“Aag..aggg...aggg.” rupanya suara aneh yang Bintang dengar tadi berasal dari gadis tersebut, gadis yang ada dihadapannya tampak menunjuk-nunjuk lehernya dengan suara yang tidak jelas.
Bintang akhirnya menyadari kalau gadis yang ada dihadapannya saat ini tengah tertotok jalan suaranya, Perawan Lembah Kutukan memang tak mampu melepaskan totokan dijalan suaranya, karena tenaganya yang lemas, maka Bintang segera mendekati sosok Perawan Lembah Kutukan dengan menundukkan dirinya.
“Maaf” ucap Bintang seraya mendekatkan jarinya kearah Perawan Lembah Kutukan.
Tuk..! Bintang melepaskan totokan dijalan suara Perawan Lembah Kutukan.
“Terima kasih.” ucap Perawan Lembah Kutukan begitu suaranya kembali dikeluarkan. Bintang hanya mengangguk tersenyum.
“Ayo kita pergi dari tempat ini” ucap Bintang seraya bangkit kembali berdiri.
“Maaf tuan, saat ini tenagaku se
“Sudah siap?!” bisik Bintang menyadarkan Perawan Lembah Kutukan dari keterkesimaannya. Begitu tersadar, Perawan Lembah Kutukan langsung menarik kepalanya dari dada silelaki penolongnya, terlihat wajah Perawan Lembah Kutukan langsung memerah. Tanpa berani mengangkat wajahnya karena malu bila diketahui oleh lelaki penolongnya wajahnya memerah, Perawan Lembah Kutukan hanya tampak mengangguk saja menjawab pertanyaan lelaki penolongnya.Wuusshhh!Perawan Lembah Kutukan langsung kembali memeluk dengan erat leher lelaki penolongnya saat dirasakan tubuhnya bagaikana dibawa terbang keatas. Tubuh Bintang sendiri memang sudah mencelat keatas, kembali melewati lobang ditempat yang sama Bintang masuk tadi.-o0o-Gadys atau yang lebih dikenal sebagai Perawan Lembah Kutukan bagaikan dibawa terbang oleh sosok penolongnya, tapi bukannya hal itu yang menjadi perhatian bagi Gadys, karena Gadys sendiri memiliki kecepatan kilat kalau saja saat ini dirinya tidak terkena Racun Jantan. Gadys justru terlena d
“Nisanak” bisik Bintang mencoba menyadarkan Perawan Lembah Kutukan yang masih terlena dalam pelukan didadanya.“Nisanak...!” ucap Bintang sedikit keras untuk menyadarkan gadis yang ada digendongannya. Ucapan Bintang yang sedikit keras cukup berhasil untuk menyadarkan Perawan Lembah Kutukan dari keterlenaannya.“Oh.. eh... iya tuan” ucap Gadys dengan cepat menarik wajahnya dari dada sang penolongnya dengan wajah yang kembali memerah.Bintang sendiri kemudian menurunkan tubuh gadis yang ada digendongannya kebawah, Gadys yang masih merasakan lemas ditubuhnya hanya bisa terduduk dan berniat untuk melakukan semedi untuk menghilang Racun Jantan yang ada didalam tubuhnya dan mengembalikan tenaganya.Sebelum Gadys melakukan hal itu.“Boleh saya memeriksa keadaan nisanak” ucapan Bintang menyadarikan Gadys kalau saat ini dirinya tidak sendiri ditempat itu, karena begitu ingin menetralkan Racun Jantan didalam tubuhnya, Gadys sampai lupa dengan sosok penolongnya tersebut.“Boleh saya periksa?” ta
“Jangan khawatir nisanak.. aku hanya ingin menolong... kita sebagai manusia sudah seharusnya saling tolong menolong” ucap Bintang tersenyum dengan ramah.Lagi-lagi paras jelita Perawan Lembah Kutukan berubah mendengar kata-kata lelaki dihadapannya, karena kata-kata itu selalu menjadi andalan Perawan Lembah Kutukan bila menolong orang. Karena itulah akhirnya Gadys tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Bintang sendiri balas tersenyum, lalu segera bangkit berdiri dan berjalan kearah belakang Perawan Lembah Kutukan. Bintang lalu duduk bersila dibelakang sosok Perawan Lembah Kutukan. Perawan Lembah Kutukan sendiri juga ikut mengambil sikap semedi.Bintang tersenyum melihat gadis yang ada dihadapannya sudah berada dalam posisi semedi, sepertinya gadis ini memang sudah tau apa yang harus dilakukannya... pikir Bintang.Tanpa menunggu lagi, Bintangpun segera mengambil sikap. Dan secara lembut Bintang memegang kedua pundak gadis dihadapannya dengan kedua tangannya dan Bintangpun mulai menyalur
Gadys memalingkan pandangannya kearah yang ditunjuk oleh Bintang. Kening Gadys berkerut karena memang letak desa itu sangat jauh. “Hebat, desa sejauh itu bisa ditempuhnya pulang pergi dalam waktu singkat, ini berarti gerakannya sangat cepat” batin Gadys memikirkan hal itu.“Ayo makan nisanak” ucap Bintang kembali menyadarkan gadis yang ada dihadapannya. Gadys yang awalnya ragu, tapi saat melihat lelaki penolongnya makan dengan lahap, akhirnya ikut menyantap juga makanan tersebut. Tak lama, isi dari bungkusan itu sudah berpindah kedalam perut keduanya.“Untung saja nisanak masih mau menunggu saya disini, jika tidak saya terpaksa harus mencari nisanak kemana-mana” ucap Bintang membuka pembicaraan diantara mereka.“Kenapa memangnya?” tanya Gadys dengan bingung.“Karena nisanak masih memakai jubah saya” ucap Bintang tersenyum. Gadys sangat terkejut dengan ucapan lelaki penolongnya, Gadys seakan baru ingat kalau saat ini pakaian yang dikenakannya adalah jubah lelaki penolongnya.“Maaf, kal
“Oh ya, apa Lembah Kutukan itu benar-benar ada? baru sekarang aku mendengarnya Gadys?”“Oh.. tentu saja ada kakang, kata nenek guru, memang hanya pendekar-pendekar sepuh dunia persilatan yang masih tau tentang keberadaan Lembah Kutukan”“Dimana letaknya?” tanya Bintang penasaran. Kali ini Gadys tampak terdiam, dan lagi-lagi Bintang menyadari kalau Gadys sepertinya tak ingin ada orang yang tau tentang tempat itu dan Bintang bisa memakluminya. Walaupun saat ini hati Gadys sedang dilema antara ingin mengatakannya atau tidak. Walaupun sebenarnya nenek gurunya sangat melarang Gadys untuk mengatakan tentang Lembah Kutukan kepada siapapun, tapi Bintang telah menolong dan menyelamatkannya, apakah tidak termasuk pengecualian, pikir Gadys.“Jika memang Gadys tak ingin mengatakannya, tidak apa-apa, kakang maklum kok” ucap Bintang tersenyum.“Tidak kang, bukan itu...”“Pasti nenek guru Gadys yang melarangnya kan?” ucap Bintang lagi hingga lagi-lagi membuat wajah Gadys berubah mendengarnya.“Bagai
SEBUAH pasar tampak begitu ramai dengan segala macam aktifitasnya. Ada yang menjual ada pula yang membeli, dari sistem membayar sampai sistem barter barang ada dipasar itu, semua sibuk dengan segala macam aktifitasnya. Tak jauh dari pasar itu terlihat sebuah dermaga yang tampak beberapa kapal tengah bersandar membongkar muatan, hal inilah yang membuat aktifitas perdagangan dipasar itu sangat ramai. Dari masyarakat awam, para pedagang, saudagar hingga para pendekar terlihat memenuhi pasar tersebut. Semua bercampur baur menjadi satu sehingga sulit membedakan satu dengan yang lain.Beberapa keributan kecil kadang terjadi diantara penjual dan pembeli, tapi tidak sampai menimbulkan tawuran antar kampung, karena semuanya bisa diselesaikan dengan bersikap saling mengalah, terkadang penjual yang mengalah dengan merelakan dagangannya terjual dengan harga yang diinginkan pembeli, tapi terkadang pembeli yang mengalah dengan lebih memilih pergi mencari ditempat yang lain.Di antar
Apa yang Bintang lakukan ditoko pakaian, apakah Bintang ingin beralih profesi dari seorang pendekar menjadi pedagang pakaian, atau apa? entahlah. Kita semua tak tau, entah kenapa chapter ini diawali dengan Bintang yang berada di toko pakaian.Bintang terlihat tidak betah duduk menanti ditempat itu, sesekali Bintang berdiri, berjalan kesana kemari, melihat-lihat sesuatu yang tak ingin dilihat sebenarnya. Sesekali pula Bintang mengintip kearah luar, terlihat diluar ramai orang berlalu lalang.“Kakang” sebuah suara lembut terdengar menegur sosok Bintang dari belakang, Bintangpun segera berbalik, dan ;“Ahhh”Bintang terperangah dengan mata yang menatap lurus kedepan. Berjarak 7 langkah dihadapan Bintang, berdiri sosok seorang gadis yang memiliki wajah yang teramat cantik nan jelita, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung yang bangir, bentuk bibir mungil merah alami yang serasi pu
Bersama Bintang, setelah mendapatkan senjatanya kembali dari sarang begal Hutan Alas Rompah, pimpinan si Racun Jantan yang telah tewas karena berusaha memperkosa Perawan Lembah Kutukan, Bintang langsung mengajak Gadys untuk mencari desa atau kota terdekat guna mencari pakaian untuk Gadys.Gadyspun menyetujuinya, bersama Bintang keduanya segera mencari desa / kota terdekat hingga akhirnya keduanya menemukannya, begitu tiba di kota tersebut, Bintang dan Gadys langsung mencari toko yang menjual pakaian, Gadyspun memilih pakaian dengan warna ungu sebagai warna kesukaannya, hanya saja model dan bentuknya sedikit berubah, kali ini sosok Gadys layaknya seorang gadis bangsawan dengan pakaian mewah yang dikenakannya, tapi bentuk dan modelnya hampir-hampir mirip dengan pakaian yang dikenakan oleh Gadys sebelumnya. Hanya bahannya saja yang terlihat lebih mewah dan ekslusif.Tak lama, seorang perempuan tua tampak keluar dari belakang Gadys, dialah sipemilik toko pakaian tersebut.