Share

185. Bagian 6

last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-26 01:01:45

Lapangan kecil di bukit patinggisubur pagi itu dipenuhi oleh para penyabung ayam, mereka yang bertaruh atau hanya sekedar menonton. Ketika ayam milik Pakabil dan Patondang sedang hebat-hebatnya berlaga tiba-tiba sebuah benda melayang di udara dan jatuh di tengah lapangan. Dua ayam yang bertarung berkotek keras lalu kabur. Orang yang ada di tempat itu serta merta dilanda kegemparan. Betapa tidak. Benda yang bergelimpang ditanah lapang itu adalah sesosok tubuh bergelimpang darah mulai dari kepala sampai ke badan. Dalam keadaan seperti itu dari balik semak belukar sekonyong-konyong keluar sesosok tubuh tinggi besar. Saat itu juga tempat itu diselimuti hawa panas serta bau aneh seperti daging terpanggang.

Kalau tadi semua orang dilanda kegegeran maka kini mereka dicekam ketakutan setengah mati. Mereka tidak tahu pasti makhluk apa yang sebenarnya tegak di depan mereka saat itu. Sosok tinggi besar ini tegak kaki terkembang tubuh agak terbungkuk seolah menahan sesuatu yang berat di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   185. Bagian 7

    "Jahanam pendusta! Setelah merambas tanaman muda kau tidak berani mengakui perbuatan kejimu! Dengar baik-baik Pasingar! Ketika Ruhsantini kukawini, gadis itu sudah tidak perawan lagi! Kau melakukan kebejatan itu bukan cuma sekali! Pasti berulang-ulang! Alasan sakit hanya tipu muslihatmu semata agar bisa mendekati Ruhsantini! Jahanam terkutuk!""Demi para Dewa dan para Dewi. Demi para arwah kedua orang tuaku! Aku bersumpah, Patandai! Aku tidak melakukan semua yang kau tuduhkan itu!""Pasingar! Ternyata kau bukan saja seorang laknat Tapi berani bersumpah palsu menyebut para Dewa dan para Dewi! Bahkan menyebut roh orang tuamu! Kalau kau benar tidak melakukan perbuatan terkutuk itu mengapa melarikan diri?! Bersembunyi tinggal di Bukit Patinggisubur ini selama puluhan tahun?! Menukar nama menjadi Pakabil!""Patandai. Aku saat itu berada dalam keadaan tidak mungkin membela diri. Kalau benar orang itu Patorik, apa yang disaksikannya mungkin karangan belaka! Mungkin saj

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26
  • Ksatria Pengembara Season 2   185. Bagian 8

    "Hai! manusia bernama Patandai," Bunda Dewi berkata dari atas sana. Suaranya walau, lembut tapi mengiang keras masuk ke telinga Jin Bara Neraka.”Aku datang bukan membawa berkah! Kami para Dewi di angkasa raya merasa sedih. Karena sejak kau keluar, dari kawah Gunung Patimerapi, maka di Negeri Kota Jin telah bertambah satu lagi Jin yaitu Jin Bara Neraka. Jin yang perwujudannya adalah bagaimana keadaan dirimu sendiri saat ini. Kami ingin melenyapkan semua Jin yang ada, malah kini ketambahah satu lagi. Kami tahu ada Jin baik dan ada Jin jahat di antara kalian. Selama puluhan tahun kami para Dewi telah mengikuti perjalanan hidupmu. Ternyata kau bukan termasuk golongan Jin baik. Di tubuhmu sebelumnya ada seratus bara merah menyala. Kini bara itu telah banyak berkurang. Berarti belasan bara maut telah kau pergunakan untuk membunuh manusia lainnya!' Ketahuilah Patandai, mem- bunuh adalah sesuatu yang tidak diizinkan kecuali dalam membela diri, kelua

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26
  • Ksatria Pengembara Season 2   185. Bagian 9

    "Jika itu katamu, terpaksa aku menghalangi Hai! Patandai! Karena aku tahu kau akan membunuh lagi beberapa orang yang belum tentu berdosa!"Bunda Dewi kembangkan dua tangannya. Pakaian birunya bergulung-gulung di udara. Perlahan-lahan sosok tubuhnya turun mendekati Patandai."Bunda Dewi, jangan terlalu memaksa. Aku bisa bertindak nekad!" Patandai alias Jin Bara Neraka berteriak.Bunda Dewi hanya tersenyum dan terus melayang turun. Jin Bara Neraka ambil sebuah bara menyala di atas kepalanya lalu dilemparkan ke arah Bunda Dewi."Wussss!"Bara menyala itu menembus sisi kiri pakaian Bunda Dewi hingga berlubang dan terbakar."Luar biasa! Hebat sekali!" Seru Bunda Dewi sambil memperhatikan pakaiannya yang berlubang dan terbakar. Dia meniup satu kali. Kobaran api serta merta padam. Pakaian yang berlobang kembali utuh seperti semula. Bunda Dewi memandang sayu pada Jin Bara Neraka."Petunjuk sudah kuberikan. Peringatan sudah kusampaikan. Kau ne

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Ksatria Pengembara Season 2   185. Bagian 10

    "Hal itu bisa kita bicarakan nanti para saudaraku," jawab Maithatarun yang membuat Bintang dan kawan-kawannya menjadi jengkel tapi tak bisa berbuat apa-apa. Ketika Maithatarun hendak memasukkan ketiga orang itu kembali ke dalam kocek jerami tiba-tiba ada satu suara merdu datang dari kejauhan."Maithatarun suamiku, belum berbilang minggu berbilang bulan aku berada di alam roh. Tega nian hatimu tak pernah menjengukku lagi...”Suara yang datang dari jauh itu menggeletarkan batu di atas mana Bintang dan dua kawannya berada."Ada suara perempuan di kejauhan " bisik Bayu."Suara itu menyebut Maithatarun suaminya. Pasti itu suara Ruhrinjani...”“Tapi menurut Maithatarun istrinya itu bukankah sudah mati dan dimakamkan di Bukit Patinggihijau. Bagaimana sekarang bisa muncul.""Itu mungkin hanya suara rohnya," berkata Arya."Kalian berdua jangan bicara saja. Lihat di kejauhan sana. Ada satu s

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Ksatria Pengembara Season 2   185. Bagian 11

    "Usap wajahku Maithatarun, sentuh tubuhku..." bisik Ruhrinjani.Sesaat Maithatarun masih ragu. Lalu dia memberanikan diri mengangkat tangan membelai wajah perempuan dihadapannya itu. Dia benar-benar memegang manusia hidup! Kenyataan yang tidak bisa dipercaya itu membuat Maithatarun jadi merinding dan dingin sekujur tubuhnya. Perlahan-lahan dia melangkah mundur.Tiba-tiba ada bau harum semerbak memenuhi tempat itu. Lalu satu cahaya biru terang muncul di kejauhan, bergerak di antara pepohonan. Makin lama makin besar dan makin dekat."Astaga! Lihat!" seru Bayu sambil menunjuk ke atas. Sementara Bintang dan juga Arya pelototkan mata terheran-heran. Saat itu cahaya biru tadi telah berubah menjadi sosok seorang perempuan separuh baya cantik sekali. Tubuhnya terselubung lilitan pakaian biru bergulung- gulung panjang seolah tergantung sampai ke langit. Di kepalanya ada sebentuk mahkota yang ditebari batu-batu permata berkilauan."Bunda Dewi, terima hormat saya!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Ksatria Pengembara Season 2   185. Bagian 12

    Saat itu tak sengaja kaki Maithatarun menyentuh celananya yang terbuat dari kulit kayu dan ada di tanah hingga tergeser ke atas batu dan menutupi Bintang, Bayu serta Arya."Aduh! Mengapa jadi gelap begini?!" teriak Bayu."Sial! Kita tidak bisa melihat apa-apa lagi!" ujar Bintang.Arya ikut menggerutu panjang pendek. Ketiga orang ini berusaha meloloskan diri dari bawah himpitan pakaian Maithatarun. Tapi dengan keadaan tubuh mereka sekecil itu, walau dengan mengerahkan tenaga sekalipun sulit bagi mereka untuk bisa keluar."Bintang! Pergunakan Pedang Pilar Bumimu! Lubangi celana sialan ini! Biar kita bisa mengintip!" teriak Arya. Masih penasaran bocah tengil ini rupanya.-o0o-Hujan lebat membuat maithatarun tidak dapat memacu kencang kuda tunggangannya. Di dalam kocek jerami yang basah, Bintang, Bayu dan Arya kedinginan setengah mati. Bukan saja karena kocek yang basah oleh air hujan, tapi juga akibat terpaan angin deras yang men

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Ksatria Pengembara Season 2   185. Bagian 13

    "Kurasa kita juga harus segera keluar dari sini!" kata Bintang. Lalu terjun ke tanah menyusul Bayu.Tinggal Arya sendirian. Dia bingung mau melompat gamang dan ngeri. Tinggal sendirian di dalam kocek jerami dia merasa jerih. Sesaat matanya yang jereng berputar-putar dan daun telinganya yang lebar bergerak-gerak. Akhirnya sambil pejamkan mata, Arya jatuhkan diri ke tanah. Untuk beberapa lamanya dia tergeletak melingkar di tanah.Bayu lari menuju bagian kepala anak perempuan yang terbaring di tanah. Dia berusaha memanjat ke bahu. Tapi setiap dicoba tergelincir kembali karena tubuh anak perempuan itu licin akibat kebasahan air hujan. Saat itulah Maithatarun melihat sosok Bayu dan Bintang serta Arya.Dia hendak marah dan menegur tapi karena lebih mementingkan menolong anak perempuan itu maka untuk sementara Maithatarun tidak mengacuhkan tiga orang tersebut.Dengan sangat hati-hati dan sampai keluarkan keringat dingin Maithatarun berhasil membuka lidah yang te

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Ksatria Pengembara Season 2   185. Bagian 14

    "Tiga makhluk yang kau bilang cebol sebesar kutu... Mereka itu yang kau maksudkan saudara-saudaramu Hai! Bapak penolong?" Ketika Maithatarun tersenyum dan mengangguk si anak berkata. ”Sungguh aneh. Baru sekali ini saya melihat ada manusia sekecil ini. Aneh, tapi lucu-lucu...”"Hai! Bapak penolong, bagaimana kau bisa punya saudara seperti mereka?" Lalu si anak melihat sepasang kaki Maithatarun yang terbungkus batu bulat besar. ”Hai! Bapak penolong. Ternyata kau juga memiliki keanehan di kedua kakimu! Saya ingat sekarang.... Bukankah Bapak ini kepala Negeri Kota Jin, Bapak Maithatarun?"Maithatarun menyeringai.”Dulu aku memang Kepala Negeri Kota Jin. Sekarang tidak lagi...”"Bukankah Bapak yang telah membunuh Zalanbur dalam Duelcarok di tanah lapang?"Maithatarun menghela nafas panjang.”Kejadian itu sudah berlalu. Sekarang kami berempat ingin tahu siapa namamu. Apa yang terjadi dengan dirimu sampai kau berada sejauh ini,

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status