“Terima kasih nini, terima kasih” ucap lelaki paruh baya itu menjura hormat dihadapan Perawan Lembah Kutukan, apa yang dilakukan oleh lelaki paruh baya ini langsung diikuti oleh yang lain yang ada dibelakangnya. “Kalau tidak ada nini, entah apa yang akan terjadi pada kami” ucap salah seorang lelaki yang ada dibelakang lelaki paruh baya itu.
“Tidak perlu sampai menjura hormat seperti itu ki... kita sebagai manusia sudah seharusnya saling tolong menolong, kebetulan saja saya melewati tempat ini” ucap Perawan Lembah Kutukan dengan ramah.
“Hari sebentar lagi malam, jika nini berkenan, izinkan kami untuk menjamu nini sebagai ucapan terima kasih” ucap lelaki paroh baya itu lagi. Perawan Lembah Kutukan terlihat terdiam mendengar tawaran itu, sejenak wajahnya ditolehkan kearah barat, memang matahari sudah mulai tampak tenggelam diufuk barat.
“Baiklah.” jawab Perawan Lembah Kutukan
“Ya, jauh sekali nini Gadys, tapi akan kami tempuh sejauh apapun itu ... bukan kami saja, banyak juga dari desa-desa diwilayah lain yang ikut pindah ke wilayah Setyo Kencana”“Kenapa seperti itu?”“Semenjak berada dibawah pimpinan gusti prabu yang baru, Setyo Kencana adalah satu-satunya wilayah kerajaan yang paling makmur penduduknya, juga aman.. makmur karena gusti prabu memberikan modal usaha untuk setiap masyarakatnya tanpa bunga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, aman karena gusti prabu Setyo Kencana adalah ketua dunia persilatan” jelas ki Lampur yang membuat Gadys terkagum-kagum mendengarnya.“Hebat sekali gusti prabu Setyo Kencana itu ki... kalau dia ketua dunia persilatan, berarti dia memiliki nama besar didunia persilatan”“Benar nini Gadys, saat ini gusti prabu Setyo Kencana adalah pendekar terhebat yang belum ada tandingannya, julukannya ksat
“Ayo jangan lama-lama, aku sudah tidak sabar untuk mencicipi tubuhnya” ucap salah satu lelaki yang codet didahi.“Benar, ayo!” sambung yang codet dimata seraya mulai bergerak memutar diikuti oleh ketiga rekannya yang lain, kini ke Empat codet dari goa hantu terlihat sudah membentuk lingkaran untuk mengepung sosok Perawan Lembah Kutukan yang masih berdiri tenang ditempatnya."Hiaaah...!"Wuutt...! Salah seorang dari Empat codet dari goa hantu langsung melesatkan cambuk ditangannya kearah Perawan Lembah Kutukan."Hiaaah...!"Wuutt...! Kembali seorang lagi ikut melecutkan cambuknya.Dua cambuk itu melayang deras kearah Gadys si Perawan Lembah Kutukan. Dua lelaki yang melayangkan serangan cambuk itu tampak tersenyum angker melihat lawannya tidak bergerak ditempatnya, keduanya menduga kalau lawan mereka pasti bingung karena tidak bisa menghindar kemana-mana oleh serangan mereka.“KEN
Zzgggghhh...! Zzgggghhh...!Wajah ke- Empat codet dari goa hantu ini tiba-tiba saja berubah pucat dengan mata membesar, dihadapan mereka, tubuh Perawan Lembah Kutukan tiba-tiba saja mengeluarkan kilatan-kilatan lidah petir yang langsung dengan cepat menjalar melalui kaki dan tangannya dan langsung merambat cepat ke cambuk yang melilit dikedua tangan dan kaki Perawan Lembah Kutukan.Hal ini langsung membuat Ke-4 codet dari goa hantu melepaskan cambuk yang mereka pegang bila tak ingin tersengat lidah petir yang menjalar cepat dicambuk mereka. Perawan Lembah Kutukan sendiri terlihat mulai melepaskan pegangan kedua tangannya dari cambuk yang tadi dicengkramnya dengan kuat, juga dikedua kakinya ikut dilepaskan.Ke-4 codet dari goa hantu sendiri terlihat saling pandang satu sama lain melihat kemampuan yang diperlihatkan oleh lawan mereka. Kini mata ke-4nya baru terbuka kalau lawan yang mereka hadapi saat ini bukanlah lawan yang mudah mereka
Perawan Lembah Kutukan kembali melanjutkan perjalanannya menuju desa Gelagah Ireng yang masih cukup jauh. Walaupun sudah sore, tapi hawa panas masih begitu sangat terasa, karena tadi siang, matahari bersinar dengan sangat teriknya, hingga hawa panasnya masih terbawa-bawa disore hari itu.Hal ini membuat keringat tampak mengalir diwajah jelita Perawan Lembah Kutukan, jatuh ke leher jenjangnya yang indah. Saat ini Perawan Lembah Kutukan menghentikan langkahnya menatap pemandangan lembah yang ada dihadapannya, diangkat tangannya untuk menyeka keringat dikeningnya. Perawan Lembah Kutukan terlihat menarik nafasnya dalam-dalam untuk melegakan hati dan perasaannya. Setelah merasa cukup menenangkan dirinya, dengan langkah mantap, Perawan Lembah Kutukan kembali melanjutkan langkahnya.Dengan langkah ringan, Perawan Lembah Kutukan tampak melangkah dijalan lebar didalam sebuah hutan, malam itu Perawan Lembah Kutuk
Seorang laki-laki yang paling mencolok diantara belasan orang laki-laki tersebut tampak maju kehadapan Perawan Lembah Kutukan yang terkurung didalam jaring. Sosoknya terlihat begitu perkasa dengan dada bidang yang terlihat berbulu tebal, ini terlihat karena lelaki itu tampak mengenakan pakaian rompi hitam yang sepertinya terbuat dari kulit macan kumbang. Dadanya terlihat begitu kekar dan berotot, ditambah lagi kumis besar yang menghiasi wajahnya.“Akhirnya kita juga yang bisa menaklukkan Perawan Lembah Kutukan ketua” ucap salah seorang kepada lelaki perkasa yang ternyata adalah ketua dari kelompok mereka. Sosok yang dipanggil ketua hanya tersenyum penuh kemenangan. Lalu kembali melangkah kehadapan Perawan Lembah Kutukan yang masih berada didalam jaring.“Aku Racun Jantan, ketua Begal Hutan Alas Rompah.. Sebaiknya kau menyerah saja Perawan Lembah Kutukan, jadilah istriku!” ucap lelaki yang menyebut dirinya seba
Weeerrr..Dan tiba-tiba dari sekujur tubuh Perawan Lembah Kutukan mengeluarkan aura putih pekat yang terlihat meringkupi kesekujur tubuhnya. Hal ini tentu saja mengejutkan semua orang, bahkan Begal Racun Jantan sendiri tanpa sadar tersurut mundur.Perawan Lembah Kutukan sendiri tampak kini mulai bangkit berdiri walau dengan susah payah, dengan sekujur tubuh diselimuti oleh aura putih pekat, kini akhirnya Perawan Lembah Kutukan berdiri angker dihadapan begal Racun Jantan.“SERANG DIA!” teriak begal Racun Jantan memberikan perintah kepada belasan orang anak buahnya. Tapi anak buah begal Racun Jantan terlihat gentar untuk menyerang sosok Perawan Lembah Kutukan yang sudah diselimuti oleh aura putih pekat.Perawan Lembah Kutukan sendiri sebenarnya sudah berusaha untuk mengerahkan kekuatan tuah petir yang ada didalam tubuhnya, tapi tak berhasil, karena kekuatan tuah petirnya benar-benar
Begal Racun Jantan terus memperhatikan jalannya pertempuran, sebagai sosok yang berpengalaman dibanding para anak buahnya, begal Racun Jantan dapat melihat bagaimana sosok Perawan Lembah Kutukan yang mulai kepayahan, begal Racun Jantan dapat melihat keringat-keringat sebesar biji jagung yang keluar dari sosok Perawan Lembah Kutukan, ini menandakan kalau Perawan Lembah Kutukan benar-benar dalam keadaan yang tengah berusaha mati-matian mengerahkan kekuatannya. Begal Racun Jantan yakin, kekuatan Racun Jantan miliknya takkan dapat ditahan lebih lama lagi oleh Perawan Lembah Kutukan.“Menyingkir semuanya!” begal Racun Jantan tiba-tiba saja berteriak dengan keras seraya berkelebat cepat kearah Perawan Lembah Kutukan. Melihat ketua mereka yang kini ikut menyerang, para anggota begal Racun Jantan terlihat langsung melompat mundur.Setthh! Setthh! Setthh! Setthh!Begal Racun Jantan tiba-tiba saja melemparkan senjat
Kreaakk...Pintu pondok terbuka, sesosok tubuh masuk kedalam gubuk tersebut, tapi ke-4 anggota begal Racun Jantan ini tak menyadari kalau sosok ketua mereka sudah berada diantara mereka saat ini.“Ehem...!”Suara deheman yang sedikit keras langsung menyadarkan ke-4 anggota begal Racun Jantan dan wajah ke-4nya langsung berubah saat mengetahui kalau ketua mereka telah berada diantara mereka. Dengan cepat ke-4nya langsung menjura hormat lalu bergegas pergi meninggalkan tempat itu.Kini siketua begal Racun Jantan terlihat berdiri menatap sosok Perawan Lembah Kutukan yang terbaring tak berdaya diatas ranjang.Glek...!Si Racun Jantan pun tak dapat menahan dirinya untuk meneguk ludahnya melihat kecantikan dan kemolekan tubuh Perawan Lembah Kutukan.Si Racun Jantan tampak mengulurkan tangannya kearah Perawan Lembah Kutukan, dan ;Tuk! si Racun Jantan melepaskan totokannya pada tubuh Perawan L
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig