Share

189. Bagian 9

“Saya masih menyimpannya Nek,” jawab Ruhcinta.

“Keluarkan dan perlihatkan padanya.”

Dengan tangan gemetar Ruhcinta keluarkan batu merah yang diukir berbentuk bunga mawar lalu diperlihatkannya pada Jin Penjunjung Roh. Untuk kesekian kalinya si nenek terpekik lalu jatuh berlutut. Sekujur tubuhnya bergeletar. Asap berbentuk kerucut terbalik yang ada di atas kepalanya mengepul tinggi lalu turun lagi. Matanya yang merah dan juga berbentuk kerucut membesar aneh.

Ruhmasigi alias Jin Lembah Paekatakhijau mendongak ke langit. Sepasang matanya tampak berkaca-kaca. Dengan suara tersendat dia menjelaskan. “Hiasan kepala berbentuk mawar merah terbuat dari batu itu kutemukan dalam kantong gendonganmu, Hai Ruhcinta. Tergantung di dada perempuan yang menggantung diri itu.”

Ruhniknik alias Jin Penjunjung Roh menggerung keras. “Ukiran bunga mawar batu merah itu dulunya adalah milikku. Ketika anakku Ruhpiranti menginjak dewasa, hias

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status