Di antara ramainya orang yang berada dikota raja, salah satunya adalah sebuah rumah makan yang letaknya menghadap langsung kearah istana Setyo Kencana. Diantara ramainya pengunjung rumah makan itu, salah satunya adalah seorang pendekar wanita bercaping bambu yang tampak tengah menikmati minuman ditangannya, tapi dibalik caping yang dipakainya, matanya terus menatap tajam kearah istana Setyo Kencana. Pendekar wanita, mungkin kata itu yang pantas disematkan kepadanya, wanita karena tubuhnya yang ramping indah, terbalut pakaian ungu yang juga sangat indah, pendekar karena pedang yang tersampir dipunggungnya, juga cambuk dipinggang kanannya. Bila melihat sosoknya, wanita bercaping ini tentu tak lain adalah Gadys, Perawan Lembah Kutukan yang akhir-akhir ini namanya mulai santer terdengar dirimba persilatan.
“Sudah 5 hari aku dikota raja, tapi belum sedikitpun aku mendapatkan informasi tentang gusti prabu Bintang.. “ batin Gadys. “Oh gus
Bila malam tiba, Gadys selalu berusaha mencari jalan untuk menyelidik masuk kedalam istana Setyo Kencana, tapi hal itu tak mungkin dilakukannya, karena penjagaan yang begitu ketat. Selama berada dikotaraja pula, Gadys belum pernah melihat sosok gusti prabu Setyo Kencana yang bernama gusti prabu Bintang tersebut. Gadys terus memikirkan cara yang terbaik agar bisa bertemu langsung dengan gusti prabu Bintang. Hingga akhirnya yang terpikir oleh Gadys hanya melalui surat tantangan yang bisa dilakukan oleh Gadys agar bisa bertemu langsung dengan gusti prabu Bintang. Karena itulah Gadys akhirnya membuat surat tantangan yang ditujukan langsung kepada gusti prabu Bintang, tapi sampai saat ini Gadys masih bingung kemana surat itu harus diberikannya.Hiekk...!Sebuah ringkikan kuda menyadarkan Gadys dari lamunannya, seketika saja Gadys mengalihkan pandangannya, terlihat sebuah kereta kencana yang melewati jalanan kotaraja dengan dikawal belasan orang prajurit di
“Gusti Prabu Setyo Kencana.. aku adalah putri Juragan Suta yang telah tewas karena bertarung denganmu, sebagai seorang ksatria, aku menantangmu bertarung di hutan sebelah barat Setyo Kencana... aku tunggu kedatanganmu!”Perawan Lembah Kutukan“Bagaimana ini dinda Wika?” tanya Putri Aurellya terlihat cemas setelah mereka berada dikeputren istana.“Sebaiknya kita sampaikan hal ini kepada paman mahapatih” sambung Pudjasari yang juga terlihat khawatir. Melati terlihat hanya ikut-ikutan mengangguk saja dengan wajah cemas.“Paman mahapatih tak perlu mengetahui tentang hal ini dinda-dinda, biarkan aku sendiri yang memenuhi tantangan Perawan Lembah Kutukan ini” jawab Sekarwangi tiba-tiba hingga membuat pandangan ke-4 perempuan cantik yang ada didekatnya langsung mengarah kearahnya.Sekarwangi sendiri tampak menarik nafas panjang, lalu kemud
“Baiklah.. Kalau begitu aku menantangmu!” ucap Gadys kepada Sekarwangi. Gadys juga mendengar dari Warsito, kalau kakangnya Aryasuta kalah dengan Dewi Topeng Perak, kali ini Gadys ingin menantang Dewi Topeng Perak bertarung bukan karena rasa dendamnya, melainkan ingin tahu sehebat apa orang yang bisa mengalahkan kakang Aryasutanya yang memiliki ‘ilmu perjaka murni’.“Ayo!” ucap Sekarwangi tak gentar.“Bersiaplah!” ucap Gadys menyiapkan kuda-kudanya.Dan ; Weesshhh...!Sosok Gadys berkelebat dengan kecepatan yang sangat mengagumkan kearah Sekarwangi, Sekarwangi sempat terkejut melihat kecepatan lawannya, secepat itu pula Sekarwangi bergerak menghindar.Selanjutnya, keduanya bertarung dengan gerakan-gerakan yang sangat cepat, sulit diikuti mata biasa, sehingga yang terlihat hanya bayangan saja berkelebatan saling sambar. Sejauh ini terlihat Sekarwangi masih kesulitan untuk mengimbangi kecepatan
Sekarwangi merapatkan kedua tangannya didepan dada, lalu kemudian kedua telapak tangan itu merenggang, dari kedua tangan Sekarwangi yang terbuka saling berhadapan itu muncul pula seberkas cahaya merah yang berpedar. Pukulan ‘Pemijar Sukma’ siap dilepaskan.Melihat lawannya benar-benar ingin mengadu nyawa, Gadys tak mau kalah.Dagghh! Dagghh!Kedua tinju dipukulkan ketanah.Zzgggghhh.....! Zzgggghhh.....!Kilatan-kilatan lidah petir terlihat semakin terang benderang dikedua tangan hingga sebatas lengan Gadys. Dengan mengambil kekuatan dari dalam tanah, Gadys kini siap dengan kekuatan tuah petir pamungkasnya. Pukulan Geledek.Bahkan ; Weeerrr....Dari tubuh Gadys keluar aliran-aliran aura putih pekat yang terlihat mengalir kesekujur tubuhnya. Rupanya selain menggunakan ilmu Geledeknya, Gadys juga menggunakan ‘ilmu perawan murni’ nya untuk melindungi tubuhnya.Di
“Huh! kau belum pantas untuk menjadi lawanku Dewi Topeng Perak!” ucap Perawan Lembah Kutukan dengan sinis. Tubuh Perawan Lembah Kutukan kini sudah tidak diselimuti lagi dengan kekuatan ‘ilmu perawan murni’ nya.Di tempatnya terlihat Sekarwangi berusaha untuk mencoba bangkit, walau dengan kedua lutut goyah. Setelah mampu berdiri dengan kedua kakinya, Sekarwangi mengangkat wajahnya menatap tajam kearah Perawan Lembah Kutukan.“Ayo kita lakukan lagi!” ucap Sekarwangi dengan suara bergetar. Sekarwangi berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaganya.“Cukup dinda Sekar” sebuah suara terdengar disusul dengan satu bayangan muncul dibelakang Sekarwangi. Sekarwangi menoleh, demikian pula Gadys kearah sosok yang baru saja muncul tersebut.“Dinda Wika” ucap Sekarwangi terkejut melihat kehadiran Wika Putri didekatnya.“Jangan paksakan diri, dinda Sekar,” ucap Wika kepadanya.&ldq
“Ayo..!”Weesshh! Wwuuttt!Tiba-tiba saja sosok Perawan Lembah Kutukan sudah berkelebat kedepan, gerakannya begitu cepat sekali, begitu cepatnya sampai-sampai sosok Perawan Lembah Kutukan sudah berkelebat kedepan, tapi bayangannya masih tertinggal dibelakang.Wajah Wika tentu saja berubah melihat kecepatan serangan Perawan Lembah Kutukan, dengan cepat Wika menggunakan jurus ‘Tarian Ular’nya.Pertarungan keduanya berlangsung sengit, tapi seperti halnya Sekarwangi yang kewalahan menghadapi kecepatan Perawan Lembah Kutukan, Bidadari Pulau Ularpun sama, kesulitan untuk mengimbangi kecepatan gerak lawannya.Hingga ; Deesss!Gerakan Bidadari Pulau Ular kalah cepat, serangan Perawan Lembah Kutukan telah menghantam tubuhnya, hingga membuat tubuh Bidadari Pulau Ular terjengkang dengan keras kebelakang.Fuuiihhh!Sebelum terpental Wika masih sempat menyemburkan ludahnya kearah wajah Perawan Lembah Kutukan
Ajian ‘Mata Ular’ yang dimiliki oleh Wika Putri si Bidadari Pulau Ular memang bukan sembarang ajian, seperti layaknya mata seekor ular, Wika mampu melihat gerakan yang sangat cepat, bahkan dalam kegelapan sekalipun, tapi Wikapun menyadari kalau lawan yang dihadapinya saat ini, Perawan Lembah Kutukan, bukan lawan yang bisa dianggap enteng, karena itu Wikapun tak sungkan-sungkan lagi untuk mengerahkan jurus-jurus tingkat tinggi dari jurus ‘ular emas’ yang dimilikinya.Jurus ‘Terjangan Maut Ular Emas’ dikerahkan, dan kini bukan hanya mampu mengimbangi serangan-serangan Perawan Lembah Kutukan, Bidadari Pulau Ularpun sanggup memberikan serangan balasan beruntun yang cukup merepotkan.Daggghh! Daggghh!Dua patukan keras tangan Bidadari Pulau Ular berhasil menghantam sosok Perawan Lembah Kutukan, hingga membuat sosok Perawan Lembah Kutukan terseret kebelakang hingga beberapa langkah. Terlihat Perawan Lembah
Seerrrr!Wuuuttt! Wuuuttt! Wuuuttt!Wika mendahului menyerang kedepan, gerakan Wika terlihat lebih cepat dari biasanya karena Ajian Serat Tatar Bayunya. Ditempatnya Perawan Lembah Kutukan cukup terkejut melihat kecepatan lawannya yang meningkat tajam. Hingga mau tak mau, Perawan Lembah Kutukanpun segera bergerak mengimbanginya.Daggg! Daggg! Daggg!Beberapa kali terlihat kedua sosok digjaya ini saling berbenturan serangan hingga menimbulkan gelombang angin dahsyat yang menyapu tempat tersebut. Untuk sesaat pertarungan sengit diantara kedua sosok digjaya ini berlangsung dahsyat.Heaaa!Wusshh! Wusshh! Wusshh!Beberapa kali Wika melepaskan pukulan jarak jauhnya yang bersumber dari kekuatan Ajian ‘serat jiwa’ tingkat ketiga yang bernama ; "Ajian Serat Lawang Saketeng" yang mampu melipatgandakan kemampuan pukulan jarak jauhnya. Perawan Lembah Kutukan dengan cepat menghindarinya sehingga ;Dhua
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig