belaka”

"Anak malang, kau harus segera meninggalkan tempat ini. " kata suara di kejauhan. Jin Patilandak perhatikan mulut patung. Ternyata memang tidak bergerak.

"Tidak, aku akan menunggu sampai pagi. Aku ingin melihat kecantikan dan kemulusan patung ini di bawah sapuan sinar matahari. "

"Hai anak malang. "

"Kau terus-terusan menyebutku anak malang. Apakah kau mengetahui seluk beluk rahasia diriku?" Jin Patilandak bertanya.

"Tak akan kujawab pertanyaanmu Hai anak malang. Karena jawabnya ada dalam dirimu sendiri. Satu hal aku minta padamu, jangan berlama-lama berada di tempat ini. Sesuatu tidak terduga bisa saja terjadi. Sekarang juga tinggalkan tempat ini. Pergilah ke Negeri Patanahtembikar. Temui Kepala Negeri yang bernama Patrubus. Orang ini dulu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   193. Bagian 22

    "Hai! Kau memilih jalan kaki atau bagaimana?!" seru Bayu.Akhirnya Ksatria Pengembara menyusul masuk ke dalam perahu. Sepanjang perjalanan pemilik perahu yang mengaku bernama Pabuntalan itu tidak henti-hentinya berceloteh. Menurutnya orang senegeri Jin mulai mengenal Bintang dan kawan-kawannya sejak tubuh mereka masih merupakan sosok-sosok katai."Orang di Kota Jin mulai mengenal kalian bertiga setelah terjadi Bakucarok, perkelahian hidup mati antara Zalanbur dengan Maithatarun di tanah lapang," kata Pabuntalan pula.Sambil bercerita pemilik perahu itu terus saja mendayung. Diam-diam Bintang memperhatikan. Sekali dayungnya dikayuh perahu melesat sampai beberapa tombak ke depan. Padahal saat itu mereka melawan arus. Bintang mempunyai kesan bahwa Pabuntalan mengayuh perahunya bukan cuma mengandalkan tenaga kasar dan tenaga luar. "Agaknya si gendut satu ini memiliki tenaga dalam tidak rendah. Aku menaruh curiga jangan-jangan dia bukan tukang penyewa perahu biasa. S

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Ksatria Pengembara Season 2   194. Perjamuan Pengantar Arwah

    Breeettt!"Satu topeng tipis terbuat dari daun kering robek dan tanggal dari wajah si nenek. Kini kelihatanlah wajahnya yang asli. Satu wajah perempuan tua berkumis halus dan ada anting-anting besar mencantel di kedua telinganya. Kejut Arya bukan alang kepalang. Mata jerengnya mendelik besar. Lututnya goyah dan mukanya sepucat kain kafan!"Jin Pembedol Usus" mulut Arya bergetar mengucap nama orang yang tegak di depannya sambil bertolak pinggang dan tertawa cekikikan. Tenggorokannya seolah menenggak batu panas!"Kau memang kekasihku tercinta! Buktinya kau masih ingat siapa diriku! Hik... hik. hik!"Si nenek yang tadinya menyamar sebagai Ruhlampiri ternyata adalah anak buah Jin Muka Seribu yang dikenal dengan julukan Jin Pembedol Usus."Saat ini, apakah kau masih ingin melihat tubuhku Hai makhluk berasal dari negeri manusia?"Arya tak menjawab. Dia hanya tegak dengan mata jereng melotot. Ilernya mengucur tak berkeputusan."Hik. hik! Unt

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Ksatria Pengembara Season 2   194. Bagian 2

    Dari mulutnya keluar suara mengerang."Arya.... Aku... sebenarnya hanya menguji hatimu. Aku ingin tahu sampai di mana rasa suka yang kau ucapkan. Ternyata kau tega menjatuhkan tangan keras..” Sepasang mata si nenek tampak berkaca-kaca. "Aku pasrah.... Aku ingin kau membunuhku saat ini juga. Tapi sebelum aku menemui ajal, ingin kutunjukkan padamu. Sebenarnya aku sejak lama diam-diam mencintaimu”Tentu saja Arya jadi melongo mendengar ucapan si nenek. "Kau. kau mencintaiku sejak lama?""Dengan sepenuh hati Hai kekasihku. Penuhi permintaanku. Bunuhlah diriku. Aku akan merasa tenteram di alam roh jika tanganmu sendiri yang merenggut nyawaku”"Aku.Tak mungkin aku membunuhmu!" kata Arya pula seraya melangkah mendekat. "Bunuh aku dan peluk diriku sebelum ajalku melayang”"Kalau kau memang mencintai diriku, bagaimana mungkin aku membunuhmu! Mari kulihat cidera di pinggulmu. Aku menyesal menjatuhka

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Ksatria Pengembara Season 2   194. Bagian 3

    Bayu tak menjawab. Bintang berpikir. Tiba-tiba dia ingat sesuatu. Serta merta Bintang melompat dan lari menuju tepi sungai. Bayu mengikuti dari belakang. Di tepi sungai Bintang dan Bayu hanya menemukan perahu dalam keadaan mengapung terbalik. Arya tak kelihatan mata hidungnya. Tiba-tiba Bayu berseru seraya menunjuk ke tengah sungai."Bintang! Lihat!"Air sungai di sebelah tengah tampak merah. "Darah!" ujar Bintang. "Jangan-jangan Arya bunuh diri atau dibunuh orang!'?"Bunuh diri? Apa alasannya? Dibunuh orang, oleh siapa?!" kata Bayu pula."Aku akan menyelidik!" Bintang segera hendak melompat terjun ke dalam sungai yang lebar dan dalam itu. Tapi Bayu cepat menghalangi. "Urusan di dalam air serahkan padaku! Sudah lama aku tidak menyelam!" Bayu memang sanggup mengarungi dan menyelami laut luas, maka sungai baginya bukan berarti apa-apa. Sekali melompat maka sosoknya lenyap di bawah permukaan air sungai.Di dalam sungai, walau air sungai kuning dan aga

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Ksatria Pengembara Season 2   194. Bagian 4

    "Tolong...! Aku takuti Aku gamang! Turunkan diriku! Tolong! Aku takut jatuh...!"Di cabang sebatang pohon tinggi Bintang dan Bayu kemudian menemukan seorang anak berusia sekitar delapan tahun dalam keadaan terikat.Disampingnya terikat sebuah keranjang berisi mempelam. Bintang dan Bayu segera naik ke atas pohon, melepas ikatannya lalu membawa turun ke tanah sekalian dengan keranjang berisi mangga itu."Anak, katakan apa yang terjadi denganmu! Bagaimana kau bisa berada di atas pohon dalam keadaan terikat?!" bertanya Bintang."Orang jahat itu yang melakukannya!" jawab si anak sambil memandang ke arah sungai penuh takut."Orang jahat siapa? Kau mengenalinya?" tanya Bayu.Si anak menggeleng. "Tidak pernah kulihat orang itu sebelumnya. Rambutnya panjang sepinggang. Tubuhnya bau! Matanya merah. Mukanya bopeng. Giginya besar-besar. Mungkin dia bukan orang tapi roh jahat! Aku takut...!""Kau tak usah takut. Ada kami di sini menolongmu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Ksatria Pengembara Season 2   194. Bagian 5

    Tubuhnya melesat ke depan. Selarik cahaya merah berkiblat."Traanngg!""Braaakkk!"Sebuah batu besar yang terletak tiga langkah di hadapan Jin Patilandak terbelah dua. Sebelum dua belahan jatuh ke tanah si kakek sudah melesat dan tegak kembali di atas batu tempatnya semula!Orang lain mungkin akan tersentak kaget dan kecut nyalinya melihat kemampuan si kakek dan kehebatan pedang merahnya. Tapi Jin Patilandak yang sudah kesal melihat tingkah laku dua kakek nenek itu tidak pandang sebelah mata. Malah kembali dia semburkan ludahnya. Meledaklah kemarahan sepasang kakek nenek itu. Si kakek acungkan pedang merahnya ke udara seraya berteriak."Muridku Pagandrung dan Pagandring! Kami guru kalian! Pajahilio dan Ruhjahilio! Kami telah menemukan salah seorang pembunuh kalian! Kalian bisa sedikit bertenang diri di alam roh! Sebentar lagi bangsat pembunuh akan segera kami habisi!"Jin Patilandak kerenyitkan kening begitu mendengar teriakan kakek di atas

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Ksatria Pengembara Season 2   194. Bagian 6

    Didahului dengan menghantamkan selusin duri landaknya ke arah Ruhjahilio, Jin Patilandak susul menyerang dengan sinar Mega Kuning Liang Batu.Ruhjahilio terpekik ketika dua duri landak menyusup di kembennya dan menusuk permukaan kulitnya. Nenek ini berkelebat ke balik batu besar. Untung dia berlaku cepat. Walau batu besar itu hancur berantakan dihantam sinar Mega Kuning Liang Batu dan mengepulkan asap kuning beracun namun si nenek masih sempat selamatkan diri dengan membuat dua lompatan cepat.Seperti tidak sadar kalau saat itu dia tengah menghadapi bahaya besar dari dua musuh berkepandaian sangat tinggi, Jin Patilandak jatuhkan diri memungut kutungan kepala patung perempuan cantik."Patungku.... Patungku.... Kasihan lehermu”Jin Patilandak sesenggukan dan dekapkan kepala patung ke dadanya lalu berusaha bangkit. Pada saat itulah Pajahilio dan Ruhjahilio menyergap. Dua pedang merah diarahkan satu ke leher Jin Patilandak, satunya tepat di arah jantung

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Ksatria Pengembara Season 2   194. Bagian 7

    Tanpa banyak bicara, dengan darah mendidih si kakek akhirnya putar tubuh. Sebelum berkelebat pergi dan menghilang di kegelapan malam dia masih sempat keluarkan suara."Kalian berdua! Aku tidak akan melupakan wajah kalian! Suatu saat kami berdua akan melakukan pembalasan!"Orang dalam gelap mendengus. Satunya lagi berkata. "Sebelum pergi silahkan ambil dua senjata milik kalian! Kami tidak perlu senjata-senjata laknat ini!"Terdengar suara berkeretekan lalu dua buah benda melayang jatuh di hadapan Pajahilio. Ternyata adalah dua pedang milik kakek nenek berjuluk Sepasang Jin Bercinta itu. Ketika si kakek memperhatikan dua pedang batu pualam merah yang dilemparkan orang, dia menggeram keras. Dua senjata itu tak karuan rupa lagi. Gagangnya hancur, bagian tajamnya bergompalan dan badannya ada yang patah tak karuan."Jahanam! Dia menghancurkan pedang dengan Ilmu Keppeng. Ilmu mematah tulang! Memang dia rupanya! Bangsat yang membikin geger Negeri Jin sejak bebera

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status