”Duer!!”
Kembali guntur menyambar sosok sinenek dan lagi-lagi tubuh sinenek menyala putih dengan kilat-kilat lidah petir disekujur tubuhnya. Hal seperti itu berlangsung beberapa kali dan entah sudah yang keberapa kali terjadi. Sungguh mengerikan, tapi hebatnya, tidak ada yang terjadi pada sosok sinenek, walaupun sekujur tubuhnya sudah tersambar petir beberapa kali.
Wesshhh...
Sesosok gadis jelita muncul dibawah batu berundak tempat sinenek melakukan semedi. Sosok itu tak lain adalah Gadys. Sekali lihat saja, Gadys mengerti kalau saat ini nenek gurunya sedang melakukan tapa brata.
“Nenek guru” sapa Gadys dengan langsung menjura hormat dengan kaki kanannya menekuk sedang lutut kirinya menyentuh tanah dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada.
“Kau sudah kembali Gadys” terdengar suara sinenek pertapa tanpa bergerak dari tempatnya sedikitpun, bahkan kedua mata sinenek pertapa masih terpejam, begitu pula d
“Apakah kau berhasil membalaskan dendam bopomu, Gadys?” tanya batin nenek pertapa lagi. Kali ini Gadys tampak terdiam sejenak tak tau harus menjawab apa. “Ceritakan padaku tentang perjalananmu...!” sambung batin nenek pertapa lagi.Kali ini Gadys tak terdiam seperti tadi, Gadys pun menceritakan pengalaman perjalanannya selama meninggalkan lembah kutukan, tentang orang-orang yang ditemuinya, juga tentang pertarungan-pertarungan yang telah dilakukannya.“Jadi kau berhasil menemukan orang yang telah membunuh bopomu itu, Gadys?” tanya batin nenek pertapa setelah mendengar cerita Gadys.“Benar nenek guru”“Apa kau telah membunuhnya?!”“Maaf, nenek guru, Gadys tak sanggup membunuhnya.”“Apa?! tak sanggup, apa dia terlalu hebat untukmu”“Dia memang terlalu hebat untuk Gadys nenek guru... bahkan Gadys dan kakang Aryasutapun tak sanggup untuk men
“Gadys jatuh cinta padanya, nenek guru” sambung Gadys lagi hingga kembali wajah nenek pertapa berubah dengan mata yang mendelik besar kearah Gadys.“Kau jangan bercanda Gadys!”“Gadys tidak bercanda nenek guru, Gadys.. benar-benar mencintainya, kang Bintang meminta dibawa kemari untuk menemui nenek guru!”“Jadi Bintang namanya, untuk apa dia ingin menemuiku, atau itu hanya akal-akalannya saja agar bisa datang ke lembah kutukan”“Tidak nenek guru ! kang Bintang tidak seperti itu orangnya”“Cinta telah membutakan hatimu Gadys”“Gadys yakin kang Bintang tidak seperti itu nenek guru, dengan kesaktiannya saat ini, kang Bintang sudah menjadi ketua dunia persilatan.” ucap Gadys menjelaskan, nenek pertapa tampak terdiam mendengar hal itu.“Sepertinya kau begitu amat mencintainya Gadys, apakah kau tidak memikirkan perasaan bopomu di alam sana, ya
MALAM ITU Bintang dan Gadys benar-benar menikmati kebersamaan mereka, hal ini dikarenakan nenek guru belum bisa menemui mereka, Gadys mengatakan kepada Bintang kalau nenek guru baru akan menyelesaikan tapa ilmunya 2-3 hari kedepan. Hal ini rupanya tak disia-siakan oleh Bintang dan Gadys yang lagi dimabuk asmara, suasana lembah kutukan yang sepi oleh mahluk, tapi riuh oleh suara guntur dan kilat yang menggelegar, tidak membuat suasana romantis diantara Bintang dan Gadys terganggu.Bintang terlihat mencium lembut rambut Gadys yang berada dipelukannya. Sejenak keduanya terlihat begitu menikmati kehangatan pelukan mereka masing-masing hingga akhirnya Gadys merenggangkan pelukannya dan menatap Bintang dengan tatapan penuh arti. Dan entah kenapa dalam jarak sedekat ini membuat Bintang dapat melihat dengan jelas bagaimana cantiknya sosok Gadys saat itu, dengan wajah nan jelita dan kulit wajah yang begitu putih sungguh sangat menggiurkan bagi setiap laki-laki yang memandangn
“Ahh.., sstt..." Gadys menikmati hangatnya nafas serta lumatan lembut Bintang pada lehernya.Setelah cukup menciumi leher indah milik Gadys, Bintang kembali mengangkat wajahnya menatap kearah Gadys. Dimatanya jelas terlihat kalau Gadys sangat menginginkan suatu kehangatan malam itu bersamanya. Dan hal inipun tak kuasa lagi dibendung oleh Bintang yang mulai bangkit birahinya melihat tatapan penuh menggoda dari Gadys, dan lagi-lagi Gadys tak menolak saat dengan lembut Bintang mendorong tubuhnya hingga terjatuh keatas tempat ranjangnya, selanjutnya tubuh Bintangpun ikut jatuh menindih diatas tubuhnya.Detik berikutnya Bintang terlihat sudah melumat bibir Gadys dengan lembut dan menekuni setiap jenjang lekuk bibir Gadys yang indah. Rupanya Gadys tidak tinggal diam begitu saja, dibalasnya lumatan hangat bibir Bintang pada bibirnya, hingga kini bibir mereka saling berpagutan satu sama lain, tangan Gadys terlihat sudah merangkul pundak Bintang dan nafasnya mulai tidak b
Pagi itu... Bintang sudah berdiri didepan rumah berbentuk cangkang telur itu, pandangan Bintang tampak tertuju kearah depan, seperti orang yang tengah menunggu sesuatu. Tak salah, Bintang saat ini memang tengah menunggu kedatangan Gadys yang tengah menjemput nenek gurunya di tempat pertapaan.Wesshhh! Wesshhh!Di ujung pandangan jauh, dua kilatan cahaya menyambar cepat menuju kearah Bintang, Bintang yakin kedua kilatan cahaya itu tak lain adalah Gadys dan nenek guru yang Bintang kenali sebagai Pertapa Suci Dari Lembah kutukan. Tak lama, kedua kilatan cahaya itu sudah tiba dihadapan Bintang. Benar saja, kedua kilatan cahaya itu adalah dua sosok yang Bintang duga sejak tadi. Sosok Gadys dan si nenek pertapa.Nenek pertapa sendiri terlihat langsung menatapi sosok Bintang dari ujung kaki hingga ujung kepala, yang dipandang, langsung menjura hormat dengan mengatupkan kedua tangan didepan dada.“Jadi kau yang bergelar Ksatria Pengembara, ketua du
Kilatan energi petir muncul diatas telapak tangan kiri Bintang.“Cakra petir membelah bumi’! Heaaa!”Zzgggghhh...! Zzgggghhh...!Bintang tiba-tiba saja memukulkan kedua telapak tangannya yang sudah terangkum kekuatan cakra petir ketanah.Grrrrhhhhh..!Terdengar suara gemuruh dari dalam tanah, dan ;Dhuar! Dhuar! Dhuar!Ledakan beruntun dan keras terjadi dimana-mana.“‘cakra petir Membelah Langit’! Heaaa!”Bintang tiba-tiba saja mengangkat kedua tangannya kearah langit.Zzgggghhh...! Zzgggghhh...! Zzgggghhh...!Kilatan lidah petir keluar dari kedua telapak tangan Bintang kearah udara, dan ;Dhuar! Dhuar! Dhuar!Ledakan beruntun dan keras terjadi diudara secara beruntun.Taappp !Tiba-tiba saja Bintang menyatukan kedua telapak tangannya yang masih mengandung kilatan cakra petir yang dahsyat.&ldquo
Cahaya petir yang ada ditubuh Bintang lenyap dan seketika itu juga sosok Bintang telah kembali seperti semula, tapi ditempatnya, sosok nenek pertapa dan Gadys masih terperangah.Plok! Plok! Plok! Plok!Tiba-tiba saja Gadys bertepuk tangan, hingga menyadarkan nenek pertapa yang ada disebelahnya.“Hebat kakang! hebat sekali!” puji Gadys kepada Bintang, Bintang sendiri hanya tersenyum dan kini sudah kembali berjalan kearah nenek pertapa dan Gadys. Begitu berada dihadapan nenek pertapa, Bintang kembali menjura hormat.“Ksatria Pengembara, apa nama kesaktian terakhir yang kau gunakan tadi?” tanya nenek pertapa penasaran“Itu adalah ajian terakhir dari ilmu ‘cakra petir’ yang saya miliki nek, namanya DEWA PETIR”“DEWA PETIR.” ulang nenek pertapa lagi kagum, sejujurnya, nenek pertapa sendiri tak mampu melakukan hal itu, karena menyalurkan kekuatan tuah petir
“Guru memasukkan tuah petir itu kedalam kendi kecil berisi air, lalu guru menyuruh saya untuk meminumnya!” ucap Bintang menjelaskan, tapi seketika itu pula wajah nenek pertapa dan Gadys berubah dan kini keduanya terlihat saling pandang.“Bukankah nenek guru bilang, siapapun akan tewas jika tuah petir dimasukkan kedalam tubuh dengan cara seperti itu” ucap Gadys setengah berbisik, nenek pertapa tampak mengangguk dan kembali keduanya mengalihkan pandangan mereka kearah Bintang dengan tatapan heran.“Kakang tidak bercandakan?!” tanya Gadys ikut-ikutan tak percaya dengan apa yang didengarnya.“Tidak Gadys, begitu caranya hingga tuah petir itu kini ada didalam tubuh kakang, memangnya kenapa?”“Tidak apa-apa kakang, hanya saja nenek guru pernah bilang, tuah petir hanya bisa ditanam pada tubuh seseorang, itupun dibagian tertentu saja, bila dimasukkan secara langsung kedalam